Perjuangan Kartosuwiryo yang mencita2kan syariat Islam di Indonesia sebenarnya telah selesai pada 1962
Namun pasca G30S, kelompok itu dihidupkan kembali oleh intelijen dalam wujud Komando Jihad
1/21
Komando Jihad tidak bisa lepas dari gerakan NII (DI/TII) pimpinan Kartosoewirjo, karena seluruh tokoh penting yang terlibat dalam gerakan Komando Jihad adalah petinggi NII (DI/TII)
2/21
Berawal dari kompilasi komandan OPSUS Ali Murtopo yg menyetujui ide tentang pembentukan dan pembangunan kembali NII guna menangkal bahaya laten komunis
Letkol Pitut Suharto, salah satu agen OPSUS, lantas ditugaskan menyusup ke kelompok tersebut
3/21
Nama Danu Mohammad Hasan, salah seorang Panglima Militer DI/TII Kartosuwiryo (dan juga orang tua Hilmi Aminuddin Ketua Majelis Syuro PKS), yang pertama kali dipilih Ali Murtopo untuk didekati dan akhirnya berhasil dibina
4/21
Ide Ali Murtopo ini selanjutnya diolah Danu Mohammad Hasan dan dipandu oleh Letkol Pitut Soeharto
Letkol Pitut Soeharto membelah mereka menjadi 2 faksi
5/21
Faksi pertama diformat menjadi moderat untuk memperkuat Golkar di pemilu 1971
Faksi kedua diformat untuk membangkitkan kembali organisasi NII, yaitu Komando Jihad, yg dibangun dalam konteks menyudutkan politik Islam sebagai musuh bersama
6/21
Provokasi dan jebakan OPSUS terhadap para mantan tokoh DI/TII ini berhasil
Gerakan dakwah, agitasi dan provokasi Neo NII versi Pitut Suharto dan Ali Murtopo ini mulai berkembang ke seantero pulau Jawa
7/21
Seiring berjalannya waktu, OPSUS mulai kehilangan kendalinya atas Neo NII alias Komando Jihad
Fenomena itu seperti sebuah permainan antara "siapa yang mengendalikan dan siapa yang dikendalikan"
8/21
Pemilu 1977, Neo NII mulai mengarahkan dukungan ke Partai Persatuan Pembangunan (PPP)
Empat bulan sebelum pemilu, pemerintah menangkapi ratusan aktivis Komando Jihad, sebagian lainnya melarikan diri
9/21
.
.
Namanya Imron bin Zein, pemuda Minang kelahiran 1950 itu sempat mengadu nasib di Arab Saudi dan kembali ke Sumatra Barat tahun 1977
2 tahun kemudian ia menjadi pedagang kaki lima di Jakarta dan menjadi juru dakwah ajaran Wahabi yg dipelajarinya di Saudi
10/21
Tahun 1980-an, nama Imron meroket, ia mulai merekrut pengikut beretnis Sunda, Jawa, Sumatera Utara dan tentu saja Sumatera Barat
Keberhasilan Revolusi Iran oleh Khomeini menginspirasi Imron untuk melakukan hal yg sama di Indonesia
11/21
Tanggal 11 Maret 1981, Salman Hafidz, sekondan Imron, bersama 14 orang pengikutnya menyerbu sebuah pos polisi di Bandung
Mereka merampas dua pucuk pistol dan melumpuhkan empat orang petugas kepolisian yg tengah berjaga
12/21
Rezim Orde Baru bertindak cepat dan menggebuk balik kelompok Imron, puluhan pengikut Imron yg tidak tahu menahu penyerbuan itu ikut diciduk
Imron melarikan diri dan menyusun taktik balasan: MEMBAJAK SEBUAH PESAWAT GARUDA
13/21
Ia hendak menyandera para penumpang pesawat dan menukarnya dengan para pengikutnya yg dipenjara
Lima orang ditunjuk sebagai pelaksana pembajakan pada 28 Maret 1981
Sasarannya, Garuda DC-9 yang sedang dalam penerbangan dari Palembang menuju Medan
14/21
Para pembajak itu mengalihkan perjalanan pesawat ke Bangkok, Thailand
Di sana, mereka mengeluarkan tuntutan: pembebasan 80 orang aktivis Islam radikal (di antaranya aktivis Komando Jihad), uang tunai USD 1,5 juta dan pesawat yg kemungkinan akan diterbangkan ke Libya
15/21
Mayjen Benny Moerdani, Wakil Kepala Badan Koordinasi Intelijen Negara (BAKIN) bergerak melakukan operasi penyelamatan dan sukses
Namun, setelah peristiwa itu tersiar kabar bahwa kemungkinan besar ada yg mendalangi para pembajak ini
16/21
Belakangan diketahui 5 orang pembajak adalah aktivis Komando Jihad yg punya kedekatan dengan orang2 intelijen
Seorang agen CIA jg melihat para pembajak begitu mudah menghamburkan uang untuk membeli barang yg tak penting, seperti jam tangan Rolex misalnya
17/21
Benny Moerdani mencurigai adanya campur tangan intelejen dalam pembajakan pesawat tersebut
“Sangatlah mudah melihat hubungan lama antara OPSUS dengan kelompok agama ekstrim kanan” katanya
18/21
Moerdani dengan menahan marah menelpon Deputi III BAKIN. “Bilang pada Pitut untuk menghentikannya, atau ia akan kutangkap”
Kolonel Pitut Suharto adalah salah satu agen OPSUS, yang ditugaskan menyusup ke Komando Jihad
19/21
Keberhasilan Moerdani akhirnya melumpuhkan BAKIN
Dua bulan setelah pembajakan Garuda, BAKIN direorganisasi
Moerdani melepas jabatannya di BAKIN dan mulai berkonsentrasi membesarkan Badan Intelijen Strategis (BAIS)
20/21
📖 Rezim Intelijen: Sisi Gelap Peradilan Komando Jihad (Busyro Muqoddas)
📖 Intel: Inside Indonesia’s Intelligence Service (Ken Conboy)
21/21
• • •
Missing some Tweet in this thread? You can try to
force a refresh
Salafi adalah salah satu metode dalam agama Islam yang mengajarkan syariat Islam secara murni, sesuai dengan generasi nabi Muhammad dan para sahabat dahulu
1/21
Perbedaan signifikan antara SALAFI dan SALAFI JIHADI adalah dalam sikap takfir atau mengkafirkan orang
Karena, dengan memberi label kafir tentu akan membawa konsekuensi hukum, yaitu boleh memerangi orang tsb
2/21
Salafi Jihadi menerapkan standar yang sangat minimal untuk label kafir
Siapa saja yg membantu orang kafir, akan dicap kafir juga, meski dia seorang muslim
Dalam perang, Salafi Jihadi boleh membunuh orang sipil, bahkan boleh menarget anak dan perempuan di komunitas musuh
Kapitalisasi saham publik terbesar di dunia adalah VOC
Perusahaan asal Belanda yg kalau di nilai saat ini sama dengan hartanya Google, di tambah FB + IG + WA di tambah Amazon dan hartanya Elon Musk
1/17
Sejarah mencatat bahwa, VOC adalah perusahaan swasta pertama di dunia yg menggunakan saham sebagai pembiayaan ekspedisi ke Timur Jauh untuk berdagang
2/17
Dalam ekspedisi Timur Jauhnya, VOC yg kala itu dipimpin oleh JP Coen (1621), pernah membantai 14.000 orang penduduk Banda dan hanya menyisakan kurang dari 1000 orang
Ateisme adalah sebuah momok di negeri ini, hampir sejelek sang iblis itu sendiri
Ia disamakan dengan pemadat, pelacur, pembunuh dan pemerkosa
Ia tak punya tempat hidup di negeri yg “beragama” ini
1/17
Ateisme lahir dari sejarah yg panjang, sebagai salah satu anak dari modernisme
Meskipun cikal bakal ateisme sebenarnya sudah muncul dari zaman Yunani kuno
Yang mengatakan bahwa dewa2 hanyalah gambaran manusia saja, tidak mungkin dewa kelakuannya sama dengan manusia
2/17
Modernisme lahir dalam sebuah kondisi di mana dogma merajalela dan manusia tidak memiliki tempat di dunia ini, sebuah panggung sandiwara di mana ia menjadi pemain di dalamnya
Semua segi kehidupan dilihat dari sudut pandang agama yg dogmatis
Nama Aliran Wahabi ini diambil dari nama pendirinya, Muhammad bin Abdul Wahab (1703-1792) yg lahir di Najed
Dia dipengaruhi oleh seorang orientalis Inggris bernama HEMPHER yg bekerja sebagai mata2 Inggris di Timur Tengah
1/22
Inggris memang telah berhasil mendirikan sekte2, bahkan agama baru di tengah umat Islam, seperti Ahmadiyah dan Baha‘i
Muhammad bin Abdul Wahab juga termasuk dalam target program kerja kaum kolonial dengan aliran Wahabi-nya
2/22
Mulanya Muhammad bin Abdul Wahab hidup di lingkungan Sunni pengikut madzhab Hambali, ayahnya Syaikh Abdul Wahab adalah seorang Sunni yg baik, begitu pula guru2nya
ADZAN & KIDUNG
.
.
.
Sifat orang Indonesia itu cenderung reaktif, mudah kaget, mudah terkejut dan mudah marah
1/15
Terkait dengan puisinya Sukmawati yg bikin heboh beberapa waktu lalu, sebetulnya puisi itu adalah otokritik yg dapat menjadi bahan refleksi bagi umat islam
Ketika itu Sukma mengatakan,
"KIDUNG IBU LEBIH INDAH DARIPADA ADZAN-MU"
2/15
Nah ‘MU’ ini tujuannya kemana?
Kalau ‘MU’ ini tujuannya kepada orang yg adzan, yg kadang suaranya sember, suaranya tak beraturan, kadang juga asal teriak atau asal bunyi, sudahlah kencang fals pula...
Bicara Barus adalah bicara sejarah yg sangat tua, setua ketika kapal2 asing beribu tahun sebelum Masehi singgah mencari kapur barus di sana
Dari Barus pula, agama Islam dan Kristen pertama kali dikenalkan ke Nusantara
1/20
BARUS atau biasa disebut Fansur, adalah satu2nya kota di Nusantara yg namanya telah disebut sejak awal abad Masehi oleh literatur2 dalam berbagai bahasa, seperti Yunani, Siriah, Armenia, Arab, India, Tamil, China, Melayu, dan Jawa
2/20
Ptolemaus, seorang gubernur dari Kerajaan Yunani yang berpusat di Alexandria, Mesir, pada abad ke-2 menulis,
"Kapur barus dari Barousai itu merupakan salah satu bahan pembalseman mayat pada zaman kekuasaan Firaun sejak Ramses II, atau sekitar 5.000 tahun sebelum Masehi"