1. Your eyes contact matters. Gw pernah tinggal di lingkungan sosial dimana gw miskin buat dapetin eye contact dalam setiap percakapan. Waktu gw pertama kali pindah ke Seattle tepatnya di 2011. Ada sebuah riset yg blg bahwa untuk cari tau org plg powerful (berprivilese) di acara-
2. -social adalah buat liat orang berkerumun di sekeliling siapa atau eye contact paling banyak ditunjukkan ke siapa. Katanya ini human nature kita untuk mendapatkan approval dari orang yg kita anggap lebih alpha di percakapan tersebut.
3. Di Seattle dulu tentu saja gw ada di dasar piramida sosial kalau ada meetup2. Broken Inggris, masih pake Blackberry, tampang Asia, fresh off the boat, imigran, tampilan fashion anak beasiswa bukan anak cindo tajir, dan akses2 lain yg gw miskin. Jadinya gw berasa banget kalau-
4. - gw jarang banget mendapatkan eye contact dalam sebuah percakapan beberapa orang. Kadang dapat sih, tapi kaya after thought gt, dapet eye gazing sebentar dari speakernya ke arah gw sebelum balik lagi ke orang2 alpha di percakapan tersebut.
5. Perasaan seperti itu ga enak. Karena berasa bahwa lu ga matter. Bahwa gw ga cukup worthy buat diajak ngobrol akan sebuah topik. Opini gw ga ckp important utk diharapkan. Pengalaman ini bikin gw lmyan sensitif akan eye contact distribution ini di setiap percakapan yang gw pny.
6. Kemarin misalnya, gw lagi dinner and drink ber4. Berasa banget kalau ada satu orang yg jarang banget dapet eye contact dibanding 3 orang lainnya. Topik apapun mulai dari ttg makanan Jepang, desain, anjing, kredit rumah, dll, no one tried to see him.
7. Mgkn gw overthink. Maybe orang itu less sensitive drpd gw dan ga peduli jg kalau ga dpt eye contact. But I hope when we are in a sosial setting, we can be more cognizant on our eyes contact distribution. Jgn2 mata itu sexist, rasist, ableist, ageist, classist, & ist2 lainnya.

• • •

Missing some Tweet in this thread? You can try to force a refresh
 

Keep Current with Yoel_Sumitro

Yoel_Sumitro Profile picture

Stay in touch and get notified when new unrolls are available from this author!

Read all threads

This Thread may be Removed Anytime!

PDF

Twitter may remove this content at anytime! Save it as PDF for later use!

Try unrolling a thread yourself!

how to unroll video
  1. Follow @ThreadReaderApp to mention us!

  2. From a Twitter thread mention us with a keyword "unroll"
@threadreaderapp unroll

Practice here first or read more on our help page!

More from @SumitroYoel

4 Apr
1. Gw bukan investment manager/financial planner. Tapi menurut pengalaman gw, apartemen itu bentuk investment yg jelek bgt. Ini based on 2 apartemen yg gw pny di Jaksel and Jakpus. Ini alasannya:
2. Harga apartemennya naiknya hampir non existent. Gw beli apartement pertama gw di tahun 2016 dan yang kedua di tahun 2018. Gw suka kepo, cek harga unit2 itu di online marketplace, dan ya ga naik sama sekali selama 2 dan 4 tahun ini. Mgkn bisa jg krn market properti lagi jelek.
3. Biaya maintenance apartemennya malah jd cost gede kalau ga ada yg sewa. Biaya yg gw harus bayar, mau dipake atau engga: 1.3 jtan per bulan untuk 36 m2 studio and 6 jtan per bulan untuk 153 m2 2 bedrooms apt.
Read 11 tweets
2 Apr
1. A culture of safety.
Ceritanya di all-hands tiket design minggu ini, kita bikin meja kantor virtual di Miro. Buat asik2 aja, orang bisa taruh "barang" macam2 di meja kantor nya buat expressing themselves/tulis2 note ke temen. Dan sebagai ajang pamer gw post lah stories di bwh.
2. Nah uniknya ada temen di instagram reply gini "Ini pake aplikasi, El? Maksudnya kita bisa memantau apa yg dikerjakan staf kah?". Gw jawab ini buat main2 aja. Then she replied lagi "Kirain gw beneran he he Ada rekomendasi aplikasi utk mantau pekerjaan staf ga El?".
3. Gw lmyan surprised sama pertanyaan itu. Karena doi bekerja di sebuah PTN sebagai dosen di jurusan hukum. Surprised, krn pertanyaannya seakan ingin membuat policy yg micromanaging and tight surveiling kerjaan timnya.
Read 10 tweets
31 Dec 20
Dulu di Seattle, gw punya housemate orang midwest yg suka banget benerin pronounciation gw. Adam namanya. Walaupun tetep gagal sih. Aksen Jawa/Indo gw masih kental banget. Tapi ini bbrp tips dari dia yg gw inget bgt sampe skrg.
Kalau nemu “t” diantara vowel sounds, keluarin quick “d” sound. Jd better -> bedder, it is -> id is, notice -> nodice, etc. Kalau nemu “t” setelah huruf “n”. T nya silent (ga perlu diucapin). Center -> cener. Wanted -> waned, tweNTy, iNTernet,etc.
Kalau nemu “t” sebelum “n”, n nua diucapin hard diakhir. Certain -> cert-ein, mountain -> mount-ein, written,curtain,etc.
Read 9 tweets

Did Thread Reader help you today?

Support us! We are indie developers!


This site is made by just two indie developers on a laptop doing marketing, support and development! Read more about the story.

Become a Premium Member ($3/month or $30/year) and get exclusive features!

Become Premium

Too expensive? Make a small donation by buying us coffee ($5) or help with server cost ($10)

Donate via Paypal Become our Patreon

Thank you for your support!

Follow Us on Twitter!