Aku gak kaya-kaya amat, juga gak miskin-miskin amat. Tapi ikut mensosialisasikan parkir untuk pejalan kaki. Kulakukan ke mas-mas dan ibu-ibu yang bikin warung di trotoar.
Gak aneh. Dan ini biasa saja. Meskipun negosiasi penerapan hukumnya bisa terjadi.
Di mana sok tertibnya?
🤔
Ada bocah yang nyegat & ngusir pemakai motor yang naik ke trotoar. Ada pula mas-mas yang ribut sama abang ojol karena nerabas mereka di trotoar.
Ini kalau tindakan mereka dianggap “sok tertib”, nanti yang dipersekusi justru si bocah & mas-mas tadi.
Ralat:
“...mensosialisasikan trotoar untuk pejalan kaki.”
Maaf, Mas @awemany. Ini cuma kekeliruan otak mau ngomong apa tapi jari yang ngetik tidak bisa menyusulnya.
Dan tidak perlu memakai typo ini sebagai bahan ledekan. Biasa saja~
Kenapa #GusDur jarang sekali berdalil (silakan baca semua buku dan kumpulan opininya, dan buktikan saya keliru!)? Padahal keduanya adalah jebolan pesantren salaf?
Saya menemukan jawabannya ketika 12 tahun lalu berkenalan dengan Mas Yahya Staquf di Leteh (dan diajak ke Jombang).
ينبغي أن يكون اعتماد العلماء في العلوم على بصيرتهم وإدراكهم وبصفاء قلوبهم
Seyogyanya, gandhulan pada ulama dalam perkara ilmu itu tentang kecerdasan mereka menaklukkan ilmu, dan kemurnian hati.
Tidak sepenuhnya setuju tentang hal ini, tapi masih bisa memaklumi kenapa logika (dan sains) dan kepercayaan (dogma) dianggap tidak memiliki hubungan epistemologis.
Quraish Shihab berada di posisi ini, yaitu dogma hanya bisa jadi landasan etis semata (bukan epistemologis).
Seseorang yang beriman memerlukan penjelasan kenapa ia bisa memercayai sesuatu. Begitupun orang yang memeluk agama memerlukan penjelasan kenapa ia memeluknya.
Bisa jadi penjelasan itu untuk dirinya sendiri, atau diberikan pada orang lain sebagai penjelasan.
Ikhtiar ini (menjelaskan kenapa ia bisa memiliki kepercayaan & memeluk sebuah agama) biasa dikenal dengan:
((( saintifikasi dogma )))
Secara mendasar keduanya (saind & dogma) sangatlah berbeda. Sains menerima falsifikasi (dikelirukan), sementara dogma tidak mengenal kekeliruan.
Waktu sudah pagi. Setelah Dusril, ada empat orang yang ngomong panjaaang sekali. Makanya saya usul untuk bikin Space ulang dengan mengajak Dusril berbicara lebih lama.
Akmal itu nganggep aku menutup diskusi (padahal tidak). Untuk diskusi, harusnya di MK (bukan di Twitter).