Thread by @__MV_llestari__

POSO RIWAYATMU KINI
.
.
.

Paradoks kita dalam bernegara tampak saat sebagian warga Poso minta pada pemerintah untuk dipersenjatai. Dalam frustasi karena hak mereka untuk mendapat perlindungan negara tak terpenuhi, mereka minta dilatih

agar dapat turut membasmi terorisme yang terjadi di halaman rumahnya. Atau paling tidak hanya untuk sekedar bela diri ketika negara tak mampu membelanya.
.
.

Seharusnya mereka adalah subyek hukum. Tak pantas negara abai. Apa yang terjadi bukan copet atau maling yang akan masuk dalam rumah mereka tapi gerombolan bersenjata di mana parang atau golok yang warga miliki bukan lawan seimbang.

Pasrah, hanya itu yang dapat mereka lakukan.

Adakah para pemberontak itu membunuh penduduk benar karena faktor perampokan? Apa yang dapat dirampok dari kemiskinan seperti itu?

Ataukah mereka justru sengaja membunuh warga karena faktor benci pada negara dan rakyat hanya sebagai pelampiasan?

Sementara rakyat hanya minta hak paling dasar yakni hidup, negara terlihat sangat sibuk pada urusan yang lain. Solider pada warga negara lain yang konon sedang dianiaya oleh tetangganya.

Apakah itu secara politis lebih bernilai? Entahlah, karena dalam hal keselamatan rakyat, seharusnya negara menempatkan prioritas tersebut sebagai perintah tertinggi.

Berita bahwa warga Poso meminta senjata pada pemerintah demi melindungi dirinya dari kejahatan luar biasa yang seharusnya menjadi domain negara seharusnya segera disikapi sebelum semakin membesar pada rasa tak lagi percaya kehadiran negara.
.
.
.