Belakangan ini banyak yang menuduh saya sebagai sales Sinovac atau hanya suka vaksin Sinovac, saya klarifikasi kenapa fokus tweet saya adalah vaksin inactivated, baik Sinovac ataupun Sinopharm, disimak ya biar tidak salah paham.
1. Sudah banyak yang "membela" vaksin mRNA seperti Pfizer atau Moderna, sehingga tidak perlu saya yakinkan lagi efektivitasnya, dan sebaliknya untuk vaksin Sinovac
2. Jelas bahwa antibodi dari vaksin mRNA >>> vaksin inactivated, NAMUN
3. Saya perlu menjelaskan bahwa antibodi bukan segala-galanya dalam vaksin, terpenting adalah bagaimana efektivitas di lapangan, yang sekali lagi banyak bukti dari negara barat untuk vaksin mRNA, namun sedikit bukti publikasi dari negara-negara pengguna Sinovac/Sinopharm
4. Disukai atau tidak, efektivitas vaksinasi tercapai bukan dengan tinggi-tinggian antibodi, tapi seberapa banyak masyarakat tervaksin, coba silahkan cek data-data dari negara-negara pengguna vaksin mRNA, saat kurang cakupan bahkan yang sudah tervaksinpun tembus
5. JADI, saya punya kewajiban, sebagai seorang ahli imunologi dan vaksinologi, meyakinkan masyarakat bahwa vaksin APAPUN mempunyai efektivitas yang sama dalam mencegah rawat inap dan kematian COVID-19, bukti-bukti dari Indonesia, Chile dsbnya menunjukkan demikian
6. PUN, saat ini terbukti titer antibodi menurun setelah 6 bulan, untuk semua vaksin, JADI kita berkejaran dengan waktu untuk mencapai imunitas kelompok secepat mungkin, dengan tidak menunda-nunda vaksin untuk memilih-milih, INGAT CAKUPAN LEBIH PENTING!
7. JADI, temen-temen yang mau cari efektivitas vaksin mRNA bisa cek @FaheemYounus dan rekan-rekan lain sudah banyak tidak perlu bingung. Kalau mau cari "sales" Sinovac/Sinopharm untuk meyakinkan bisa cek tweet saya... No problem, selama secepat mungkin kita capai cakupan vaksin
• • •
Missing some Tweet in this thread? You can try to
force a refresh
1. 28 hari pasca pemberian vaksin dua dosis jarak 28 hari, titer antibodi lebih tinggi dari jarak 14 hari, DAN
2. 28 hari pasca pemberian dosis ketiga (beda 6 bulan), titer antibodi meningkat drastis, menyerupai titer pada vaksin mRNA seperti Pfizer dan Moderna
Bisa dilihat titer pasca dosis ketiga, beda 6 bulan dari dosis pertama Sinovac, antibodi netralisasi rata-rata di 143.1 (KIRI), JUJUR untuk vaksin mRNA hanya butuh dua dosis untuk mencapai titer seperti ini, bandingkan gambar KANAN
Data vaksinasi dari Jakarta, lebih dari 3 juta orang yang sudah menerima dosis pertama dan lebih dari 1,5 jt orang menerima dosis kedua. Sudah berhasil merubah kematian Covid-19 yang bisa 3-5% hanya jadi 0.21-0.33%. Efektivitas >90% thd kematian. #ayovaksin
Just info Mayoritas vaksin sinovac, sebagian sinopharm dan astrazeneca
Masih bisa kena? Masih tidak ada vaksin efektif 100%. Kalau kena masih bisa harus dirawat? Masih, tapi kemungkinan jauh lebih kecil. Kalau kena masih bisa meninggal? Masih, tapi berkurang 10 kali lipat. Tetap protokol 5M sampai >80% tervaksin...
Ada kemungkinan breaktrough covid pada nakes yang tervaksin penuh sejak awal tahun, bukan karena efikasi vaksin #sinovac rendah, hal yang sama juga terjadi di Israel yang mendapatkan vaksin Pfizer. Kemungkinan besar penurunan titer.
Hal ini menunjukkan, kemungkinan booster dengan gunakan #sinovac dosis ketiga, seperti yang dibuktikan di studi di China bisa tingkatkan kadar antibodi sampai 20 kali lipat, merupakan strategi yang bisa dipertimbangkan pada nakes yang tidak bisa dapat vaksin mRNA. @BudiGSadikin
Juga tunjukkan narasi yang coba dibuat oleh media “barat” vaksin inactivated dari China seperti Sinovac dan Sinopharm kurang efektif terbantah dengan sendirinya. Sepertinya ini lebih ke arah apapun vaksinnya setelah 6-12 bulan tetap membutuhkan dosis ketiga terkait varian Delta.
KABAR BAIK!!! Penyintas Lupus aman untuk Vaksinasi Covid-19.
Survei terkini terhadap 696 orang penyintas #lupus di Eropa menunjukkan vaksinasi Covid-19 aman untuk diberikan. Pada survei ini menggunakan vaksin seperti Pfizer, Sinovac, AstraZeneca dan Moderna.
@Lupusreference Survei ini menunjukkan vaksinasi Covid-19 tidak sebabkan flare pada penyintas lupus dan gejala ikutan pasca vaksinasi serupa dengan masyrakat umum. Sebagian besar gejala ringan/sedang, seperti nyeri lokasi suntikan dan pegal-pegal, serta tidak mengganggu aktivitas sehari-hari.
Selain itu hanya 3% dari yang mendapatkan vaksinasi mengalami kekambuhan, dan hanya 0,5% membutuhkan perawatan karena kekambuhan. Sebagian besar kekambuhan berupa gejala sendi (90%) dan kelelahan (80%), semua sembuh sempurna.
Klasik media yang mengutip sebagian rilis untuk mendukung tulisannya. Saya jabarkan rilis lengkapnya di bawah, beserta dengan link rilis aslinya ya. #ayovaksin
Karena sebenarnya rilis lengkap WHO dan CDC tujuannya adalah untuk mengcounter usaha Pfizer jualan vaksin mRNA dosis ke3 di USA (coba baca rilis lengkap di media internasional yang reputable, seperti Guardian, NYT dsbnya)…
Intinya rilis itu:
1. Sampai saat ini tidak ada bukti diperlukan vaksin mRNA dosis ketiga,
2. Masalah etis banyak yang belum mendapatkan vaksin di negara-negara berkembang dsbnya
Bagaimana langkah yang harus kita lakukan untuk mendapatkan vaksinasi Covid-19, simak langkah demi langkah berikut ya:
1. Pastikan kondisi autoimun anda dalam keadaan terkontrol, definisi terkontrol berbeda untuk masing2 autoimun, konsultasikan dengan dokter yang merawat ya,
2. Pastikan anda sedang tidak mengkonsumsi steroid lebih dari 20mg setara prednison atau sedang mendapatkan terapi rituximab, bagi yang sedang sedang mendapatkan methotrexate pastikan diatur penggunaannya oleh dokter yang merawat,