KARUNIA ATAU ISTIDRAJ?
Alhikam Juz,1. Halaman 51-52

 خـَفْ مِنْ وُجُودِ اِحْساَنِهِ اِلَيْكَ وَدَوامِ اِساَءَتِكَ مَعَهُ اَنْ يكونَ ذٰلِكَ اِسْتِدْراَجاًلكَ، سَنَسْتَدْرِجُهُمْ مِنْ حَيْسُ لاَيَعْلموُنَ
Hendaknya engkau merasa takut jika engkau selalu mendapat karunia Allah, sedangkan engkau masih tetap dalam perbuatan maksiat kepada-Nya, jangan sampai karunia itu semata-mata istidraj oleh Allah.
Sebagaimana firman Allah:

سَنَسْتَدْرِجُهُم مِّنْ حَيْثُ لاَ يَعْلَمُونَ،
[Akan Aku putar(binasakan pelan-pelan) mereka itu dengan jalan yan mereka tidak mengetahui].
Mungkin kita sering berfikir, banyak yang tidak mensyukuri nikmat, tetapi kok nikmatnya tidak hilang bahkan bertambah. Di sini terjawab, ternyata itu semua istidroj dari Allah, atau sebut saja pemberian yang tdk dengan ridlanya.
Karena Istidraj, ialah mengulur, memberi terus menerus supaya bertambah lupa kemudian dibinasakan, atau juga berarti memperdaya.
Maka ketika mereka telah melupakan apa yg telah diperingatkan kpd mereka. Kami bukakan bagi mereka pintu bagi tiap² sesuatu, hingga apabila mereka senang dgn apa yg diberikan kpd mereka, tiba² Kami datangkan siksa atas mereka, maka mereka berputus asa." [QS. Al-An'am 44].
Demikianlah sebuah ibarat istidraj, Tiap-tiap seseorang berbuat dosa ditambah dengan nikmat, dan dilupakan untuk meminta ampun [istighfar] atas kesalahannya itu.
Sebagian dari istidroj lagi yaitu dawuh Mushannif berikut

 مِنْ جَهْلِ المُرِيدُ اَنْ يَنسِىء الاََدَبَ، فَتُوءَخِرُ العُقـُوْبَة ُ عَنْهُ فَيَقوُلُ، لَوْكاَنَ هٰذَا سُوْءَ اَدَبٍ لَقطَعَ  الاِمداد وَاَوجب الاِبعادُ،
فقد يقطعُ المَدَدُ عنهُ مِنْ حيثُ لاَ يَشْعُرُ ولَولَمْ يَكُنْ الاَ منعَ المَزِيدِ وقدْ يُقاَمُ مقاَمَ البُعْدِ وهُوَ لاَيَدْرِي ولَولَمْ يَكُنْ الاَّ اَنْيُخَلِّيَكَ وَماَتُرِيْدُ
Diantara dari tanda kebodohan murid, jika ia berbuat salah dalam beradab kepada Allah lalu ditangguhkan hukumannya, lalu ia berkata, ‘Andaikata termasuk dosa tentu sudah diputuskan bantuan [karunia] dan sudah dijauhkan.
Ingatlah! Adakalanya telah diputuskan bantuan [karunia] dengan jalan yang Ia tidak rasakan, meskipun hanya berupa tidak ada tambahan baru, dan adakalanya pula Ia telah dijauhkan padahal ia tidak mengetahui, meskipun hanya berupa membiarkan engkau menurutkan hawa nafsumu.
Putusnya bantuan dari Allah adalah awal dari hijab. Jadi apabila murid sudah mulai terhijab sehingga ibadahnya tidak bisa khudlur kepada Allah, itu menjadi sebab gugurnya murid dari perhatian Allah. Dan akan datang hijab dalam hatinya. Na'udzu billah.
Syeikh Abul-Qasim al-Junaid ra berkata:
Ketika aku sedang menunggu jenazah bersama orang-orang banyak yang akan dishalatkan di masjid As-Syuniziyah, tiba-tiba ada seorang pengemis miskin meminta-minta,
Maka dalam hatiku berkata, Andaikan orang itu bekerja sedikit-sedikit supaya tidak meminta-minta, tentu akan lebih baik baginya.
Dan ketika pada malam harinya, aku akan mengerjakan wirid yang biasa aku kerjakan pada tiap malam, terasa sangat berat dan tidak dapat berbuat apa-apa, sambil duduk akhirnya tertidurlah mataku.
Tiba-tiba aku bermimpi, orang-orang datang membawa orang miskin itu di atas talam [baki], dan orang-orang itu berkata kepadaku, ‘Makanlah daging orang ini sebab engkau telah meng-ghibah padanya.
Maka langsung aku terbangun dan sadar, dan aku tidak merasa ghibah padanya, hanya tergerak dalam hati, tetapi aku diperintahkan meminta halal kepada orang itu, maka tiap hari aku berusaha mencari orang itu.
Akhirnya bertemu di tepian sungai sedang mengambil daun-daunan yang rontok untuk dimakan dan ketika aku memberi salam kepadanya, langsung ia berkata, ‘Apakah kamu akan mengulangi lagi wahai Abul-Qasim?’ Jawabku, ‘Tidak’. Maka ia berkata, ‘Semoga Allah mengampuni kami dan kamu.
Tanda-tanda seseorang mendapat taufik itu ada tiga:

1.Mudah mengerjakan amal kebaikan, padahal ia tidak berniat dan bukan tujuannya.
2.Berusaha untuk berbuat maksiat, tetapi selalu terhindar dari padanya.
3.Selalu terbuka baginya kebutuhan dan hajat kepada Allah ta’ala.
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:
Tuhan telah mendidik aku sebaik-baik didikan dan menyuruhku melakukan akhlak yang sebaik-baiknya.
Dalam satu ayat:
Ambillah hati mereka dengan suka memaafkan, dan anjurkan perbuatan-perbuatan yang baik dan mudah, abaikanlah orang-orang yang masih bodoh, [jangan dituntut] mereka yang masih bodoh itu.
Seorang sufi kehilangan anak, hingga tiga hari tdk mendapat beritanya, maka ada org yg berkata kpdnya, 'Mengapa tdk minta kpd Allah, supaya mengembalikan anak itu kepadamu?
Jawab sang sufi, 'Tantanganku terhadap putusan Allah itu akan lebih berat bagiku dari pada hilangnya anak.
Syeikh Abu Sulaiman ad-Darony ra berkata: Allah telah mewahyukan kepada Nabi Dawud 'alaihissalam, Sesungguhnya Aku menjadikan syahwat hanya untuk orang-orang yang lemah dari para hamba-Ku, karena itu waspadalah jangan sampai hatimu tertawan oleh syahwat itu,
Sebab seringan-ringan siksa untuknya ialah Aku cabut manisnya rasa cinta kepada-Ku dari dalam hatinya.
Dan dalam bagian lain Allah berfirman kepada Nabi Dawud 'alaihissalam,
Wahai Dawud! Berpeganglah pada ajaran-Ku, dan tahanlah nafsumu untuk ketenangan dirimu, jangan sampai engkau tertipu dari padanya, niscaya engkau terhijab dari cinta-Ku, putuskan syahwatmu untuk Aku,
Sebab Aku hanya memberikan syahwat itu untuk hamba-Ku yang lemah, untuk apakah orang-orang yang kuat akan memuaskan syahwat. Padahal ia akan mengurangi kelezatan bermunajat kepada-Ku, sebab Aku tidak merelakan dunia ini untuk kekasih-Ku, bahkan Aku bersihkan ia dari padanya.
Wahai Dawud! Jgn engkau mengadakan antara-Ku dgn engkau suatu alam yg dapat menghijab engkau karena mabuk pada alam itu dari pada cinta kepada-Ku, mereka hanya perampok di tengah jln terhadap hamba-Ku yang baru berjalan. Usahakan lah untuk meninggalkan syahwat dgn banyak puasa.
Wahai Dawud! Cintailah Aku dengan memusuhi hawa nafsumu, dan tahanlah dari syahwatnya, niscaya engkau melihat kepada-Ku, dan engkau akan dapat melihat yang terbuka antara-Ku dengan engkau.
Syeikh Ibrahim bin Adham ra berkata:
'Seseorang tidak akan mencapai derajat orang-orang shaleh, kalau tidak melalui enam rintangan:
1. Menutup pintu kemuliaan, membuka pintu kehinaan.
2. Menutup pintu nikmat, membuka pintu kesulitan.
3. Menutup pintu istirahat, membuka pintu perjuangan.
4. Menutup pintu tidur, membuka pintu jaga.
5. Menutup pintu kekayaan, membuka pintu kemiskinan.
6. Menutup pintu harapan, membuka pintu siaga menghadapi maut.
Sampai di sini saja dulu muthalaah pagi ini, utk teman ngopi. Hasbunallah Wallahu a'lam bishawab.

• • •

Missing some Tweet in this thread? You can try to force a refresh
 

Keep Current with Tubagus Salim Idrus

Tubagus Salim Idrus Profile picture

Stay in touch and get notified when new unrolls are available from this author!

Read all threads

This Thread may be Removed Anytime!

PDF

Twitter may remove this content at anytime! Save it as PDF for later use!

Try unrolling a thread yourself!

how to unroll video
  1. Follow @ThreadReaderApp to mention us!

  2. From a Twitter thread mention us with a keyword "unroll"
@threadreaderapp unroll

Practice here first or read more on our help page!

More from @tubagussalim

15 Dec
BAHAYA LISAN
(Mau'idhatul-mukminin, Juz 2, H 218)
Ketahuilah bahwa bahaya lisan (lidah) itu amat besar sekali dan sama sekali tidak ada suatu hal yang dapat menyelamatkannya, melainkam berkata-kata dengan yang baik. Image
Diriwayatkan dari Kanjeng Nabi shalallahu alaihi wasallam:

- لا يَسْتَقِيمُ إِيمانُ عبدٍ حتى يَسْتَقِيمَ قلبُهُ ، ولا يَسْتَقِيمُ قلبُهُ حتى يَسْتَقِيمَ لسانُهُ ، ولا يدخلُ رجلٌ الجنةَ من لا يَأْمَنُ جارُهُ بَوَائِقَهُ
Belum dinamakan lurus keimanan seseorang itu sehingga lurus pula hatinya dan belum juga dinamakan lurus hatinya itu sehingga luruslah lisannya dan tidak akan dapat masuk surga seseorang yang tetangganya itu belum merasa aman dari kejahatan-kejahatannya.
Read 10 tweets
12 Dec
"Kagumnya Setan kepada Syekh Abdul Qadir al-Jailani"
Kisah ini insya Allah mencerahkan kita semua, betapa Syetan terus menganggu manusia. Sampai saat Syekh Abdul Qadir menyendiri Syetan datang mengaku sebagai Tuhan.
Sumber; islam.nu.or.id/post/read/1109…
Wahai Abdul Qadir aku ini Tuhanmu. Kamu adalah kekasihku, aku akan meringankan syariat untukmu. Apa yang aku haramkan sebelumnya, sekarang aku halalkan untukmu,” kata bayangan itu.

Sumber: islam.nu.or.id/post/read/1109…
Wahai yang terlaknat, pergi kamu sekarang dari hadapanku. Kalau tidak, akan aku hancurkan kamu,”
jawab Syekh Abdul Qadir al-Jailani.

Demikian itu karena Syekh Abdul Qadir punya Ilmu, baik Tauhid atau Fiqhnya.
Read 4 tweets
12 Dec
Ada banyak Hadits dalam kitab-kitab hadits yang menjelaskan tentang mimpi bertemu Rasulullah.
Dalam Fathul bari Al-Hafidz Ibnu Hajar mengatakan, Diriwayatkan dari Ayyub, beliau menceritakan, jika ada orang yang bercerita kepada Muhammad bin Sirrin bhw dirinya mimpi bertemu Nabi-
- maka Ibnu Sirrin meminta kepada orang ini untuk menceritakan ciri orang yang dia lihat dalam mimpi itu.

Nah apabila orang ini menyampaikan ciri-ciri fisik yang tidak beliau kenal, beliau mengatakan, “Kamu tidak melihat Nabi.
Ibnu Hajar menyatakan, Sanad riwayat ini sahih.
Kemudian beliau membawakan riwayat yang lain, bahwa Kulaib (seorang tabi’in) pernah berkata kepada Ibnu Abbas ra, Aku melihat Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam dalam mimpi.

Ibnu Abbas berkata, “Ceritakan kepadaku (orang yang kamu lihat).
Read 4 tweets
11 Dec
Dinuqil dari Kitab Adzkar Annawawi, tentang Hifdhullisaan (menjaga lisan)
Firman Allah dalam QS; Qof ayat, 18.
مَا يَلْفِظُ مِنْ قَوْلٍ إِلَّا لَدَيْهِ رَقِيبٌ عَتِيد

Tidak ada suatu kata yang diucapkannya melainkan ada di sisinya malaikat pengawas yang selalu siap (mencatat).
Atau di dalam ayat lain :

إِنَّ رَبَّكَ لَبِٱلْمِرْصَادِ
Sesungguhnya Tuhanmu benar-benar mengawasi.
( QS Al-Fajr Ayat 14)

(Fasal)
Ketahuilah bahwa setiap orang mukallaf harus menjaga lisannya dari segala jenis perkataan, kecuali terhadap pembicaraan yang mengandung manfaat.
Maka dalam situasi dimana berbicara dan diam dalam keduanya terdapat maslahat yang sama, maka menurut As-Sunnah ia lebih baik memilih bersikap diam. Sebab pembicaraan yang berstatus mubah, membuka jln kepada perbuatan yang haram & makruh, yang demikian ini banyak sekali terjadi.
Read 12 tweets
30 Nov
MAKHLUQ MULIA BISA MENJADI HINA.
Yang saya maksudkan di sini makhluk mulia adalah manusia.
Dalam Firman Allah:
Dan sungguh, Kami telah memuliakan anak-cucu Adam,
(QS, Al-Isra ,Ayat, 70)

Bahkan masih banyak yang terus mencari kemuliaan dengan segala cara.
Sayangnya kemuliaan yang sudah Allah berikan bahkan hasil jerih payah mengupayakan agar mendapat kemuliaan dihadapan manusia, tiba-tiba dihancurkan, dirusak direndahkan sendiri hanya dengan satu sifat saja yaitu SOMBONG (Takabbur).
Kalau kita ingat dalam Tafsir atau apa yang para Ulama sampaikan bahwa, yang pertama mempunyai dosa sombong itu adalah Iblis, saat itu Iblis tak mau menghormat kepada Nabi Adam As padahal atas perintah Allah.
Read 8 tweets
27 Nov
HASUD:
Kitab Mauidhatul Mukminin
H 252-253.

Hasud ada dua macam.
Pertama: Benci kepada seseorang yang memperoleh kenikmatan dan mengharap-harapkan agar kenikmatannya itu segera hilang dari padanya. Image
Kedua: Tidak menginginkan kenikmatannya itu lenyap dari orang yang memperolehnya itu, tetapi ia sendiri menginginkan agar mendapatkan kenikmatan sebagaimana yang diperoleh orang lain tadi. Ini namanya Gibthah.
Sifat yang pertama haram hukumnya dalam segala hal, kecuali suatu kenikmatan yang dimiliki oleh orang yang durhaka & digunakan utk melakukan kemaksiatan, seperti membuat kerusuhan, kerusakan, atau menyakiti orang lain.
Read 10 tweets

Did Thread Reader help you today?

Support us! We are indie developers!


This site is made by just two indie developers on a laptop doing marketing, support and development! Read more about the story.

Become a Premium Member ($3/month or $30/year) and get exclusive features!

Become Premium

Too expensive? Make a small donation by buying us coffee ($5) or help with server cost ($10)

Donate via Paypal Become our Patreon

Thank you for your support!

Follow Us on Twitter!