Aku pernah berada di kota Aden, berada dalam satu majlis dengan seorang bekas penguasa / pemimpin yang sangat dzolim,
ketika berkuasa dia melakukan banyak kemungkaran dgn membantai atau membunuh banyak ulama² besar Hadramaut, diantaranya, salah satu yg menjadi korbannya adalh guru mulia kami assyahid Al Habib al Imam Muhammad bin Salim Bin Hafidz, ayahanda dari guru kami Habib Umar Bin Hafidz.
Takdir telah membawaku untuk bertemu dengannya dan Ketika menatapnya (setelah aku diberitahu siapa dia) timbul perasaan tidak suka / tidak nyaman bahkan aku tidak mau berbicara dengannya, meskipun sekedar berdakwah sekalipun,.....
........aku tahu sikapku ini keliru dan salah, karena memanggil orang ke jalan Allah harus diutamakan, tak peduli siapa mereka atau apa yang pernah mereka lakukan
Dan tiba tiba saja, orang dzolim itu menghampiriku dan berkata, "aku ingin bertobat! Apa yang harus kulakukan?".
Aku berusaha keras untuk menguasai diriku, agar bisa menjawab permintaannya dengan baik, aku berusaha tersenyum supaya ia tidak pergi menjauh dari kebenaran yang ia inginkan, segera setelah keluar dari majlis aku tetap merasa sangat terganggu dan tidak nyaman,
maka aku menelepon guruku Sayyidil Habib Umar Bin Hafidz serta menceritakan dengan siapa aku telah bertemu, dan beliau hanya bertanya, "Apa maunya?",
aku katakan keinginan orang itu untuk bertobat dan minta maaf, tapi aku tak mampu menuntunnya dgn baik karena hatiku sangat tak menyukai dengan apa yang telah ia lakukan dimasa lalu,.....
Habib Umar kemudian berkata, "Ali, penuhilah haq Allah atas mu, yaitu menuntun ia kepada Allah, tunjukkan kasih sayang dan perhatian atasnya dari dasar hatimu yang paling dalam ..
Dan untuk perasaanmu yg tidak suka berkumpul bersamanya atau ketidaknyamananmu itu alihkan kepada kebencian terhadap 'perbuatannya', bukan kepada individu atau orangnya,
Rasulullah ﷺ tetap menerima keislaman Wahsyi (org suruhan Hindun istri abu Sofyan) yang telah membunuh paman tercinta nabi, Sayyidina Hamzah (dgn cara menombaknya dari jauh kemudian memutilasinya), Nabi tetap memaafkan dan mengampuni Wahsyi
meski beliau mengalami kesulitan menatap wahsyi dan berkata jangan biarkan aku melihatnya lagi (karena akan membuat beliau ﷺ teringat lagi keadaan paman beliau kala syahid)"..
Kata kata Habib Umar ini sungguh tak ternilai dan sangat amat berharga, karena beliau sedang berbicara tentang Manusia yang pernah melakukan kejahatan terbesar dalam hidup Habib Umar (membunuh Ayah beliau) dan memisahkannya dgn keluarga beliau!!
Tetapi Habib Umar tetap teguh mengikuti Sunnah Baginda Rasulullah ﷺ..
Inilah maksud dari ucapan Al Habib Abu Bakar
Al Adni, beliau bilang; marilah kita terapkan sunnah sunnah Nabi dalam setiap kejadian atau perbuatan dalam peristiwa hidup kita..
Allahumma shalli alaa Sayyidina Muhammad wa alaa aali Sayyidina Muhammad🌿⚘❣🌱
• • •
Missing some Tweet in this thread? You can try to
force a refresh
Rezim kolonial zionis "Israel" kini berada di ujung tanduk. Mayoritas warga planet bumi mengepungnya dengan kecaman hingga makian online dan offline.
Pelbagai aksi demo meletup di seantero dunia.
Ancaman terbesar yang kini dihadapi rezim zionis yang menguasai "negara fiktif Israel" itu pun ditanggapi secara culas; "menggerakkan semua sel dan jejaring kriminalnya di dunia, terutama di dunia Islam dan kawasan berpenduduk mayoritas Muslim seperti Indonesia.
Seorang Zionis Sawo Matang menyuruh saya buka Qur'an dan membuktikan sendiri Nabi Musa as telah menyampaikan janji Allah bahwa tanah Kanaan (Palestina) adalah tanah yang dijanjikan kepada Bani Israil.
Dan
setelah saya buka Qur'an,
QS. Al Maidah 21 - 26, ternyata Nabi Musa as tidak pernah menjanjikan tanah apapun pada mereka, melainkan hanya menyuruh Bani Israil untuk memasuki tanah Kanaan (dan itu hanya berlaku bagi kaumnya saat itu).
Lucunya, Bani Israil menolak mentah2 karena wilayah itu telah berpenghuni dan mereka malah menantang Nabi Musa as untuk membawa Tuhannya berdua saja untuk berperang melawan penduduknya agar mereka bisa masuk, hingga Allah menghukum mereka terlunta-lunta di Sinai selama 40 tahun.
18 Juni 1959. Hari itu langit di atas Kota Gaza, Palestina, tampak cerah. Cerahnya langit hari itu seolah ikut menyambut kedatangan tokoh revolusioner Amerika Selatan Ernesto Che Guevara di Jalur Gaza.
Che mengunjungi Gaza untuk melanjutkan perjuangannya menentang imperialisme Barat di seluruh dunia. Lima bulan sebelumnya Che baru saja menyaksikan jatuhnya diktator Fulgencio Batista di Kuba.
Dalam lawatannya itu Che berjalan-jalan melihat kamp-kamp para pengungsi Palestina. Di sana dia disambut hangat dengan nyanyian dan teriakan revolusi Kuba.
Saat Che mengunjungi Jalur Gaza, wilayah itu masih di bawah pengawasan Mesir.
Catat!
Aku orang Arab
Dan nomor kartu identitasku limapuluh ribu
Aku punya
delapan anak Dan yang kesembilan akan lahir setelah musim panas
Apa kau akan marah?
Catat!
Aku orang Arab
Bekerja dengan sesamaku di sebuah tambang batu
Aku punya delapan anak
Aku beri mereka roti
Pakaian dan buku
dari batu…
Aku tidak mengemis bantuan dengan masalah pintu rumahmu
Atau merendahkan diriku di tangga kamarmu
Jadi apa kau akan marah?
Catat!
Aku orang Arab
Namaku tanpa gelar
Bersabar di negeri
Yang penuh orang-orang marah
Apakah semua penganut Yudaisme (ajaran Yahudi) mendukung okupasi Palestina dan berdirinya rezim ilegal zionis "Israel"?
Benarkah setiap orang Yahudi mengimani Jerusalem dan "negara Israel" sebagai tanah yang dijanjikan? Mari kita telusuri jawabannya.
Yudaisme
Banyak yang mengira Yudaisme (ajaran Yahudi) mirip Kristianisme atau ajaran Kristiani dan Islam karena terhimpun dalam rumpun Ibrahimik.
Beberapa ajarannya boleh jadi mirip. Tapi secara substansial, Yudaisme berbeda dengan Kristiani dan Islam. Umat Yahudi merupakan kelompok etno-religius yang anggotanya terdiri dari orang-orang dengan ras Yahudi sejak lahir maupun yang baru memeluk ajaran Yahudi.