CatatanYohanesChannel Profile picture
Oct 25, 2021 53 tweets 10 min read Read on X
Sejatine Wong Gendeng!!!
(Sejatinya Orang Gila)

“Perjalanan Sunyi”

A thread

@autojerit @IDN_Horor @HorrorBaca @bacahorror @BacahorrorCom @ceritaht @horrorstw @Penikmathorror @ayuwidypramono @HorrorTweetID @horrornesia

Ilustrasi by Google. Image
Selamat sore menjelang senja manteman semua, cerita baru dari mimin, cerita ini hasil obrolan mimin dengan keluarga besar saat acara arisan keluarga.

Sebut saja namanya Dede, tentu bukan nama aslinya. Dede menceritakan kisahnya bertemu “wong gendeng” yang dipukuli warga.
Disana, dia berinisiatif melerai, karena kasian. Dan lebih kasiannya lagi dia melihat tubuhnya yang kotor dan kolor yg digunakan sudah compang-camping. Robek dimana-dimana.

Jadi, dia membawanya pulang, untuk sekedar memandikan “wong gendeng” itu, dan memberikan beberapa bajunya.
Eh, bukannya berterima kasih. Wong gendeng itu malah memakinya, dan mengatakan bahwa dia itu: Bodoh!

Sudahlah, gausah basa-basi lagi, mimin langsung tulis cerita selengkapnya.

SELAMAT MEMBACA 🙏
Aku mendengar keributan dari luar tempat kerjaku. Karena penasaran, langsung saja ku tengok dari jedela kantor, jelas dari kejauhan seperti ada orang di pukuli warga.

“Waduh, maling ini,” gumamku dalam hati.

Dengan cepat aku langsung lari keluar menuju ke sumber keributan itu,
sungguh aku dikejutkan dengan wajah memelas dari seorang yang telanjang dada, hanya kolor kotor saja yang melekat di tubuhnya.

“Stop.. Stop, ada apa ini, Pak?” tanyaku kepada warga yang memukuli orang itu.
“Dia habis memukuli anak Pak Wiro,” jelas salah satu warga dan tangannya masih melayangkan pukulan di wajah orang itu.

Tak ada sepata kata pun yang keluar dari mulut orang itu, namun nampak jelas dari raut wajahnya seperti meminta ampun.
“Lawong orang gila gini kok ya diladeni sih, Pak.”
Gerutuku sambil mencoba memisahkan sekitar 4 warga yang memukuli orang gila itu.
Setelah berhasil memisahkan mereka, aku mencoba membangunkan orang gila itu dan membawanya ke kantorku.

Jelas saja, omelan dari sesama pegawai pun aku terima,

“Woy kotor, jangan di bawa masuk.”

Ada lagi yang bilang, “Memang sama-sama gila kok.”
Sama sekali tidak aku gubris, namun karena gak enak saja kalau di bawa masuk, akhirnya aku perintahkan dia untuk duduk di depan kantorku, dan menungguku beres-beres untuk sekalian pulang ke rumah.
“Aneh, orang gila tapi kok ya bisa nurut juga kalau disuruh,” gumamku dalam hati, sembari berjalan menuju ke ruang kerjaku.

Setelah semua peralatan kerja sudah masuk ke dalam tas ranselku, aku bergegas kembali menuju ke tempat orang gila tadi.
Terlihat dari kejauhan orang gila itu hanya diam tingak-tinguk dan tangan kirinya mengusap-ngusap pipinya yang mungkin masih sakit habis mendapat pukulan dari beberapa warga tadi.
“Mari, ikut aku pulang ke rumah,”
Ajakku kepadanya sembari menyodorkan tangan kananku yang ingin menggandengnya.

Dengan memasang raut wajah takut, dia menolak. Dia geleng-geleng kepala.

“Udah gak usah takut, di rumahku orangnya baik-baik,” tegasku.
Dengan sedikit ku paksa, akhirnya dia mau menuruti permintaanku, langsung saja ku masukkan dia di mobilku, dan duduk di sebelah kiriku.

Tancap gas, langsung menuju ke rumahku.

Di dalam mobil, dia seperti kegirangan.

“Burok.. Burok..”
Dia menggerutu sendiri sambil tangannya memegang erat kursi tempat dia duduk.

Aku tersenyum sedih ketika sesekali melihat tingkahnya.

“Bagaimana aku tidak bersyukur, ternyata masih banyak orang yang belum pernah merasakan naik mobil.”
Kataku dalam hati.
Sesampainya di halaman rumahku, aku langsung bergegas keluar dari mobil, aku berjalan memutari mobil, dan ku bukakan pintu kiri, juga melepas sabuk pengamannya, lalu ku persilahkan dia untuk keluar dari mobil.

Dengan tersenyum, dia turun perlahan.
Badannya masih sempoyongan, kakinya jelas gemetar, mungkin masih baru pertama kalinya dia naik mobil. Hingga suasananya terbawa ketika dia turun.

Langsung saja aku gandeng dia menuju ke dalam rumah yg sudah disambut hangat oleh istriku.

“Loalahh.. Ada tamu, mas,” sapa istriku.
“Hehehe... Iya,” jawabku.

Orang itu pun membalas perkataan istriku dengan senyuman hangat.

Setelah ku persilahkan dia duduk di kursi ruang tamu, aku bergegas mengganti pakaianku.
Lalu, aku mencoba menemuinya lagi dan duduk di kursi yang berhadapan dengannya.

“Bagaimana, kalau Bapak mandi dulu,” kataku membuka obrolan sore itu.

Dengan hangat, dia menyutujui permintaanku, tapi....
“Kamu juga harus mandi bersamaku,” jawabnya yang benar-benar mengagetkanku.

Teh hangat yang dibuatkan istriku untuknya pun belam sempat dia minum, dia berdiri seakan antusias untuk mandi bersamaku.

“Ayo,” ajaknya.
Buat yang ingin baca duluan, bisa langsung dukung mimin di karyakarsa.

Gas ramein.
👇👇👇
Meskipun dengan perasaan was-was, aku menuruti ajakkannya.

Aku arahkan dia menuju kamar mandi, melewati mushollah kecil di rumahku, saat tepat di pintu mushollah yang kala itu terbuka, dia tersenyum melihat ke arah ruang mushollah itu,
kemudian menoleh ke arahku, seakan memberi kode kepadaku.

Aku hanya mengangguk membalasnya, dan mengarahkannya ke kamar mandi.

Berjalan terus menuju kamar mandi, hingga sampailah kami di pintu kamar mandi, ku pegang gagang pintunya perlahan, lalu ku putar gagang pintu itu,
dan terbukalah pintu tersebut.

Langsung saja ku persilahkan dia untuk masuk terlebih dahulu.

“Kamu juga harus mandi,” pintanya sebelum dia masuk.

“Iya,” jawabku singkat dengan suara yang diiringi gemetar.
Benar saja, karena ini pengalaman pertama, aku mandi bersama, meskipun itu dengan sesama jenis, setelah masa kecil dulu yang memang sering mandi dengan teman-teman sepermainan di desaku. Sedangkan sekarang yang ada dihadapanku “orang yang tidak waras.”
Setelah benar-benar tanpa busana, kita mandi disana. Lalu setelah selesai dan kembali berpakaian, dia nyeletuk.

“Wudhu dulu, habis itu sholat jamaah.”

Aku diam cukup lama mendengar ucapannya.
Seperti tersambar petir rasanya, orang yang sudah aku anggap tidak waras ini, masih ingat akan ibadah.

“Oh iyaa,” jawabku sembari menghidupkan kran lalu aku wudhu terlebih dahulu.
Selesai wudhu aku izin untuk mengambilkan dia baju yang bersih dulu, juga dengan celana dalam dan kolor pikirku, karena pakaiannya itu sudah najis.

“Baju muslim sama sarung ya,” pintanya.

Lagi-lagi ucapannya mengagetkanku, “Aneh, ini bukan orang gila lagi,” gumamku dalam hati.
Setelah aku jawab dengan anggukan, aku bergegas pergi meninggalkan dia untuk mengambil pakaian untuknya.

Beberapa menit mencari, akhirnya aku kembali dan membawakan pakaian itu dan menyerahkan kepadanya, lalu pakaiannya yang kotor,
aku taruh di tas kresek, dan berniat akan aku buang saja.

Setelah mengenakan pakaian dengan rapi, dia langsung berjalan keluar dan mengajakku untuk sholat ashar berjamaah (kala itu).

“Aku imam,” katanya.

“Monggo,” jawabku sembari mempersilahkan dia maju untuk menjadi imam.
Tanpa lama-lama, dia langsung memulai sholatnya.

“Aneh, lantunannya ketika membacakan bacaan sholat sungguh indah, suaranya enak di didengar,” kataku dalam hati, hingga membuat aku tidak fokus dalam sholatku.

Selesai melaksanakan ibadah sholat ashar,
dia mencegahku ketika aku hendak meninggalkan mushollah.

“Kita ngaji dulu, baca Yasin,” katanya.

Untuk kesekian kalinya, aku kaget dibuatnya. Tingkahnya kali ini benar-benar tidak menunjukkan kalau dia ini orang yang tidak waras.
Dalam hati, aku masih terus bertanya2 siapa sebenarnya orang ini. Dia jg selalu mengalihkan pembicaraan, ketika aku bertanya namanya, atau sekedar ingin tau siapa dia sebenarnya.

Setelah mengaji, aku mengajaknya kembali ke ruang tamu, disana sudah disiapkan makanan oleh istriku.
Dia berjalan membuntutiku di belakang, hingga sampai di ruang tamu. Dia duduk di tempatnya tadi, begitupun denganku. Kami berhadapan dg mata yg saling menatap.

Belum sempat aku menyuruhnya untuk makan, dia mendahuluiku dengan bertanya, apa tujuanku mengajaknya datang ke rumahku.
“Tidak ada, saya hanya kasian melihatmu dipukuli sama warga,” jawabku.

“Apakah anda berkenan memberi tahu siapa sejatinya anda?” lanjutku.

“Baiklah jika kamu memaksa, sebentar lagi dia akan datang,” katanya.
Tentu saja otakku dibuat terus berfikir dengan maksut dan tujuan ucapannya. Kata-katanya selalu berteka-teki.

Tidak lama dari itu terdengar suara krincingan kuda, yang membuat dia tersenyum. Lalu dia bertanya kepadaku, “Apakah kamu mendengar?”
“Iya...” jawabku sembari menganggukkan kepala.

“Apakah kamu sudah melihat?” tanyanya lagi.

Aku menggelengkan kepala. Siapakah mereka tanyaku.
Dia hanya terdiam, sedikit tersenyum menatapku kemudian memejamkan matanya. Benar-benar aneh, aku di kagetkan dengan segerombolan pasukan berduka, layaknya film-film sejarah yang ada di televisi.

Yang membuatku penasaran, ada satu putri yang duduk di atas kereta kuda,
dia menoleh ke arahku, menatapku dengan senyuman manis. Cantik, tapi siapa dia?

Aku tidak melepaskan pandangan, kemudian salah satu prajurit berlari dari belakang menuju ke kereta kuda sang putri.

“Ampun Ratu Kidul, hamba hendak bertanya, Apakah perjalanan bisa dilanjutkan?”
Perlahan-lahan rombongan mereka pergi, hingga rombongan yang paling terakhir adalah pasukan-pasukan berompi yang memegang pedang.

Setelah pasukan yang terakhir sudah menghilang, aku menoleh ke arah Bapak tidak waras itu, “Pak...” sapaku.
Mendengar sapaanku, dia melek, lalu tersenyum menatapku.

“Apakah kamu sudah tau, siapa aku?” tanyanya.

“Ratu Kidul? Itu tadi Ratu Kidul yang datang?” ujarku.

“Kamu benar, beliau tadi, Kanjeng Ratu Kidul,” ujarnya.
“Sekarang kamu minta apa saja, aku akan menurutimu, sebagai tanda terima kasihku,” lanjutnya.

Aku hanya menggeleng-gelengkan kepala, karena juga pikirku, apa yang bisa aku minta dari orang tidak waras seperti dia.

“Minta saja, jangan ragu,” katanya.

Masih sama jawabanku,
aku tidak meminta apa-apa darinya.

Namun, dia terus memaksaku untuk mengatakan sesuatu, agar dia bisa berbalas budi kepada aku dan istriku katanya.

Karena memaksa, akhirnya aku turuti saja dia, pikirku biar tidak terlalu panjang juga ini urusan.
“Jika memang Bapak memaksa, aku minta Bapak mendoakanku dan istriku, selamat dunia dan akhirat,” ujarku.

“Kamu yakin? Kamu tidak mau kaya? Harta banyak? Atau naik jabatan?” katanya lagi.

Aku hanya menggeleng-gelengkan kepala.
“Kamu bodoh!!!” kata dia membentak, yang sontak membuat aku kaget.

“Orang lain diluar sana kepingin kaya raya, belomba-lomba mengejar tentang hal dunia, tapi kamu malah minta itu. Kamu bodoh!!!” lanjutnya.
Aku hanya terdiam, kemudian tersenyum sambil menatapnya sayu.

“Bukannya harta tidak akan kita bawa mati?” tanyaku.

Dia tertawa kecil, sambil menganggukkan kepalanya, “Kamu benar, sekarang antarkan saya pulang, sebelum orang lain tau kalau saya ada disini,”
“Ini dimakan dulu, Pak,” suruhku.

“Maaf, saya puasa. Cepat antarkan saja saya pulang,” katanya memaksa.

“Yaudah, kalau gitu biar dibungkus saja, biar nanti Bapak makan saat buka puasa,” kataku.

“Terima kasih,” balasnya dengan senyuman hangat kepadaku.
Kemudian aku menyuruh istriku membungkus makanan itu biar di bawa oleh orang itu.

Setelah itu aku mengantarnya pulang, bingung sebenarnya harus mengantarnya pulang kemana, sedangkan dia sendiri tidak mengatakan rumahnya dimana.
Saat perjalanan dia mengarahkanku untuk belok kemana saja dia mau, namun anehnya saat tepat di lampu merah perempatan. Dia bilang, “Di dekat sini rumahku, biarkan aku turun. Terima kasih,” katanya.

Saat turun dia tidak lupa mengucapkan salam sambil tersenyum ke arahku.
“Waalaikumsalam,” jawabku.

Langsung saja aku tancap gas, dan bergegas untuk pulang kembali kerumah.

Seminggu berselang, aku kembali bertemu dengan orang itu, dan kembali lagi seperti dulu dengan hanya mengenakan kolor yang dipenuhi noda hitam.

“Bapak, Bapak,” sapaku.
Tapi dia tidak menghiraukan sapaanku, dia terus berjalan menjauhiku.

“Aneh, siapa sebenarnya orang itu.”
Gumamku dalam hati.

—TAMAT—
Terimakasih sudah membaca cerita mimin hingga tamat, semoga banyak hal baik yang bisa di petik.

Jangan lupa follow akun twitter @CatatanYohanes_ agar tidak ketinggalan cerita selanjutnya.

Retweet, like, dan berikan komentar positif agar mimin makin semangat dalam menulis.
Mohon maaf untuk kesalahan kata, kesamaan nama/tempat. Sesungguhnya kebenaran hanya milik Tuhan YME.

Sekian dari mimin, terima kasih 🙏

• • •

Missing some Tweet in this thread? You can try to force a refresh
 

Keep Current with CatatanYohanesChannel

CatatanYohanesChannel Profile picture

Stay in touch and get notified when new unrolls are available from this author!

Read all threads

This Thread may be Removed Anytime!

PDF

Twitter may remove this content at anytime! Save it as PDF for later use!

Try unrolling a thread yourself!

how to unroll video
  1. Follow @ThreadReaderApp to mention us!

  2. From a Twitter thread mention us with a keyword "unroll"
@threadreaderapp unroll

Practice here first or read more on our help page!

More from @CatatanYohanes_

Jan 20, 2022
Makam Keramat
dan tempat Pemakaman Mayat Mr.X!!!

Ilustrasi: Google.

A thread horror

@IDN_Horor @threadhororr @Penikmathorror @autojerit @Horroraddict_id @HorrorTweetID @ceritaht @P_C_HORROR @HorrorBaca @ayuwidypramono @hororthread Image
@IDN_Horor @threadhororr @Penikmathorror @autojerit @Horroraddict_id @HorrorTweetID @ceritaht @P_C_HORROR @HorrorBaca @ayuwidypramono @hororthread “Kata guru nanti malam kita disuruh datang ke kuburan di daerah Tapal,” ucap Ade.
Haris dan Soni hanya mengangguk.
Menurut Haris perjalanannya selama lelono ke kuburan, ya begitu-begitu saja. Mentalnya sudah benar-benar teruji.
“Tapi....”
Kata Ade yang tidak mau melanjutkan.
Read 115 tweets
Jan 7, 2022
“Bisa melihat, tapi kok masih saja takut!”

Banyak orang terdekatku selalu saja menyampaikan kalimat tersebut, tanpa memikirkan bagaimana rasanya jadi aku, yang terus mendapatkan teror dari mereka makhluk-makhluk tak kasat mata.
Terlebih indigoku yang mendadak muncul pada diriku sejak aku mulai masuk dunia SMA.

Tidak pernah menemukan jawaban ketika aku mencari sebabnya kenapa mataku bisa melihat makhluk tak kasat mata.

Juga tanpa aku sadari,
Read 89 tweets
Nov 28, 2021
Bangkai Bus Kecelakaan.
“Jeritan Korban”

Ilustrasi by Google.

A Thread Horror

@IDN_Horor @Penikmathorror @autojerit @HorrorTweetID @ceritaht @P_C_HORROR @threadhororr @HorrorBaca @ayuwidypramono @PembacaHorror @hororthread Image
Sudah lama rupanya mimin tidak menyajikan cerita2 sama manteman pembaca. Mohon di maafkan ya 🙏.

Kali ini mimin akan mulai menuliskan beberapa cerita dari Narasumber yang bisa manteman baca untuk mengisi waktu senggang dan yang pasti semoga bisa bermanfaat untuk manteman 🤲
Cerita pertama yang akan mimin tulis ini, berhubungan dengan kecelakaan yang pernah terjadi di suatu daerah. Kecelakaan Bus dan Truk yang menyebabkan Bus terbakar dan membuat seisi penumpang meninggal dunia.
Read 117 tweets
Nov 3, 2021
Kisah Nyata Tukang Becak.

“Turun Di Makam, Saat Tengah Malam”

A thread

@IDN_Horor @ceritaht @Penikmathorror @horrorstw @ayuwidypramono @BacahorrorCom @bacahorror @HorrorBaca @HorrorTweetID

#threadhorror #ceritahorror #ceritamistis

Ilustrasi by Google. Image
Halo manteman sudah lama nih mimin gak update cerita horor, nih mimin mau coba tuliskan cerita horor lagi.

Kisah tukang becak yang menurunkan penumpangnya di dalam makam, saat tengah malam.

Kita langsung saja menuju ke ceritanya...
Eitss... Sabar dulu ya, mimin tuliskan nanti siang untuk ceritanya.

Sekarang mimin mau menikmati hawa sejuk pagi hari di perdesaan sambil nyeruput kopi dulu 😬

Stay Tuned ya !!!
Read 33 tweets
Oct 21, 2021
SESAJEN !!!

“Kenapa kamu makan sesajenku?”

“Hanya karena rokok, mereka yang tak kasat mata marah.”

A Thread Horror

POV : Rizky (Narasumber)

@IDN_Horor @horrorstw @bacahorror @Penikmathorror @ayuwidypramono @BacahorrorCom @ceritaht @HorrorBaca @chow_mas

Ilustrasi by Google.
Suasana liburan menjadi kacau, semua karena ulah Fery. Dia hisap rokok dan dia makan satu buah pisang segar yang disajikan untuk para leluhur.

Jelas saja, tak butuh waktu lama untuk mereka yang tak kasat mata marah.
Halo man-teman pembaca, terimakasih buat kalian yg selalu meninggalkan jejak like, retweet dan berkomentar positif.

Dan buat yang baru hadir, jangan lupa follow akun kami, tinggalkan jejak kalian setelah membaca thread ini, agar kalian tidak ketinggalan di cerita selanjutnya.
Read 60 tweets
Sep 28, 2021
Cerita ini adalah cerita lanjutan dari jelangkung part 1, dimana ada 4 orang yang sedang memainkan permainan tersebut, hingga membuat warga di desanya juga terkena dampak dari permainan tersebut.

Teror telah usai, karena mbah roso memberikan ayam hitamnya kepada arwah Susi.
Namun, kejadian itu membuat 4 orang pemuda yaitu Toni, Toro, Agus dan Narji tidak kapok dengan ulahnya.

Mereka kembali memainkan permainan jelangkung tersebut. Bagaimana kelanjutan kisahnya?

Berdo’a dulu sebelum membaca, biar arwah yang ada dicerita tidak datang diantara kalian
Read 68 tweets

Did Thread Reader help you today?

Support us! We are indie developers!


This site is made by just two indie developers on a laptop doing marketing, support and development! Read more about the story.

Become a Premium Member ($3/month or $30/year) and get exclusive features!

Become Premium

Don't want to be a Premium member but still want to support us?

Make a small donation by buying us coffee ($5) or help with server cost ($10)

Donate via Paypal

Or Donate anonymously using crypto!

Ethereum

0xfe58350B80634f60Fa6Dc149a72b4DFbc17D341E copy

Bitcoin

3ATGMxNzCUFzxpMCHL5sWSt4DVtS8UqXpi copy

Thank you for your support!

Follow Us!

:(