Baginda Nabi SAW bersabda, ”Ballighu ‘anni walau ayah”. Akan tetapi tidak semua orang pandai dalam ilmu keagamaan. Orang yang sudah mengerti agama pun masih banyak yang belum dapat menjalankan ilmunya tersebut.
Bahkan masih ada pula yang tergoda oleh bisikan iblis, setan atau hawa nafsunya sendiri. Lalu bagaimana orang yang mengerti agama? Sampai hatikah kita membiarkan mereka tersesat di jalan?
Tentu saja tidak, kalau kita menyikapi orang tersebut dengan kehendak kita sendiri menurut emosi kita, justru tidak benar. Mereka akan semakin jauh dari ajaran Allah SWT.
Karena itu marilah kita menyelamatkan orang tersebut, mengajak dan merengkuh mereka supaya kembali kepada jalan yang sudah ditunjukkan oleh Rasulullah SAW.
Marilah kita 'ngewongke wong', memanusiakan manusia, dengan perilaku yang baik, supaya mereka menguak perilaku mereka,
agar tidak lagi hidup dalam kepalsuan, kehidupan yang tidak baik dikemas dengan “kebaikan”.
Kita harus menyadari, siapapun mereka itu mereka adalah saudara mukmin kita, saudara sesama muslim. Mari kita berusaha menolong mereka.
Menyadarkan mereka sedapat mungkin, dengan harapan semoga Allah memberikan taufik dan hidayah-Nya kepada mereka. Tidak perlu menambahkan kebencian kita kepada orang-orang yang suka dengan kepura-puraan tersebut. Tapi mari kita selamatkan mereka."
• • •
Missing some Tweet in this thread? You can try to
force a refresh
al Khalifah Rosyid Umar bin Abdul Aziz ra berkata:
مَنْ عَمِلَ بِغَيْرِ عِلْمٍ كَانَ مَا يُفْسِدُ أَكْثَرَ مِمَّا يُصْلِحُ
"Barang siapa yg beramal tanpa ilmu maka apa yang dia rusak lebih banyak dari apa yang dia perbaiki"
(Kitab az Zuhdu lil Imam Ahmad)
Catatan
🌼 Semua amal shalih harus dilakukan sesuai dengan ketentuan syara'. Karena itu, sebelum seseorang melakukan suatu perbuatan maka dia wajib mempelajari ilmu yang menjelaskan tentang ketentuan perbuatan tersebut.
⛔ Tidak boleh bagi seseorang untuk berjual beli sebelum dia mengetahui ilmu tentang jual beli dalam Islam, tidak boleh seseorang menikah sebelum dia mengetahui ilmu tentang ahkam an nikah,
Al Habib Ali bin Husein Al Attas atau lebih dikenal dengan Habib Ali Bungur (ulama masyhur ditanah Betawi) dalam kitab Al Qirthos-nya menyebutkan satu riwayat
يروي ان من صلي ركعتين قبل طلوع الفجر‘يقراء في كل ركعۃ الفاتحۃ وايۃ الكرسي ثلاث مرات والكافرون مرۃ والاخلاص ۱۱ مرۃ ثم يقول بعد الفراغ سبحان الله وبحمده سبحان الله العظيم استغفرالله ۱۰۰ مرۃ‘قضي الله دينه ووسع عليه رزقه.
Barang siapa shalat dua raka'at sebelum terbit Fajar. Dalam setiap raka'atnya ia membaca
1) Al-Fatihah 2) Ayat Kursi 3x 3) Surat Al-Kafirun 1x 4) Surat Al-Ikhlas 11x
Sayyiduna Ali karromallahu wajhah berkata:
الْعِلْمُ خَيْرٌ مِنَ الْمَالِ، الْعِلْمُ يَحْرُسُكَ وَأَنْتَ تَحْرُسُ المَالَ
"Ilmu itu lebih baik dari pada harta, ilmu itu menjaga kamu, dan kamu yang menjaga harta".
Catatan
💓 Semakin banyak ilmu agama yang dimiliki oleh seseorang maka dia semakin terjaga, semakin tenang hidupnya.
💓 Semakin banyak harta yang dimiliki seseorang, maka semakin terancam dan semakin muncul kekhawatiran serta kegelisahan dalam kehidupannya.
👉 Ilmu agama akan senantiasa mengarahkan seseorang untuk melakukan sesuatu yang membawa kemashlahatan baginya di dunia dan akhirat
Habib Hasyim bin Umar bin Yahya
Merupakan kakek dari Maulana Habib Luthfi
bin Ali bin Hasyim bin Yahya Pekalongan.
Inilah Lukisan Habib Hasyim yang dilukis sendiri oleh beliau Maulana Habib Luthfi bin Ali bin yahya
Beliau adalah orang yang merintis dakwah serta Mendirikan pesantren dan Madrasah diniyah pertama di Kota Pekalongan. Pondok pesantren tersebut didirikan untuk masyarakat umum yang santrinya tidak hanya dari kalangan habaib.
Habib Hasyim dan para ulama merintis Dakwah melalui Maulid Nabi Saw. sehingga masyarakat lebih jauh mengenal dan mengerti Islam, al-Quran dan lain sebagainya dalam syariat Allah serta mengenal pembawa al-Quran yaitu Baginda Nabi Muhammad Saw.
"Seseorang bertanya kepada Habib Umar :
"Ya Habib, apa saja yang dapat menyebabkan hati menjadi teguh dalam meninggalkan maksiat?
Jawab Habib Umar : "Hati seseorang mukmin dapat menjadi teguh dan kokoh untuk meninggalkan maksiat dengan cara menetap di tempat pelarian yang benar!" (Fafirruu ila Allah, Berlarilah menuju Allah).
Untuk dapat menggapainya, tempuhlah cara-cara berikut :