Saya pernah melihat ribuan jenazah di jalanan ketika tiba di Aceh hari kedua setelah tsunami 2004. Juga sederet bencana lain, termasuk tsunami Tohoku, sehari setelahnya sudah di sana saat itu org2 diliputi cemas radiasi Fukushima. Tp pandemi ini lebih menggetarkan jiwa.
Tsunami memang mematikan, pun gempa bumi. Tapi, momennya cenderung seketika. Tetapi, teror pandemi ini berkepanjangan. Satu persatu melihat kawan dan saudara berguguran, akankah kita bertahan? Sedihnya, tragedi ini sebenarnya bisa dikurangi risikonya jk sejak awal tdk abai.
6 Januari 2020, tulisan pertama saya soal penyakit pernafasan baru di Wuhan. Mulai baca-baca lagi ttg SARS, MERS, dll. Menjadi khawatir ketika negara-negara lain mulai waspada dan menutup perbatasan, tetapi kita justru buka lebar dan promo wisata. kompas.id/baca/kesehatan…
Sejak 6 Juni 2020 itu, setidaknya sudah menulis 482 artikel di paper saja, belum yang versi daring. Tak terasa hampir tiap hari menulis tetang wabah ini, sejak sebelum virus dan penyakitnya bernama, hingga muncul berbagai varian baru. Tetapi, terasa sia-sia.
11 Feb 2020 sudah sangat khawatir bahwa kita akan alami tragedi krn bebal--saat itu narasi yg dbangun Indonesia kebal, aman, dlll. Tulisan saya ini oleh salah satu pejabat di Kemkes dipresentasinya sebagai hoaks. Eh ternyata kita memang bebal kompas.id/baca/ilmu-peng…
Kalau selamat melalui ini, ingin rasanya pensiun dini. Saya ingin jadi petani saja...pelihara bebek. Mungkin lebih berguna.
• • •
Missing some Tweet in this thread? You can try to
force a refresh
Alert! Laporan dari tekan nakes di RS Sardjito... oksigen di RS Sardjito sekitar jam 6 nanti kemungkinan besar habis...kalau tidak ada pasokan segera! @LaporCovid@KemenkesRI
Saat ini ada setidaknya 20 pasien dg ventilator di RS Sardjito. Kalau pasokan oksigen terhenti … bisa dibayangkan dampaknya.
Infonya baru mau jalan jam 20.00 WIB dr Kendal, Jawa Tengah. Semoga bsia cepat datang. Beberapa pasien kritis dan meninggal…
Ketika Bali target vaksinnya ke masyarakat sudah melebihi tatget, di Papua hingga Aceh masih ada ribuan nakes belum divaksin. Prioritas vaksin mesti didasarkan pd aspek keselamatan dan kesehatan, bukan ekonomi/wisata. kompas.id/baca/humaniora…
Perlu dipercepat vaksin utk nakes di Aceh, Papua, dll
Sebaliknya Bali paling masyarakat (non-nakes) sudah sangat tinggi cakupan vaksinnya. Disusul Kepri. Mengejar wisata? Masalahnya, ini jadi timpang, apalagi nakes dan lansia yg lebih rentan masih banyak belum vaksin.
Biaya yg mesti dibayar negara utk menopang warga jika mau lockdown tahun lalu, mestinya lebih kecil dibandingkan yg harus dikeluarkan utk merawat ratusan ribu pasien selama hampir 1,5 tahun ini. Belum lagi hilang nyawa yg tak ternilai. Kualitas pemimpin teruji selama krisis.
Sejak tahun lalu, saat kasus belum sebesar sekarang, banyak sarankan kita lockdown. Negara lain, msl China, NZ, Ausi, dan Eropa yg kini gelar Piala Eropa itu jg lockdown—disusul dg vaksin. Tp pertimbangan “ekonomi” membuat pilihan lockdown diharamkan. cnbcindonesia.com/news/202004041…
Strategi lain seperti AS atau Israel buru2 vaksin. Masalahya kita bukan produsen vaksin. Pilihan pun terbatas. Vaksin bulan ini yg mestinya 1 jt per dosis per hari, pun baru bisa 100-200 rban per hari. Apa yg kita punya sekarang? Prokes? Banyak yg nggak percaya Covid-19. Berat
Seharian mencoba mencarikan RS untuk teman kantor dan beberapa yang lain yg positif Covid-19. Penuh semua. Maaf jangan lagi sodorin link ini ya… yankes.kemkes.go.id/app/siranap/ beneran nggak sesuai dengan kenyataannya lagi.
Setuju sih Covid-19 harus distop dulu… lalu gimana nih? Bapak @jokowi punya informasi RS yg masih kosong di Jabodetabek di mana ya?
Tulisan awal Mei lalu, saat India dipuncak tragedi. Dan sepertinya hal itu bakal tak terelakkan terjadi di Indonesia. Polanya mirip dengan pandemi 1918, India dan Indonesia termasuk yg paling tinggi korbannya, terutama saat gelombang kedua. kompas.id/baca/ilmu-peng…
Ada kemiripan perilaku masyarakatnya dan inkonsistensi kebijakan di dua negara ini dalam menangani pandemi, yg sepertinya tidak banyak berubah sejak se abad lalu. Beberapa jargon dan mis-informasinya pun mirip-mirip. Bedanya dulu penguasanya kolonial Belanda, saat ini …
Daerah terdampak parah di Indonesia saat ini juga mirip dg saat flu spanyol 1918. Laporan Chandra (2013), kematian akibat flu Spanyol di Jawa dan Madura 4,26-4,37 juta. Madura kehilangan populasi paling banyak, yaitu 23,71 persen. Mas @ravandolie ini lebih lengkap catatannya.
Setahun lalu, saat Menkes Terawan menyepelekan korona dan Menhub BKS mengatakan makan nasi kucing membuat kebal, dan Menko Airlangga mengatakan korona sulit masuk karena izin sulit, saya menulis bahwa yg kita hadapi adalah musuh terkuat: jangan sepelekan! kompas.id/baca/ilmiah-po…
Kenapa musuh terkuat? Manusia telah menjelajah nyaris ke seluruh di penjuru Bumi dan berpikir telah menguasai semua hal-hal liar. Namun, virus adalah musuh paling berbahaya yang semakin bervariasi dan terus bermutasi seiring dg makin banyaknya alam liar yg kita ekstraksi.
Lebih dari 30 patogen manusia baru telah terdeteksi dalam tiga dekade terakhir, 75 persen darinya awalnya berasal dari hewan, termasuk di antaranya virus paling mematikan seperti ebola dan HIV.