Bangunan Kolonialisme hingga Jadi Tempat Persatuan Asia-Afrika
Terletak di ruas Jalan Asia Afrika, Gedung Merdeka merupakan salah satu landmark utama kota Bandung. Gedung ini awalnya merupakan bangunan Societeit Concordia.
📷: Commons Wikimedia
Yaitu tempat rekreasi dan sosialisasi sejumlah ekspatriat Belanda yang bermukim di Bandung pada masa pendudukan Belanda.
Societeit Concordia merupakan Perkumpulan Pertanian Bandung (Bandoengsche Landbouwvereniging) yang semula beranggotakan 18 orang.
Pada 1895, untuk mengakomodasi kegiatan-kegiatan hiburan, Societeit Concordia pindah ke bangunan megah di Jalan Pedati (kemudian lebih dikenal sebagai Jalan Braga atau Bragaweg).
Menurut pendeta Marius Buys yang menjadi Dominee Gereja Protestan di Bandung (1887-1890), Gedung Societeit Concordia dahulunya adalah gedung serba guna.
Pernah menjadi tempat pertunjukan Toneelvereeniging Braga (Perkumpulan Tonil Braga), tempat pertemuan Bandoengsche Landbouwvereeniging, vergaderingen (tempat rapat), dan tempat khotbah agama Kristen Protestan.
“Di sinilah Societeit Concordia sebagai perkumpulan kaum elite mencapai puncak popularitasnya,” tulis Ridwan Hutagalung dan Taufanny Nugraha dalam Braga Jantung Paris van Java dikutip dari Historia, Sabtu (8/10/2021).
Societeit Concordia sendiri berisi hiburan kelas atas bagi penduduk kolonial Eropa di kota Bandung. Setiap akhir pekan, gedung ini selalu ramai dengan pertunjukan musik, sandiwara, dan dansa.
Selain mengadakan pertunjukan rutin, mereka juga menyelenggarakan pertunjukan khusus yang bertajuk Bragabal (berisi pertunjukan tarian dan musik) sekali dalam tiga bulan.
Pergantian tahun juga menjadi momen spesial bagi penduduk Eropa di Bandung. Mereka merayakan pergantian tahun dengan mengadakan pesta yang dikunjungi oleh khalayak ramai (penduduk Eropa).
Gedung ini memang menjadi ikon rasisme dari masyarakat Belanda, karena pada masa pendudukan Belanda terdapat larangan keras bagi warga pribumi.
Ketika masuk ke dalam area gedung ini akan ada tulisan yang berbunyi ‘Verbodden voor Honden en Inlander’ (dilarang masuk bagi anjing dan pribumi).
"Kemunculannya mempertegas jurang pemisah antara kalangan Eropa dan bumiputra. Orang Eropa mengemban gaya hidup eksklusif,” tulis Denys Lombard dalam Nusa Jawa Silang Budaya 1.
Memang demikian eksklusifnya gedung ini sehingga tak sembarangan orang bisa masuk dan menikmati kemewahannya. Jangankan kaum pribumi (inlandeer), orang kulit putih yang tidak memiliki akses ke dalam komunitas elite Eropa di Bandung juga akan sulit masuk.
Pada masanya, Concordia merupakan tempat pertemuan paling mewah dan modern. Di dalamnya terdapat ruangan tempat minum, bersantai, dan menyaksikan pertunjukan kesenian.
Lantainya terbuat dari marmer Italia, belum lagi lampu-lampu Kristal dan berbagai fasilitas yang ketika itu terbilang mewah.
Soekarno juga mengganti nama Gedung Societeit Concordia menjadi Gedung Merdeka, perubahan nama ini mendapatkan kecaman dari Pemerintah Kota Bandung. Hal itu karena Bung Karno diketahui tidak berkomunikasi dengan pemerintah kota sebelum mengganti nama.
Namun demikian, Soekarno tetaplah Soekarno. Ia memiliki satu alasan mengapa perubahan nama gedung itu harus dilakukan.
Dirinya beralasan bahwa pergantian ini merupakan bentuk memori kolektif masyarakat Indonesia dan masyarakat dunia untuk memperjuangkan kemerdekaan bangsa di Asia Afrika dari belenggu kolonialisme.
"Peristiwa penting itu terjadi di dalam sebuah gedung yang pada awalnya merupakan simbol kolonialisme di kota Bandung. Gedung megah itu, tidak lain adalah Societeit Concordia," tulis Achmad Sofyan
Yuk yang mau tahu seputar bangunan bersejarah di Bandung ini, klik artikelnya
Ronny Pasla, Legenda Kiper Timnas yang Pernah Gagalkan Pinalti Pele
Ronny Pasla, begitu asing bagi pecinta sepak bola, Namun, ia adalah legenda penjaga gawang tim sepak bola Indonesia. Saat masih aktif bermain, ia merupakan salah satu kiper yg diperhitungkan.
📷: Suarakinantan
Sosok kelahiran Medan, 15 April 1947 itu sudah berhasil mempersembahkan banyak gelar untuk Indonesia. Beberapa di antaranya ialah membawa Indonesia juara di Piala Agakhan di Bangladesh tahun 1967, Merdeka Games 1967, Saigon Cup 1970, hingga Pesta Sukan Singapura tahun 1972.
Bahkan, ia pernah dianugerahi sebagai atlet terbaik Indonesia pada 1972 dan penjaga gawang terbaik dua tahun kemudian. Malahan, pada masa emasnya, Ronny sempat disandingkan dengan kiper legendaris Uni Soviet, yaitu Lev Yashin.
Etnobotani dari bahasa Yunani ethnos, yang berarti orang dan tumbuhan-tumbuhan adalah ilmu yang mempelajari hubungan antara manusia dan lingkungan tumbuhannya.
📷: Shutterstock
Konservasi dan pelestarian tumbuhan berbasis kearifan lokal masyarakat Baduy, sudah tercermin dari cara hidup yang masih tradisional dan sederhana, seperti melakukan budidaya, reboisasi, dan melakukan tebang pilih supaya hutan tetap terjaga keseimbangannya.
Masyarakat Baduy mengangap bahwa wilayah mereka adalah sebagai inti jagat, dianggap memiliki hak untuk tetap terpeliharan dan tidak tergangu oleh perubahan. Gangguan itu akan membuat ketidakseimbangan alam semesta, termasuk diri mereka sendiri.
Tanaman Air Endemik Kalimantan yang Jadi Primadona Akuaskap
Bucephalandra merupakan nama ilmiah tanaman air yang sejak beberapa tahun terakhir sangat populer dan banyak diminati oleh kalangan pencinta akuaskap tidak hanya di Indonesia, melainkan juga dunia.
📷: Bucephalandra
Melansir KlikHijau, nama Bucephalandra sendiri diberikan karena tanaman ini memiliki bentuk bunga yang sepintas menyerupai tanduk banteng. Faktanya, tanaman ini pertama kali diperkenalkan pada tahun 2014 oleh seorang kolektor tanaman air asal Jepang bernama Nakamoto.
Tanaman yang umumnya disebut dengan nama Buce ini dikenal sebagai tanaman air endemik khas Kalimantan, sehingga membuat tanaman tersebut juga kerap disebut dengan nama Buce Kalimantan atau Buce Borneo.
Tempat Kongko dan Ruang Kreatif Baru di Gedung Kantor Pos
Salah satu keunikan dari Pos Bloc adalah lokasinya yang berada di gedung tua peninggalan Belanda. Dulunya, gedung ini berfungsi sebagai kantor pos terbesar di Hindia Belanda.
📷: IG Posblocjkt
Oleh Pemerintah Provinsi DKI Jakarta, gedung tersebut telah ditetapkan menjadi Bangunan Cagar Budaya kelas A.
Jimmy Saputro, CEO Pos Bloc Jakarta, mengatakan bahwa pihaknya ingin para pengunjung Pos Bloc bisa memiliki pengalaman berkunjung yang autentik, hangat, dan menyenangkan.
Kudapan Nikmat yang Melegenda dari Sumedang Sejak 1917
Salah satu pabrik tahu Sumedang yang terkenal adalah Tahu Bungkeng. Anda pun bisa langsung berkunjung ke pabriknya di Jalan 11 April dekat Taman Telur, Sumedang.
📷: Dadang kosasih
Tahu Bungkeng sudah ada sejak tahun 1917 dan kini telah berusia lebih dari 100 tahun. Meski demikian, citarasa tahunya tetap terjaga dari masa ke masa.
Sejarah Tahu Bungkeng tak lepas dari kisah seorang imigran dari China bernama Ong Kino dengan istrinya. Pasangan ini sudah mulai menggeluti usaha produksi tahu dari tahun 1917 dan usahanya diteruskan oleh sang anak, Ong Bung Keng.
H Agus Salim, Diplomat Poligot yang Memilih Melarat Sepanjang Hidup
Ketika sang penghuni, Agus Salim, wafat pada November 1954, kediamannya hanya berupa rumah sempit di gang sempit yang masih berstatus sewa.
📷: IG (Sandiwarapemuda)
Padahal banyak jabatan yang pernah dirinya dapatkan, anggota dewan Volksraad, diplomat ulung yang meraih pengakuan internasional pertama bagi RI, dan Menteri Luar Negeri era revolusi.
"Sangat boleh jadi tidak ada tokoh bangsa yang semelarat namun sebahagia Haji Agus Salim. Hatta masih punya rumah di kawasan Menteng. Agus Salim boro-boro punya rumah. Sampai wafat dia tetap berstatus “kontraktor”," tulis Faisal Basri.