SOAL USTADZ-USTADZ RADIKALIS
(Catatan atas
Artikel Ben Sohib)
Beredar sebuah tulisan yang menimbulkan kehebohan dan kebingungan di beberapa gorup whats app berjudul "Banyak Ulama Pribumi Lebih Islami Dibanding Ulama Keturunan Yaman."
✍ Ben Sohib
_________________😇
Asal usul atau keturunan tidak menjamin seorang ulama atau ustad akan lebih baik atau lebih buruk. Selama ini banyak orang salah kaprah bahwa tokoh agama dengan gelar habib atau keturunan Yaman lainnya pasti dijamin benar,
padahal banyak dari mereka yang berusaha menyesatkan keislaman kaum pribumi.
Mereka adalah oknum-oknum keturunan Yaman yang memecah belah umat dan membuat keresahan di Indonesia.
Mereka ingin menerapkan ajaran Islam yang berbeda dari yg dianut oleh mayoritas bangsa Indonesia.
Maka sebaiknya kita berpaling dari ulama-ulama pendatang dari Yaman itu, dan mari kita mulai mengkuti wejangan-wejangan ulama pribumi yang menegakkan Islam yang sesuai al-Quran dan Hadist yang dianut oleh mayoritas bangsa Indonesia.
Berikut ini daftar nama tokoh-tokoh agama Keturunan Yaman yang harus dijauhi:
1. Quraish Shihab (tidak mendukung aksi bela Islam, tidak mewajibkan jilbab, membolehkan ucapan natal)
2. Habib Luthfy bin Yahya (tidak mendukung aksi bela Islam, dekat dengan rezim zalim)
3. Habib Jindan bin Novel (sering mengkritik habaib yang ikut aksi demo, menolak pelarangan salat bagi muslim yang memilih Ahok, berceramah di istana rezim zalim dalam acara maulid nasional dan mengatakan bahwa Islam tidak bisa dibela dengan caci maki).
4. Habib Husein Baagil (tidak mendukung aksi bela Islam, membela Jenderal Dudung Abdurahman)
5. Habib Jamal Baagil (tidak mendukung aksi bela Islam, membela Jenderal Dudung dan menerimanya sebagai tamu kehormatan di ponpesnya)
6. Habib Husein Jakfar al-Hadar (tidak mendukung aksi bela Islam, menyebarkan ajaran sufisme)
7. Haidar Bagir (tidak mendukung aksi bela Islam, menyebarkan sufisme)
8. Abdillah Toha (tidak mendukung aksi bela Islam, mengkritik IB HRS)
9. Alwi Shihab (tidak mendukung ikut aksi bela Islam, mempromosikan gerakan lintas agama)
Tokoh-tokoh Islam pribumi yang patut diikuti:
1.Ustad Abdul Somad
2.Ustad Adi Hidayat 3. Ustad Sugik Nur
4.Ustad Bachtiar Nasir
5.Ustad Slamet Maarif 6. Ustad Munarman
7.Ustad Rahmat Baequni
8.Ustad Alfian Tanjung
9.Ustad Firanda Andirja
Meskipun demikian, ada juga tokoh-tokoh agama keturunan Yaman yang patut diikuti karena memperjuangkan berdirinya Islam yang kafah di bumi Indonesia seperti misalnya Imam Besar Habib Rizieq Shihab, Habib Bahar bin Smith, Habib Hanif al-Atas, Ustad Novel Bamukmin,
Ustad Haikal Hassan, Ustad Khalid Basalamah, dan Ustad Yusuf Martak.
Mohon maaf kepada ustad-ustad pejuang Islam di atas, kami menghormati dan mencintai kalian dan kami tidak bermaksud membeda-bedakan antara pribumi dan warga pendatang Yaman.
Kami terpaksa menggunakan istilah pribumi dan warga pendatang keturunan Yaman karena kami sebagai warga pribumi sudah sangat geram dengan banyaknya tokoh agama keturunan Yaman yang meracuni keislaman warga pribumi, warga asli Indonesia.
Ini kami lakukan semata-mata agar saudara² kami sesama pribumi sadar utk tidak silau dan memuja Quraish Shihab dkk, Janganlah mengagung-agungkan Arab, krn terbukti bahwa Quraish Shihab dkk itu, meskipun mereka habib dan keturunan Arab, mereka jauh dari ajaran Islam yang benar.
• • •
Missing some Tweet in this thread? You can try to
force a refresh
Ben Sohib adalah penulis, tinggal di Jakarta. Sosoknya dikenal publik karena dwilogi novel The Da Peci Code dan Rosid & Delia. Kedua novel tersebut adalah satire tentang kehidupan multi-etnis dan agama di Jakarta. Film terbarunya: Bid'ah Cinta (2017).
Habib Kribo di Mata Habaib Non-212
Kenyataan bahwa dirinya adalah seorang habib membuat kubu 212 tidak bisa memukul Habib Kribo dengan senjata nasab, atau garis keturunan
✍Ben Sohib
04 Februari 2022
Publik Indonesia dikejutkan dengan kemunculan seorang habib bernama ...
Banyak orang hanya menilai orang dari outlook dan kesantunan yang dikemas demi pencitraan.
Di balik gaya bicara kasar dan penampilan garangnya ketika bicara tentang intoleransi depan kamera, ada desir kelembutan hati dan belur derita besar yang mengiringi setiap detak jantungnya.
Beberapa tahun lalu saya pernah menulis sebuah artikel singkat tentang teman saya ini, tapi karena saat itu dia belum setenar sekarang tak banyak yang membacanya.
Boom! HK menggebrak media sosial. Kemasan visualnya biasa-biasa saja. Narasinya pun kadang hanya kalimat-kalimat yang diulang-ulang.
Tapi gaya ceplas ceplos dan pernyataan vulgar tanpa sensor itu justru menjadi magnit melejitkan nama dan channelnya, terutama bagi warganet yang sepemikiran. Begitulah rezim algoritma.
Karena mengandalkan spontanitas dan otensitas, tentu terlihat tidak santun tidak rapi. Sebagian yang menentang para habib penggerak umat intoleran dan sepemikiran dengannya menyesalkan blunder yang kerap terlontar dari mulutnya.