Bagi yang ingin menambah koleksi kitab, buku dan referensi Islam Ahlussunnah wal Jamaah an-Nahdliyah. Keluarga Mahasiswa Nahdlatul Ulama mempersembahkan KMNU E-Library yang bebas diakses oleh siapapun:
Saya slalu bingung dengan orang² yg mengaku beragama, tapi sibuk mengurusi “kesesatan” orang lain. Orang - orang yg mengaku mendapat petunjuk, tapi ketakutan hingga paranoid terhadap orang² yang (katanya) tidak mendapat petunjuk
Pengikut syiah yang jumlahnya super minoritas dinegeri ini, begitu ditakuti oleh orang-orang paranoid ini seakan mereka adalah setan demit yang ada dimana-mana dan bisa mencekik sewak-waktu.
Kampanye - kampanye dan slogan-slogan penyesatan Anti - Syiah oleh mereka di propagandakan diseluruh penjuru. Mulai dari membuat parade besar - besaran hingga bungkus roti.
Said Aqil Siroj. TEMPO/Dasril Roszandi TEMPO.CO , Jakarta -
Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) menilai aliran Islam Syiah secara umum bukan merupakan aliran sesat.
"Tidak sesat, hanya berbeda dengan kita," kata Ketua Umum PBNU, Said Aqil Siradj, di kantor kepresidenan, Jakarta, Selasa 28 Agustus 2012.
Menurut dia, Syiah merupakan salah satu sekte Islam yang sudah ada sejak 14 abad lalu.
Sekte ini pun ada di berbagai belahan bumi, termasuk Indonesia. "Pusatnya memang di Iran," ujar Said.
Islam Nusantara adalah Islam sufistik yang begitu ramah terhadap ragam perbedaan dan lokalitas. Cara ber-Islam yang berorientasi pada sufisme, akan terus mencari titik temu terbaik dengan segenap perbedaan, bahkan merayakan nilai-nilai lokal.
Hal ini karena sufisme mengajarkan dan menunjukan orang pada jalan menuju hakikat dan keadaban universal. Dalam tradisi seperti ini, Islam dengan mudah bertemu dengan keadaban-keadaban lokal. Titik temu seperti ini disebut sintesis-mistik (mystic-synthesis).
Di Jawa khususnya, mencari titik temu terbaik dengan keadaban-keadaban lokal seperti ini merupakan cara ber-Islam mayoritas. Islam hadir dengan penghargaan yang besar terhadap perbedaan dan lokalitas, tanpa mengurangi derajat ortodoksi dan otentisitas Islam.
1. Kira-kira 4 tahun silam sekitar pukul 7 malam dalam perjalanan menuju rumah teman saat melintasi sebuah lorong kecil saya menemukan seorang wanita renta
dengan pakaian lusuh dan beraroma pesing depan sebuah rumah menatap saya dengan mata nanar. Sepintas terlihat seperti orang gila tapi akal saya membantah dugaan itu dan mendorong saya untuk menganalisa situasi, waktu dan lokasi sekitar.
2. Kebetulan rumah teman saya tak jauh dari situ. Segera saya bergegas mempercepat langkah untuk menanyakan ikhwal wanita malang itu kepadanya. "Dia diseret dan dibuang oleh keponakannya," jawabnya atas pertanyaanku sesaat setelah menyapanya.
Muhammad yg kita imani bukan sekedar Muhammad Historis yg pernah hidup 14 abad silam melainkan juga Muhammad Eksistensial yang sudah ada sebelum ia lahir.
Muhammad yang kita imani adalh Muhammad yg menjadi causa (sebab) kedua terciptanya alam semesta.
Muhammad yang kita imani adalah Muhammad yang merupakan Tajalli (Manifestasi) pertama Allah di alam semesta.
Muhammad yang kita imani adalah Muhammad yang memiliki sisi Divinitas (Rabbani) sekaligus sisi Humanitas (Insani),
beliau Imanen (sangat dekat dengan kita) sekaligus Transenden (melampaui batas-batas manusia biasa).