Nyata Profile picture
Oct 31, 2021 205 tweets >60 min read Read on X
"Catatan Noda"

Tarba III.

#cover by covermaker apk.

No comot comot tanpa izin.
#threadhorror #bacahorror
#horror #Action #Halloween
@IDN_Horor @Penikmathorror

#Salamhihihi Image
Ku arahkan pandangan lurus kedepan, menatap tajam singa yang mengaung di ujung sana, satu gerakan yg salah akan membuat ruangan ini menjadi arena pertempuran, pertempuran antara aparat kepolisian dan pasukan siap mati yg berada di pihak Jhony si anjing Gila
Sungguh ironis dan menyedihkan, tapi semua terasa indah dihari yg cerah, diman Kirno menuliskan garis takdir Jhony dalam satu “catatan noda” yg akan mengakhiri era premanisme, pikir ku (Kirno) saat itu.
Waktu yang sebentar maupun waktu yang sangat panjang, tidak akan menjadi masalah besar, karna Tuhan tetap setia dan mempercayai, sehingga aku membongkar dalang dalang busuk dalam pristiwa terror yg semakin merajela, yg seolah tidak dapat tersentuh oleh Hukum.
4 laporan bersambung yg diterbitkan oleh salah 1 surat kabar nasional, sudah cukup membuat pihak pemerintahan gerah, dan dunia premanisme kocar kacir kala itu>>.
<<< dan aku pula yg menjadi informan tungal, sebagai pemberi informasi dimana keberadaan manusia biadab bernama Jhony, hingga peristiwa saling ancam todong senjata antara pihak kepolisian dan kumpulan begundal itu terjadi saat ini
Bagi ku tidak penting siapa yg akan menang, apapun hasil nya, mau Jhony ditangkap, Jhony mati, Kabur, atau mungkin pasukan Jhonny akan mengulung polisi polisi bersenjeta lengkap itu diakhir cerita, .
"1 catatan noda akan terbit dengan berjuta exsemplar di esok pagi, yg pasti akan semakin melambungkan narma Kirno di dunia jurnalistik". begitulah angan ku menerawang
Menerawang apa yg akan segera terjadi, sialnya hanya gambaran singkat akan hari besok yg terbesit, memantulkan kilatan cahaya keemasan seolah mencuci otak ini pada sebuah keegoisan,>>>
<<sementara badai gelap dibalik kilauan emas itu hampir mencapai batas tenggang yang diberikan, tanpa sedikitpun mampu tuk ku prediksi.
Memegang kendali dan percaya akan kekuatan pemikiran, bermodalkan kenekatan dan menyampingkan risiko sama dengan memanah tanpa tujuan kearah yang benar, dan membuat peluruh panas itu kian dekat menyentuh kepala anak dan istri ku.
"Catatan Noda" , Polisi berhasil meringkus Jhony, "Dunia premanisme berakhir?"

Judul headline koran nasional itu memberitakan eksklusif kabar tertangkap nya jhony si anjing gila.

"Tarba III" bersambung.
Keadaan kantor surat kabar  tempat Kirno bekerja tampak ramai menjelang deathline penerbitan tiba, terlihat para pemburu berita masih mengutak ngatik tulisannya untuk mempersiapkan suatu naskah yg layak dikosumsi masyarakat luas di esok hari.
Dari salah 1 ruangan seorang pria tua bernama Firman (Pimpinan Redaksi) tampak keluar, wajahnya terlihat lelah menunggu akhir kisah penerbitan hari ini, terlebih lagi sudah 3 hari berlalu, surat kabar yg dipimpin olehnya menjadi pusat perhatian, >>
>>>setelah beberapa laporan berseri yg dituliskan Wartawan Handalnya (Kirno) mampu untuk mengusik ketenangan para elit politik tanah air.
Pak Firman terus berjalan dengan wajah yg mungkin sedikit pucat, langkahnya terhenti tepat di samping Kirno yg masih meracik ajian jitu guna menuntaskan naskah untuk mengemparkan Indonesia di esok pagi.
“Bagaimana Nok? Kamu yakin tulisan ini dapat dipertangung jawabkan?” Tanya Pak Firman pada Kirno malam itu.
Sejatinya, walaupun Kirno sudah terkenal malang melintang di dunia jurnalistik, namun bagi Firman segala berita yg diterbitkan wajiblah melalui verifikasi berlapis agar dijamin kebenarannya>>>.
>> apalagi bila ada pemberitaan yg bermasalah, sudah pasti dia akan menjadi orang pertama yg bertanggung jawab untuk segala pemberitaan yg dimuat oleh surat kabar tersebut
Kirno terdiam sejenak, sedikit bingung untuk menjawab, ada keraguan padanya kala pertanyaan itu dilontarkan oleh Pak Firman
“Aku belum punya bukti kuat sih pak” Katanya sembari melihat layout berita di depan computer.

“Tapi aku yakin, orang ini yg menjadi bekingan Jonny di pemerintahan.” Ujar nya coba meyakinkan Pak Firman.
Adu argument terlihat antara Kirno dan Pak Firman kala itu, Kirno berusaha meyakinkan atasanya untuk berani melakukan spekulasi guna memancing ikan yg lebih besar untuk keluar.
“Ya kalau memang mati ya mati, Toh aku juga setiap meliput laporan mempertaruhkan nyawa, urusan bradel nanti saja pak! Ga ada gunanya Moto Suara kebenaran terpangang selalu di halaman utama, kalau menerbitkan yg benar saja tidak berani” ketus  Kirno berbicara pada atasannya.
Pak Firman terdiam mendengar perkataan Kirno, sekalipun apa yg diutarakan Kirno benar, namun dia juga harus memikirkan hal lain, baginya pemberitaan kali ini akan menjadi pertaruhan besar, tidak hanya bagi dirinya, namun jua semua aspek, pekerjaan bahkan keluarga mereka.
"Bagaimna pak?" tanya kirno kembali yg membuat Pimred itu mengehela nafas panjang.

"Ok Nok"

Aku yakin, tapi baik nya kita tunggu dulu pembaca Rt Threat ini.

"kalau dapat 70 RT ATAU 150 LIKES "

Silahkan kamu eksekusi. ucap pak firman kepada kirno malam itu.

#Kirnomeronta
"Hei Keluar, ada yg mau bertemu kamu" ucap seorang sipir kepada lelaki kekar penuh dengan tato disekujur tubuhnya.

Lelaki itu berjalan tegap, keluar dari sel tempat dia ditahan, dia berjalan mengikuti langkah sipir yg mengiring menuju ruang jenguk.
Sesampainya disana terlihat lelaki lain sudah berdiri menunggu dirinya, lelaki itu mengunakan setelan kemeja, dengan sepatu kulit yg mengkilap, rambutnya terlihat klimis bernuansa potongan trendi yg hits pada masanya.
"Salam kenal Mas Jhony, saya Ryan, pengacara yg akan membantu" ucap pria itu sembari mengulurkan tangannya kepada jhonny si anjing gila.
Jhony menjabat erat tangan itu tanpa mengeluarkan sepatah kata pun, mata nya terus menatap si pengacara itu dengan tajam.

Ryan sedikit down, akan perlakuan yg diberikan jhony kepadanya, baru kali ini dia merasa gugup menatap sesorang.
"Maaf Mas, saya diutus sama pak Heru"ucap nya kembali memecah kebuntuan.

"Ha..Ha..Ha.., apa dia Takut?" jawab Jhony spontan, sembari tertawa.

"Bukan Heru, tapi si pemimpin yg mengutusmu kan?" ucap jhony kembali sembari mengebrak meja pembatas antara mereka ber 2.
"Intinya saya datang kesini untuk niat membantu, mohon kerja samanya" Ucap ryan memberanikan diri melawan intimidasi yg coba di lakukan Jhony.

Jhony berdiri, menatap ryan, belum sempat ryan memgantisipasi Jhony sudah mencengkram kemeja dan mengangkat ryan mendekat padanya.
"30 hari sudah berlalu dan kamu baru datang, bilang kepada dirinya, bila aku tdk juga bebas, maka tak ada yg bisa menjamin tahtanya" bisik jhony ke telinga ryan.

2 sipir yg berada disana, berlari sigap membekuk Jhony, menyeretnya kembali ke sel nya.

"Ada apa ini?" bentak mereka
"It's Okay" ucap Jhony melepas cengkraman itu, dan berjalan mengikuti tarikan sipir yg mengiringnya.

Jhony masih menatap ryan,
"Tus" ucapnya sembari memberikan isyarat dengan jarinya yg seolah sedang menembak kepala Ryan.
Dihari yg sama dengan tempat yg berbeda, Kirno tampak bahagia dan cerah, langit masih terlihat cerah sekalipun jam sudah menunjukan jam 5 sore.
Dirinya sedang mengadakan syukuran kecil yg diselengarakan kantor khusus untuknya, atas prestasi nya kembali menjadi wartawan terbaik tahun itu, tdk hanya itu di tahun ini media tempat dia bekerja juga menjadi media terbaik dengan penjualan terbesar dan terluas se Indonesia.
"Kita jalan jam 7 Nok" kata Pak Firman kepadanya.

"Siap bos" singkat Kirno menjawab dengan wajah yg berseri.

Dalam benak nya dia sudah merangkai perkatakan perkatan bijak yg nanti akan disampaikan sewaktu dia menerima piagam penghargaan pada malam akbar perkumpulan wartawan.
Buku usang yg menjadi andalan nya kala mencatat berita jua telah terisi nama nama yg akan diucapkan sebagai tanda terima kasih, yg nanti akan diucapkanya pula.
Hingga sekitar jam 7 kurang, kala mereka bersiap memasuki mobil dinas kantor menuju ke salah 1 hotel tempat acara itu akan digelar.

1 panggilan dari dalam mobil yg terparkir di pingir jalan tepat di depan kantor dia bekerja,
menyebut namanya.
"Mas Kirno, Mas!!" teriak seorang pemuda yg ada di bangku belakang, pria itu mengeluarkan kepalanya memangil Kirno yg siap berangkat ke acara tersebut.

Kirno terdiam, sejenak melihat siapa pria rapi berjas yg memangil dirinya.

"Kenapa Nok?" ucap pak firman dari dalam mobil.
"Sebentar pak, ada yg manggil" ucap kirno kepadanya.

Kirno berjalan mendekati mobil itu, dia penasaran akan sosok yg ada didalamnya,
Agak lama Kirno berbicara, hingga membuat Pak Firman kembali turun dari mobil dan melihat Kirno yg seperti serius berbicara dengan lelaki yg ada di mobil tersebut.
Selang 2 menit Pak Firman melihat mereka, Kirno berlari kembali ke arah pak firman, begitu juga dengan mobil merah tersebut, yg langsung meninggalkan lokasi.

"Kenapa Nok?" tanya Pak Firman kebingungan dan menanyakan hal yg sama untuk ke 2 kalinya.
Kirno tidak menjawab, dirinya sibuk meraba kantong celananya, mencari kunci motor, setemunya kunci itu, dia langsung mengengkol motor nya, pergi meninggalkan Pak Firman dan teman lainnya, Saat itu wajah Kirno terlihat kusut, berkeringat dan seperti ketakuan.
Motor Keluaran Yangmahal miliknya, dipacu melaju melibihi kapasitas 79 cc, Kirno seakan tidak mengenal Rem, dan terus melaju menyusuri jalanan guna pulang kerumah menemui Istri dan ke 2 anak nya.
Isi didalam otaknya tidak dapat berpikir jernih, mengingat kejadian tadi, arahan pistol ditempelkan ke dada, sesaat dirinya menemui pria misterius yg ada di dalam mobil.
“Kamu sudah terlalu jauh, Kalau aku menjadi kamu, detik ini juga aku akan pulang memastikan apakah anak dan istri ku masih bisa bernapas!”Ucap pria itu kepada Kirno yg mengakhiri pertemuan mereka.
Hampir 45 menit lamanya perjalanan itu dilaluinya, hingga dia tiba didepan rumah miliknya, hatinya semakin berdebar kala mendapati gerbang dan pintu rumah terbuka lebar.
Kirno memakirkan motor di teras,

“Buk.. Mas…” teriaknya seketika memangil  anggota keluarganya dari dalam rumah.
Tidak ada jawaban yg dia terima, dia berlari kecil melangkah masuk mencoba mencari istri dan ke 2 anaknya, kembali suaranya mengema memangil mereka.

“Buk.. Mas…Adek….”sembari terus menyusuri seluruh bagian rumah.
Matanya terhenti menatap meja makan di dapur, sebuah pascel berisikan makanan nikmat (coklat, Minuman Kaleng, dan lain sebagainya) menjadi isi didalamnya, tampak dibagian depan ada post card nama pengirim bingkisan tersebut, Kirno menatap tajam nama pengirim tersebut
“dari JSAG” ucap kirno terheran seakan mengingat inisial nama yg kerap dia gunakan untuk menyamarkan nama seseorang di berita yg ditulisnya, beberapa bulan lalu.
Tubuh Kirno seketika lemas, wajahnya semakin pucat dengan jantung yg tak henti berdebar hebat, dia seakan paham saat ini keadaan kian bahaya tidak hanya bagi dirinya tapi juga keluarganya.
Dalam keheningan, dirinya terkaget mendengar teriakan dari luar rumah yg membuat dirinya kembali tersadar dari lamunan.

"Ye... Ayah sudah pulang" ucapan itu terdengar,
ada rasa tenang dalam diri Kirno, mendengar teriakan putri bungsu nya Desy, begitu juga dengan Istri dan anak lelakinya Yoki.

"Ibu dari mana?" tanya Kirno kepada istrinya.

"Dari rumah pak RT mas"jawabnya.
"Tadi ada teman Mas datang, bawain bingkisan juga, itu yg ada di meja makan, trs dia minta diantar ke RT, mau kasih dana buat acara gitu sih tadi, ya udah karna Ibu pikir ga lama, rumah lupa ditutup" ucap istrinya
"Terus org nya dimana? ucap kirno memotong pembicaraan.

"Sudah pulang mas, ibu malah kebablas ngbrol sama bu RT, siapa ya namanya , Jhon apa Jhony ya?" jelas istrinya yg semakin membuat kirno merasa tdk tenang.
Lama Kirno terdiam, mendengar ucapan istrinya, jiwa nya seperti meronta, dan merasa bersalah harus menulis pemberitaan ini padahal RT dan Likes yg diarahkan Pak Firman belum memenuhi target.

Dia duduk menghela nafas panjang.

Tau kan apa yg mau dibilang Kirno?
#Kirnomeronta
di waktu bersamaan namun berbeda tempat, pristiwa yg lebih menghebohkan terjadi, Rombongan Pak Firman mengalami kejadian mengerikan, dimana mobil yg digunakan oleh mereka dihajar truck fuso dengan kecepatan tinggi.
"Pak Firman sekarat di Rumah sakit nok" jelas Danu teman sprofesi wartawan di kantor yg datang membawa kabar buruk pada larut malam.
Saat itu sudah pukul 11.30, kirno yg hanya berpakaian sarung dan singlet bolong terkejut menelan ludah berkali kali, mendengar kabar tersebut.
Dalam Pikiran terdalamnya terbesit satu pertanyaan besar, apakah ada hubungan antara org yg menemui nya dikantor, dan menyamperi keluarga nya dirumah dengan kejadian naas yg dialami rombongan Pak firman hari ini.
Malam itu dia engan untuk tertidur, mata nya terus bersiaga, dengan jantung yg berdetak hebat, sedari tadi alam pikir nya terus berujar, menyarankan agar tetap terjaga karna dia takut malaikat maut mungkin berkunjung malam ini.
Tangannya yg gemetar masih mengengam sebatang rokok, dia menghisap rokok tersebut dengan bibir yg juga sedikit gemetar.
Lama matanya memantau, dan satu sepeda motor dengan suara yg sangat keras, ada di depan rumahnya.

Brungg......

Pengendara motor tersebut mengeber kendaraan nya, dan org yg berada dibocengan langsung melompat dan mengarahkan pistol ke tempat kirno berada.
Kirno kaget, wajahnya kian pucat, dia berdiri, bergegas kabur.

Dor...dorr...dorr.....

Terdengar suara tembakan yg diletuskan oleh pria bermotor tersebut.

Seketika Kirno..
>>Seketika Kirno berteriak hebat.

"Tolong... tolonggg....!!!" ucapnya histeris dalam tidurnya kala itu.
"Pak.. Bangun Pak.. Pak.." ucap sang istri sembari menepuk pelang sang suami agar terbangun dari mimpi tersebut.
Kirno terbangun dengan mimik wajah pucat ketakutan, jantungnya berdebar hebat, membuat suara nafasnya seakan terengah menahan sesak, terlihat pula baju yg dikenakan basah, akibat keringat dingin yg tak henti tercucur.
Pasca rentetan teror yg dialami Media Suara Kebenaran, pemberitaan sedikit mengendor, tidak ada lagi liputan ganas yg berani mereka terbitkan karna seringnya surat kaleng bernada ancaman terkirim kesana, disisi lain Pak Firman selaku pimpinan redaksi , >>
>>>selamat dari insiden mengerikan tersebut, hanya saja dia harus menjalani beberapa kali operasi dan membutuhkan waktu rehat, yg kian membuat tidak ada seorang pun berani mengambil resiko, selain Manusia Unik bernama Kirno.
Namun sedasyat  apapun liputan yg dituliskan Kirno, Lian selaku wakil pimpinan redaksi, yg mengemban tanggung jawab sementara >>
>> selama Pak Firman dalam masa pemulihan, tidak mau untuk memberikan Izin penerbitkan laporan Kirno, apabila tulisan itu menyangkut tentang orang orang yg ada di belakang Jhony.
4 bulan setelah kejadian tersebut, Pak Firman tak kunjung pulih dan masih membutuhkan waktu yg lebih lama, serta sekali operasi untuk meluruskan tulang kakinya, Kirno seakan kihilangan taji, dan merasa ada pengucilan yg dilakukan teman sekantor kepada dirinya.
Belum lagi, laporan yg seharusnya bisa untuk memastikan Jhony berserta kroninya membusuk di jeruji besi, harus hilang tak berjejak, bukti pembicaraan Jhony, lengkap dengan foto, seharusnya sudah cukup menutup era premanisme kala itu, rekaman tersebut diberikan kirno kepada lian
entah ada unsur kesengajaan, Lian mengatakan bahwa barang bukti yg susah payah didapatkan oleh dirinya raib tanpa alasan yg jelas.
Prihal Jhony sensidiri, setelah menjalani 2 kali persidangan terbuka, dirinya dinyatakan bebas dari jeratan yg dituduhkan kepadanya, tentu saja hasil dari persidangan itu tidak hanya membuat kirno gusar, namun kian frustasi, >>
>> terlebih dirinya mendapatkan surat peringatan keras dari persatuan para wartawan yg menegur dirinya karna memuat pemberitaan yg tidak mendasar dan tanpa bukti valid.
***

Malam itu Kirno terbangun kembali dari tidurnya, jam menunjukan pukul 11 malam, dia bergegas mengenakan kembali kemeja yg terlepas, tangan nya mulai mengait 1 persatu kancing dibaju tersebut, sebelum 1 tangan gemulai memegang tangannya.
“Gak Nginap saja mas?, aku masih kangen.” ucap Wanita tersebut kepada kirno,
Wanita tersebut merupakan Winda, salah 1 pekerja komersil yg jua bekerja di tempat Rita berada, dia merupakan kekasih gelap Kirno dan juga informan yg selama ini membocorkan tentang apa yg dilakukan Jhony, serta siapa eliti politik dalang dari semua ini.
"Kita lanjut lain hari saja ya dek, sudah malam, lagian ini terlalu dekat dengan markas bos mu” ucap Kirno kepada dirinya.

“Aku kwatir ada yg curiga dengan dirimu” lanjut Kirno memberikan wejangan padanya.
Wanita itu tidak membalas omongan kirno, namun ke 2 tangan erat memeluk perut Kirno, yg membuat bulu tengkuk kirno sekali lagi bergedik dimalam dingin tersebut.
Kirno yg mulai mengeras, memegang lembut tangan tersebut, lalu kirno membalikan badannya, ditatap nya wajah winda dengan ramah, dirinya mencium pipi wanita itu.
Disaat semua terasa hangat, kirno beranjak, berdiri dari duduknya, dirogohnya kantong sembari mengambil beberapa lembar uang dari dalam dompet, uang itu diletakan diatas meja yg ada disana.
"Buat jajan, kalau ada yg penting jangan lupa info ya" ucap kirno berlalu pergi dari kamar yg berada disalah 1 hotel yg dekat dengan lapangan tanah merah Gladiator
Kirno tidak langsung pulang menuju rumah, sepeda motornya diarahak menuju jalan kembali ke kantor, entah apah yg ada dipikirnya, namun dia merasa sangat malas untuk pulang kerumah.

“Mending ngopi dikantor, ngobrol sama rekan rekan” pikirnya
Jam 12 kurang dirinya sampai disana, seperti biasa dia memarkirkan motornya dibagian paling pojok,

“Mas.. Mas..No” teriak seorang pria yg tak lain merupakan security kantor.

“Iyo mas, ada yg bisa tak bantu?” Jawab kirno padanya.

Pria itu lantas memberikan selembar amplop putih
"Ada surat untuk mas Kirno” ucapnya kembali, kirno langsung meraih amplop tersebut, dibacanya tulisan di depan surat itu.
Kepada : kirno di Jl Trisula blok A13 (Media suara kebenaran), lantas kirno membalik sisi sebelah guna mengetahui pengirim surat tersebut, namun kosong tanpa da setitik pena pun tergaris disana.
“Yg antar siapa?” Tanya nya, “Bapak bapak tadi mas, orangnya buru buru, Cuma bilang Kantor suara kebenaran, pas tak jawab iya, dia ngomong tolong titip Kirno, saya tanya nama, dia langsung pergi naik motor” Jelas si security mendetail kronologi sore tadi.
Tidak ada pertanyaan lain dari kirno,kirno memperbolehkan security tersebut untuk pergi meninggalkannya, Kirno pun seperti tau isi dari surat yg ada didalam amplop putih tersebut.
“Surat kaleng lagi, Ancaman lagi”
riuh dia mengurutu sendiri.

karna sudah berapa bulan ini dia merasa tak asing dengan kiriman seperti itu, hatinya sudah dapat menerawang, isi dari surat tersebut,
"Kebenaran hanya untuk mereka yg berkuasa" Celoteh Kirno sembari menganti tunel radio yang sedang menyiarkan wawancara exclusive dengan seorang petinggi pemerintahan.
"Kesambet apa lo Nok? Datang datang buat kisruh" tanya Ningrum, salah satu rekannya kerjanya yg menangani bagian penyuntingan kata.
"Gak papah" jawab Kirno ketus sembari membuang selembar amplop putih ketempat sampah.

“Surat Kaleng lagi?” tanya Ningrum kembali.
“Iya” Jawab Kirno dengan suara meninggi, rekan kerja yg ada disana sontak memandangi Kirno yg terlihat emosi, suasana riuh sebelum kedatangannya kini berubah sunyi, hening yg langsung membuat suasana kerja menjadi hambar.
Kirno masih terus bercoleteh, mengeluarkan segala unek unek didalam hatinya, dia tidak memperdulikan Wapimred (Pak Lian) yg sedari dirinya masuk sudah memandang dengan sinis dibagian ujung ruangan itu, tempat para pendesain (layout) bekerja.
“Sudah kembali bekerja! Sebentar lagi Deathline, Kirno bisa kita bicara diruangan?” Potong Pak Lian, berusaha memotong provokasi yg coba dilakukan Kirno kepada rekan kerjanya.
“Untuk apa pak? Saya sudah muak dengan segala Retorika yg Bapak sampaikan!” balas Kirno sembari menatap Pak Lian dengan tatapan tajam.
*baru 65 rt / 139 likes*

dibantu ya sahabat nyata.

Malam ini kita kelarin

"Catatan Noda"

hatur tq.

Salam Hi...Hi...Hi....
**
“Win” ucap seorang pria memangil wilda,

“Iya Mas” jawabnya membalas perkataan tersebut.

“Kamu ke ruangan Pak Bos segera ya, sedari tadi beliau nyariin kamu, ada bokingan kayaknya” Infonya kepada Wilda
“Ok” jawab Wilda sembari mengelengkan kepalanya dan bergegas menuju ke ruangan tempat biasa bos mereka berada

Tak lama berselang Winda sudah ada didepan pintu tersebut, diketuknya pintu itu

Tok..Tok….
 
“Permisi pak” ucapnya sembari membuka pintu perlahan.
**
Pak Lian geram mendengar perkataan Kirno, namun dia tidak ingin terbawa suasana, tersulut dalam pancingan murahan yg coba dilakukan untuk menjebaknya, dirinya menghampiri Kirno.
“Mari kita bicarakan 4 mata saja” ujarnya sembari merangkul Kirno, berharap semua bisa diselesaikan dengan baik adanya.
Ajakan sopan yg dilontarkan Pak Lian, tidak sedikitpun menenangkan jiwa Kirno yg pada malam tersebut seperti sudah dibatas ambang kesabaran, spontan Kirno menepis rangkulan Pak Lian.

“Gak ngerti tadi saya ngomong apa” Bentak dirinya tetiba kepada Pak Lian.
Pak Lian terdiam, melihat tingkah anak buahnya tersebut, namun sebagai pimpinan dia harus bisa mencerminkan bagaiman harusnya bersikap, tangannya kembali di julurkannya,>>>
>>> seraya memberikan kode agar keluh kesah Kirno dapat dibicarakan secara personal diruangan Pimred, namun sekali lagi niatan baik tersebut di jawab Kirno dengan ketus dan menjurus kearah anarkis.
“Jangan sok perduli, cukup sandiwara mu!!” teriaknya kembali sembari menunjuk Pak Lian.
Pekerja yg ada disana langsung menghampiri mereka ber 2, takut bila mana terjadi perkelahian bila Kirno terus dibiarkan mengamuk diruangan tersebut. beberapa orang terlihat memegangi Kirno, sigap mengajak dirinya keluar dari ruangan.
Dalam tarikan rekan sejabatnya tersebut pun Kirno masih melontarkan kata kata pedas

“Kamu hanya atasan, tapi tak layak jadi panutan!!” Ucap Kirno dengan nada bicara ketus, sembari menunjuk kearah Pak Lian berada.
Kirno digiring turun kelantai dasar, layaknya tahanan, rekan kerjanya mengengam tangannya erat.

"Sudah Mas, tenang dulu" kata salah seorang rekan mencoba menenangkan.
"Lepas, kalian sama saja!" ujar dirinya yg kesal karna tdk ada seorangpun membela.

"Jangan pegang saya, kalian semua sampah, ada cuma saat saya jaya" bentak dirinya kembali sembari menyingkirkan gengaman erat dari beberapa rekan kerjanya tersebut dan pergi dari sana.
Sudah 150 ya

"Kirno back before finish new office ya sahabat nyata"

anggap aja bahasa inggris nya benar,

Hatur tq.

Salam Hi..hi..hi..
Pasca pertengkaran yg terjadi antara dirinya dan Pak lian, kirno lebih memilih untuk mengasingkan diri, seminggu lamanya dia mangkrak dari tanggung jawab, sebelum satu surat peringatan dikirim ke rumahnya. Mengingatkan akan kewajibannya bila tidak mau dipecat.
Dipagi itu dia pun berangkat bekerja walau sakit hati masih sangat terasa di jiwa, tetap dipacunya kuda besi miliknya untuk kembali meliput berita.

2 berita kriminal sudah didapat, hari menjelang sore, dia terdiam sembari menghela nafas panjang,
"Harus ke kantor ya!"gumannya.
"Kring...kring..kring"

Halo selamat sore, dengan Ahmad dari suara kebenaran.

Ada yg bisa saya bantu.

OOO. Mbak yg tadi TLP ya.

Pak Kirno belum datang juga mbak, malah sudah seminggu ga masuk kantor.
Ada yg bisa saya bantu...

"Tut..Tut..Tut. "

"Malah dimatiin lagi, "gerutu scurity kantor yg hari itu sudah berpuluh kali menerima panggilan masuk dari seorang wanita yg mencari keberadaan Kirno.
Tak lama berselang, dari telephone tersebut, sosok Kirno tiba dikantor.

"Nah itu orangnya" ucap Ahmad yg bergegas menyamperi Kirno guna memberitahu bahwa sedari pagi tadi wanita bernama Winda sudah berpuluh kali menelphone guna mencari dirinya.
Kirno tersentak mendengar informasi dari Ahmad.

"Gak biasa nya Wilda nelphone"pikirnya dalam hati, karna selama ini dirinya lah yang selalu menghubungi Wilda.

Masih belum selesai pembicaraan Kirno dengan Ahmad, TLP kembali berdiring.
Dan benar.

Wanita itu kembali menelphone, mencari keberadaan Kirno.

"Hai sayang? Kangen ya?" Ucap Kirno sedikit bercanda.

"Mas cepat datang ketempat biasa ya, sekarang jemput aku, sekarang ya!!!
Tut..tutt.tuut....telephone itu terputus.

Kirno kebingungan.

"Ada apa mas?" Tanya Ahmad.

"Gak apah" ucap Kirno sembari berlari menuju ke arah motornya. Segera di menyela motor itu, dan bergegas menuju hotel tempat dimana mereka biasa bertemu.

"Bersambung"
Sejam lebih berlalu, kirno akhirnya tiba di depan hotel itu, tidak seperti biasa, malam itu dia memakirkan motornya disalah satu warung remang yang ada disana.

“Mas gak mau dipijit?” ucap salah satu pekerja yang mungkin Wanita tuna Susila yang mangkal diwarung tersebut.
“Tidak, saya mau titip motor saja” ucap Kirno kewanita itu sembari memberikan uang 1.000 kepadanya.
Dibakarnya sebatang rokok, sembari menilik ke sikitar, memastikan tidak ada yang menguntil dirinya ketempat tersebut.

Langkahnya pun beranjak menyebrangi jalan guna menuju hotel yang ada didepan, kembali dia terhenti, dilihatnya winda sudah ada di depan loby hotel.
Kirno kembali memastikan semua aman terkendali, karena dia kwatir ini merupakan perangkap yang dipersiapkan untuknya.
Lama dia melihati winda dari kejauhan, terlihat Wanita itu mondar mandir seperti orang kebingungan, 30 menit berlalu setelah dirinya merasa aman, Kirno akhirnya menghampiri informan sekaligus kekasih gelapnya tersebut.
“Win” Ucapnya dari arah belakang, yang membuat winda sedikit terkejut.

“Kamu ngapain sih pakai acara ngagetin, lama lagi datangnya” ketus Winda berbicara padanya dengan raut wajah kesal.

“Iya, maaf, tadi Mas setor berita dulu ke kantor” Ucap Kirno berbohong.
Winda langsung menarik tangan Kirno,

“Ayo cepat Mas!!” ujarnya sembari Langkah mereka masuk kedalam hotel tersebut.

Tidak seperti biasanya, hari itu Wilda sudah memesankan kamar, mereka langsung menuju ruang 04 dilantai 2.
Kirno sejatinya sudah merasakan kecurigaan.

“Ada yang tidak beres"Pikirnya didalam Jiwa.

Langkahnya terhenti, dilepaskannya gengaman tangan linda dari dirinya.

“Berhenti Dek, ada apa sebenarnya?” Tanya dirinya dengan nada bicara yang mulai serius.
Winda terdiam, dilihatnya kesekitar, wajahnya langsung memucat.

“Ma..maaf Mas” Katanya terbatah.

“Kreek…” terdengan suara pintu kamar no 4 itu terbuka, dari sana 2 orang pria berbadan besar keluar.
Sementara kala matanya menilik, bersiap lari kearah belakang,

“Tap.. Tap..” dia mendengar suara langkah beberapa orang yang seperti berlari kecil semakin mendekat kearahnya.
Tak lama berselang, didapatinya 3 orang pria lainnya yang memiliki prawakan tak kalah dengan 2 orang dihadapnya, mereka berdiri ditangga tersebut, seakan menjadi tembok penutup akses jalan Kirno.
"Apa mau kalian" bentak Kirno dengan sisa keberanian yg ada.

"Tega kamu ya dek" katanya kembali pada Winda yg sudah menjebak dirinya.

Tidak ada satu orang pun yg menjawab.

Hanya alunan langkah yg kembali di dengar oleh Kirno sebagai jawaban satu satunya.
Tap.. Tap... Suara langkah itu bergema.

Hadir sosok pria lain yg kini berada di belakang 3 orang yg ada ditangga tersebut.

Ke 3 orang tersebut, meminggirkan diri, memberikan akses jalan ke sosok pria itu.
Kirno langsung merasakan aura yg sangat hebat. Bau kematian kental tercium dari hidungnya.

"Matilah aku" ucapnya pelan melihat sosok itu berjalan ke arahnya.
“Apa kabar mu Mas Kirno?” ucap sosok tersebut.

Tubuh Kirno gemetar hebat, baru kali ini dirinya melihat dan berbicara secara langsung dengan Jhony si anjing gila.
Jhony merangkul bahu Kirno, sembari mengarahkan tangan, seolah mempersilahkan Kirno masuk kedalam kamar nomor 4 tersebut.

Kirno terkaku diam, dia tau akan mati bila dirinya masuk kedalam sana.

Namun satu perintah Jhony padanya, membuat dirinya tak mempunyai pilihan.
"Bila diri mu masih ingin melihat istri dan ke 2 anak mu hidup di esok hari, ku mohon masuk" Ucap Jhony padanya dengan wajah tersenyum.
“Silahkan duduk Mas Kirno” Ucap Jhony.

Kirno duduk di kursi yang ada disana, pandangannya tertunduk, enggan menatap orang yang berada didalam kamar tersbut. Dari arah depan terlihat jhony mengangkat satu kursi, diletakannya tepat di depan kirno berada, Jhony duduk disana.
Jhony membakar sebatang rokok,

“Husss” semburan asap keluar dari mulutnya tepat di hadap Kirno, dirinya menyodorkan rokok yang baru saja dihisapnya tersebut.

“ini hisap, ganja kualitas terbaik” ujarnya.

“ayo jangan malu malu” katanya kembali kepada kirno yang masih terdiam.
Dengan tangan bergetar, Kirno meraih rokok tersebut, diambilnya dari gengam jari Jhony, tampak rasa takut yang luar biasa dari dirinya, mulutnya terlihat gemetar kala menghisap rokok tersebut.
“Ha..Ha…ha…” Tawa Jhony pecah melihat tingkah Kirno, riuh tawa pun mengema seiring pasukan jhoni yang pula ikut menertawakan dirinya.
Hanya Kirno dan Winda yang terdiam, dan dalam nuansa kesenangan hati Jhony tersebut,

“Prak…..” satu tendangan kencang dilayangkan Jhony tepat kearah dada kirno, seketika kirno tersungkur.
“Huk.. hukk….” Kirno terbatuk, menahan sakit pada bagian dada.

Jhony berdiri, sekali lagi dirinya menendang perut Kirno dengan sangat kuat, darah segar termuntah dari mulut Kirno.
“Kirno..Kirno…Kirno.. wartawan superhero, peliput berita terbaik yang sukses dengan menuliskan kisah hidup Jhony si anjing gila” Bentak Jhony sembari menginjak kepala kirno yang sudah tersungkur tersebut.
Jhony terlihat kesetanan, entah berapa lama dirinya sudah menghajar kirno, lantai terlihat memerah, terbias darah yang mengalir dari tubuh si wartawan tersebut.
Winda menangis, dia tidak tahan melihat perlakuan Jhony yang begitu brutal, selain itu dirinya memang mencintai sosok Kirno, dan saat emosi dirinya sudah memuncak, winda sudah tak memperdulikan lagi keselamatannya, dia berlari memeluk tubuh kirno yang tak berdaya.
Dan tanpa disegaja, tubunya pun terkena tendangan yang dilayangkan oleh Jhony, Winda terkapar, tangisnya semakin pecah, namun tak mengurungkan niatnya untuk mati bersama Kirno.
Dia tetap memeluk tubuh pujaan hatinya tersebut~~
~yang membuat Jhony sontak terhenti, dirasakannya sakit yang teramat sangat dikepala, belum lagi hatinya seakan membuka lembaran lama yang telah terkubur, dia merasakan aura winda malam itu sama seperti dengan seorang Wanita yang dulu mati demi menyelamatkan dirinya.
Masih mau di update apa cukup sampai sini sahabat nyata?
Jhony melangkah mundur dari Winda dan Kirno.

"Argggh....." Teriaknya keras sembari memegangi kepalanya.

Mata Jhoni celingukan menatap kanan dan kiri.
Wajahnya memucat, Jhony terlihat seperti sangat ketakutan.

"Cindy.. cindi...jangan " teriaknya kembali yg membuat 5 anak buahnya menjadi keheranan.
Jhony seakan berhalusinasi, dia mendapati diri kembali berada di tanah merah gladiator.

Dilihatnya Cindy dan dia terkapar ditengah lahan tersebut.

"BAJINGAN KAU ROBERT" ucap Jhony seketika, sembari melemparkan kursi kearah anak buahnya sendiri.
Dirinya berlari.

"Prak..." Bogem mentah diberikan tepat ke arah wajah salah satu pengikutnya.

"Bos, kenapa bos?" Ucap rekan lain, berusaha menyadarkan dirinya, namun ucapan tersebut membuat Jhony naik darah dan mulai memukuli 5 orang pengikutnya itu.
Melihat kondisi yg tak kondusif, ke 5 nya berhamburan keluar dari kamar tersebut dan berusaha menjaga jarak dari dirinya.

Kegaduhan pun terjadi di depan kamar hotel di lantai 2 itu, yg membuat tamu lainnya keluar untuk melihat apa yg terjadi.
Dan 20 menit lamanya Jhony mengamuk, menghancurkan apa yg ada di hotel itu.

Barulah suara sirene mengema, beberapa personil polisi datang ke TKP, setelah mendapatkan laporan dari pihak hotel.

"Polisi datang, kabur" kata anak buah nya meninggalkan Jhony yg masih mengamuk.
"Jangan bergerak" ucap salah satu personil polisi sembari menodongkan pistol ke arah Jhony.

Jhony terdiam, sejenak dia berhenti melemparkan barang barang yg ada disekitar.
Ditatapnya beberapa orang personil polisi tersebut, sudah berada di depan dengan beberapa mengacungkan senjata mengarah padanya.

"Ha..ha..ha.." tawanya sembari mulai berjalan menghampiri mereka.
"Hati hati dengan apa yg kalian genggam, itu bukan mainan" ujar dirinya berusaha mengintimidasi.

"Berhenti, sekali lagi saya katakan stop, tiarap" bentak komandan polisi kembali memberikan arahan.

"Dor.." tembakan peringatan diberikan yg tetap tidak diindahkan oleh Jhony.
"Dor..." Tembakan akhirnya dilakukan, karna dirinya tetap tidak mengindahkan araha itu.

Timah panas terbang mengenai lengan Jhony.

Jhony terjatuh, dia merasakan sakit, darah tampak bercucur mengalir dari lengan kirinya.
"Darah? Kenapa tubuh ku tak lagi kebal? Ucapnya kaget menahan sakit.

Pikirannya langsung tersadar, Jhony mengambil langkah, berlari mundur dan masuk kembali kedalam kamar no4.

"Tembak!!" Arahan komandan tersebut kepada anggotanya.
"Dor..Dor..."

Timah panas meluncur dengan cepat, berusaha bersarang ditubuh Jhony.

Jhony melompat masuk ke dalam kamar, tidak ada jalan keluar selain kaca jendela.
Dirinya terjebak didalam kamar tersebut, ditiliknya kearah bawah kurang lebih 15 meter jarak ketinggian bila dia memilih untuk terjun dari sana.

“Brak” Pintu kamar telah di dobrak, dirinya melihat 2 personil polisi sudah ada didepan dengan senjata api yang mengarah kedirinya.
Jhony langsung melompat, mencoba keberuntungan, karna menyerahkan diri bukan pilihan yang tepat saat ini, terlebih di kamar itu sudah ada 2 orang yang terkapar.
“Bila tidak ditempak mati oleh polisi, maka minimal dirinya akan membusuk didalam penjara” begitunya pikiran yang ada dikepala.

"Braakkk" tubuhnya jatuh tepat di cup salah satu mobil mbak berisikan pasir.

Walau tidak meluncur dengan sempurna, setidaknya nafas masih berhembus.
Dengan badan yg terasa sangat remuk dia berusaha bangkit,

"Tinnnnnn" dirinya dikagetkan oleh laju mobil.

"Prak" mobil itu sedikit menghajar dirinya tapi sudah cukup membuat Jhony terpental 2 meter.
Si sopir taxi tersebut segera keluar mengecek dirinya.

Dan tatkala supir itu ada disamping, Jhony bangkit dan langsung memberikan satu bogem keras membuat si supir terkapar.

" Dor" suara tembakan kembali terdengar.
Personil polisi itu berlari mengejar Jhony.

"Dor" kembali tembakan dilakukan, Jhony sigap menunduk kan badan menghindari bidikan mereka.

Dirinya langsung masuk ke dalam mobil tersebut, dan menginjak gas sekencangnya.

Jhony berhasil kabur dari maut malam itu.
Sempat polisi tersebut mengejar kendaraan yang dilarikan oleh Jhony, namun satu manuver gila menerabas lahan pertanian berhasi mengaburkan jejakn nya kala itu, cukup lama dia memacu kuda beroda 4 tersebut~~
~~malah hampir subuh dengan keadaan wilayah entah dimana, akhirnya dia terhenti karena kendaraan itu telah kehabisan bahan bakar.

“Arghhhhh” dirinya mengerang kesakitan, selain melukai tangannya, satu tembakan tadi juga berhasil bersarang diperut Jhony.
Dirinya tertahi keluar dari mobil itu, dipeganginya perut yg terus mengeluarkan darah, dirinya berjalan mencari tempat berlindung untuk mengobati lukanya.

20 Menit berjalan akhirnya dia menemukan satu rumah yang berada di tengah lahan pertanian tersebut.
Jhony mengendap perlahan menghampiri rumah tersebut, keadaan tampak kosong dengan hanya lampu teras yang terlihat memberikan penerangan, ditiliknya keadaan sekitar sebelum akhirnya dia mencungkil jendela guna masuk kedalam tempat itu.
Seperti perkiraannya, tidak ada seorang pun yang dia temukan didalam, dirinya langsung mengecek beberapa peralatan yang mungkin bisa digunakan untuk menghentikan pendarahan itu sementara waktu.
Didapati olehnya beberapa helai pakaian, dirinya langsung merobek pakaian tersebut, kemudian dia berjalan kearah belakang, letak posisi dapur berada,
Mata nya menatap tajam meja yg ada disana.

“Seharunya ada yang tinggal disini” ujarnya dalam hati karena melihat beberapa laup pauk tersaji diatas meja itu.
Diambilnya teko yang ada dimeja, sebentar dia menegak minuman itu menghilangkan dahaga dan rasa lelah, dibilasnya tangan kanannya, lalu langsung memasukan jarinya kedalam perut yang berlubang itu,
“Aggggghhhh” jeritnya pelan menahan sakit, jarinya menari didalam perut itu, guna mengambil timah panas yang bersarang.

“Aghhh” ringisnya kembali setelah dia berhasil mengeluarkan peluru tersebut.
Dia langsung terduduk, darah kembali mengucur dengan deras, Jhony langsung melilitkan pakaian yang tadi diambilnya ke bagian luka.

Nafasnya terengah, begitu pula dengan pandanganya yang mulai buram, dia mencoba bertahan agar tidak pingsan.
Suara Adzan subuh pun berkumandang, dan menjadi satu satunya suara yang didengarkan Jhony kala itu, ada perasaan senang dalam jiwanya, padahal beberapa tahun berlalu dia tidak pernah lagi menjalankan kewajiban, ~~
~~namun saat itu Jhony kembali melafalkan bacaan sholat dengan khusyuk.

"Mungkin ini kala terakhir aku bisa mengucapkannya" Gumannya sendiri.
Bau pohon Pinus segar menyapa dipagi itu, seorang pria terlihat berjalan menelusuri jalan stapak, dia fokus memandang ke depan, mengikuti arah cahaya senter yg digengamnya.

"Kok jendela kebuka" ucapnya pelan sembari mematikan senter tersebut.
Dirinya bersembunyi di balik pohon,
"Huk.. Hulk" sengaja dia berpura pura batuk, untuk mengecek apakah ada maling didalam sana.

Berkali kali hal itu dia lakukan, dan tidak ada tanda orang keluar dari sana, dirinya memberanikan diri beranjak, mengintai rumah itu.
"Kalaupun ada maling, dia pasti sial, karna ga ada yg berharga"guman pria itu.

"Kreekk" suara pintu terbuka.
Dirinya menekan saklar, remang cahaya dari lampu berwarna kuning menyinari ruangan itu.

"Astagfirullah" dirinya menyebut.
Didapatinya rumah dalam keadaan brantakan, belum lagi banyak percikan darah tercecer disana.

Pria itu mengambil sapu, dipegangnya gagang sapu itu untuk berjaga jaga.

Langkahnya pelan masuk kedalam,
"Siapa didalam?" Ucapnya.
Dirinya semakin dalam menelusuri, dia semakin bergeleng kepala melihat banyaknya darah yg membasahi lantai rumah, namun tak ada seorang pun ditemukan olehnya.
Kembali dia melangkah keluar, dilihatnya lagi sekitar sebelum dirinya masuk dan menutup pintu, dan kala dia menutup pintu rumah.

"Tap.. "
Tangan menjerat lehernya, disertai tajamnya pisau yg siap menembus kulitnya.

"Jangan bergerak, kalau masih mau hidup" Ucap Jhony.
Pria itu sontak terkejut, tubuhnya kaku, dia hanya mengikuti arah kemana Jhony melangkah.

Pisau itu masih menempel dilehernya, malah sedikit menusuk hingga membuat darah menetes.

"Saya ga punya apa apa, kamu dah salah kalau mau mencuri" ucap pria itu.
"kamu diam saja,saya tidak butuh harta mu, mohon tolong aku"jawab Jhony meminta.

"Tolong?" Tanya pria itu.

"Aku tidak akan membunuh mu, tapi kamu harus janji untuk menolong aku" kata Jhony kembali.

"Iya, saya janji" ucap si pria itu.
Jhony melepaskan cengkeramannya, dan saat kondisi lengah itu, si pria langsung meraih pisau ditangan Jhony, serta menendang dirinya tepat dibagian perut.

Jhony tersungkur, darah kembali mengucur, dan saat itu dirinya sudah diambang batas kekuatan, dia pingsan dirumah itu.
Singkat kisah, Jhony terbangun di salah satu kamar, jarum infus menempel ditanggannya.

Dia masih merasa pusing, bingung sedang berada dimana, apakah polisi sudah menemukan ku? Tanyanya.
Tak lama berselang sesok pria dan seorang wanita menyamperi dirinya, pria itu merupakan orang yg berada di rumah tersebut, sementara wanita itu merupakan istrinya yg berprofesi sebagai bidan.

"Kamu aman disini Mas, jangan khawatir" ucap pria itu.
Jhony masih terdiam menahan sakit, belum lagi kala itu pengobatan yg dilakukan padanya hanya sekedarnya saja, tidak standar sesuai prosedur operasi seharusnya.
"Mas gak perlu bicara apa apa, saya mengenal mas dan tau apa yg mas lakukan, saat ini nama Mas Jhony menghiasi hampir seluruh pemberitaan media" ucapnya kembali.
"Saya ga akan melaporkan keberadaan Mas Jhony, perkenalkan saya Josep" ucap pria itu yg langsung membuat Jhony tersentak, mengingat salah satu nama pelaku yg membuat Cindy harus kehilangan nyawa.

*End Part 3/TBC preman Tarba 4*
Sembari tunggu 2 part terakhir.

Silahkan baca kisah ini dari awal ya.

Part 1

Malam itu dirinya terus berjalan, menapaki jalanan trotoar ibu kota dengan penat dikepala yang sudah tak dapat dibendung, hatinya merasa bersalah, meyakini sebagai penyebab utama segala kekacauan yang terjadi.
Hujan turun dengan sangat deras, mencoba menghentikan dirinya yang sudah kehilangan akal sehat, tapi tetap saja Rita melangkah, malah dirinya sedikit senang karena dapat menangis sepuasnya bersama hujan yang turun kala itu.
Entah sudah berapa lama dia berjalan, sebelum dirinya sampai pada salah satu jembatan, dimana dibawah jembatan itu terlihat sungai luas dan dalam.
Rita duduk, Disandarkannya dirinya pada tembok pembatas, ke 2 tangannya memegani kepalanya,

“Maaf, Aku memang benalu liar” Ucapnya masih dalam keadaan menangis.
Tak lama berselang dia kembali bangkit, dilihatnya kearah bawah jembatan tersebut, aliran air mengalir begitu deras, mungkin akan menjadi tempat mati yang baik untuk menghapus segala cerita pikirnya.
Rita menutup mata sembari mengadah ke langit guna menikmati rintikan hujan yang menghapus air matanya, dihirupnya udara sejuk itu untuk memantapkan niatan kala itu.
Namun sesaat berlalu, dia merasa heran, karna air hujan terhenti tak lagi membasahi dirinya. Dibukanya mata, terlihat payung hitam terbentang diatasnya.

Rita memalingkan wajah, menatap sosok disebelah yang memayungi dirinya.
Aku berharap kamu mengetahui ada seseorang yang mencintaimu, yang tak akan rela kehilangan mu” Ucap sosok itu sembari menatap wajah rita.

Tarba IV
"Akhir Cerita".

• • •

Missing some Tweet in this thread? You can try to force a refresh
 

Keep Current with Nyata

Nyata Profile picture

Stay in touch and get notified when new unrolls are available from this author!

Read all threads

This Thread may be Removed Anytime!

PDF

Twitter may remove this content at anytime! Save it as PDF for later use!

Try unrolling a thread yourself!

how to unroll video
  1. Follow @ThreadReaderApp to mention us!

  2. From a Twitter thread mention us with a keyword "unroll"
@threadreaderapp unroll

Practice here first or read more on our help page!

More from @nyata74042956

Jul 29, 2022
"Tumbal"
Aku akan mati disini.

Berdasarkan cerita narsum, all tempat, nama disamarkan, no comot comot tanpa izin.

Jangan lupa bantu ramaikan.

Salam hi...hi ..hi ... Image
pemerintah menamai agenda Transmigrasi di era tahun 80 an, sebuah program yang
dirancang untuk meningkatkan ekonomi nasional, membuka lapangan pekerjaan seluas
mungkin dan jua untuk melakukan pemerataan populasi penduduk agar tak hanya
tersentral di pulau jawa.
Sasaran pemerintah pastinya terfokus pada penduduk di pulau jawa, karena
memang selain tingkat populasi yang sudah sesak tidak beriring sejalan dengan
lowongan pekerjaan yang masih minim, hal itu pula yang membuat banyak warga yang
hidup dibawah garis kemiskinan, ~~
Read 87 tweets
Jun 7, 2022
Jalan ke Neraka
"Dia selalu menghantui"

Nocomot comot tanpa izin.

@IDN_Horor
@karyakarsa_id
@bacahorror
#horor #susuk

Bantu RT/likes ya sahabat nyata.
Hatur tq.

Salam hi..hi..hi... Image
Kau dengar? Tidak kah kau dengar? Kisah horor dalam secarik kertas buram, goresan singkat bertintakan darah, tentang hari dimana satu kesalahan membawa malapetaka.

Ku ceritakan pada mu dalam sebuah tulisan, yang mungkin hanya engkau anggap cerita fantasi semata.
Bukan... Bukan... Itu yang ku maksud, kau tak akan pernah percaya.

"Tolong aku, dia selalu menghantui"
****
Read 92 tweets
Jun 2, 2022
100 hari (tawa Kematian)

@IDN_Horor
@bacahorror
@BacahorrorCom

Nocomot comot tanpa izin.

Hatur Tq.

Salam hi..hi..hi.. Image
100 Hari.

Sirine ambulance nyaring memohon dibukakan jalan pada lintasan protokol yang padat lalu lalang kendaraan.

Didalam ambulance terdapat sekujur tubuh pria gempal yang menanti waktu untuk disemayamkan, tidak ada seorang pun berada disana,
~selain seorang sopir yang memang memiliki kewajiban dari tempat dia bekerja untuk mengantarkan jenazah tersebut kembali pada keluarganya.

Tak lama berselang lintasan padat pun terlewati kini mobil jenajah melaju dengan sangat cepat pada jalanan yang pula mulai sepi.
Read 145 tweets
Feb 16, 2022
"WAYANG SI DALANG"

Nocomot - comot tanpa izin.

@IDN_Horor @Penikmathorror @P_C_HORROR @autojerit @ayuwidypramono @BacahorrorCom @bacahorror

Salam hi..hi..hi.. Image
Pagi itu aku berada pada titik terendah, tanpa dapat menemukan satu hal yang mungkin bisa ku jadikan semangat dalam mengayomi sisa kehidupan.

Impian yang sudah beberapa tahun ku rancang terasa sia sia, lebur bersama dengan isak tangis yang sedari tadi tak dapat ku bendung.
Walau beberapa kali sanak saudara sudah mencoba menenangkan, tetap saja kaki ini seperti engan untuk beranjak, tangan ku terus memeluk erat tubuh Mbah Wir yang sudah terbujur kaku, terbungkus kain putih itu.
Read 248 tweets
Feb 9, 2022
Preman Tarba Vol IV

"Akhir Cerita"

Nocomot comot tanpa izin,

Hatur tq.

Salam hi..hi..hi...

Desain by canvas apk Image
Hotel Darlawangsa dipenuhi oleh aparat berbaju coklat serta para pemburu berita, satu kejadian besar telah terjadi, Pembunuhan berencana wartawan senior menjadi Headline yang menghiasi halaman utama setiap media cetak.
Hasil rilis dari olah TKP yang dilakukan oleh pihak berwajib, mengindikasikan Cinta Segi 3 menjadi motif Si penguasa dunia Malam bernama Jhony untuk menghabisi Kirno.
Read 246 tweets
Jan 22, 2022
Alkisah di tahun 80 an hidup seorang Janda, umur nya sudah menginjak usia 57 tahun, dirinya memiliki 4 orang anak, anak pertama bernama Rina memiliki 1 orang anak, sementara anak ke 2 nya Mukti memiliki 6 orang anak, dan Giman dengan 5 orang anak.
Satu anak lainnya yg bernama Evi sudah berpulang terlebih dulu menghadap Sang Maha pencipta.

Ok mari kita mulai, satu ketika Si Wanita uzur tersebut mengumpulkan 3 anak nya, untuk membagikan harta, ~~
~dengan harapan ketika dia telah tiada, ke 3 anaknya tidak akan meributkan perihal hartanya yg melimpah tersebut.
Singkar cerita semua sudah dibagi rata, dan hanya menyisakan rumah yg saat ini ditempati olehnya, Si wanita sebenarnya ingin memberikan rumah itu ke cucu nya dari ~~.
Read 235 tweets

Did Thread Reader help you today?

Support us! We are indie developers!


This site is made by just two indie developers on a laptop doing marketing, support and development! Read more about the story.

Become a Premium Member ($3/month or $30/year) and get exclusive features!

Become Premium

Don't want to be a Premium member but still want to support us?

Make a small donation by buying us coffee ($5) or help with server cost ($10)

Donate via Paypal

Or Donate anonymously using crypto!

Ethereum

0xfe58350B80634f60Fa6Dc149a72b4DFbc17D341E copy

Bitcoin

3ATGMxNzCUFzxpMCHL5sWSt4DVtS8UqXpi copy

Thank you for your support!

Follow Us!

:(