Thread by @mihrabku

1. Hidup Mulia Atau Mati Syahid

Wuih slogan ini bertaburan. Apakah orang-orang yang menulis slogan tersebut tahu asal usulnya? Kalimat "Isy Kariman au Mut Syahidan" bukan ayat Alquran, bukan hadis, bukan ucapan sahabat Nabi. Ghirah Islam boleh tapi jangan membabi buta.

2. Ungkapan yang mirip dengan Isy Kariman au Mut Syahidan, yang diucapkan Asma’ binti Abu Bakar kepada anaknya, Abdullah bin Zubair. Bunda Asma ini kakak Bunda Aisyah, beda ibu. Bunda Asma menyemangati anaknya, "Isy Kariman wa Mut Kariman". Konteksnya melawan Yazid bin Muawiyah.

3. Secara redaksional ada perbedaan yang nyata antara "Isy Kariman au Mut Syahidan", dengan "Isy Kariman wa Mut Kariman". Kalimat pertama ada kata sambung “au”, ada “takhyîr” (pilihan). Sementara di kalimat Bunda Asma ada lafadz wa. Wa itu ada waw 'ataf dan waw qasam.

4. Lafadz au itu ada opsi, jika tak mulia hidupmu, ya mati syahid. Dengan cara apa mati syahid? Dengan membela seseorang secara membabi buta, terus rela mati? Apakah benar mati kita itu mati syahid? Apakah orang yang kita bela, di mata Allah sudah terverifikasi kemuliaannya?

5. Ungkapan Bunda Asma itu ada kelanjutannya. Redaksinya; "Isy Kariman wa Mut Kariman, La yal’abanna bika shibyanu Bani Umayyah” (hiduplah sebagai orang yang mulia dan matilah juga sebagai orang yang mulia. Jangan sekali-kali anak-anak Bani Umayyah ini mempermainkan dirimu).

6. Gairah keberagamaan (ghirah Islam) itu perlu tapi tidak kalah perlunya penghayatan keagamaan. Itulah kenapa sholat itu tak hanya gerakan lahir tapi juga gerakan batin. Jiwa dan raga harus menyatu. Harus koheren. Satu sama lain, tak terpisahkan.

7. Hidup mulia itu dengan cara memperbanyak ibadah, berbuat kebajikan, bersedekah dan segala muara kebaikan dalam diri. Muliakan orang tua, muliakan suami istri, jaga anak-anak kita, muliakan kerabat terdekat, anak-anak yatim, kaum miskin dan orang yang berjalan di jalan Allah.

8. Wong keluarga saja berantakan; sering berkata kasar ke istri dan suami, tak menjaga anak-anak dan tak berbuat baik ke anak yatim, kok merasa mulia? Terus memilih opsi mati syahid? Salah satu contoh mati syahid itu enam laskar FPI yang dibantai PKI, eh polisi (maaf salah ketik)

9. Ada hadis Nabi Muhammad SAW yang dekat secara maknawi dengan slogan Isy Kariman au Mut Syahidan. Hadis "ilbas jadidan wa Isy Hamidan wa Mut Syahidan” (pakailah baju yang baru, hiduplah yang terpuji dan matilah sebagai syahid). Tapi konteksnya pertanyaan baju baru ke Ibnu Umar.

10. Kita boleh membela Habib Luthfi, HRS, HBS, Kiai Ma'ruf Amin, Yai Said Agil Siradj, guru-guru kita, mursyid kita karena itu bagian dari sikap kemuliaan hidup. Tapi jangan lantas bikin slogan, "bela mereka atau mati syahid". Keliru secara laku lampah.

11. Beragama itu pakai ilmu agar tak tersesat. Contoh beragama pakai ilmu itu; membaca Alfatihah. Alfatihah itu rukun dalam sholat. Harus benar tajwidnya, harus tartil. Jangan yang penting sholat tapi abai hal yang rukun. Paham gak Pak @jokowi?

12. Nanti ada yang protes, adab dulu baru ilmu. Itu beda konteks dengan bahasan "Hidup Mulia atau Mati Syahid". Kalau ingin hidup mulia, muliakan Allah, kelak Allah akan memuliakan kita. Memuliakan Allah tak hanya dalam pelafalan tapi dalam seluruh gerak jiwa dan raga.

Hiiiii @threadreaderapp unroll please....