[1] BANTEN (16 Februari 2022) - BMKG mengingatkan Pemerintah Provinsi Banten terkait ancaman gempa bumi dan tsunami yang berpotensi terjadi di wilayah Banten. Salah satu wilayah yang memiliki tingkat kerentanan tinggi terhadap bencana gempabumi dan tsunami adalah Kota Cilegon.
[2] Kepala BMKG, Dwikorita Karnawati, mengungkapkan dengan letak Cilegon di ujung barat Pulau Jawa, di tepi Selat Sunda, selain strategis juga memiliki risiko bencana yang cukup besar jika sewaktu-waktu terjadi gempabumi dan tsunami.
[3] Dwikorita mengungkap selama ini Cilegon dikenal sebagai kota industri dengan banyaknya industri penting di kota tersebut. Di Cilegon juga terdapat berbagai macam objek vital negara seperti Pelabuhan Merak, Kawasan Industri Krakatau Steel, PLTU Suralaya, dan masih banyak lagi.
[4] Apabila terjadi gempabumi kuat yang diikuti tsunami, maka Kawasan Industri Cilegon ini menyimpan potensi bahaya berupa bencana kegagalan teknologi dan menimbulkan kerugian berupa kerusakan infrastruktur, lingkungan, penyakit, cidera, bahkan kematian.
[5] Penjelasan Dwikorita secara keseluruhan menandakan adanya multi ancaman yang membahayakan masyarakat Kota Cilegon dan sekitarnya saat terjadi gempabumi kuat yang diikuti tsunami. Sekurang-kurangnya terdapat 4 sumber potensi gempa bumi dan tsunami di area tersebut.
[6] Pertama, Zona Sumber Gempa Megathrust berstatus rawan gempabumi & tsunami. Kedua, Zona Sesar Mentawai, Sesar Semangko, dan Sesar Ujung Kulon berstatus rawan gempa bumi & tsunami;
[7] Ketiga, Zona Graben Selat Sunda berstatus rawan longsor dasar laut yang dapat membangkitkan tsunami. Keempat, Gunung Anak Krakatau yang jika terjadi erupsi dapat memicu tsunami.
[8] Dari pemodelan BMKG, jika terjadi gempa bersumber di Zona Megathrust Selat Sunda, maka terdapat potensi gempa dengan magnitudo 8,7. Diperkirakan kawasan Cilegon akan terdampak guncangan mencapai skala intensitas VI-VII MMI, dan timbul kerusakan ringan, sedang, hingga berat.
[9] Sementara gempabumi dengan magnitudo maksimum 8,7 tersebut, maka potensi tsunami tertinggi diperkirakan mencapai 8,28 m di sekitar kawasan Pelabuhan Merak (Kota Cilegon).
[10] Hal ini dikarenakan posisi pelabuhan yang berada pada Teluk yang menghadap celah sempit (selat) berseberangan dengan Pulau Merak Besar, yang memungkinkan terjadinya amplifikasi/ penguatan gelombang tsunami di lokasi tersebut.
[11] Adapun genangan tsunami diperkirakan mencapai jarak terjauh sekitar 1,5 km dari tepi pantai di Kelurahan Tegalratu, Kecamatan Ciwandan dan Kelurahan Warnasari, Kecamatan Citangkil di Kota Cilegon, yang merupakan kawasan dengan topografi landai.
[12] Gempabumi dan tsunami juga berdampak pada kawasan industri Cilegon, berupa potensi kebakaran, sebaran zat kimia berbahaya, ledakan bahan kimia, ataupun tumpahan minyak.
[13] Menurut Dwikorita, Pemprov Banten selama ini cukup responsif dalam menindaklanjuti rekomendasi yang disodorkan BMKG. Termasuk diantaranya kesiapan Pemprov Banten untuk menerbitkan aturan terkait mitigasi gempa bumi dan tsunami di sepanjang daerah rawan.
[14] Namun demikian, kata dia, perlu kolaborasi yang erat antara pemerintah provinsi, kabupaten/kota, swasta, dan masyarakat agar mitigasi yang dilakukan efektif dan tidak parsial.
[15] Dwikorita menuturkan, sejumlah catatan yang diberikan kepada Pemprov Banten antara lain, pengecekan jalur dan sarana evakuasi, pemasangan rambu, pemasangan sirine, penyusunan SOP bersama kawasan industri,dan penyusunan penetapan aturan (Pergub) terkait bangunan tahan gempa.
[16] Lalu, perlu dilakukan sosialisasi mitigasi gempabumi & tsunami (ToT), simulasi gempabumi & tsunami, survei mikrozonasi,audit bangunan...
[17] ... penyiapan tempat evakuasi sementara (TES) dan tempat evakuasi akhir (TEA) dan pemasangan peralatan monitoring muka laut Inexpensive Device for Sea Level Measurement (IDSL).
[18] Dalam kurun waktu dua tahun masa Pandemi Covid-19 banyak rambu evakuasi yang sudah hilang. Lalu, perlu juga adanya pengecekan kesiapan sarana dan prasarana di shelter untuk memutuskan kapan perlu direvitalisasi kembali.
[19] Untuk itu, menurut Dwikorita, semua pihak harus dilibatkan, termasuk perusahaan-perusahaan di kawasan industri dan pengusaha hotel dan restoran di kawasan wisata.
[20] Sementara itu, Gubernur Banten, Wahidin Halim mengatakan akan segera menindaklanjuti seluruh rekomendasi BMKG dan berkoordinasi dengan seluruh pemangku kepentingan.
[21] Wahidin ingin kebijakan seluruh Kabupaten/Kota di Banten terorganisir dengan baik, selaras dan tidak parsial dalam aksi mitigasi terhadap ancaman gempabumi dan tsunami.
[22] Wahidin bahkan berniat menetapkan kebijakan yang mewajibkan setiap masyarakat maupun pengembang untuk membangun dengan standar bangunan tahan gempa sebagai bagian dari pemberian IMB.
[23] Beberapa contoh rumah dengan standar bangunan tahan gempa yang telah teruji telah disiapkan oleh Pemerintah Provinsi untuk dijadikan rujukan.
[24] Wahidin menambahkan, pemerintah Banten juga akan segera berkoordinasi dengan Kementerian atau Dinas PUPR untuk melakukan asesmen terhadap seluruh bangunan vital dan rumah hunian guna memastikan bangunan tersebut sudah sesuai dengan standar bangunan tahan gempa dan tsunami.
[25] Demikian juga, lanjut Wahidin, untuk zona-zona rawan gempa dan tsunami akan diperketat tata ruangnya. Pemprov juga akan menyiapkan shelter beserta sarana dan prasarana memadai guna mengantisipasi jika sewaktu-waktu Banten ditimpa bencana gempabumi dan tsunami.
• • •
Missing some Tweet in this thread? You can try to
force a refresh
[1] Analisis dinamika atmosfer menunjukkan peningkatan aktivitas seperti aktifnya Madden Julian Oscillation yang saat ini pada fase 3 di sekitar Samudera Hindia. Maka,
BMKG mengidentifikasi potensi peningkatan curah hujan periode sepekan ke depan di beberapa wilayah Indonesia.
[2] Hal ini menunjukkan kontribusi cukup signifikan terhadap pembentukan awan hujan di wilayah Indonesia, kondisi tersebut juga diperkuat dengan fenomena gelombang atmosfer yaitu gelombang Kelvin dan Rossby Ekuatorial yang cukup aktif di beberapa wilayah,..
[1] Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menjawab beredarnya isu mengenai penyebaran varian Omicron melalui chemtrails.
[2] Kabar penyebab wabah Omicron melalui chemtrails beredar di media sosial masyarakat. Salah satunya video yang menampilkan awan mirip sisa pesawat yang direkam warganet di Buah Batu, Kota Bandung, Jawa Barat, pada 7 Februari 2022.
[1] Beredar video Babeh Aldo yang menyebut gelombang pandemi akibat Omicron sebagai pandemi polusi udara. Dalam video tersebut, Aldo menyebut bahwa zat PM2,5 yang meracuni udara akan membuat banyak warga masyarakat di perkotaan mengalami sakit.
[2] Di dalam video, beliau menuturkan bahwa PM2,5 sangat mungkin menyebabkan infeksi saluran pernapasan akut (ISPA) dan menyebabkan anosmia, badai sitokin, dan apa yang disebut Covid-19 itu bisa disebabkan oleh PM2,5.
Terus #SobatBMKG yang di wilayah Jaksel jangan seneng dulu karena ada matahari di pagi hari! Karena wilayah kalian berpotensi hujan petir jam 13.00-16.00, dilanjut hujan sedang pada malam harinya.
Sama, nih, untuk #SobatBMKG di wilayah Jaktim jangan seneng karena cerah berawan di pagi hari🥲 Jaktim juga berpotensi hujan sedang hingga hujan petir dari siang hingga malam hari.
PENYEBAB MALAM TERASA LEBIH DINGIN DI PULAU JAWA
(A Thread)
(1) Jakarta - Rabu (7/7/2021) Saat ini, beberapa daerah di Jawa Timur banyak memperbincangkan udara dingin saat malam tiba. Masyarakat menghubungkan kondisi ini dengan fenomena aphelion. Tapi benarkah demikian?
(2) Fenomena suhu udara dingin sebetulnya fenomena alamiah yg umum tjd di bulan-bulan puncak musim kemarau (Juli - September). Wilayah Pulau Jawa - NTT menuju periode puncak musim kemarau. Periode ini ditandai pergerakan angin dari arah timur, yg berasal dari Benua Australia.
GEMPABUMI TEKTONIK M=5,4 MENGGUNCANG LAMPUNG, TIDAK BERPOTENSI TSUNAMI
(A Thread)
1. Kejadian dan parameter gempabumi:
Hari Sabtu, 16 Januari 2021 pukul 16.26.43 WIB wilayah Samudera Hindia Pantai Barat Sumatera diguncang gempa tektonik. Hasil analisis BMKG menunjukkan gempabumi ini memiliki parameter update dgn magnitudo M=5,3.
2. Episenter gempabumi terletak pada koordinat 6,49 LS dan 103,82 BT, atau tepatnya berlokasi di laut pada jarak 145 km arah selatan Kota Krui, Kabupaten Pesisir Barat, Lampung pd kedalaman 43 km.