Mengenal Lebih Dekat Sayyidah Aminah Binti Wahab (???-577H)

بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيم

Kelahiran

Aminah menikah dengan Abdullah, tidak terdapat keterangan mengenai lahirnya beliau, dan menurut sejarah beliau meninggal pada tahun 577 H. Image
Ketika dalam perjalanan menuju Yatstrib untuk mengajak Nabi Muhammad mengunjungi pamannya dan kuburan ayah nya.

Aminah dilahirkan di Mekkah, Ayah Aminah adalah pemimpin Bani Zuhrah, yang bernama Wahab bin Abdul Manaf bin Zuhrah bin Kilab.
Sedangkan Ibu Aminah adalah Barrah binti Abdul Uzza bin Utsman bin Abduddar bin Qushay.

Pemimpin Para Ibu

Bunda Aminah adalah pemimpin para Ibu, karena beliau Ibu Nabi Muhammad yang di pilih Allah SWT sebagai Rasul pembawa risalah untuk umat manusia hingga akhir zaman.
Baginda Nabi penyeru kebenaran dan keadilan serta kebaikan berupa Agama Islam.

Tak banyak sejarawan yg mengupas hidup Bunda Aminah, namun nama ini senantiasa semerbak bersama hembusan angin keindahan. Perjalannya yg indah nan suci telah mengukir perubahan besar perputaran zaman.
Siapa yang tak kenal Bani Hasyim, karena dari Kabilah inilah Nabi SAW di lahirkan.
Siapa pula yamg tak kenal Bani Zuhrah, sebuah Kabilah yang pernah menyimpan Wanita Suci dan Mulia, karena dari rahimnya lahirnya sebuah cahaya Agung yang membawa perubahan besar di dunia ini.
Mungkin sulit untuk di ketahui kapan dan bagaimana kelahiran serta kehidupan Sayyidah Aminah sampai menjelang masa perkawinannya dengan Sayyid Abdullah.

Karena para sejarawan tidak banyak menceritakan peristiwa ini. Namun yang jelas wanita Arab waktu itu terbagi dua kelompok.
Kelopak pertama adalah wanita yang di kenal oleh kaum pria dan mereka pun mengenal kaum pria. Wanita semacam ini biasanya mempunyai keahlian dalam beberapa pekerjaan dan mereka pulalah yang memberi semangat kaum lelaki di saat terjadi peperangan.
Para pemuda yang menikah dengan wanita semacam ini biasanya di sebabkan melihat dan mendengar secara langsung.

Kelompok kedua, adalah para wanita yang tidak di kenal oleh kaum pria dan mereka pun tidak mengenal selain kaum lelaki dari keluarga dekatnya sendiri.
Para pemuda Arab yang meminang wanita semacam ini di sebabkan kemuliaan dan iffahnya (kesucian). Wanita semacam ini senantiasa menerima pujian dan sanjungan di setiap masa.
Perumpamaan wanita semacam ini di mata manusia tak bisa di samakan, kecuali dengan mutiara yang tersimpan sehingga tidak sembarangan orang dapat mengotorinya.
Tak seorang pun mampu mengusik kemuliaan dan iffahnya, dari wanita semacam inilah Bungan Mawar dari Bani Zuhrah, Aminah binti Wahab.
Seorang wanita berhati mulia, pemimpin para Ibu. Seorang Ibu yang telah menganugerahkan anak tunggal yamg mulia pembawa risalah yang lurus dan kekal, Rasul yang bijak pembawa hidayah.
Cukuplah baginya kemuliaan dan kebanggaan yang tidak dapat di mungkiri, bahwa Allah Azza Wa Jalla memilihnya sebagai ibu seorang Rasul Mulia dan Nabi yang terakhir.
Berkata Nabi SAW :

Dengarlah sabdanya lagi.
Bunda Aminah bukanlah Ibu seorang Rasul atau Nabi, tetapi juga wanita pengukir sejarah. Karena risalah yang dibawa putera tunggalnya sempurna, benar dan kekal sepanjang zaman. Suatu risalah yang bermaslahat bagi umat manusia.
Berkata Ibnu Ishaq tentang Bunda Aminah binti Wahab:

Aminah binti Wahab merupakan bunga yang indah di kalangan Quraisy serta menjadi puteri dari Bani Zuhrah. Pergaulannya senantiasa dalam penjagaan dan tertutup dari pandangan mata.
Terlindung dari pergaulan bebas sehingga sukar untuk dapat mengetahui jelas penampilannya atau gambaran fisikalnya. Para sejarawan hampir tidak mengetahui kehidupan nya kecuali sebagai gadis Quraisy yang paling mulu Nasab dan kedudukannya di kalangan Quraisy.
Meski tersembunyi baunya yang harum keluar dari rumah Bani Zuhrah dan menyebar kesegala penjuru Mekkah. Bau harumnya membangkitkan harapan mulia dalam jiwa para pemuda yang menjauhi wanita-wanita lain yang terpandang dan dibicarakan orang.
Cahaya di dahi

Allah memilih Aminah “Si bunga Quraisy” sebagai istri Sayyid Abdullah bin Abdul Muthalib di antara gadis lain yang cantik dan suci. Ramai gadis yang meminang Abdullah sebagai suaminya seperti Ruqaiyah binti Naifal, Fathimah binti Murr,
Laila al-Adawiyah dan masih banyak wanita lain yang telah meminang Abdullah.

Ibnu Ishaq menuturkan tentang Abdul Muthalib yang membimbing tangan Abdullah anaknya setelah menebusnya dari penyembelihan.
Lalu membawanya kepada Wahab bin Abdul Manaf bin Zuhrah, yang waktu itu pemimpin Bani Zuhrah untuk di nikahkan dengan Aminah.

Sayyid Abdullah adalah pemuda paling tampan di Mekkah, paling memukau dan paling terkenal di Melkah.
Tak heran jika ketika ia meminang Aminah, ramai wanita Mekkah yang Patah Hati.

Cahaya yang semula memancar di dahi Abdullah kini berpindah ke Aminah, padahal cahaya itulah yang membuat wanita-wanita Quraisy rela menwarkan diri sebagai istri Abdullah.
Setelah berhasil menikahi Aminah, Abdullah pernah bertanya kepada Ruqayyah mengapa tidak menawar diri lagi sebagai suaminya.

Apa jawab Ruqaiyyah ?
“Aku tidak lagi melihat cahaya itu pada dirumu”

Jawaban serupa juga di sampaikan oleh Laila al-Adawiyah. Fathimah bin Murr.
Memang “cahaya” itu telah berpindah dari Abdullah kepada Aminah. Cahaya ini setelah berpindah-pindah dari sulbi-sulbi dan rahim-rahim lalu menetap pada Aminah yang melahirkan Nabi Muhammad SAW. Bagi Nabi SAW merupakan hasil dari doa Nabiyullah Ibrahim bapaknya.
Kelahirannya sebagai kabar gembira dari Nabi Isa saudaranya, dan merupakan hasil mimpi dari Aminah Ibu nya. Aminah pernah bermimpi seakan-akan sebuah cahaya keluar darinya menyinari istana-istana syam.
Dari suara Ghaib ia mendengar

Masyarakat Mekkah selalu membicarakan, kedatangan Nabi yang di tunggu-tunggu sudah semakin dekat. Para pendeta Yahudi dan Nasrani, serta peramal-peramal Arab selalu membicarakannya.
Dan Allah telah mengabulkan dia Nabi Ibrahim as seperti disebutkan dalam surah ash-shaff ayat 6.

Bener pulalah mimpi Aminah tentang cahaya yang keluar dari dirinya serta menyinari instana-istana di syam itu.
Sebab perkawinan Sayyidah

Para sejarahwan dan ahli hadis telah meninggalkan kisah berharga tentang sebab musabab perkawinan Sayyidah Aminah dengan Sayyid Abdullah. Ini telah membuktikan bahwa keluarga Abdul Muthalib tidak akan mengawinkan anaknya kecuali berdasarkan kemuliaan.
Ibnu Sa’ad, Thabrani dan Abu Naim meriwayatkan bahwa Abdul Muthalib bercerita:

Baihaqi dan Abu Nuaim meriwayatkan dari Ibn Syihab bahwa Abdullah bin Abdul Muthalib adalah lelaki yang tampan. Suatu saat dia keluar ke tempat wanita-wanita Quraisy salah satu dari mereka berkata:
Zubair bin Bakar meriwayatkan, bahwa seorang para normal wanita yang bernama Saudah binti Zuhrah bin Kilab berkata kepada orang-orang Bani Zuhra.

Demikianlah keadaan gadis Bani Zuhrah ini, mereka hanya berada di dalam rumahnya, bergaul dengan keluarga dekatnya.
Karena mereka hanya merasakan ketentraman dan kedamaian dengan rasa malu dan sifat Iffah yang di milikinya.

Akhirnya timbul dalam ingatan Abdul Mutjalib kejadian-kejadian saat pergi ke Yaman tentang Bani Zuhrah.
Maka timbullah niat mulianya, dan dia bersama anaknya bergegas menuju rumah Bani Zuhrah untuk menjalin kekeluargaan. Bagi keluarga Bani Zuhrah tidak ada alasan untuk menolak keinginan Abdul Muthalib, bahkan hal ini merupakan kehormatan baginya.
Bani Zuhrah pun menerima lamaran Abdul Muthalib untuk menikahkan anaknya Abdullah dengan Aminah binti Wahab dan dia sendiri pun menikah dengan saudara sepupu Aminah yaitu Hajjaj binti Uhaib.
Rumah Baru

Maka dapat dibayangkan betapa bahagianya penduduk Quraisy menyaksikan perkawinan indah dari keluarga mulia itu. Terutama kedua mempelai terpancar dari keduanya wajah yang berseri-seri. Harapan masa depan cerah menyinari perasaan keduanya.
Setelah di langsungkan pernikahan Abdullah tinggal di rumah Aminah selama 3 hari sebagaimana kebiasaan orang Arab waktu itu. Kemudian dia pulang untuk menyambut kedatangan sekuntum mawar sari Bani Zuhrah yang akan di bawa oleh keluarganya untuk menempati rumah baru nya.
Rumah baru itu adalah rumah kecil dan sederhana yang di siapkan oleh Abdul Muthalib untuk anak kesayangannya. Para sejarahwan menyebutkan bahwa rumah itu mempunyai satu kamar dan serambi yang panjangnya 12 meter dan lebar 6 meter,
yang di dinding sebelah kanan terdapat kayu yang di sediakan sebagai tempat duduk kedua mempelai.

Aminah melangkah menatap rumahnya dengan tatapan perpisahan namun hatinya bahagia diliputi harapan kehidupan baru.
Kemudian ia berangkat bersama orang-orang yang mengantarnya dengan mengunakan gaun pengamtin. Aminah dan rombongan di sambut oleh keluarga Abdullah, pengantar lelaki masuk dan berkumpul di serambi, sedangkan pengantar wanita memasuki ruang pengamtin.
Pesta meriah dan sederhana pun di laksanakan. Setelah walimah ala kadarnya para pengantar dan penyambut membubarkan diri. Maka tinggalah dua mempelai yang di penuhi rasa damai dan bahagia dengan di penuhi seribu harapan di masa depan.
Kehamilan

Tidak lama dari masa perkawinannya yang indah, Aminah mendapatkan berita gembira kehamilan dirinya yang berbeda dari wanita pada umumnya. Ia dapatkan berita itu dari mimpi-mimpi yang menakjubkan, bahwa ia telah mengandung makhluk yang paling mulia.
Mimpinya itu seolah-olah ia melihat sinar yg terang benderang mengelilinginya, ia juga seolah-olah melihat istana2 di Basrah dan Syam. Seolah-olah ia juga mendengar suara yg di tunjukkan padanya “engkau telah hamil dan akan melahirkan seorang manusia termulia dikalangan umat ini”
Dalam satu riwayat, yang di riwayat oleh Ibnu Sa’ad dan Baihaqi dari Ibnu Ishaq, dia berkata:
“Aku mendengar di saat Aminah hamil ia berkata: Aku tidak merasa bahwa aku hamil dan aku tidak merasa berat sebagaimana yang di rasakan wanita hamil lainnya,
hanya saja aku tidak merasa haid dan ada seorang yamg datang kepadaku. Apakah engkau merasa hamil? Aku menjawab, tidak tahu. Kemudian orang itu berkata: sesungguhnya engkau telah mengandung seorang pemuka dan Nabi dari umat ini dan hal itu pada hari Senin.
Dan tandanya dia akan keluar bersama cahaya yang memenuhi instana Bashrah di negeri Syam, apabila telah lahir berilah nama Muhammad. Aminah berkata: “itulah yang membuatku yakin kalau aku telah hamil, kemudian aku tidak menghiraukannya lagi hingga di saat masa melahirkan dekat,
dia datang lagi dan mengatakan kata-kata yg pernah aku uraikan. Aku memohon perlindungan untuknya kepada Dzat yang Maha Esa dari kejelekan orang yg dengki. kemudian aku menceritakan semua itu kepada para wanita keluargaku, mereka berkata: “gantunglah besi di leher dan lenganmu?”
Kemudian aku mengerjakan perintah mereka, tidak lama besi itu putus dan setelah itu aku tidak memakainya lagi”
Perpisahan

Tidak lama sepasang suami istri itu melalui hari-hari bahagianya dengan segala suka cita, rasa cinta semakin menyatu, kini keduanya harus reka untuk berpisah.
Pasalnya Abdul Muthalib telah menyiapkan sebuah kafilah yang harus di pimpin oleh anaknya yang baru kemarin merasakan manisnya kebahagiaan bersama istri untuk berniaga ke negeri Syam.
Tak ada alasan bagi pemuda seperti Abdullah untuk menolak perintah sang Ayah yang sangat menyayanginya, meski hatinya tidak rela meninggalkan Aminah yang sedang hamil muda, terlebih lagi masa-masa itu adalah masa bukan madu bagi keduanya.
Kegembiraan yang baru saja meluap dengan kehamilan istrinya, kini serta merta menjadi kesedihan yang cukup dalam karena ia harus segera bergabung bersama kafilah Quraisy untuk melakukan perdagangan ke Syam. Entah kenapa kali ini ia merasa amat berat meninggalkan rumah.
Biasanya ia berangkat berdagang dengan semangat yang tinggi. Kali ini sepertinya ia telah mempunya firasat, pergi bukan untuk kembali, namun pergi untuk selama-lamanya dari pangkuan istri tercinta.
Namun kegalauan hatinya tidak di sampaikan kepada Aminah, ia takut kegalauan hatinya akan merisaukan hati Aminah sehingga akan mengganggu janin dalam kandungannya.
Detik-detik perpisahan pun tiba, beberapa penduduk Quraisy telah bersiap-siap untuk berangkat. Masing-masing dari mereka sibuk mengurus barang dagangan yang akan di bawa. Bani Hasyim pun tak ketinggalan mempersiapkan segala kebutuhannya,
namun di balik itu dua insan yang telah bersatu dalam kedamaian harus berpisah setelah meneguk madu kebahagiaan.

Semerbak wangi harum pengantin masih tercium di rumahnya, jari jemari tangan Aminah pun masih terlihat ke merah-merahan lantaran ukuran pacar masih ada di tangannya.
Tak ada yang tahu apa yang di lakukan dan di bicarakan keduanya dalam detik-detik itu. Tapi yang jelas keduanya harus rela merasakan kepedihan perpisahan setelah keindahan menyentuh sanubari mereka.
Akhirnya Abdullah tetap pergi meski dengan hati yang tertambat di rumah, hatinya begitu sedih hingga tak terasa air matanya keluar membasahi pipinya. Air mata perpisahan, sungguh Allah saja yang mengetahui apakah sepasang suami istri itu akan berjumpa lagi atau tidak.
Hanya saja mereka bersua merasakan bahwa saat itu hati keduanya sama-sama tidak menentu. Abdullah dengan langkah gontai tapi pasti keluar dari rumah sederhananya yang di ikuti Aminah.
Di depan rumahnya Abdullah meninggalkan Aminah yang melepasnya dengan penuh harap, beberapa kalimat di ucapkan untuk menenangkan hati keduanya. Padahal dibalik itu keduanya tidak menyadari kalau itu adalah pertemuan terakhir.
Setelah Abdullah keluar dan bergabung dengan rombongannya, tinggallah Aminah bersama dua orang wanita dari Bani Quraisy dan Bani Zuhrah yang rela menemaninya selama Abdullah belum pulang.
Keduanya memandang Aminah dengan pandangan iba, lantara harus merasakan kesendirian, padahal keduanya tidak tahu masa depan Aminah.

Kisah kepergian Abdullah telah ditulis oleh para sejarawan
Ibnu Sa’ad menceritakan:

“Abdullah bersama rombongan orang-orang Quraisy berangkat ke Syam untuk berniaga,setelah selesai berniaga mereka pulang melewati kota Madinah dan waktu itu Abdullah sakit.
Kemudian Abdullah meminta agar meninggalkannya bersama kerabatnya dari Bani Najjar selaam satu bukan. Setelah rombongan sampai di Mekkah, Abdul Muthalib menanyakan keadaan Abdullah pada mereka.
Mereka menjawab:
Kami meninggalkannya bersama kerabat-kerabat Bani Najjar di Madinah karena ia sakit.

Setelah itu Abdul Muthalib mengutus anak tertuanya Al-Harrits untuk menjemputnya, setelah sampai di sana Abdullah sudah di kubur.
Mengetahui semua itu Abdul Muthalib dan seluruh keluarganya mengalami kesedihan luar biasa, bukannya kesedihan krn kehilangan Abdullah yg mereka sayangi namun lebih dari itu. Abdullah telah meninggalkan kesedihan dalam jiwa seorang wanita Bani Zuhrah yg saat itu sedang hamil tua.
Tidak dapat di bayangkan Aminah sebagai seorang istri yang baru merasakan kasih sayang seorang suami dan menunggu kelahiran buah hati pertamanya. Aminah sangat sedih dan merana dengan perpisahan yang tidak bisa di harapakn lagi pertemuannya.
Penantian dan kerinduan yang selama ini ia pendam ternyata tidak tertumpahkan. Belum lama ia mengecap kebahagian bersama suami yang di cintainya, kini ia telah di tinggalkan untuk selaama-lamanya.
Tidak dapat di ungkapkan bagaimana kesedihan Aminah, seperti sejarahpun tidak sanggup mencatat kepiluannya kecuali dengan apa yang di ungkapkan Aminah berupa bait-bait kesedihan.
Mimpi Di Waktu Hamil

Imam Ibnu Katsir meriwayatkan dalam kitabnya Qishashul Anbiyya.
Bahwa ketika Aminah mengandung Rasulullah saw, sama sekali ia tidak merasa kesulitan maupun kepayahan sebagaimana wanita pada umumnya yang mengandung.
Ia juga mengatakan selama mengandung Rasulullah saw dalam mimpinya di datangi para Nabi-Nabi terdahulu dari sejak bulan pertama yaitu bukan Rajab hingga kelahirannya di bulan Rabi’ul Awwal.
Semua Nabi-Nabi yang hadir di mimpi Aminah itu sama-sama berpesan kepadanya bahwa jika telah lahir, namai anak itu dengan nama Muhammad yang artinya terpuji di dunia dan di akhirat.
Firasat mengenai penamaan nama Muhammad itu pun terbesit dari hati mertuanya Abdul Muthalib sehingga ketika Rasulullah lahir Abdul Muthalib memberinya nama Muhammad.
Ketika masyarakat Mekkah bertanya mengapa ia di beri nama Muhammad, bukan nama leluhur-leluhurnya,
maka Abdul Muthalib menjawab: “Aku berharap ia akan menjadi orang yang terpuji di dunia dan di akhirat”

Malam Yang Sangat Di Nantiakn Alam

Hingga pada detik-detik kelahiran sucinya, Aminah tidak pernah merasa letih dan kepayahan.
Malam yang menggembirakan bagi semesta telah tiba, inilah malam lahirnya sang Nabi Suci Paripurna yang kedatangannya di nantikan seluruh makhluk.
Dalam kesendirian mendekati kelahiran, Allah SWT mengutus 4 orang wanita Agung membantu persalinan Nabi suci SAW. Mereka adalah Siti Hawa, Siti Sarah istri Nabi Ibrahim, Siti Asiyah binti Mutzahim dan Ibunda Nabi Isa Maryam.
Kelak ke 4 wanita Agung inilah yang akan pula menemani Sayyidah Khadijah Al-Kubr at-Thahirah dalam prosesi kelahiran Az-Zahra Al-Mardhiyah Ummu Aimmah Alaihissalam.
Siti Hawa berkata pada Sayyidah Aminah:

Aminah adalah perempuan yang paling beruntung dan mulia di dunia ini karena telah mengandung Muhammad, pemimpin setiap insan. Wanita ini kemudian duduk di sebelah kanan Aminah. “Siapa engkau?” tanya Aminah kepada wanita pertama tersebut.
“Kenalkan, aku adalah Hawa istri Nabi Adam as ibunda seluruh umat manusia. Aku diperintahkan Allah untuk menemanimu,”
jawab Siti Hawa
Selang tak lama kemudian hadirlah Siti Sarah
Ia mendekat kepada Aminah. Ia kurang lebih sama menyampaikan pujian kepada Aminah, sebagaimana wanita pertama. Tidak ada di dunia ini wanita yang mendapatkan kemuliaan dan keberuntungan dari pada Aminah.
Aminah mengandung Nabi Muhammad, seorang yang begitu istimewa, mulia, agung, cerdas, dermawan, dan sangat berwibawa.

Kemudian Aminah bertanya, “siapa engkau”?

Wanita kedua menjawab “kalau dirinya adalah Sarah, istri Nabi Ibrahim.”
Ia juga diperintah Allah untuk menemani proses kelahiran Rasulullah Muhammad. Sarah kemudian duduk di sebelah kiri Aminah.
Wanita ketiga pun hadir dalam semerbak yang menghampiri Aminah. Ia menyebut kalau Aminah begitu beruntung karena telah mengandung kekasih Allah. Setelah menyampaikan pujiannya, ia kemudian duduk di belakang Aminah. Lagi-lagi Aminah bertanya siapa gerangan wanita ketiga tersebut.
Wanita tersebut kemudian menjawab “kalau dirinya adalah Asiyah binti Muzahim.”
Ia juga diutus Allah untuk menemani Aminah.

Kini wanita terakhir yang maju mendekat Aminah. Sama seperti wanita-wanita sebelumnya.
Dan wanita ke empat pun hadir dengan tampilan kecantikan luar biasa serta berwibawa. Dia adalah Siti Maryam, ia menyanjung Aminah sebagai wanita yang sangat beruntung karena telah mengandung Nabi Muhammad. Seseorang yang dianugerahi Allah banyak mukjizat.
Seseorang yang menjadi junjungan seluruh penghuni bumi dan langit. Siri Maryam lalu duduk di depan Aminah. Aminah semakin kagum karena wanita keempat ini lebih anggun, berwibawa, dan cantik.
Ia meminta agar Aminah untuk tersenyum, tidak lagi menangis. “Sesungguhnya aku adalah Maryam binti Imran, ibunda Nabi Isa as”
Maryam menjawab pertanyaan dari Aminah.
Aminah menjadi tenang dan damai setelah ditemani oleh wanita-wanita mulia tersebut. Pada saat tanda-tanda kelahiran sudah dirasakan, Aminah menyandarkan tubuhnya kepada empat wanita Agung tersebut.
Allah SWT berfirman kepada Malaikat Jibril al-Amin:

Perintah Allah SWT ini segera di laksanakan Malaikat Jibril hingga di semesta terliputi pedaran cahaya Agung kemilauan dari sayap-sayap mereka.
Perseaksian tidak kalah hebat di alami Ummu Agung Sayyidah Aminah binti Wahab yang dengan izin Allah SWT beliau di perkenankan melihat seluruh penjuru bumi, dari mulai Syiria hingga Palestin.
Seorang Ulama dalam kitab Ad-Diba’i, Syech Abdurrahman Ad-Diba’i mereaksikan :

Para Malaikat Bertahlil

Hari-hari Aminah dengan kesedihan dan kesendirian. Hanyalah munajat kepada sang pencipta yang dia ucapkan dari bibir dan hatinya.
Begitulah Aminah mengisi hari-hari menunggu kelahiran anaknya tanpa kasih sayang seorang Ayah. Entah berapa tetes air mata yang mengalir di wajah suci Aminah ketika ia mengingat calon bayinya tersebut.
Takdir Allah memang tidak bisa si tolak, ketentuannya tak bisa di gugat. Maha besar Allah dengan kehendak dan kekuasaanNya yang menghendaki manusia Mulia dm Suci keluar dari rahim Aminah.

Detik-detik kelahiran anaknya Aminah ini sangat istimewa.
Di malam itu Aminah di datangi wanita suci penghuni surga dengan di dampingi ribuan bidadari yang mengabarkan kepadanya, bahwa sebentar lagi akan keluar dari rahim sucinya seorang bayi mungil yang kicu nan suci pemuka dari para Nabi kekasih Tuhan alam semesta.
Para Malaikat bertahli dan bertasbih menyaksikan cahaya indah yang akan lahir di malam itu. Maka lahirlah Rasulullah dari rahim Aminah.

Kelahiran Rasulullah bak setetes embun pagi yang menetes di sanubari Aminah, bahkan bukan bagi Aminah saja namun bagi penghuni alam semesta.
Betapa banyak Mahkluk Allah yang berharap merawat dan menatap wajah mulia Rasulullah . Para malaikat dan bahkan hewan-hewan pun berebut untuk merawatnya. Namun takdir Allah menentukan hanya Amjnah yang mendapat kemuliaan tersebut
Muncul Keanehan Saat Sayyidah Aminah Melahirkan

Berbagai keanehan terjadi mengiringi kelahiran Nabi saw. Di antara ke anehan yang bersifat ghaib adalah, tertutup nya pintu langit untuk para jin dan iblis.
Sebelum Aminah melahirkan jin dan iblis bebas naik turun ke langit untuk mencuri pembicaraan Malaikat, namun sejak lahirnya Manusia paling sempurna di dunia ini, pintu langit tertutup untuk syaitan yang terkutuk.
Ada juga sebagian riwayat mengemukakan bahwa Aminah melahirkan bayinya sudah dalam keadaan di khitan. Sedangkan Aminah sama sekali tidak mendapatkan nifas setelah melahirkan.
Keanehan lain juga sempat di saksikan oleh Aminah sendiri.
Kata Aminah sebagaimana yang di riwayatkan Ibnu Sa’ad

Beberapa bukti kerasulan bertepatan dengan kelahiran beliau yaitu runtuhnya sepuluh balkon istana Kisra dan padamnya api yang biasa di sembah oleh orang-orang Majusi serta runtuhnya beberapa gereja di sekitar istana Buhairah.
Setelah itu gereja-gereja tersebut amblas ke tanah.
Demiiian yang di riwayatkan oleh al-Baihaqi.
Wafatnya Aminah

Menurut adat orang Arab pada masa itu, Aminah setiap tahun menziarahi makam suaminya dekat kota Madinah. Setelah Rasulullah di kembalikan oleh Halimah Assa’diyah, tidak berapa lama kemudian Aminah pergi berziarah ke makam suaminya bersama dengan anaknya Muhammad.
juga dengan budak ayahnya yang bernama Ummu Aiman.
Tetapi di dalam perjalanan pulang, Aminah di timpa demam, lalu Aminah menemui ajalnya. Aminah meninggal dan jenazahnya di kuburkan di Al-Abwa’ sebuah desa antara Madinah dan Mekkah.
Muhammad kecil lalu di bawa pulang oleh Ummu Aimanb balik ke Mekkah.
Kemudian Muhammad kecil diserahkan kepada kakeknya Abdul Muthalib yang merawatnya dengan penuh kasih sayang.
Berkata Ibnu Ishak

Saat wafatnya, Aminah berkata:
Diriwayatkan oleh Aisyah ra
Betapa harumnya Sayyidah Aminah dan betapa kekal namanya nan abadi,
seorang Ibu yg luhur dan Agung sebagai Ibu Baginda Nabi SAW manusia paling utama di dunia, paling sempurna di antara Nabi dan sebagai rasul yg Muiia

Itulah secuil kisah Ibunda Nabi SAW.
Mari kita kenal Nabi kita sampai ke Ibu dan ayahnya, yg tak kenal sulit utk mencintainya.
Semoga Allah Ta’ala menjadikan kita sebagai umat beliau SAW yang di ridhoi di dunia sampai akhirat. Amin ya Raab🤲🏿

Semoga bermanfaat 🙏🏿

Sallu ala Nabi🌹
Ralat; 577 M. 🙏🏿

• • •

Missing some Tweet in this thread? You can try to force a refresh
 

Keep Current with Sayid Machmoed BSA

Sayid Machmoed BSA Profile picture

Stay in touch and get notified when new unrolls are available from this author!

Read all threads

This Thread may be Removed Anytime!

PDF

Twitter may remove this content at anytime! Save it as PDF for later use!

Try unrolling a thread yourself!

how to unroll video
  1. Follow @ThreadReaderApp to mention us!

  2. From a Twitter thread mention us with a keyword "unroll"
@threadreaderapp unroll

Practice here first or read more on our help page!

More from @sayidmachmoed

22 Oct
Kerinduan Hati Sang Muadzin Rasulullah ﷺ Sayyidina Bilal Bin Rabah

Sudah begitu lamanya Bilal Bin Rabbah berada di Syam sepeninggalnya Rasulullah ﷺ. Dan pada suatu malam Bilal Bin Rabah sang Muazin itu pun bermimpi bertemu dengan Rasulullah ﷺ, Ia mendengar Rasulullah ﷺ :
"Alangkah keringnya hatimu wahai Bilal, alangkah gersangnya hatimu wahai Bilal. Sudah lama engkau tidak mengunjungiku, sudah lama engkau tidak berjumpa denganku. Tidak kah ada rasa rindumu terhadapku wahai Bilal"
Dan Bilal Bin Rabah pun terbangun. dari tidurnya dan berderailah air matanya. Kemudian dia mengangis dengan sangat keras dan seluruh saudara saudara Bilal Bin Rabah berkata kepada Bilal,..

"Ada apa wahai Bilal, ada apa engkau ini wahai Bilal..?"
Read 27 tweets
21 Oct
Fitnah Keji Dari Pendaku Salafi Wahabi @Firanda_Andirja Yang Mengatakan Orang Tua Nabi SAW Di Neraka

Tidak ada satupun firman Allah Ta'ala maupun sabda Rasulullah SAW yang mengabarkan bahwa orang tua Rasulullah menyembah selain Allah.
Mereka yang bersikukuh atau ngeyel mengkafirkan orang tua Rasulullah adalah akibat mazhab atau metode pemahaman mereka selalu dengan makana dzahir sehingga mereka terjerumus pula mengingkari firman Allah Ta'ala yang artinya,
“dan seorang Nabi termasuk keturunan orang-orang sholeh”.
QS Ali Imran [3] : 39

Imam Suyuthi menjelaskan Muhib Ath-Thabari dalam Dzakha’ir Al ‘Uqba dan Bazzar dalam musnadnya, meriwayatkan dari Ibnu Abbas, ia berkata
Read 98 tweets
18 Oct
IBLIS MENANGIS DI MALAM MAULID NABI BESAR MUHAMMAD ﷺ

Al-Hafidz Ibnu Katsir di dlam Kitab Al-Bidayah wa An-Nihayah, pada Bab Malam Kelahiran Rasulullah ﷺ, menyebutkan:
Bahwasanya Iblis Menangis sangat keras sebanyak empat kali :
1. Ketika Iblis dilaknat oleh Allah Swt ﷻ
2. Ketika Iblis diusir dari surga.
3. Ketika Rasulullah ﷺ dilahirkan,
4. Ketika Surat Al-Fatihah diturunkan".
Berbahagialah alam semesta menyambut kelahiran Rasulullah ﷺ , sang pembawa kabar gembira, penebar rahmat dan pemersatu umat. Rasa bahagia ini adalah sesuatu yang sangat manusiawi ketika mengingat kenikmatan yang telah Allah Swt ﷻ berikan kepada seorang hambaNya.
Read 5 tweets
14 Oct
DUA EKOR HARIMAU BERSAMA NABI MUHAMMAD ﷺ

Ini adalah Kisah Nabi Muhammad ﷺ ketika diminta pertolongannya oleh seorang nasrani.

Beliau ﷺ ditemani 2 ekor harimau. Namun ini hanya bisa dilihat oleh Abu Jahal.
Ini adalah salah satu mukjizat yang Allah ﷻ berikan kepada Nabi Muhammad ﷺ.
Semoga kisah ini menambah keimanan kita kepada Allah ﷻ

Berikut kisahnya :
Ketika itu Bilal رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ sedang menerima pelajaran dari Rasulullah ﷺ.
Rasulullah ﷺ bertanya :
“Sewaktu aku mi’raj, aku mendengar suara langkahmu disurga. Amalan apa yang kau lakukan wahai Bilal. ?”

“Tidak ada yang istimewa, ya Rasulullah.
Hanya ada satu kebiasaanku yang tak pernah kutinggalkan yaitu aku dalam keadaan tetap mempunyai wudhu.
Read 19 tweets
11 Oct
Kisah Cinta Putri Rasulullah ﷺ

Sayyidah Zainab adalah
Putri Sulung Rasulullah ia menikah dengan Abul Ash putra Sayyidah Halah adik Sayyidah Khodijah istri Rasulullah.
Abul Ash bin Al-Robi datang kepada Nabi Muhammad ﷺ sebelum masa kenabian.

Abul Ash berkata: "Aku ingin melamar Zainab putri-mu yang paling dewasa".

(Ini adalah bentuk adab)

Nabi Muhammad ﷺ bersabda: "Aku tidak akan menerima lamaranmu, sebelum aku meminta kesediaannya".
(Ini adalah tanggung jawab wali)

Nabi Muhammad ﷺ kemudian menemui Zainab dan bersabda: "Putra bibimu (sepupumu) datang kepadaku, ia menyebut namamu. Apakah kamu bersedia untuk dijadikan sebagai istrinya?".
Read 44 tweets
7 Oct
KISAH ORANG YANG TIDAK BISA BERDIRI SELAMA 1 TAHUN KARENA MEMBID'AHKAN MAULID NABI

Abuya Sayyid Muhammad Alawi Al Maliki bercerita;

Bahwasannya ayah beliau sayyid Abbas Al Maliki memberikan kabar kepadanya Image
Bahwa sesungguhnya ayah beliau sayyid Abbas Al Maliki sedang berada di Baitul Maqdis untuk menghadiri peringatan Maulid Nabi pada saat Malam Ied Milad An Nabawi dan saat itu dibawakan Maulid Barzanji dan saat itu ayahnya melihat seorang laki laki tua berdiri
dari awal pembacaan maulid sampai selesai dgn penuh khidmat dan adab, kemudian ayahnya (Sayyid Abbas Al Maliki) bertanya kepadanya tentang hal yg dilakukannya yakni berdiri saat mulai pembacaan maulid sampai selesai padahal usianya sudah tua, maka laki laki tua itu bercerita:
Read 11 tweets

Did Thread Reader help you today?

Support us! We are indie developers!


This site is made by just two indie developers on a laptop doing marketing, support and development! Read more about the story.

Become a Premium Member ($3/month or $30/year) and get exclusive features!

Become Premium

Too expensive? Make a small donation by buying us coffee ($5) or help with server cost ($10)

Donate via Paypal Become our Patreon

Thank you for your support!

Follow Us on Twitter!

:(