Setelah Muktamar Ke-36 di Bandung tahun 1965, hubungan Bung Karno dengan Muhammadiyah menjadi agak dekat. Hingga suatu, Muhammadiyah diundang dalam sebuah acara di Istana Negara.
Acara ini mengundang berbagai kalangan. Ada tokoh militer, tokoh partai, pengusaha, ulama, juga bintang film dan penyanyi.
Kebetulan Pak AR—saat itu anggota PP Muhammadiyah, belum menjadi ketua—termasuk salah seorang yang diikutsertakan. #ModerasiBeragama
Setelah acara resmi selesai, Bung Karno menjamu para tamu di sebuah ruangan yang lebar di istana. Dalam acara ramah tamah itu Bung Karno meminta para tamu satu persatu tampil untuk menyanyi. #ModerasiBeragama
Bung Karno memanggil perwakilan mereka satu per satu. Dari bintang film Bung Karno menunjuk Baby Huwey.
Ketika sampai kelompok ulama tiba-tiba Bung Kamo meminta Pak AR untuk menyanyi. #ModerasiBeragama
Tentu saja Pak AR kaget karena tidak siap dan tidak biasa menyanyi. Karena itu Pak AR menolak. Tetapi Bung Karno terus mendesak. #ModerasiBeragama
Tapi tiba-tiba muncul ‘akal kancil’ Pak AR. Sambil tersenyum dia maju ke tengah forum di depan pengeras suara lalu menyanyikan sebuah lagu. #ModerasiBeragama
Lagu ini berjudul Eling-Eling dan biasa dinyanyikan (syi’iran) di pesantren, juga di masjid dan musala sambil menunggu saat shalat tiba.
Eling-eling sira manungsa//
temenana nggonmu ngaji//
mumpung durung katekanan Malaikat juru pati.
Dan seterusnya. #ModerasiBeragama
Artinya kurang lebih,
“Wahai manusia ingatlah,
bersungguh sungguhlah kamu dalam mengaji (membaca al-Quran).
Sebelum kamu kedatangan malaikat pencabut nyawa.”
Dan seterusnya
Lagu ini dipilih Pak A.R selain karena nadanya yang sederhana, juga mengandung pesan mendalam bagi Bung Besar. #ModerasiBeragama
Tentu saja para peserta ngakak. Dan Bung Karno cuma tersenyum sambil geleng-geleng kepala.
Tidak menyangka ada lagu seperti itu dinyanyikan di Istana Merdeka. #ModerasiBeragama
Begitulah Pak A.R, Mbahnya Muhammadiyin Garis Lucu, dakwahnya yang santun dan tidak menyakiti hati orang lain membuatnya bisa diterima di mana saja dan oleh siapa saja. #ModerasiBeragama
Suatu hari pengurus masjid di dekat Malioboro datang ke kediaman Pak A.R. dengan tergopoh-gopoh kebingungan. Ada salah satu donatur masjid dari keluarga non-Muslim ingin jenazah ayahnya disalatkan sebelum dikubur. #ModerasiBeragama #IslamWasathiyah
Mendengar cerita ini Pak A.R bergegas datang ke lokasi. Setibanya di lokasi Pak A.R memerintahkan pengurus masjid memasukkan peti mati jenazah si non-Muslim di sisi ruangan masjid. #ModerasiBeragama #IslamWasathiyah
Peringatan #HaulGusDur tiap tanggal 30 Des agak menyalahi pakem nahdliyin. Biasanya haul itu diperingati dengan patokan penanggalan hijriyah, lha ini kok dengan patokan penanggalan masehi?
Jangan2, bener kata GD bahwa NU telah di-Muhammadiyahkan secara massal oleh Pak AR. 😀
Ada yang bilang, GD dan Pak AR adalah pimpinan ormas yang tertukar.
Dengan kualitas keulamaannya Pak AR layak memimpin NU, sementara GD dengan kapasitas intelektualnya disebut layak memimpin Muhammadiyah.
Untuk menghadirkan penceramah dalam pengajian, Kyai sebelah akan disowani, sementara Kyai Muhammadiyah cukup dikirimi pesan wa, atau paling mentok ditelponi..
Setelah jadwal tersusun rapi, pada hari H Kyai sebelah akan dijemput di rumah. Ada driver, panitia pendamping lengkap beserta banser.
Sementara Kyai Muhammadiyah akan menerima pesan singkat, "panitia tidak menyediakan transportasi, jadi mohon berangkat sendiri."
Sbg Ketum PP @muhammadiyah, Pak AR terkenal selalu menolak bisyaroh ceramah, jika terpaksa menerima maka langsung diserahkan ke PP atau diberikan pd panti asuhan dan warga sekitar yg membutuhkan.
Srg juga Beliau dititipi infaq utk persyarikatan, karena jaman itu belum cashless, jadi titipan infaq masih berbentuk uang tunai dalam amplop yg isinya variatif, mulai dri ribuan hingga puluhan juta. Tentu sja langsung diserahkan utuh apa adanya.
Suatu ketika, Pak AR pernah didatangi mahasiswa yang ngekos di sekitar Kali Code Yogyakarta. Mereka mengadupada Pak AR. Mengeluh kalau di daerah mereka tengah ada program kristenisasi yang dibawa oleh seorang pastur.