Setelah Jepang, Korea Selatan jg mulai mengalami krisis jumlah penduduk.
Makin banyk anak muda Korea yg enggan menikah dan punya anak krn mahalnya beban biaya hidup. Sekarang makin banyak TK dan SD di Korea yg kekurangan murid.
Childfree Movement kian jd mainstream.
Maka untuk bujuk warganya agar mau punya anak, pemerintah Korsel berikan hadiah Rp 23 jutaan untuk setiap pasangan yg mau punya bayi.
Jepang dan Korsel makin kuatir jika jumlah penduduk mrka makin anjlok. China jg mulai was was.
Jumlah penduduk yg optimal itu amat penting bagi kemajuan bangsa.
Sebaliknya, kalau jumlah penduduk makin anjlok maka dampaknya buruk bagi laju ekonomi. Gak akan ada konsumen baru. Gak ada investasi baru.
Penduduk hilang = pasar lenyap.
Saat ini, jumlah pertumbuhan penduduk Korea paling rendah di dunia. Hanya 0.8% per tahun. Gak cukup buat gantikan warga yg meninggal.
Dlm 50 tahun, warga muda Korea akan anjlok 50%. Scary bagi masa depan ekonomi mereka.
Problem Jepang sama.
Makanya masa depan Kpop bakal suram di negaranya sendiri. Siapa yg akan nonton Kpop kalau penduduk muda Korea lenyap?
Maka Kpop harus cari pasar di luar negeri, termasuk Indonesia (kita salah satu pasar terbesar Kpop).
Mungkin anak2 muda Indonesia perlu belajar bhs Jepang dan Korea agak kelak bisa gantikan warga muda mrka yg hilang.
Tentu perlu skills yg solid juga. Setidaknya skills kelas menengah untuk mid level job.
Jutaan warga muda kita yg cukup skillful bisa migrasi ke Jpng x Korea.
Tren Childfree Movement yg merebak di Jepang dan Korea ini mungkn pelan2 akan menular ke Asean (Spore, Thailand dan Indonesia).
Makin bnyk perempuan kota2 Asean yg ingin hidup praktis dan gak perlu ribet punya anak. Beban biaya hidup yg kian mahal jg jd faktor pemicu.
Estimasi jumlah penduduk di tahun 2100 :
China = 1 milyar (anjlok 40% dari saat ini yg 1.4 milyar).
Jepang = 60 juta (anjlok 50% dari 120 juta saat ini)
Korsel = 26 juta (anjlok 50% dari 52 juta saat ini).
Jk tren trs sama, thn 2200 tiga negara itu bisa hilang. Literally.
Saat jumlah penduduk anjlok 50%, dampaknya amat masif bagi output ekonomi sebuah bangsa.
Itu artinya spt kehilangan 50% pelanggan, atau kehilangan 50% tenaga kerja.
Konsumen baru jg nggak ada. Investasi baru akan anjlok.
Bagi negara Jepang, Korea dan China serta banyak negara di Eropa, problem utama masa depan bukan kelebihan penduduk. Tapi kekurangan penduduk.
Krisis demografi kekurangan penduduk ini dampaknya bisa lebih fatal drpd overpopulasi.
Negeri yg menua akan makin rapuh.
• • •
Missing some Tweet in this thread? You can try to
force a refresh
Judulnya : Underprivileged Millenials : Being Young and Poor in Jakarta.
Selama ini kesannya kaum milenial itu mapan x suka nongkrong di kafe premium.
Wrong.
75% kaum milenial Jakarta lulusan SMP/SMA dan rata2 income hanya 2,5 jt/bln.
Kaum milenial kita tahu adlh anak2 muda yg lahir antara thn 1981 sd 1996.
Nah banyak anak2 muda Jakarta yg lahir di thn2 tsb hanya lulus SMP dan SMA saja.
Lalu kerja dlm bidang yg low skills and low paid jobs.
Dalam liputan itu dikisahkan dua anak muda.
Yg satu cowok namanya adit, hanya lulusan SMP. Usianya 22 thn. Kerja jd supir ekspedisi dg gaji hanya Rp 2,5 juta/bulan. Tinggal bersama 8 orang, kakak ipar, adik2 dan ortu dlm rumah yg sempit di Jakut.