Ulama tidak Maksum (berpotensi salah), kalau Nabi sudah pasti Maksum (diberi perlindungan oleh Allah dari kesalahan. Makanya harus ikut Nabi, jangan ikut ulama.
Tidak ada yang salah dengan statemen ini. Tetapi ketika menafikan ulama dalam memahami ayat-ayat Qur'an dan hadis-hadis Nabi ini yang tidak tepat. Berikut gambaran diskusi yang sebenarnya juga terjadi dalam realita kehidupan saat ini.
Salafi: "Jangan ikut ulama, tapi ikutlah Nabi!"
Aswaja: "Betul, kami ikut Nabi dalam mengamalkan talqin kubur, membaca Qur'an saat ziarah kubur, membaca surat Waqiah, membaca Yasin di malam Jumat, dan sebagainya."
Aswaja: "Tadi Anda nyuruh ikut Nabi. Saya ikut Nabi, Anda larang karena hadisnya daif. Padahal Nabi tidak pernah mengatakan dengan milih-milih hadis sahih atau daif. Memangnya kata siapa itu semua hadis daif?"
Salafi: "Kata Syekh Albani!"
Aswaja: "Wahai akhi, Syekh Albani itu bukan Nabi, kok diikuti? Kan Anda sendiri yang jangan ikut ulama? Kok antum ikut ulama dan tidak ikut Nabi?"
Jadi, inti dari statemen mereka adalah jangan ikut ulama selain ulama mereka. Nyatanya mereka taklid kepada ulamanya sendiri.
Tapi pandainya mereka membangun narasi bahwa kita yang ikut-ikut ulama, padahal mereka sama. Bahkan lebih parah, karena menyalahkan orang lain dan tidak sadar dengan kesalahan sendiri.
• • •
Missing some Tweet in this thread? You can try to
force a refresh
Subhanallah, ajib dan amazing. Karya para ulama ahli tafsir sejak masa sahabat hingga saat ini berhasil dihimpun oleh ulama muda dan ulama masa depan yang dimiliki NU, Dr. K.H. M. Afifuddin Dimyati (Katib Syuriah PBNU), cucu Kiai Romli Peterongan, Jombang.
Kitabnya bernama Jam' al-Abir, diterbitkan di Kairo, Mesir sudah masuk ke jajaran pustaka kitab-kitab bahasa Arab.
Sahabat Hudzaifah disebut sebagai "Pemilik Rahasia Nabi". Hal ini karena sahabat Hudzaifah pernah diberi tahu oleh Nabi Muhammad Saw tentang sosok-sosok orang munafik di antara para sahabat.
Hudzaifah berkata: Umar pernah diundang menghadiri jenazah, ia pun mendatanginya.
Saya hubungi Umar dan saya bilang: "Duduklah (jangan ikut salat jenazah), wahai pemimpin umat Islam. Jenazah ini termasuk orang munafik."
Saya tidak menyoal ustaz YW (silakan cari di berita-berita online atau Facebook Gus Rijal Mumazziq Z dan Gus Dafid Fuadi) dari kelompok mana, sudah lama atau baru belajar Islam, pro atau anti NKRI dan sebagainya.
Saya ingin berbagi sedikit pengetahuan saja. Sehingga kalau ada dari saya, sahabat atau yang sepaham dengan saya tiba-tiba melakukan kesalahan, ya giliran Anda boleh mengingatkan, tidak harus saya.
Mengapa Harus Bermazhab dalam Memahami Dalil Quran dan Hadis?
--- UTAS ---
Saya paling suka memberi contoh dengan perumpamaan yang mudah dipahami oleh jamaah. Karena masjid Wal Ashri Pertamina ingin memahami ilmu fikih dalam metode bermazhab, maka saya memberi contoh seperti yang mereka geluti setiap harinya; soal minyak.
Ibaratnya ayat-ayat di dalam Al-Quran itu seperti minyak bumi. Minyak bumi ditemukan bersama-sama dengan gas alam. Lalu, minyak bumi yang telah dipisahkan dari gas alam disebut juga minyak mentah (crude oil).
Menjadi anggota MUI itu gampang-gampang sulit. Kalau berangkat dari NU saya bilang sulit. Karena di NU terlalu banyak ulama. Kiai-kiai di struktur NU yang dikirim ke MUI memang kebanyakan betul-betul ulama. Bukan kebetulan ulama.
K.H. Sahal Mahfudz di MUI berangkat dari NU, beliau kiai terbaik di NU. Demikian pula K.H. Ma'ruf Amin dan sebagainya, hingga di tingkatkan provinsi dan kabupaten/kota.