SEBARKAN BERITA INI KEPADA SELURUH BANGSA ACHEH DI MANA BERADA.
Dalam hubungan dan hukum internasional ada perbedaan antara sokongan (support) dengan pengakuan (recognation), seperti halnya kasus Palestina yang sedang kita saksikan di depan mata kita sekarang.
Dunia internasional -terutama dunia Islam- memberi sokongan dan perhatian terhadap nasib bangsa Palestin yg sedang berjuang sengati menentang arogansi Israel.
Anehnya semua negara berbasis Islam (dunia Islam) tidak memberi pangakuan terhadap eksistensi Palestin sebagai sebuah negara merdeka dan berdaulat.
Pada hal bangsa Palestin sudah memperjuangkan aspirasi politiknya sebagai sebuah bangsa dan negara sejak tahun 1948 dan telah mengantongi puluhan Rasolusi PBB berhubung isu Palestina. Namun Pengakuan dari dunia internasional tak jua menjelma hingga detik ini.
Di mana letak persoalannya sehinggga dunia Islam KHUSUSNYA TIDAK MAU memberi PENGAKUAN kepada Palestina sebagai sebuah negara merdeka?
Pemerintah Acheh Darussalam sudah memprediksi kemungkinan-kemungkinan yang serupa dengan nasib Palestina akan berlaku. Namun kita tidak akan pernah kehilangan fikiran dan methode untuk mengembalikan hak kemerdekaan dan kedaulatan Acheh Darussalam.
Politik dunia internasional memiliki referensi politik, di mana terdapat beberapa negara di kawasan Baltik dan Balkan berhasil meraih kemerdekaan di era tahun 1990-an, tanpa memerlukan puluhan Resolusi PBB, Sidang HAM dan peranan UNPO.
Kuncinya adalah mewujudkan kesamaan kehendak politik dari bangsa Acheh dan bertanggung jawab bersama untuk bertekad meraih kemerdekaan -Indonesia mesti mengembalikan hak kemerdekaan dan kedaulatan Acheh Darussalam.
Karena Acheh Darussalam bukan wilayah berdaualat yang sah dari Indonesia yang baru menjelma sebagai sebuah negara pada 17 Agustus 1945. Sementara itu, sebagai sebuah negara merdeka dan berdaulat, Acheh sudah tegak sejak 22 April 1205 Masehi.
Acheh dicaplok dan dijebloskan kedalam wilayah Indonesia melalui pakatan rahasia dan jahat antara delegasi pemerintah pusat Indonesia dan KND-Acheh di penghujung tahun 1945.
Pakatan jahat tersebut bertentangan dengan hukum perang dan hukum internasional.
Proses menuju ke arah pengembalian hak kemerdekaan dan kedaualtan tersebut sudahpun kami (Perdana Menteri Acheh Darussalam) sampaikan lewat surat diplomatik secara resmi kepada Presiden RI,....
...ditempuh dengan cara damai, di mana PBB diharap bertindak sebagai mediator, tanpa mesti menempuh jalur referendum.
(Dr Yusra Habib Abdul Gani SH)
• • •
Missing some Tweet in this thread? You can try to
force a refresh
Perjuangan Sisingamangaraja Xll Dan Para Panglima Perang Aceh Darussalam
Saat seluruh nusantara telah di kuasai serta tunduk dalam aturan Belanda tinggallah Tanah Batak dan Aceh yang tidak pernah di kuasai Belanda karena kegigihan para pejuangnya.
Dada Meuraxa (1973:524) dalam Sejarah Kebudayaan Suku-suku di Sumatera Utara (1973) menyebut Raja Negeri Toba sebelumnya, yakni Sisingamangaraja XI (ayahanda Sisingamangaraja XII), pernah menetap di tanah rencong dan mendapatkan didikan militer dari Kesultanan Aceh Darussalam.
Dalam buku Perang Batak: Perang Sisingamangaradja (1972) karya O.L Napitupulu, disebutkan bahwa upaya penolakan Kristenisasi di Batak dilakukan Sisimangaraja dengan cara mengusir zending (organisasi penyebar agama Kristen) yg memaksakan agama Kristen kepada rakyat Batak pada 1877
Ganja memang sudah menjadi komoditi penting untuk menyajikan masakan yang lezat masa Kerajaan Acheh dulu.
Dalam Kitab Tajul Muluk, sebuah manuskrip kuno karangan Ulama Acheh Syekh Isma’il bin Abdul Muthalib Al-Asyi juga membahas pengobatan dengan menggunakan ganja. Di Mesir, kitab ini dicetak oleh Makatabah Halabi pada bulan Muharram tahun 1344 Hijriah.
Dalam kitab Tajul Muluk, ganja dijadikan obat untuk penyakit kencing manis atau diabetes.
Akar ganja direbus dan airnya diminum untuk kencing manis.
Teuku Raja Moeda Ulee Balang bawahan Teunom ini adalah Putra dari Panglima Lam Ara yg terkenal pada tahun 1880 membunuh dua orang Perancis pencari emas Wallon dan Guilhaume di Tui Peuria.
Raja Teunom Teuku Nyak Imum Muda menjadi penanggung jawab atas insiden itu atas tindakan Pang Lam Ara itu walau mereka berdua berbeda pandangan trhadap warga perancis yang ingin menambang emas tersebut.Raja Teunom ingin memberi perlindungan karna menganggap mereka Non Kombatan
Peristiwa itu membuat Teunom dihukum oleh Belanda dengan blokade pelabuhan ekspor Teunom dan Kuala Bubon oleh pemerintah.
Tentara Belanda yang tewas dalam perang Acheh saat agresi pertama, sebagiannya dikuburkan dalam kuburan massal di gampong Lampulo tepi Krueng Aceh.
Kuburan massal ini ditandai dengan sebuah tugu tinggi di bagian tengah, sementara di sekelilingnya terdapat banyak monument-monumen kecil sebagai nisan.
Penulis Belanda, GB Hooyer dalam bukunya menyebutkan, perang Acheh akan selalu menjadi pelajaran bagi Belanda. Pendapatnya sangat beralasan, ribuan tentara Belanda tewas di Acheh, dikuburkan di berbagai tempat di Acheh, baik sendiri-sendiri, maupun secara massal.
Alhamdulillah, loen pujoe Allah
Rahmat Neulimpah, ateuh dum hamba,
Seulaweut saleum, keu Rasulullah,
Yang ba risalah, ateuh rhueng donya
Dilanget manyang, bintang that ceudah
Peu neujeut Allah, neu hias donya,
Mata teupana, Alhamdulillah,
Beuleun limoeng blah, indah that rupa
Nibak malam nyoe , le that hikeumah
Ummat Rasulullah, cukoep mulia
Rasul mustafa, kuasa Allah
Tuhan iradah, katroeh ban pinta
27 Wahe sahbat , beuleun Rajab hijriah nama
Beuleun meuseujarah, mukmin dumna,
Nibak malam nyoe , kekasih Allah,,
Teuhibur gundah, hate lam dada
Teuboh ngoen nyawoeng, meurumpoek ngoen Allah
Meunan peuneugah, mandum 'ulama,,
Nabi Neu mi'reut, Meureumpoek Allah
Buraq yang indah, yang jeut keu kereta,,