Thread by @pinotski

Dari pandemi ini kami belajar. Kami bukan saintis, awam dng covid, awam dng strateginya tapi ada satu hal yg bikin kami bisa relatif survive terutama dalam sisi mental health: empati pada jiwa/orang lain.

Tahun lalu, ketika semua warga NY panik mereka memberi kepada yang membutuhkan. Memberi apa yang mereka sanggup atau miliki. Ketika masker, tabung oksigen & hand sanitizer langka, yang punya langsung otomatis membagi-bagikan gratis termasuk mereka pemilik apotik, toserba.

Setiap orang seperti berlomba-lomba memberi yang terbaik. Jika cuma bisa memberi apresiasi, maka mereka akan memberinya terutama pada nakes. Dengan menghormat pada mereka bertepuk tangan setiap pukul 7 adalah bentuk pemberian.

Kesannya sepele, tapi itu membantu moral & spirit nakes & first responder.
Kami pun ikutan memberi dengan mengolah kain bekas jadi masker & dibagi-bagikan ke sekitar atau komunitas online yg berusaha menjembatani penyedia dng yg butuh.

Apa yang kami lakukan ngga seberapa dibanding nakes yg berjuang di ruang ICU, tapi kami merasa punya peran demi orang lain. Dng memberi, kami merasa kesehatan mental lebih terjaga & seimbang.

https://twitter.com/pinotski/status/1255858109530222595

Dan memberi apresasi atau berterima kasih adalah cara termudah yang bisa kami beri.

https://twitter.com/pinotski/status/1259110839543566336

Dari pandemi ini, saat berduka pun kami belajar utk memiliki niat “apa yang bisa kami bantu?”

Semoga thread ini bisa memberi sesuatu yang baik buat keluarga & teman-teman di Indonesia. Doa & peluk kami selalu ada untuk kalian semua. Amin.