gue mau cerita aja ah tentang pengalaman yang bisa dibilang cukup horror buat gue saat liburan bersama keluarga besar pada sekitar tahun 2015/2016 di Ujung Barat Pulau Jawa
gue terlahir dalam keluarga besar yang memiliki banyak om, tante, dan sepupu. di keluarga kami punya semacam tradisi, yaitu berkumpul menghabiskan tahun baru bersama. terlebih, di situ adalah momentum dimana nenek kami berulang tahun pada 1 Januari
keluarga kami biasanya menghabiskan malam dan libur tahun baru hanya di 2 tempat; rumah nenek di Kalibata, atau rumah Om Putro di Cilegon. menjelang pergantian tahun 2016, kami bersepakat untuk berkunjung ke rumah Om Putra di Cilegon
rumah Om Putro ini berada di perumahan yang cukup elit, sehingga tentu saja rumahnya besar dan bisa dijadikan tempat ngumpul keluarga besar. kami berencana datang ke sana pada tanggal 29 Desember, H-2 sebelum tahun baru
kegiatan gue yang saat itu baru kerja di sebuah ahensi, tentu saja membuat waktu gue lebih fleksibel, sehingga gue memutuskan untuk berangkat duluan ke sana bersama dengan Bagas, adik gue
akhirnya kami berdua berangkat pada pukul setengah 1 malam dari Kalibata menuju Cilegon. hasrat liburan membuat kami sangat bersemangat, sampai akhirnya kami pun lupa mengabari Om Putro atau anak-anaknya (Adit, Dora, Awan) bahwa kami lagi otw ke sana
sebetulnya gpp sih, toh kami pikir kami bisa nanti WA atau telpon mereka. lalu kami keluar tol Cilegon Barat pada pukul setengah 3 malam. menjelang 3 malam, kami hampir sampai ke rumah Om Putro. btw rumahnya Om Putro ini di perumahan yang rumahnya tuh di dekat bukit-bukit..
..dengan jalanan naik-turun dan lingkungan yang cukup sepi, sehingga pada jam segitu hmmm ya lumayan asoy hehe

video ini menjelaskan situasinya seperti apa
untuk ke rumah Om Putro sendiri kami harus melewati portal, yang ternyata portalnya udah ditutup, kami pun bingung harus lewat mana karena biasanya lewat situ

gambar terlampir, suasana portal waktu siang hari Image
akhirnya kami mencari dan melewati portal lain untuk bisa sampai rumah Om Putro dan akhirnya sampai. di sini kami baru melakukan kontak WA dan telpon, tapi gak ada respon. kami bel rumahnya pun gak ada respon. yang akhirnya mau gak mau kami nunggu.
kami parkir di sebrang rumah Om Putro, dimana ada sebuah rumah kosong yang kayaknya udah lama gak ditempatin. kenapa gak parkir di depan rumah Om Putro? gak bisa, udah ada mobil yang parkir juga.

ini gambar rumahnya, kami parkir di pinggir jalan di bawah pohon itu.. Image
ngobrol, main hape, ngerokok, sudah kami lakukan. lalu gue ngantuk, gue bilang ke Bagas kalo mau masuk ke mobil untuk tidur sebentar. gue pun masuk ke dalam mobil, diikuti dengan Bagas yang duduk di kursi samping. gue pun tertidur.
lalu tidur gue terbangun, bukan karena Bagas atau keluarga Om Putro, tapi karena suara kencang seperti ada yang jatuh di atas mobil.

“apaan tuh?”, gue tanya ke Bagas.

“gak tau”, seiring Bagas keluar mobil untuk mengecek.
gue pun ikut keluar mobil untuk mengecek di sekeliling mobil, tapi gak ada apa-apa. bahkan batu sekalipun yang gue pikir mengenai atas mobil, gak ada juga. aneh, bener-bener gak ada apa-apa..

"terus tadi apaan ya? yaudah lah"
kami berdua pun kembali ke dalam mobil karena di luar udaranya cukup dingin. saat di dalam mobil, Bagas tiba-tiba menyalakan wiper.

“ngapain dah? si ujan”

“hmm nggak…”

gak lama, Om Putro udah berdiri di depan pagar memanggil kami berdua. waktu menunjukkan hampir subuh.
masuklah kami berdua, naro barang di kamar Adit, terus masak mie rebus karena lapar. sembari makan, Bagas terdengar lagi ngobrol sama Adit, lalu gue hampiri mereka, “ngape?”

Adit membalas
“kata Bagas tadi mobil lo kejatohan kuntilanak, Mas?”

"...................."
iya, Bagas ini memang "bisa". lalu dia bercerita bahwa yang tadi jatoh ke atas mobil adalah kuntilanak, that’s why dia nyalain wiper karena katanya rambut kuntilanak itu mengganggu karena menutupi kaca mobil.

"...................."
siang harinya, anggota keluarga lain sampai di rumah Om Putro. lalu keesokan harinya tiba-tiba entah dari mana idenya, ada wacana pergi ke Tanjung Lesung untuk menghabiskan tahun baru di sana. padahal, so far, belum booking hotel atau apa.
tapi keluarga kami memang tipikal yang “dadakan itu lebih asik”, jadinya di tanggal 30 Desember kami berangkat lah dari rumah Om Putro ke Tanjung Lesung menggunakan 3 mobil. sesampainya di sana, semua hotel, resort, villa sudah full-booked. ya tentu saja~
setelah tanya beberapa akamsi, kami ditunjukin sebuah jalan yang katanya nanti ada villa, yang kemungkinan masih bisa dibook karena memang jarang ada yang tau di sana ada villa. kami pun melanjutkan perjalanan. jalanannya rusak parah, batu semua, jadi harus pelan-pelan.
di sepanjang jalan tersebut, jarang sekali ada rumah warga. ada sih, tapi jaraknya berjauhan. lebih banyak bukit, sawah, dan kebun di kiri-kanan jalannya. benar-benar seperti daerah yang memang jarang dilalui mobil atau banyak orang.
sekitar 30 menit menyusuri jalan tersebut, bener aja ada villa di sebelah kanan jalan yang mana berdekatan dengan bibir pantai. sungguh mantap. kami pun masuk dan kebetulan ada beberapa orang OB yang sedang merapihkan villa-nya. Om Putro mengajak gue untuk nanya ke pemiliknya.
setelah nego harga (karena buka harganya lumayan mahal), kami pun bisa menginap di villa tersebut. jujur aja, villa ini memiliki vibes yang asik banget.

bentuknya rumah panggung, layout terlampir. iya gambar gue jelek, tapi kira2 begitu. Image
ruangan depannya cukup besar dengan disediakan banyak single-bed untuk tidur. ada juga meja makan yang di atasnya dibuat semacam pop-up bed untuk tidur dengan akses tangga kecil kasur tingkat ala asrama.
lalu koridor kecil di antara kamar tidur dan kamar mandi menuju bagian belakang villa, cuma kebon kosong yang isinya banyak pohon pisang dan beberapa pohon lain yang gue gak tau pohon apa.
di depan villanya ada balkon dengan kursi dan meja kayu yang khas. view-nya langsung ke pantai lepas yang hanya berjarak sekitar 75 - 100 meter. ombak yang tenang dengan air laut yang bersih tersajikan. mantap sekali pokoknya. ImageImage
mobil kami di parkir di samping bangunan villa, di bawah pohon rindang yang cukup asoy sehingga mobil kami gak kepanasan ketika siang hari. ya jujur aja, daerah kayak gini kan kalo siang pasti panas banget ya, beruntung lah kami dapet villa dengan mapping yang cukup ideal begini.
villa ini dikelilingi oleh jalan setapak yang dihiasi batu koral. lalu di sebelah kanan ada semacam parit yang memisahkan antara villa kami dengan villa satu lagi yang lebih besar. jarak villa kami ke parit sekitar 30 meter. jarak dari parit ke villa satu lagi sekitar 85 meter.
terlihat dari kejauhan, villa sebelah ditempati sekumpulan pasangan yang berlibur, jumlahnya sekitar 3 pasangan (6 orang). tidak ada orang tua dan anak kecil seperti rombongan kami.
setelah semua memasukkan tas dan barang ke dalam villa, selanjutnya kami para levelan sepupu main ke pantai. di sana kami dikasih free papan surfing kecil gitu buat mainan ke pantai. sisanya, om-om dan tante-tante sibuk merapihkan barang anak-anaknya di dalam villa. standaran.
-- cukup ya untuk deskripsinya, mari masuk ke bagian serunya --
sore menjelang maghrib, kami kembali ke villa karena hari mulai gelap. kamar mandi yang hanya 1, dipakai bergantian. datangnya gelap cukup cepat, jam menunjukkan pukul 6 malam. suasana di depan villa tentu saja gelap gulita. penerangan hanya dari lampu-lampu di villa.
gue akui bahwa suasana malam di villa cukup gelap dan mencekam, tapi gue gak mau punya pikiran yang macem-macem. karena niatnya adalah liburan dan bersenang-senang. lagipula, gue ini termasuk orang yang cukup skeptis sama gitu-gituan. serius.
abis main di pantai dan lainnya tentu saja kami lapar, tapi kami lupa bahwa kami hanya dapet free breakfast, tidak free dinner, sehingga mau tidak mau harus keluar villa mencari makanan. karena kami sendiri tidak menyiapkan stok makanan. di villa-nya pun tidak ada dapur.
18.30; Om Dodi, Tante Yani, Bagas, Adit, Fai, Nada keluar untuk cari makan. sisanya ya di villa. tante-tante dan sepupu yang kecil pada istirahat di ruang tengah. Om Putro dan Om Bas di depan villa, ngerokok sambil ngobrol. gue di meja makan, duduk sambil main hape.
sialnya, di sini sinyalnya agak susah dan gak stabil, sehingga gue harus nyari spot yang bisa dapet sinyal yang cukup oke buat main hape. spot tersebut adalah di atas meja makan, yang pop-up bed itu. gue pun ngambil bantal dan rebahan di situ sambil main hape.
19.30; Om Putro masuk ke villa, mematikan lampu, terus ke depan lagi, sehingga di tempat gue cukup remang. lagi asik main hape, gue mendengar ada sepasang anak kecil cowok dan cewek berlarian sambil ketawa-ketawa di sekitar villa.
kenapa gue bisa tau? karena gue dengar suara mereka, dan gue denger suara lari mereka di batu koral yang mengelilingi villa.

dalem hati gue
“siapa tuh? ah paling Awan sama Ifa (sepupu gue yang kecil)”.
tapi anehnya, suara lari-larian mereka dan juga suara teriak-teriak ala bocahnya tiba-tiba menghilang di sekitar arah belakang villa.

gue mikir sebentar
“ah paling ni bocah capek, terus berenti lari dan balik masuk ke dalam villa, bodo ah”

"tapi berani juga ya mereka.."
20.00; kesunyian villa terpecah dengan suara tokek. tanpa sadar, gue mencoba menghitung jumlah suaranya. yang pertama berjumlah 9 kali. gak lama bunyi lagi, jumlah suaranya sama.

btw, bener gak sih kalo ada bunyi tokek dan berjumlah ganjil, menandakan ada makhluk halus?
20.30; mereka yang keluar cari makan sampai ke villa. “lama juga”, kata gue dalam hati. lalu mereka memasuki villa diiringi dengan anggota keluarga lain yang bangun dari istirahatnya untuk berkumpul di sekitar meja makan untuk menikmati makan malam bersama.
Om Dodi memanggil dan mengajak Bagas untuk ngambil matras kecil miliknya di mobil untuk dibawa masuk ke dalam villa. gak lama, dari arah parkiran mobil, ada suara “Ehhh..” kayak orang kaget gitu, yang ternyata itu suara Bagas.

dalem hati gue
"kenapa nih Bagas bangsat"
sambil bawa matras ke dalam villa..

“kenapa Gas? kesandung?”

“iya Om hehe”

tapi gue dan beberapa sepupu yang ngeliat muka Bagas, agak gak percaya kalo Bagas kaget karena kesandung.
gak lama, Bagas nanya,

“siapa yang ada di kamar mandi?”,

gue pun yang paling deket sama kamar mandi langsung ngecek,
“gak ada, dari tadi gak ada siapa-siapa, kenapa emang?”

“hmm nggak, gpp”
22.00; kami semua selesai makan malam, rapih-rapih peralatan makan, dilanjutkan dengan menempati spot-spot tidur yang udah disiapkan. kami para sepupu; gue, Bagas, Adit, Akbar, Fai, Nada masih duduk di meja makan menunggu makanan turun sambil cerita-cerita.
cerita dimulai dari Bagas

"eh Dit, lo tau gak kalo selama tadi kita di jalan, ada yang ngikutin?"

"dimana?"

"di samping lo persis, bentuknya item, melayang, kepalanya nengok terus ke arah lo hihi lo sih iseng naik-turunin jendela nakut-nakutin kita"

"ah tai ah.."
kata Bagas, sosok tersebut terus mengikuti sampai mereka lagi beli makanan, hingga ke villa. selain itu, di sepanjang jalan, Bagas melihat ada pocong di bawah lampu jalanan, yang mana pocong tersebut hilang ketika dilewati dan muncul lagi di lampu jalanan depannya.

iseng bener.
lalu Bagas bercerita, saat membantu Om Dodi ngambil matras di mobil, sebetulnya dia mendengar suara cewek nyanyi dengan lirih menggunakan Bahasa Sunda dari arah kamar mandi.. makanya, di saat itu dia kaget, tapi mengakunya ke Om Dodi kesandung.
setelah itu, gue pun menceritakan bahwa saat main hape di atas, Awan sama Ifa lari-lari mengitari villa.

“hah? lari-lari? orang dari tadi ni bocah pada tidur”, saut Bude Ning yang mendengar percakapan kami, yang ternyata beliau belum tidur.

“kalo bukan mereka, terus siapa dah?”
Fai menjawab, tapi kayak ngedukung Bude Ning,
“iya, lagian penghuni villa yang di sono gak ada anak kecilnya. kalopun ada, ya kali mainnya sampe sini, gelap pula..”

gue mikir, masuk akal sih, bener juga..
perasaan gue mulai gak enak.

22.45; kami memutuskan untuk segera beranjak tidur. namun kamar tidur yang direncanakan untuk tidur para sepupu wanita pun gak ada yang mau nempatin. ya sudah. gue, Bagas, Adit, dan Akbar memutuskan untuk kami aja yang tidur di situ kalau begitu.
di kamar tersebut ada 4 single-bed, dimana di masing-masing kasur tersebut terdapat kelambu. ada AC juga, yang sengaja diletakkan diantara kamar tidur dan koridor, yang mungkin peruntukkannya agar hawa AC bisa meluas ke segala sisi villa dan juga tetap masuk ke kamar tidur.
di ujung kamar ke arah belakang ada sebuah jendela persegi, yang mana hanya ditutupi oleh kalender. iya kalender, gak ada gorden. yang mana jendela tersebut gak sepenuhnya tertutupi. space yang gak tertutupi hanya hitam gelap aja, karena itu arah ke kebun di belakang villa.
gue sampai kamar duluan, ngetake kasur paling pojok karena paling dekat dengan colokan, diikuti dengan yang lain. seharusnya, posisi kepala saat tidur ini membelakangi jendela kamar, tapi karena gue main hape sambil ngecharge.. (cont)
..sehingga Adit, Bagas, Akbar mengambil posisi kepala tidurnya menghadap jendela kamar. ya udah lah, santai ye.

urutan tidurnya dari kiri ke kanan; gue, Akbar, Adit, Bagas.
sekitar 23.00; gue selesai main hape, tapi kami gak langsung tidur, Adit mengajak kami tetap bercerita horror lainnya sembari menunggu ngantuk.

sehabis ini, gue bener-bener nyesel karena mengiyakan ajakan Adit untuk tetap bercerita horror.
sekitar 00.15, lupa juga tepatnya jam berapa, di saat giliran gue lagi cerita, Adit nanya,

“tapi Mas, selama ini lo belom pernah dikasih liat?”,

“hamdulillah belom pernah, tapi ya gitu, diisengin mah sering..”
persis banget setelah gue selesai ngomong itu, gak sampe dua detik,

TIBA-TIBA AC MATI DAN DIIKUTI SEPERTI ADA SUARA ORANG YANG GEDE BANGET KAKINYA NGEGEBRAK LANTAI VILLA. KAYAK LONCAT DARI ATAS.

jelas sekali terdengar, secara villa ini rumah panggung yang terbuat dari kayu.
kami semua kaget. tiba-tiba suasana hening. karena posisi kami semuanya di dalam kasur kelambu, hawa pun terasa langsung pengap. gue langsung bilang ke mereka untuk baca ayat kursi.
setelah baca ayat kursi, persis banget ayat kursinya selesai,

TIBA-TIBA ADA ANGIN YANG BERHEMBUS DARI KANAN KE KIRI YANG MENGENAI KELAMBU KAMI. SEMUA NGERASAIN DAN SALING LIAT-LIATAN.

anjing, suasana semakin hening. semua bergidik.
keheningan tersebut terpecah karena tiba-tiba Bagas bangun dan keluar kamar, dengan alasan mengambil guling.

sekembalinya Bagas ke kasur, si bangsat ini tiba-tiba langsung cabut dengan cepat keluar kamar. kami semua pun ikutan cabut keluar kamar.
di ruang tengah pun beberapa anggota keluarga bangun karena kaget dengan suara berisik kami. semua bertanya kenapa, tapi kami gak mau pada jawab. kami langsung ambil posisi tidur masing-masing. akhirnya gak ada yang mau tidur di kamar tersebut.
jam menunjukkan sekitar pukul 02.00, gue pun memutuskan untuk segera tidur. selain agak takut, ya mau ngapain lagi anjir, ya tidur lah.
pagi harinya sekitar jam 08.00, gue terbangun dari tidur yang alhamdulillah nyenyak. di balkon depan yang lain sudah pada bangun dan lagi sarapan. gue pun join.

sesampainya di balkon, tante gue nyeletuk,
"eh kalian semalem pada kenapa sih?"

Bagas nyaut,
"hmm nggak, gpp tante"
tante gue melanjutkan,
"ohhh kirain kenapa, soalnya semalem tuh abis kalian pindah ke ruang tengah, sekitar jam 3 ada yang ngetuk gitu, terus tante kebangun"

gue nyaut,
"terus pas buka pintu, ada siapa yang ngetuk?"

"buka pintu? nggak, orang ngetuknya dari bawah.."
"HAH NGETUKNYA DARI BAWAH???"

"iya, dari bawah villa, tuk tuk tuk, tuk tuk tuk gitu dua kali, tante langsung geser posisi tidur aja"

gak lama, Adit turun ke bawah, melongok ke bawah villa,
"eh tinggi bawahnya cuma sepinggang aku loh, gak mungkin orang nih yang ngetuk"
lalu Om Putro dan Om Bas juga bercerita saat semalem lagi nungguin yang beli makan, mereka di depan villa dengar suara anjing menggonggong tepat di bawah balkon, tapi ketika disenter, gak ada apa-apa. kejadiannya berulang.
padahal, di waktu yang bersamaan saat gue berada di dalam villa, gue gak denger suara anjing sama sekali. logikanya harusnya kedengeran juga ya sama gue, karena Om Putro dan Om Bas bilang suara gonggongnya kenceng dan mengganggu.
Om Putro juga bercerita bahwa sekitar jam 4 dia terbangun karena tiba-tiba HT menyala, padahal HT-nya udah dimatiin dari sore hari katanya. di HT tersebut hanya ada suara "psssshhh.. tes.. tes.." begitu.

fyi, HT ini dikasih untuk berkomunikasi dengan pengurus villa.
sesi sarapan pun dihiasi dengan cerita "pengalaman" semalam, yang surpisingly mereka mengalaminya juga dengan versi beda-beda. vibe yang harusnya asoy, ini malah jadi begini.

"check-out aja ya hari ini, gak usah lanjut",
kata Tante Yani yang kemudian disetujui oleh semuanya.
gangguannya gak berhenti di sini ternyata. setelah sarapan, biar ending nginep di sininya enjoy, beberapa dari kita memutuskan untuk bermain di pantai sebelum check-out. sisanya nyantai di villa sambil merapihkan barang-barangnya.
ceritanya gue lanjutin nanti malem ya manteman, after office hours mungkin. gue mau tidur dulu. kontrakan gue yang rada-rada ini juga mulai ada "aktivitas" aneh, tau aja gue lagi bikin thread begini.
hai, terima kasih buat teman2 yang udah RT dan like. i appreciate you all!

izinkan gue melanjutkan ceritanya

setelah bersepakat untuk gak lanjut nginep di villa itu lagi, gue dan beberapa anggota keluarga memutuskan menghabiskan waktu di pantai..
gue dan Bagas hanya duduk di bale kecil di dekat pantai sambil merokok, karena kami gak ada mood buat main air dll

sekitar pukul 11, kita yang di pantai dipanggil untuk kembali ke villa, untuk bersih2 dan bersiap untuk balik ke rumah Om Putro (karena kakek & nenek masih di sana)
selang beberapa saat kemudian, Om Dodi setengah berteriak sambil lari ke arah pantai. di sana ada Ifa, anaknya Om Dodi, masih main air. Ifa seperti disuruh segera keluar dari air, lalu keluarlah Ifa, tetapi Om Dodi kayak stay di sana, kayak lagi membersihkan diri pake air laut..
gue dan Bagas masih di posisi duduk yang sama. yang tadi pada main di pantai udah pada balik ke villa. Om Dodi pun jalan melewati kami dengan ekspresi kayak kecapean, jalannya agak pincang,

"kenapa Om?",
tegur Bagas
"tadi Om ngeliat kayak ada yang mau nyergap Ifa dari belakang, makanya Om lari. pas Ifa udah keluar dari air, kaki Om berasa kayak ada yang narik, kenceng banget..",

jawab Om Dodi dengan muka setengah pucat dan beneran kayak orang gak enak badan

jujur, gue dan Bagas keheranan
keheranan karena:
1. perawakan Om Dodi mirip Andre Taulany, selalu ceria hampir setiap saat
2. dari tadi main di pantai tuh Om Dodi hepi-hepi aja
3. pas keluar dari air, mukanya langsung setengah pucat, dan kayak, beda ajaaaa gituuu
ada yang bikin gue heran lagi, setelah Om Dodi selesai ngobrol sama Bagas dan jalan balik ke villa, pandangan Bagas gak lepas dari Om Dodi

gue mau nanya, tapi males, gue pikir nanya nya nanti aja kalo udah keluar dari daerah ini
aca ucu, ina inu, kami udah siap balik ke rumah Om Putro. petugas villa pun ada di sana ngerapihin villa dsb. lalu gue iseng nanya ke mereka,

"a, semalem HT-nya jam 3-4an gitu nyala a, padahal udah kita matiin. itu dari petugas villa atau gimana?"

mereka cengo dong, lirik2an
gue yang masih berdiri nunggu jawaban mereka, dipanggil sama yang lain untuk segera masuk mobil dan balik. oke lah..

gue semobil sama Bagas, Adit, Akbar, dan sepupu cowok lainnya. sepanjang jalan kami masih cerita2 tentang apa yang kami alami selama nginep di villa tersebut
sekitar jam 5an sebelum maghrib gitu, kami sampai di rumah Om Putro. kami yang levelan sepupu langsung menuju meja makan karena lapar. di sana ada Tante Yani istrinya Om Dodi. di tengah makan, beliau nanya ke Bagas,

"Mas Bagas, itu Om Dodi kenapa sih?"
jadi, sepulangnya dari villa tadi, Om Dodi di mobil diam saja, kayak bengong tatapan kosong gitu. diajak ngobrol juga gak responsif. mukanya juga makin pucat. sesampainya di rumah Om Putro pun Om Dodi langsung tidur di kursi depan.

Bagas menjawab,
"lagi kecapean kali tan.."
"beneran Mas? soalnya kayak beda gitu"

"iya, nanti paling bentar lagi laper, bangun terus nyari makan deh.."

entah kenapa, mendengar percakapan Tante Yani dan Bagas, gue dan yang lainnya merasa kayak ada sesuatu aja yang di luar nalar kami, tapi yaudah lah aja gitu
kami pun melanjutkan makan, sambil cerita2 santai. tiba2 suara Om Dodi mengagetkan kami semua,

"ADA MAKANAN GAK???"

Om Dodi sudah ada di belakang kursi Bagas yang duduk di sebelah kiri gue, ngomongnya setengah tinggi, seraya tangannya sedikit menggebrak bangkunya Bagas
kami semua yang kaget, otomatis ngeliat ke arah Om Dodi, gue ngeliat Om Dodi kayak "kenapa nih Om Dodi", mukanya pucat, terus kayak bedaaa aja gitu

setelah itu kami bubar, meninggalkan Om Dodi sendirian makan di meja makan, karena suasananya langsung berubah jadi gimana gitu
kami pun bersiap untuk kembali ke Kalibata, karena kesepakatan para orangtua merayakan pergantian tahunnya di Kalibata aja, mengingat suasana gak enak setelah kita nginep di villa itu

masih ada waktu lah untuk sampai Kalibata, kemudian di sana merayakan pergantian tahun
gue yang tadinya bawa mobil sendiri, diminta Tante Yani untuk bawa mobilnya yang berisi Tante Yani, Om Dodi dan anak2nya, karena Om Dodi sendiri masih keliatan kayak gak enak badan gitu. yaudah lah, mobil gue akhirnya dibawa sama Bagas..

cabut lah kami dari rumah Om Putro
dari sekian mobil, hanya mobil Om Dodi yang gue bawa ini plus mobil gue yang dibawa Bagas yang konvoi, jalannya barengan gitu. sisanya udah duluan biar nyampe Kalibata lebih dulu..

lo pada tau kan ya tol Cilegon arah Jakarta kayak gimana, apalagi kalo malem?
gue memacu mobil dengan kecepatan 80-100km/jam, karena mobilnya Om Dodi emang gak bisa dibawa ngebut. ketika melewati Serang, jalanan tol tuh rada gelap dan kendaraan yang lewat waktu itu gak terlalu banyak

di mobil, hanya gue dan Tante Yani yang gak tidur, sisanya pada tidur
Om Dodi duduk di depan, tampaknya setengah tidur gitu, dengan posisi kepala yang kayak nunduk ke bawah tapi ketika kayak udah mau nyusruk ke bawah, dia benerin kepalanya lagi untuk nyender agak tegak

suasana sepi, karena setelan default radionya gak dapet frekuensi radio fm
"tante, aku nyetel lagu ya?"

"yaudah mas gpp, biar gak ngantuk ya.."

gue pake hape Om Dodi untuk nyetel lagu, dari youtube. random aja, gue setel lah lagu Westlife yang "If I Let You Go", sumpah gue gak ngelucu, beneran adanya gue setel lagu itu
nyanyi2 kecil lah gue, tapi sebelum lagunya sampe reff, Om Dodi ngambil hapenya terus ngeganti lagunya..

jadi apa?

jadi nyetel murotal quran

hehe

gue keheranan, nengok ke muka Om Dodi, posisinya merem, kayak orang tidur
gak lama, gue coba negor Om Dodi,
"Om, aku ganti jadi lagu aja ya?"

Om Dodi gak merespon, malah dia ngeluarin suara ngorok kecil gitu. oh yaudah, gue pikir aman lah gue ganti lagi jadi lagu. gue pun nyetel kembali lagu yang sama..

gak lama, masih belum sampe reff.. (cont)
..Om Dodi kembali mengambil hapenya dan mengganti lagi jadi murotal quran..

di sini gue udah mulai jiper. Tante Yani pun udah tertidur. gue ngeliat ke arah muka Om Dodi lagi, posisinya masih sama.

terus gue mencoba ngambil hape dari kantong celana, gue mau ngechat Bagas..
sebelum cerita gue berlanjut,

DEMI ALLAH BARUSAN KAYAK ADA YANG BERUSAHA BUKA PINTU KONTRAKAN GUE

bodo amat deh
gue ngechat Bagas,
"gas, nanti kalo ada rest area, berenti ya.. gue kebelet kencing.."

padahal mah ini gue jiper aja, pengen ngilangin suasana canggung di dalem mobil, terus sekalian cerita dan minta pendapat Bagas
akhirnya kami berenti di rest area pertama yang kami jumpai. gue turun, kencing, terus sebat duabat sama Bagas sambil gue bercerita tadi di sepanjang jalan gimana

terus gue minta tukeran nyetir mobil, brengseknya dia gak mau

kata dia,
"udah santai, aman kok sampe Kalibaga"
setelah itu kami lanjut lagi. alhamdulillah sampe Kalibata aman2 aja, dan di dalem mobil yaaa sepi2 aja, gue memutuskan gak nyetel apapun

sesampainya di Kalibata, Om Dodi langsung turun tanpa basa-basi dan masuk ke rumah, udah gitu langsung tidur di sofa depan lagi....
setelah semua turun dari mobil dan merapihkan barang, gue ngobrol sama Bagas di teras depan sambil ngerokok.

lalu Tante Yani menghampiri Bagas,
"Mas, itu Om Dodi kenapa sih?"

"gpp Tante... besok pagi juga udah baikan lagi"
"nggak, soalnya Tante tadi kayak ngeliat bayangan item gede di belakangnya Om Dodi pas Om Dodi turun dari mobil dan jalan ke dalem rumah.."

ekspresi Bagas kayak kaget gitu, terus merespon dengan ekspresi yang sok menenangkan,
"hmmm iya Tante, gpp kok, besok ya aku ceritain"
akhirnya malam itu kami gak ngerayain pergantian tahun, semua orang tampak kelelahan dan lebih memilih untuk istirahat, termasuk gue dan Bagas

keesokan paginya, gue bangun sekitar jam 8an, dimana anggota keluarga lainnya udah pada bangun dan pada menikmati sarapan
Om Dodi yang semalam tidur di sofa depan pun gak ada, kayaknya udah bangun, terus gue nanya ke Bagas,
"Om Dodi mana?"

"gak tau"

selang beberapa menit, Om Dodi masuk dari luar, ekspresinya ceria. beliau abis sepedahan. kali ini beliau keliatan normal, beda dengan kemarin malam
semua yang ada di ruangan depan, yang jadi tempat kami amprokan untuk sarapan, pada keheranan karena gak ada yang tau kalo Om Dodi keluar rumah sepedahan,

"lah kamu sepedahan? dari jam berapa?", tanya Tante Yani

"dari pagi, abis subuh jam 5 atau setengah 6an lah"
setelah pada selesai sarapan, kami para levelan sepupu pada ke teras depan, beberapa ngerokok, beberapa duduk doang. lalu Tante Yani dateng dan nanya Bagas,

"gimana Mas?"

Bagas seperti tau dan sudah menyiapkan jawaban dari segala tanda tanya yang ada di benak kami
lalu Bagas bercerita,

"jadi, ini dimulai pas kemarin kita lagi main di pantai sebelum checkout. terus Om Dodi katanya ngeliat kayak ada sosok gitu mau nyergap Ifa dari belakang. bener, emang ada. sosok itu sosok jahat yang suka sama Ifa, mau "ngebawa" Ifa."
"terus Om Dodi nyamperin terus nyuruh Ifa buat keluar dari air. di situ, makhluk itu marah, gak suka, terus nempelin Om Dodi mulai dari pantai itu, ngegelayut di tubuhnya Om Dodi. tapi aku gak bisa apa2, energi makhluk itu kuat banget.."
"pas sampe di rumah Om Putro, Om Dodi tidur kan di kursi depan, itu sebenernya makhluk itu lagi ngumpet"

"hah? ngumpet?",
saut kami hampir bersamaan

"iya, jadi tuh di rumah Om Putro ada "penunggu"-nya. kakek2, tapi baik, dia tempatnya di lantai 2, di deket jendala kamar Adit.."
"kakek2 itu tau Om Dodi keluarganya Om Putro, kakek2 itu juga tau kalo ada makhluk yang berusaha jahat ke Om Dodi. sebaliknya, makhluk itu tau kalo kakek2 itu berusaha untuk ngusir dia. akhirnya mereka di situ "berantem".."
"makanya Om Dodi bangun terus makan kan? itu emang normal Om Dodi, pasti kecapean dan laper. sebelum pulang, aku gak ngeliat makhluk itu, dari kode yang dikasih kakek2 itu, makhluknya udah diusir balik ke tempat asalnya.."
"tapi, ini nih yang aneh, aku kan bawa mobil Mas Gilang dan jalannya paling terakhir ya.. aku ngeliat makhluk itu ada lagi, ngikutin dan nempel Om Dodi. yang lebih kagetnya, kakek2 itu ternyata ngikutin juga.."
"jadi, makhluk itu kayak balik lagi, tapi gak tau kalo kakek2 penunggu rumah Om Putro tuh ngikutin dan mantau. akhirnya pas sampe Kalibata, mereka berantem lagi. tapi kali ini beda, penunggu rumah Kalibata ngebantuin kakek2 itu.."
"makanya pas semalem Tante Yani nanya, aku udah tau kalo Om Dodi bakal baik2 aja, karena si kakek2 itu ngasih tau aku.. sekarang sih udah aman, tuh Om Dodi udah biasa aja lagi kan.."

selesai Bagas bercerita, kami cuma bisa bengong dan keheranan
heran karena gue gak nyangka bahwa agenda senang2 dengan keluarga ini bisa2nya ada kejadian dan paranormal experience kayak gitu.. baru kali ini banget soalnya

gue juga gak nyangka bahwa paranormal experience ini dirasakan oleh hampir semua anggota keluarga yang ikut ke sana
di tengah keheranan gue dan sepupu2, Bagas terus ngomong lagi,

"lo pada, pada inget kan kalo di villa sebrang kemarin tuh ada anak2 muda pada nginep di sana?"

"iya.."

"kemarin sebelum cabut gue nanya sama aa penjaganya.."
"gue iseng aja nanya; a, itu yang di villa sebrang sampe tahun baruan ya di sini? terus lo tau gak aa nya jawab apa? dia jawab gini; villa sebrang? tahun baruan? orang villa sebrang lagi direnov, gak ada yang nginep mas.."
"tai gak? padahal kita ngeliat kan kalo kemarin tuh di villa sebrang ada yang nginep anak2 muda gitu, masa aa nya pas gue tanya jawabannya begitu sih"

"tapi abis lo nanya gitu, lo liat gak ke villa sebrang? bener lagi direnov?", saut gue

"nggak lah, gue langsung masuk mobil"
kami semua abis itu pada nengok2an, setengah ketakutan tapi setengah lucu gitu, kayak "kok bisa dah anjing"
ya, sekian cerita dari gue. panjang banget ya? capek banget ya bacanya? maaf deh, gue cuma nyoba cerita ke kalian dengan lengkap dan detail.

disclaimer: bukan maksud gue juga untuk men-cap daerah Cilegon, Tanjung Lesung, dan sekitarnya sebagai kawasan yang gimana gitu.
jika menurut kalian cerita tersebut seru, menarik, engaging, atau apapun itu; boleh banget loh untuk Retweet, Likes, Share, atau upload di IG Story kalian..

terima kasih semua.. sampai jumpa di cerita gue berikutnya ya! 🤗
oh iya, feel free ya kalo mau reply, DM, atau kontak gue secara personal kalo masih penasaran dan ada yang ingin ditanyain dari cerita tersebut..

karena juga gue kadang ketika baca cerita orang tuh kayak "ah masa sih", sampe akhirnya gue mengalami sendiri

• • •

Missing some Tweet in this thread? You can try to force a refresh
 

Keep Current with Rilang Gidzky

Rilang Gidzky Profile picture

Stay in touch and get notified when new unrolls are available from this author!

Read all threads

This Thread may be Removed Anytime!

PDF

Twitter may remove this content at anytime! Save it as PDF for later use!

Try unrolling a thread yourself!

how to unroll video
  1. Follow @ThreadReaderApp to mention us!

  2. From a Twitter thread mention us with a keyword "unroll"
@threadreaderapp unroll

Practice here first or read more on our help page!

Did Thread Reader help you today?

Support us! We are indie developers!


This site is made by just two indie developers on a laptop doing marketing, support and development! Read more about the story.

Become a Premium Member ($3/month or $30/year) and get exclusive features!

Become Premium

Too expensive? Make a small donation by buying us coffee ($5) or help with server cost ($10)

Donate via Paypal Become our Patreon

Thank you for your support!

Follow Us on Twitter!

:(