Menggunakan data analisis, kita akan mencari DM/gelandang bertahan untuk Manchester United. Guna mengcover banyak aspek, beberapa parameter kita masukkan seperti tackle, press, progresi, duel udara & operan. Data diambil dari @fbref, under 26 thn di 5 liga top Eropa
Pertama kita ambil parameter tackles & pressures. Dengan gaya bermain Rangnick yang agresif, Manchester United tentu membutuhkan DM dgn parameter ini. Wilfred Ndidi (25) jadi nama yg cukup menonjol.
Selain itu ada Wonderkid Aurelien Tchouameni (21) dan Boubacar Kamara (22) yang akan berstatus free transfer. Mereka juga layak diperhatikan Selain Ndidi. Menarik juga karena ada Neves serta Rice.
Selain aksi bertahan, di era modern ini gelandang juga dituntut bisa bangun serangan dari bawah. Parameter yg kita ambil pertama ini seberapa pemain dpt memprogresi/membawa ke depan bola.
Lagi-lagi ada nama Tchouameni yg berada di atas rata-rata. Denis Zakaria, Declan Rice, dan Bruno Guimaraes juga tidak boleh disepelekan. Sementara Bellingham lebih ke melakukan dribble yg tinggi dgn jarak tidak sejauh pemain tadi.
Ketika menghadapi lawan-lawan yang reaktif, lawan biasanya membangun serangan dgn cara mengirimkan umpan jauh. Parameter ini dibutuhkan utk memotong aliran bola atas tsb. Ndidi dan Tchouameni lagi-lagi mendominasi untuk urusan duel udara.
Ini yg jadi masalah Man United belakangan ini. Tidak adanya pemain yg memliki kemampuan operan ke depan yg baik. Jadi terlihat stuck ketika bangun serangan dari bawah. Ato penghubung lini belakang & depan.
Dari statistik progressi dan operan memang Guimaraes jago-nya. Kembali Tchouameni berada di atas rata-rata. Kamara cukup oke meskipun tidak terlalu sering mengirimkan umpan progresif.
Kesimpulannya, dari parameter yg kita ambil tadi ada beberapa nama yg menarik. Pertama Aurelien Tchouameni. Dari ke-4 data yang sudah ditampilkan, nama Tchouameni selalu berada di atas rata-rata. Entah itu masalah aksi defensif, masalah progresi serangan, dll.
Hebatnya lagi Tchouameni baru berusia 21 tahun. Membuat ia bisa menjadi opsi jangka panjang bagi United. Kekurangan-nya mungkin dari nilai harga dan pesaing juga yang membuat Tchouameni sulit didapatkan Man United.
Kedua, Ndidi. Jika Man United memerlukan DM yg memiliki fisik, stamina yang kuat & juga hebat dlm urusan duel bertahan, maka Ndidi adlh pemain-nya. Namanya selalu teratas untuk urusan kemampuan bertahan. Tp, masalah progressi dalam menyerang, Ndidi tidak sebagus nama2 lain.
Bruno Guimaraes. Bicara masalah DM yang sering melakukan progressi serangan, maka Guimaraes adalah opsi-nya. Catatan aksi bertahan dari Guimaraes juga oke. Kekurangan-nya Guimaraes hanya dia tidak terlalu bagus masalah duel udara.
Boubacar Kamara. Opsi ini merupakan opsi yang paling gencar rumor-nya akan bergabung dengan United. Stats-nya cukup oke baik dari aksi defensif maupun aksi progressi. Akan berstatus free transfer membuat Kamara jadi opsi yang sangat bagus jika benar2 akan direkrut.
Demikian thread data analisis yg dihimpun oleh @RRManalysis
Jika ada kesalahan atau rekues silakan di-reply.
Big thanks buat yg sudah retweet & like.
• • •
Missing some Tweet in this thread? You can try to
force a refresh
Partai final #AFFSuzukiCup2020 tampak bakal jadi antiklimaks lagi bagi timnas Indonesia. Di leg 1, Ricky Kambuaya dkk dibekuk 0-4 oleh Thailand. Sebelum menyongsong leg 2, setidaknya ada beberapa pelajaran yang bisa dipetik skuat muda Garuda.
(1) Anak asuhan Alexandre Polking menunjukkan cara bermain high pressing dgn baik kpd pemain timnas. Agresif kepada pemegang bola dan menjaga ketat opsi-opsi terdekat. Akibatnya, timnas yg terbiasa bermain umpan pendek saat build up jadi kesulitan. Ini momen sebelum gol pertama.
Gol pertama Thailand via Chanatip (AM) tidak lepas dari kegagalan Edo dan Irianto menjegal pergerakan Roller (RB). Dewa bereaksi meninggalkan penjagaannya pada Chanatip untuk menutup Roller. Dengan cepat, set up dari Roller diselesaikan dengan first time shoot oleh Chanatip.
#AFFSuzukiCup2020 tinggal menyisakan dua tim saja. Keduanya akan saling sikut dalam partai final yg dimainkan dua leg. Indonesia sbg tim dgn predikat ‘nyaris juara’ terbanyak (5x) bakal menantang Thailand sbg tim dgn gelar juara AFF terbanyak (5x)
Kedua tim dipastikan tidak tampil dgn skuat terbaiknya. STY kehilangan Pratama Arhan (LB), sementara Alexandre Polking tidak bisa memainkan Theerathon Bunmathan (LB) dan Chatchai Budprom (GK). Meskipun keduanya sudah merasakan bermain tanpa mereka di pertandingan sblmnya.
Edo Febriansyah (LB) turun sejak awal menggantikan Arhan di laga kontra Laos. Di kubu Thailand, Theerathon baru bermain sebanyak empat dari enam laga yang dilakoni Gajah Perang. Budprom sendiri pernah tidak tampil kala Thailand menghadapi Singapura di fase grup.
Indonesia mencapai final #AFFSuzukiCup2020 keenamnya usai menumbangkan tuan rumah Singapura 4-2 pada semifinal leg 2. Terlepas dari drama dan kontroversi yang terjadi sepanjang laga, mari kita ulas taktik yang digunakan kedua tim!
Tatsuma tetap menggunakan formasi yang sama 5-4-1, namun dengan empat rotasi pemain. Sedangkan STY yang hanya merotasi dua pemain, lalu menempatkan Dewa di posisi gelandang bertahan bersama Irianto, sehingga membuat formasinya menjadi 4-2-3-1.
Perubahan posisi Dewa itu utk menambal kekurangan timnas di leg 1 yang ruang antarlininya kerap terekspos. Dengan dua DM, ruang antarlini jadi tidak mudah diekspos Singapura. Selain itu, Ramai bakal mengcover posisi DM, jika Dewa atau Rian terpaksa out of position untuk pressing.
Pressing ala Rangnick dieksekusi dengan formasi 4-2-2-2. Kita bahas mekanisme yg mengharuskan bergeser cepat, kelemahan terhadap switch serta korelasi striker sebagai 2 presser di depan.
Big thanks buat yg sudah retweet & like.
2-2-2 akan start di tengah. Di sini pentingnya membaca trigger utk melakukan press yg harus dilakukan secara kompak. Pemicunya seringnya ketika bola di samping.
Muncul isu sebelumnya bahwa CR7 ga akan masuk skema Rangnick krn intensitas pressing yg tinggi. Di laga ini, CR7 menunjukkan work rate-nya dgn aktif melakukan press.
Nonton ulang Leipzig saat masih dipegang Rangnick waktu lawan Bayern. Ini yg dimaksud ball oriented press. Bertahan secara unit mengikuti bola & mempersempit area bermain lawan guna mempermudah merebut bola sekaligus counterpress/2nd ball.
Gegenpress secara bahasa adalah counterpress itu sendiri. Namun jika dilihat dlm arti luas, situasi counterpress/rebut bola kembali/2nd ball tadi langsung diubah menjadi serangan kilat. Tujuannya menyerang transisi atau saat pertahanan lawan belum terbentuk sempurna/disorganisasi
Jadi, ide ini sebetulnya lebih ke fase bertahan/ketika tidak mendapat bola. Memang prinsip ketika bertahan salah satunya mempersempit area bermain. Lari jadi semakin pendek, 2nd ball bisa dimenangkan, intensitas press bisa simultan. Ada juga di Filanesia kalo ga salah ingat.
Nama-nama yg pernah bekerja dengan Rangnick & jabatannya skr via The Athletic. Apakah nama-nama ini yg akan dia bawa untuk jadi manager selanjutnya?
Yup, Rangnick statusnya nanti interim. Wajar, 8 tahun di Red Bull pun hanya 2 tahun dia turun gunung jadi manajer.
Apa gelarnya? Bisa dihitung jari kalo kita bicara gelar. Kenapa banyak yg bilang Rangnick “bapak gegenpress” krn memang dia yg meletakkan pondasi itu. Bertahan scr unit mengikuti bola lalu mengubah form bertahan tadi jadi serangan cepat.
Hoffenheim dia bawa dari divisi 3 ke div teratas. Lalu di eranya, RB Leipzig naik dr tier 4 ke semifinalis UCL.
Waktu di Salszburg dia bikin plan jangka panjang. Bukan cuma gelar melainkan plan utk bisa jual pemainnya. Tentunya dgn plan scouting serta plan development.