Udah buat program tapi bingung evaluasinya gimana?🧐🤔
Pakai Difference in Difference aja!
.
.
.
A thread
Mimin yakin tempat kerja kalian pasti pernah membuat program baru / keputusan krusial. Setelah membuat program baru ini, tentunya ada outcome yang diharapkan dong, kalau ga ya ngapain repot-repot bikin program?
Yang menjadi pertanyaan adalah, gimana caranya kita tau kalau program ini memiliki dampak yang signifikan?
Sebagai contoh, anggaplah kita ini team marketing sebuah perusahaan di Brazil. Harapannya, dengan masang billboard, sales produk jadi meningkat.
Misalnya setelah masang billboard, sales produk jadi meningkat. Tapi, apakah kita bisa yakin kalau peningkatan sales nya ini disebabkan oleh iklan di billboard? Bisa aja kan sales nya meningkat gara gara adanya mouth-to-mouth konsumen karena emang produk kita ini bagus?
Lalu gimana nih cara mastiin kalau peningkatan sales benar-benar karena pemasangan billboard?
Nah, di thread kali ini, kita akan kenalan sama metode “Difference in Difference” (DID) atau biasa dikenal juga sebagai “Double-Difference”.
Dengan DID, kita bisa melihat bagaimana dampak sebuah program dengan membandingkan kelompok yang mendapatkan program (treatment group) dengan yang tidak mendapatkan program (control group).
Kita juga akan menggunakan unsur waktu disini, alias before-after intervensi kedua kelompok tadi. Adanya unsur before after ini digunakan untuk mengkoreksi perbedaan antara treatment dan control group yang konstant sepanjang waktu.
Intinya adalah dengan DID, kita ini mengasumsikan bahwa tanpa adanya program, maka outcome treatment group akan bergerak seiring dengan outcome dari control group.
Lalu apa sih makna dari ‘difference in difference’ itu sendiri? Emang kita mau nyari perbedaan apa?
Sesuai dengan namanya, kita bakal mencari 2 perbedaan nih. Pertama-tama, kita cari dulu perbedaan before-after dari treatment group dan perbedaan before after dari control group.
Setelah itu, hasil keduanya akan kita kurangin, dan jadi ketemu deh ‘real effect’ dari program / intervensi yang kita buat.
Biar memudahkan, kita contohin ya. Misalkan kita pasang billboard di Kota Porto Alegre (treatment group), tapi ga masang di Kota Florianopolis (control group) pada bulan Juni lalu.
Berarti beforenya adalah bulan Mei, afternya bulan Juli. Iya, kita liat periode post-intervention, yaitu bulan Juli.
Setelah itu, kita liat nih data sales produk di kedua kota tersebut dan carilah DID nya dengan yang tadi mimin bilang, tinggal ngurang ngurangin aja. Langkah pertama, cari dulu selisih before after sales di Kota Alegre (100 - 50).
Kedua, cari hal yang sama di Kota Florianopolis (110 - 70). Kan udah ketemu tuh hasilnya, yaitu 50 dan 40, yaudah deh, tinggal kita kurangin, dan ketemu hasilnya 10. Artinya, pemasangan billboard di Kota Porto Alegre meningkatkan sales sebesar 10 produk.
Nah, kalian juga bisa nyari dengan mecari selisih before kedua kota lalu menguranginya dengan selisih after kedua kota tersebut. Nanti hasilnya juga sama kokk.
Idenya cukup simple kann? Tapi kalau kita mau buat laporan, ga mungkin dong kita ga buat model formalnya. Makanya, sekarang mimin mau kenalin kalian sama model regresi dari DID ini.
Kalian bisa liat model nya pada gambar di bawah ini yaa:
Lalu, apa maksud dari β0, β1, β2, dan β3 yang ada dalam model?
β0 mencerminkan baseline dari control group, artinya sales di Kota Florianopolis pada bulan Mei. Nah, kalau misalkan kita ‘turn on’ si variabel POA ini, artinya kan kita melihat Kota Porto Alegre, makanya kita akan mendapatkan β1.
Jadi β0 + β1 menunjukkan baseline dari Porto Alegre di bulan Mei / sebelum pemasangan billboard. Dan β1 merupakan peningkatan baseline Porto Alegre.
Sebaliknya, kalau kita ‘turn off’ si variabel POA ini, dan ‘turn on’ variabel July, maka kita akan mendapatkan β0 + β2 yang menunjukkan sales di Florianopolis pada bulan Juli atau setelah pemasangan billboard.
Intinya adalah β1 nunjukkin peningkatan sales dari treatment ke kontrol, sedangkan β2 menunjukkan peningkatan sales dari before dan after pemasangan billboard.
Terakhir, kalau kita ‘turn on’ kedua variabel dummy dalam model, yakni POA dan Juli, maka kita bakal dapetin nilai β3 nya. Sehingga total dari β0 + β1+ β2 + β3 menunjukkan sales produk di Porto Alegre setelah pemasangan billboard.
Atau dalam kata lain, β3 ini menunjukkan peningkatan sales dari May ke Juli dan dari Florianopolis ke POA, alias β3 merupakan estimator dari DID nya.
Singkatnya itu guys tentang DID. Biasanya, metode ini digunakan buat mengevaluasi kebijakan-kebijakan di bidang sosial, misalnya melihat dampak dari UMR, pajak emisi CO2, pemberian kredit bagi penduduk berpendapatan rendah, dan masih banyak lagi.
Kalau kalian tertarik untuk mendalami DID, kalian bisa ngulik lagi lebih dalam di materi ekonometrika. Kerennya, kurikulum Pacmann juga sudah include materi ekonometrika loh! Kalau ga percaya, cek aja sendiri di bit.ly/brosurpacmannai
Ga cuma bakal belajar materinya aja, kalian juga bakal praktek langsung menggunakan tools-tools Data Scientist. Paket komplit banget deh! Ga usah banyak ragu, langsung aja daftarkan diri kalian di bit.ly/PendaftaranNon…
Kalau daftar sekarang, kalian masih berkesempatan untuk mendapatkan THR dari Pacmann berupa potongan uang pendaftaran sebesar 10%. Cukup masukkan kode voucher THRPACMANN2021 dan kalian udah bisa nikmatin potongannya deh! Buruan, hanya berlaku sampai tanggal 3 loh!

• • •

Missing some Tweet in this thread? You can try to force a refresh
 

Keep Current with Follow us on instagram: @pacmannai

Follow us on instagram: @pacmannai Profile picture

Stay in touch and get notified when new unrolls are available from this author!

Read all threads

This Thread may be Removed Anytime!

PDF

Twitter may remove this content at anytime! Save it as PDF for later use!

Try unrolling a thread yourself!

how to unroll video
  1. Follow @ThreadReaderApp to mention us!

  2. From a Twitter thread mention us with a keyword "unroll"
@threadreaderapp unroll

Practice here first or read more on our help page!

More from @pacmannai

30 Apr
Mau punya model bagus tapi datanya imbalanced? 😢🤷‍♂️
Catat 3 solusinya!
.
.
.
A thread
Suatu hari, kita diminta klien membangun model machine learning yang bisa mendeteksi tumor ganas pada lambung pasien. Kemudian, dengan memakai dataset berisi kumpulan CT-Scan perut, kita buat model yang memprediksi apakah seorang pasien menderita kanker lambung atau tidak.
Tapi masalahnya, ‘Gastric cancer’ atau kanker lambung ini tergolong sangat jarang temen-temen. Bahkan di Indonesia, resikonya itu cuma sekitar 0.0028%. Itu artinya, kalau kita sampling 100.000 orang, kemungkinannya kita cuma akan peroleh 3 sampel data penderita kanker lambung!
Read 34 tweets
30 Apr
Enam alasan kenapa project DS sering gagal. 🥲🤦
Jangan sampai terjerumus ke 6 penyebab ini!
.
.
.
A thread
Pernah gak sih udah cape-cape begadang berminggu-minggu bikin model tapi kok ga selesai-selesai? Atau mungkin modelnya udah jadi tapi ternyata ga memberikan insight sesuai yang diminta atasan? 🥲🥲🥲
Yaa, kita semua setuju lah ya hal-hal di atas jadi nightmare banget, dan sebisa mungkin kita mau menghindari project menjadi gagal. Nah, makanya di thread kali ini, mimin mau bahas beberapa alasan yang bisa menyebabkan project kita fail. Langsung aja ke alasan yang pertama
Read 31 tweets
30 Apr
Butuh kedewasaan untuk mengakui pekerjaan kita gak perlu pakai model/tool yang paling canggih.

Butuh kedewasaan untuk mengakui model yang dibutuhkan gak njlimet pakai Deep Learning Transformers, tapi pakai Logistic Regression aja bisa.
Menurut gue ini penyakit semua orang yang baru masuk ke industry ya, terlepas industry nya apa aja.

Gue juga dulu pas kerja pertama jadi DS di 2015, semua model mau gue deeplearning-kan-saja-semua.
Namun ya gue ke sini mikirnya adalah bikin model yang:

1. Mudah
2. Sederhana
3. Cepat
4. Gampang lo debug
5. Gampang di-tuning, yang ini adalah hasil diskusi dengan teman kemarin di suatu kantor berita.
Read 8 tweets
29 Apr
Katanya mau jadi Data Scientist, tapi masih takut statisik? 🤨😱
Kenalan sama basicnya dulu yuk!
.
.
.
A thread
Hayoo siapa yang disini lagi mau banting setir buat ngerambah dunia perdataan dan jadi Data Scientist?
Kalau kamu udah mau menyelami profesi ini, ada baiknya nih tau dulu kira kira kamu bakal berurusan sama apa sih ketika jadi DS nanti? Biar kebayang, kamu bisa liat diagram venn dibawah ini nih:
Read 8 tweets
28 Apr
Central Limit Theorem: kenyataan pahit yang ga semua orang tahu📊
Introduction to Cauchy Distribution
.
.
.
A thread
Central limit theorem? Hmm.. udah sering banget ga sih denger teorema ini? Tapi kalo Cauchy Distribution, udah pada tau belum, nih?
Central Limit Theorem itu kan bunyinya gini: distribusi dari rata-rata sampel variabel acak yang gak di-generate dari dist Gaussian biasanya akan jadi Gaussian kalo misalnya ukuran sampelnya cukup besar. Image
Read 29 tweets
28 Apr
Mau jadi Data Scientist dengan gaji diatas 2 digit?🤑📈
Nih, ikutin tips nya!
.

.

A Thread
(image credit: unsplash.com/@jpvalery) Image
Coba tebak-tebakan dulu: Berapa sih gaji Data Scientist di Indonesia?
Sebenernya, ketiga opsi itu nggak ada yang salah guys HEHE. Soalnya, penentuan gaji seseorang bakal dipengaruhi oleh banyak hal, meski punya titel sama sebagai ‘Data Scientist’.
Read 34 tweets

Did Thread Reader help you today?

Support us! We are indie developers!


This site is made by just two indie developers on a laptop doing marketing, support and development! Read more about the story.

Become a Premium Member ($3/month or $30/year) and get exclusive features!

Become Premium

Too expensive? Make a small donation by buying us coffee ($5) or help with server cost ($10)

Donate via Paypal Become our Patreon

Thank you for your support!

Follow Us on Twitter!