Siapa yg tak kenal dengan Guru Bangil (KH Syarwani Abdan Pasuruan)?
Pastinya setiap tahun ketika haul beliau ramai Masyarakat Banjar Kalimantan Selatan yg pergi ke pulau Jawa untuk menghadiri haul beliau.
Beliau adalah Gurunya KH. Muhammad Zaini bin Abdul Ghoni atau yang masyhur dengan panggilan Abah Guru Sekumpul. Guru Bangil adalah salah satu keturunan Syekh Arsyad Al-Banjari yang memilih tinggal di Pasuruan Jawa Timur.
Menurut cerita dari salah satu guru Pengajar di Pondok Pesantren Darussalam Martapura, Guru Bangil memiliki Guru yaitu Syaikh Ja’far Syaikhon/Habib Ja’far bin Syaikhon Assegaf Pasuruan. Beliau adalah seorang Wali Qutub nya Jawa pada zamannya.
Suatu ketika beliau pernah berucap kepada Guru Bangil.
“Di tanah Jawa, yang menahan (menjadi penyandang bala) ada 40 orang wali mastur, jika ingin menemui mereka, maka ziarahlah ke Ampel.”
Lalu, pergilah KH Syarwani Abdan ke makam Sunan Ampel, sambil berjalan beliau melihat seseorang yang berjualan es, saat dilewati tiba tiba yang jualan es teriak.
“Anaa wahid min arba’iin (aku salah satu dari yang empat puluh).”
Berjalan terus Guru Bangil, tiba-tiba berjumpa dengan pedagang mainan lalu berteriak pedagang mainan tersebut
“Ana wahid min arba’in (Saya salah satu dari yang empat puluh).”
Sampai seterusnya hingga yang ditemui beliau sampai 40 orang yang berpakaian biasa, tidak bersurban, tidak berselendang dan lain lain.
Inilah para Wali Allah Ta’ala.
Maa syaa Allah, yang namanya Waliyullah tidak dapat ditebak.
• • •
Missing some Tweet in this thread? You can try to
force a refresh
Habib Umar Muthohar Semarang berpesan; "Kalau kita diuji dengan anak-anak yang nakal atau susah diatur maka berziarahlah (berdoa melalui wasilah) Wali Agung Cucu Sunan Kudus Mbah Yai Rifai, Insyallah anak-anak kita akan sembuh dari sifat nakal, Sholeh dan lapang dada.
Habib Umar mendapatkan kisah ini dari KH Khoiruzzad Turaihan Adjhuri. Dan Habib Umar pun minta Pak Kyai Zad menunjukkan makam tersebut.
Lokasi :
Sebelah barat makam KHR Asnawi, tepat di tepi jalan sebelah kanan sebelum masuk gapura dalam makam Sunan Kudus.
Disebutkan dalam Kitab Al-Ajwibah Al-Makiyyah yang dinukil dari Kitab Minhajus Sa'adah, Rasulullah SAW bersabda :
"Bertawasullah denganku dan dgn ahlil baitku kpd Allah, krn sesungguhnya tidaklah ditolak (do'anya) orang yg mau bertawasul melalui aku dan ahli baitku kepada Allah"
Nama : Ali Ahmad alias Ali Kalora
TTL : Gowa, Sulawesi Selatan, 30-05-1981.
Sebelumnya ia bekerja sebagai Petani di Desa Kalora, Kecamatan Poso Pesisir Utara, Kabupaten Poso, Sulawesi Tengah. Bergabung ke kelompok teroris Poso pada 2012.
Saat itu, bersama Santoso alias Abu Wardah ia mendeklarasikan diri untuk menjadi pengikut ISIS.
Meski lahir di Gowa, ia bukan bersuku Bugis, tapi Ambon. Ia menetap di Kalora, Kecamatan Poso Pesisir Utara. Di sana, ia menikah dengan perempuan bernama Tini Susanti Kaduku.
Di kelompoknya, Tini disapa Ummi Farel. Sedangkan penambahan Kalora di belakang namanya berasal dari desa tempatnya bermukim. Nama itu diperkenalkan polisi lalu digunakan secara umum dalam pemberitaan media massa.
Istilah2 Sakral Yang Telah Dinodai & Dicuri Oleh Perompak Bertopeng Agama
Hizbut Tahrir Indonesia adlh ormas pemberontak bertopeng agama & pengasong khilafah memang sdh dibubarkan oleh pemerintah. Tetapi gerakan & ideologi mereka msh ada dan terus bergentayangan di sekitar kita.
Mereka lebih mengemas diri dengan simbol-simbol agama untuk menarik simpati dan dukungan masyarakat. Inilah liciknya pemberontak dengan kedok agama untuk membuat keributan di Indonesia yang sudah aman dan damai, negeri nan indah yang diakui dunia internasional.
Keindahan tak melulu hanya melulu penampilan dan rupa yang cantik. Deretan huruf dan rangkaian kata juga merupakan jenis keindahan yang mampu menghadirkan ‘sense of beauty’ yang menyejukkan dan mampu menyihir pembacanya ke alam lain.
Sedari awal, organisasi yg didirikan oleh para kiai pesantren ini berupaya memperkuat substansi & praksis keagamaan dlm membangun bangsa & negara secara bersama-sama. Substansi yang terkandung dalam Pancasila telah sesuai dengan nilai-nilai ajaran Islam yang perlu diperjuangkan.
Pancasila dirancang sebagai ideologi pemersatu sehingga substansinya harus mampu mengakomodasi seluruh rakyat Indonesia yg terdiri dari berbagai macam suku, agama, etnik, dan lain-lain.
Substansi ini yg perlu digali
sehingga Pancasila dapat diterima sebagai asas.