Thread by @ceritasisikanan

Lahan Pocong. juragan Salim dan pak jarwo memasang ratusan pocong. terinspirasi kisah nyata. @bacahorror #bacahorror @IDN_Horor

beberapa orang kenal dengan juragan salim, namun tidak dengan pak jarwo dan pasukan pocongnya.

Surabaya 1994.

telepon berdering, ada beberapa orang di kantor. aku ( mr x) segera menghampiri telepon.

pas ingin aku angkat telponnya, bos salim tampak telah memegang telpon itu.

mukanya merah seperti rawit matang. aku yang tegang hanya bisa menutup pintu dan mencegah siapapun masuk saat bos salim marah. namun rupanya hal itu tidak terjadi

tetap saja bos salim sangat gusar waktu itu. lalu ia merogoh lacinya, lalu melempar uang 2 juta ke aku.

aku bingung, karena nominal itu cukup besar di tahun itu. kalau sekarang ya seperti 20 juta.

namun aku tak berani bertanya perihal itu.

aku hanya menanyakan apakah tugas saya selanjutnya.

ia pun berucap "survey lahan kita yang di Bogor sama di Mojokerto. ada yang aneh".

ia pun melempar kunci Toyota crown. aku pun bergegas ke mojokerto dahulu.

sepanjang perjalanan aku pun berpikir. apa kira kira yang menyebabkan lahan kita dirusak.

banyak kayu kayu dan buah stroberi yang hilang.

sepanjang perjalanan aku banyak memikirkan kemungkinan kemungkinan yang terjadi.

sampai di lokasi langsung kugenggam pistol andalanku.

aku masuk ke area lahan dengan berjalan kaki agak jauh.

dari jauh aku melihat para penjaga kebun menghampiriku. 4 orang pria itu menangis sesengukan sambil bersimpuh.

"tuan, jangan bunuh kami tuan, anak kami ingin sekolah, jangan pecat kami juga" istri saya hamil lagi" ucap mereka bersahutan.

"siapa yang mau mecat kalian" ujarku.

" ayo yang dua orang jaga mobil bos salim, yang dua ikut aku ke lahan. Awas ! jaga mobilnya baik baik, kalau nggak, peluru akan mengoyak kepalamu" perintah ku sambil menodongkan pistol.

mereka pun segera melakukan tugasnya

dua orang yang lebih paham tentang kisah ini pun langsung ikut aku.

tampak tanaman stroberi, melon dan beberapa tanaman kayu hilang tanpa jejak.

aku pun memeriksa kondisi tiap tanaman dan aku menemukan sesuatu.

ternyata yang diambil hanyalah buah yang matang dan bukan yang mentah.

aku mulai angkat bicara "ada 3 pihak yang ngambil, dhemit pesugihan, dhemit hutan dan juga kalian sendiri", "ayo ceritakan yang kalian tahu, semuanya !!!" ujarku sambil menembakkan pistol ke tanah.

"iy iy iya, maaf boss, anak kami butuh beli sepeda baru, mau jalan jalan ke surabaya kata mereka"

aku pun memaafkan mereka dan memberi mereka masing masing 100 ribu.

mereka kembali bersimpuh dan berjanji tak mengulangi.

malam itu, tanpa persiapan, aku langsung menginap disitu. hanya berbekal badan dan 5 kotak penuh peluru.

mobil sudah dibawa balik oleh supir bos salim.

mendung pekat sudah menutupi lahan sejak sore tadi, dan di malam ini hujan membasahi baju ku

sayup sayup kudengar seorang wanita sedang bersenandung.

ia seperti bersuka cita menyambut datangnya hujan malam itu.

aku tak dapat mendengar jelas suaranya karena suara katak dan suara alam menutupi.

beberapa dedaunan di sekitar ku tiba tiba bergoyang goyang, bergetar dahannya.

aku masih diam tak bergerak, perlahan kucabut pistolku dan ku.

aku mengokangnya dan bersiap untuk menembak apapun yang ada didepanku.

jangankan hantu menthek, kuntilanak pun kalau mencuri di lahan ini bakal aku bantai.

whut, whut whut" ada segerombolan makhluk yang mendekati lahan.

mereka berwana hitam pekat berbulu, mendekati tanaman stroberi

langsung ku tarik pelatuk, "dor dor dor" beberapa peluru lepas dan meluncur ke arah target.

namun yang terjadi justru sebuah keanehan, mereka yang terkena tembakan hanya tertawa cekikikan.

mereka pun berbalik arah dan menatapku tajam.

semakin mereka mendekat, semakin jelas wajah wajah seram mereka.

hidung yang besar serta mulut yang lebar tampak jelas didepanku.

tapi perduli epa aku, "dor dor dor" kembali kutembak tubuh mereka.

terus ku tembak sampai mereka benar benar dekat denganku.

waktu salah satu dari mereka ingin mencekik ku, aku tembak tangannya.

makhluk yang mencekik tadi langsung kesakitan.

rupanya bisa terluka juga makhluk makhluk laknat tersebut.

aku tak menghiraukan berapa peluru yang habisa malam itu, selalu ku isi baru jika peluru habis.

setelah salah satu dari mereka terluka, mereka pun pergi lagi kedalam hutan.

jam 2 pagi, keanehan kembali terjadi. kini tanah bergerak gerak bak gemombang.

gelombang yang menyebabkan aku terbangun dari tidur singkat ku.

entah makhluk apa yang ada di bawah tanah sana, apakah tikus tanah ? atau gerombolan dhemit ?.

malam ini kulewati dengan waspada. aku tak mau bisnis bos salim hancur.

ini juga sumber penghasilanku, bagaimanapun juga, kita harus berhasil panen.

aku mendekat ke perbatasan kebun stroberi dan melon.

aku berdiri di tengah tengahnya. rasa kantuk terus saja menyerangku.

terpaksa aku harus tidur dalam keadaan duduk.

tahun 1994. jam 7 pagi, di desa terpencil di Mojokerto.

aku terbangun dari tidur ku, melihat suasana alam yang indah.

aku harap beberapa tahun kemudian Kota Mojokerto jadi destinasi wisata, dan dikunjungi turis mancanegara.

sudah jam 7, namun kabut masih menyelimuti ku, seakan menyuruhku untuk tertidur lagi.

namun pagi itu, ada orang berpakaian serba hitam datang padaku.

berbincanglah kami dengan santai pagi itu.

bersama 4 orang penjaga, kacang rebus, ubi ungu dan pisang raja, kami ngobrol santai.

hilangnya tanaman di kebun ini terkuak sudah. rupanya hanya karena banyak yang lapar, bukan teror atau apapun. orang berpakaian hitam ternyata dukun kampung.

ia juga mengaku bahwa ia mencuri melon karena butuh biaya sekolah anaknya.

lalu ia juga menjelaskan bahwa yang tadi malam mencuri buah adalah kawanan dhemit menthek, mereka juga hanya kelaparan. bukan niat ingin merusak kebun.

ia juga mengaku menebang beberapa pohon untuk rumah warga yang hancur.

aku tahu bos salim dermawan dan suka bagi bagi uang, dan sudah kucurkan banyak dana untuk bantuan desa.

tapi kok warga desa ini kesusahan ?

warga juga tak tahu kalau komoditas tanaman ini harganya jauh lebih mahal. tapi sama mereka dicuri dan dijual murah.

aku pun mengeluarkan beberapa lembar uang dan mulai keliling desa.

aku memberikan bantuan, setelah itu aku pulang dan menginfokan kepada bos salim.

ternyata bagian penyalur sumbangan, kalau sekarang CSR, nggak menyalurkan bantuannya.

bos salim yang geram segera memecat mereka. diberi pesangon yang layak.

beliau juga mencegahku untuk menembak mereka.

padahal sudah ingin kupecahkan kepala mereka.

masalah di Mojokerto clear. bukan teror, ternyata bagian penyalur sumbangangan yang bermasalah, hingga nggak membantu warga yang kelaparan.

lalu aku lanjut untuk melihat lahan di bogor, saat itu aku hanya sendirian naik kereta api.

jerit panjang klakson kereta membuatku semakin ingin kesana. akan kuhabisi mereka.

menurut info, semua penjaga meninggal dunia, termasuk para pekerja kebun, dan mitra tani.

jika yang meninggal hanya penjaga kebun dan pekerja kebun aku tak begitu gusar, karena pasti sudah diurus bos salim, anak anak mereka pasti sejahtera. bentuk tanggungjawab penuh dari perusahaan

yang aku khawatirkan adalah para mitra bisnis / mitra tani.

para mitra tani ini orang luar, harusnya kita bisa jaga mereka lebih dari apapun.

soalnya reputasi perusahaan dipertaruhkan.

aku termenung sambil memandangi pistol ku yang berwarna silver dipadu dengan coklat dari kayu.

waktu aku diam, tiba tiba ada seseorang duduk di sampingku, aku pun geser.

"MR X ya ?" tanya orang itu tiba tiba.

"ada apa ya, apakah saya salah nomor duduk?" kataku sambil mengelap pistol dan tersenyum.

ia lalu menjawab "kudengar kau mau ke Bogor, bolehkah aku ikut?" katanya sambil menepuk bahu ku.

tangannya yang dingin sedingin es batu langsung membuatku menoleh.

lanjut part 2.

ini part 2

https://twitter.com/ceritasisikanan/status/1480486063688896514?t=w2mmR5RaLarIvwY0D2838A&s=19