📚✍🏻
Prof. Roger Garaudy
(filosof Perancis)
pernah bercerita:
Aku ngajar
di Universitas Sorbon,
suatu hari salah s'org mahasiswi meminta sedikit waktu utk menjawab pertanyaannya.
Mahasiswi itu bertanya;
"Anda adalh profesor saya dan saya sngt antusias mbaca buku² berharga karya Anda dan makalah² Anda,
s'bagaimana saya bersmangat menghadiri materi kuliah yg Anda ajarkan.
Ada yg mengundang penasaranku, Anda slalu me-nyebut² seorg pribadi Muslim bernama Ali
"Siapa sebenarnya org yg bernama Ali itu; dan mengapa ia begitu istimewa dan mempengaruhimu sedemikian dalam?”
Aku (Garaudy) menjawabnya:
Ali adalah anak paman Nabi Islam Muhammad, suami putri tercintanya dan Panglima Perangnya yang gagah perkasa.
Ali adalah orang kedua dalam Islam
setelah Muhammad,
dan Khalifahnya.
Ia pemilik kepribadian yang
unik luar biasa tiada tara…
Aku akan bertanya kepadamu,
(bolehkah aku) menjelaskan ttg siapa sejatinya Ali
atau paling tidak mengenalkan kepadamu secuil dari keagungannya.
Mahasiswi: _Silahkan....
Aku berkata kepadanya:
Seandainya kamu sedang menyeberang jalan lalu tiba² sebuah
mobil dengan kecepatan tinggi menabrakmu,
apa kira-kira yang terjadi padamu?
Mahasiswi:
_Aku pasti mati seketika atau koma._
Aku lanjutkan: "Baik,
Seandainya kamu terjatuh dari
apartemen tingkat empat, apa kira-kira yang bakal kamu alami?
Mahasiswi: _Sama. Aku akan mati seketika atau tak sadarkan diri._
Aku berkata:
Orang itu (Ali) diserang disaat ia sujud dalam solat dgn pukulan pedang tajam hingga pedang itu menghunjam ke dalam tulang tengkoraknya dan mengenai otaknya….
Lalu apa yang kamu
pridiksi tentang kondisi Ali?
Mahasiswi: _Pasti mati seketika. Atau paling tidak ia akan kehilangan kesadaran._
Aku berkata:
Coba bayangkan:
orang itu _*(Ali)*_ ternyata tidak tewas dan
tidak juga kehilangan kesadarannya sedikit pun.
Pukulan pedang tajam itu telah menembus
ke sarang otak.
Otak yang menjadi memori
kesadaran dan pengetahuan serta hikmah.
Tapi ia tidak sedikitpun kehilangan kesadarannya.
Atau mengalami apa yang layaknya dialami
manusia lain dalam kondisi seperti itu.
Sehari stelah pemukulan mematikan itu, dan di atas ranjang kematian smentara pukulan fatal itu mulai merasuk ke inti otaknya;
di saat sperti itu,
Ali berwasiat pada putranya Al-Hasan.
Wasiat itu merupakan pesan nan teragung yg pernah dikenal
sejarah peradaban umat manusia.
Sebuah wasiat yang mengandung hikmah, nasihat dan kasih sayang.
Ali tetap dalam kesadarannya yang utuh.
Ia menuliskan sebuah wasiat terindah,
yang ditulis seorang ayah untuk putranya;
di sepanjang sejarah
umat manusia.
Mahasiswi itu bertanya sambil
terlihat pada wajahnya kekaguman,
"Apa yang ada dalam wasiat itu?”
Aku akan ceritakan secuil
dari wasiat itu untukmu:
Ali berpesan kepada Al-Hasan putra sulungnya [sedangkan ia sedang menjelang maut]:
"Wahai putraku…
Berlemah lembutlah kepada tawananmu (maksudnya Abdurrahman bin Muljam, pembunuh beliau).
Berbelas kasihlah kepadanya, dan perlakukan ia dengan baik.
Beri ia makan dari makanan yang kamu makan, dan beri ia minum dari minumanmu."
"Jangan kau ikat kedua tangan dan kakinya. Jika nanti aku mati, tegakkan hukuman Allah atasnya. Bunuhlah dia dengan sekali pukulan (jangan disiksa).!"
"Jangan kamu bakar ia, dan jangan kamu cincang ia, karena aku mendengar kakek kalian (Rasulullah SAW)_ bersabda:
“Jangan kamu mencincang siapa pun, sekali pun ia anjing galak.”
"Dan jika aku nanti sembuh dan hidup (selamat dari pembunuhan ini), maka akulah yg paling berhak mengurusnya, dengan (cara) memaafkannya, dan aku lebih mengerti apa yang harus aku lakukan.
"Aku wasiatkan kepada kalian berdua; (maksudnya kepada Al-Hasan dan adiknya, Al-Husain) dengan ketaqwaan kepada Allah, dan jangan rakus pada dunia walaupun dunia merayumu. Jangan bersedih atas bagian dari dunia yang tidak kalian dapat."
"Bertutur-katalah dengan jujur dan berbuatlah untuk pahala."
"Jadilah kalian
lawan si dzalim
dan pembela yang teraniaya
Roger Garaudy kemudian berkata:
"Ketika aku bacakan wasiat itu, aku lihat kedua bola mata mahasiswiku itu berlinangan air mata, sambil ia terus mendengarkan dgn penuh khidmat,
skarang ia tlah ketahui, mengapa aku terkagum-kagum kpd seorg agung yg
bernama Ali."
السلام عليك يا أمير المؤمنين علي ابن أبي طالب....
• • •
Missing some Tweet in this thread? You can try to
force a refresh
Penduduk langit memanggilnya “Syamsathil”
Dibumi dikenal dengan nama “Hamhail”
Di Lawh dikenal dengan nama “Qansum”
Di Qalam dikenal dengan nama “Manshum”
Di ‘Arsy dikenal dengan nama “Mu’in”
Malaikat Ridwan memanggilnya “Amin”
Para bidadari memanggilnya “Ashab”
Dalam shuhuf Ibrahim dikenal dengan nama “Hazbil”
Dalam bahasa Ibrani dikenal dengan nama “Bilqiathis”
Dalam bahasa Suryani dikenal dengan nama “Syarwahil”
Dalam Taurat dikenal dengan nama “Ilia”
Dalam Zabur dikenal sebagai “Irya”
Dalam Injil dikenal sebagai “Bariya”
Dalam lembaran-lembaran para nabi dikenal sebagai “Hijr al-‘Ayn”
Dalam al-Qur’an dikenal sebagai “Aliya”
Nabi Muhammad memanggilnya “Nashira”
literatur📖:
✍Dr. Musthafa Murad
(Guru Besar Univ. alAzhar, Kairo)
"Singa"-- Asad, itu nama pertama yg diberikan ibunya. Nama itu diambil dari nama kakeknya, ayahanda ibunya, Fatimah bint Asad. Tiada lama nama ini dipakai krn ibunya beri nama yg lebih lembut, Haidarah--macan.
Anak ini tumbuh jadi lelaki yg sangat pemberani, salah satu singa padang pasir nan sangat terkenal di s'menanjung Arab, dan nama pemberian ayah beliau dikenal hingga akhir hayatnya,
Àli---yang luhur.
Dialah putra Abu Thalib ibn Abdul Muthalib bin Hasyim, berasal dari pohon...
...keturunan yg mulia dan terhormat.
Kemuliaan dan kesucian s'lalu menyertai kehidupannya.
Sejak kecil ia terjaga dari kekejian dan kebodohan bangsa Arab Jahiliah (baca: pembangkang), sejak lahir hingga akhir hayatnya ia tdk pernah menyembah berhala...
گان النبي صلی الله عليه وسلم يطوف فی الگعبة_ فرأی أعرابيا يطوف بها ويقول : يا گريم
Suatu saat Nabi SAW melakukan Thowwaf mengelilingi Ka’bah. Tiba-tiba beliau melihat seorang Arab Badui juga sedang Thowwaf sambil menyeru :
“Ya Kariim!”
فقال النبي صلی الله عليه وسلم وراءه : ياگريم_ فأنتقل الأعرابي إلی رکن الثاني وقال : ياگريم ، فقال النبي صلی الله عليه وسلم – فقال الحبيب صلی الله عليه وسلم- وراءه : ياگريم
Maka Nabi pun dibelakangnya mengucapkan “Ya Kaariim”.
Maka Arab Badui itupun berpindah ke Rukun Tsani dan berdo’a :
"Yaa Kariim".
Maka Nabi, Sang Kekasihpun menirukan “Yaa Kariim”.
يطلق السمع ويراد به إدراك الصوت والقول بالجارحة وربما يراد به ما هو الغاية منه عند العقلاء وهو الالتزام بمقتضاه من الفعل والترك، ويطلق العقل على تمييز الخير من الشر والنافع من الضار، وربما يراد به ما هو الغاية منه وهو الالتزام بمقتضاه من طلب الخير والنفع واجتناب الشر والضر،
Sayyid Muhammad menyatakan bhw aktivitas mendengar adalh keniscayaan yg perlu dilakukan manusia.
Tujuan mendengar boleh jadi terkait dgn persyaratan yg melazimkan dilakukannya suatu tindakan, alih-alih (drpd) suatu kelalaian tanpa melakukan apapun (krn tdk mau mendengar).
Tuntunan akal melazimkan kemampuan untuk membedakan suatu kebaikan dari kejahatan atau sesuatu yang baik dari sesuatu yang buruk, dan sesuatu yang bermanfaat dari sesuatu yang berbahaya.
Allah, kami mohon padaMu demi hak s'gala pujian, agar Kau ampuni kami, Kau lampaui kesalahan kami, sehatkan jasad dan ruhani kami, Engkau selamatkan agama kami.
Sungguh kami bermohon padaMu, dan yakin Engkau akan mengabulkannya,
kami menyeru padaMu dan itu Engkau mengetahui
juga mendengar permohonan kami ini. Maka, kabulkanlah...🤲
Jangan putuskan harapan kami ya Allah, jangan pula Engkau tolak pujian kami, jangan juga pupuskan doa munajah ini, kami membutuhkan ridhaMu, perlu ampunanMu. Kami bermohon padaMu dengan tiada
berputus asa
dari rahmatMu.