Siapa yang sering 'overthinking' kalau mau ambil keputusan/pilihan? Gue pun juga begitu. #ngaku
Gue mau share checklist gue sebelum mengambil keputusan, biar mengurangi overthinking dan bisa melihat dengan perspective yang tepat dengan metode RAISE.
A Thread.
Tapi sebelum itu, jangan lupa bantu untuk RT atau like thread ini. Karena mungkin teman2 di circle kalian bisa membaca dan terbantu dari threat ini. Because Sharing is Caring!
Terkadang, gue merasa bahwa 'Overthinking' itu adalah akibat karena kita tidak punya informasi yang cukup ketika kita mau mengambil keputusan.
Jadinya, ketika harus dihadapkan sama pilihan, kita memulai proses berpikirnya dengan kalimat "jangan jangan.."
Gue belajar framework RAISE dari buku alm. Phil Dusenberry bagaimana kita bisa membuat pilihan ketika menyusun strategy marketing.
Dan , frame RAISE ini bisa gue aplikasikan untuk check point gue ketika mau membuat sebuah pilihan biar gak overthinking.
Research + Analysis
Biasanya, kita lupa bahwa kita ada pilihan untuk tidak memilih keputusan secara LANGSUNG saat itu juga.
Misal, tanda tangan surat diterima kerja, ngebales whatsapp bos.
Kadang kita gak tau opsi lain seperti apa untuk jadi comparison kita memilih.
Nah, disini, gue selalu ingetin diri gue bahwa gue gak harus memilih SAAT itu juga.
Dan mulai riset, melakukan comparison untuk mencari pilihan2 lain.
Misal, kalau ditanya boss soal project, ya gue sebelum menjawab ya gue riset dulu soal topiknya.
Riset untuk cari referensi/ pilihan yang lain.
Kalo punya banyak referensi, itu akan mengurangi overthinking gue karena at least, gue udah tau ada jawaban nya kok untuk permasalahan yang gue hadapin.
Kita bisa riset dari cara pandang orang lain, case study, laporan dll.
Baru dari situ, ya kita analisa referensi/pilihan lain yang udah kita dapet. Gak semuanya harus ditiru plek2an.
Karena waktu overthinking, kita maunya nyari solusi yang cepet terus langsung copy aja cara orang lain menyelesaikan masalahnya.
Gak bisa gitu ferguso.
Coba dari referensi dan pilihan lain yang udah kita riset, dianalisa dan dipikir :
Cara ini sesuai gak sama kondisi dan masalah gue?
Bisa gue apply gak ya?
Possible gak untuk dilakukan?
Analisa ini butuh waktu dan jangan skip di proses yang ini.
Insight
Ini lah proses yang paling penting. Karena dari hasil Riset dan Analisa, kita mendapatkan 'insight' yang mungkin bisa sesuai sama masalah yang kita hadapin.
Insight ini akan membantu kita buat melihat masalah kita dari point of view yang baru.
Terus, insight itu apa?
Berdasarkan kamus Merriam-Webster : the act or result of apprehending the inner nature of things or of seeing intuitively
Kalo boleh coba gue simplify : Intuisi atau Wawasan menyeluruh tentang sebuah hal.
Agak susah ketemu kata yang pas untuk menggambarkan tentang insight.
Dan insight ini kaya 'aha' moment gitu biasanya, ini abstract banget. Dan perlu dilatih.
Ada yang bilang ini kaya 'suara hati' atau 'gut feeling' yang kasih tau :
"Harusnya lo begini loh.. Jangan ambil pilihan yang itu.. Karena xxxxx"
Pernah gak ngerasain kaya gitu?
Terus kenapa Insight itu muncul kalo kita abis Research + Analysis?
Gue belum paham alasan scientific nya, tapi menurut gue, kalo kita diem aja dan terlalu terpaku sama masalahnya, kita akan stuck dan gak bisa melihat jalan keluarnya.
Langsung deh overthinking.
Sedangkan, ketika kita udah bisa liat referensi, pilihan lain, informasi tambahan yang udah kita riset + analisis, itu akan 'spark' intuisi kita.
Makanya, kita perlu melatih diri kita untuk bisa meriset dan menganalisa biar intuisi kita bisa bekerja sebelum mengambil pilihan.
Buat ngegambarin Insight bekerja, mungkin misal kaya gini kali ya :
Kita mau ke Bogor, jalan macet, terus gimana?
R + A : Buka Google Maps, Buka Sosmed, Buka News Site, dan kita liatin satu satu komen, berita, macetnya dimana dan lain lain. Terus kita analisa semua info itu.
Nah, pas kita liatin itu satu2, muncul kan Insight/intuisi2 di kepala kaya :
"Hmmm. Di tol dalkot macet, jadinya pasti akan lama nih. Apa gue lewat jalan tol yang lain ya?"
"Udah mau siang nih, apa gue makan di rmh dlu sblm gue ke Bogor?"
Dan lain sebagainya.
Strategy + Execution
Nah disini, baru kita masuk action plan nya.
Opsi A, Opsi B, Opsi C.
Kalau gagal kaya gimana, dan sebagainya.
Kalau konteksnya tadi kalau mau ke Bogor, ya kita punya 2 rute di kepala yang kita decide akan kita tempuh.
Baru kita eksekusi deh strategynya
Gue amati, bahwa kita itu pinter banget buat mikirin Strategy + Execution buat masalah kita. Udah gak perlu diajarin and dibilangin.
Tapi yang kita suka lupa, itu untuk diam dan menganalisa masalahnya agar kita bisa ambil keputusan yang benar.
Kita lupa melatih 'intuisi' kita untuk bekerja, kita jadi terpaku sama masalah nya dan overthinking itu tanpa berusaha melihat dari sudut pandang lain nya.
Yuk, mungkin kita perlu belajar buat melatih intuisi sebelum jadi jago dalam eksekusi.
Jangan sampe kebalik ya.
Recap nya, RAISE adalah cara gue untuk mencegah overthinking dalam mengambil keputusan.
Lebih disiplin untuk melatih intuisi sebelum eksekusi, dan itu dimulai dari riset dan analisa masalah yang tepat.
R : Research
A : Analysis
I : Insight
S : Strategy
E : Execution
Yuk, kita latih diri kita biar gak overthinking. Karena, overthinking bisa membuat masalah baru yang belum tentu kejadian.
Belajar buka mata, hati dan pikiran sama pilihan2 yang ada dengan disiplin RAISE.
Gue pun masih belajar. Yuk belajar sama2!
Quoting Blaise Pascal :
Terima kasih yang udah membaca thread ini!
Semoga analoginya jelas dan membantu ya.
Tiap hari, gue pasti berhadapan dengan kritik dan rejection. Apalagi, kerja di perusahaan start up yang mengharuskan kita untuk productive dan punya ide2 breakthrough.
Gue mau share cara gue berhadapan dengan kritik dan rejection, dengan metode STAR.
A thread.
Gue percaya, mindset kita memandang sebuah kritik/rejection akan menentukan bagaimana kita menyikapinya.
Bayangin coba.. Lagi enak2 present, terus ada orang komen negative soal ide kita.. Pasti rasanya pengen kita colok mata tuh orang.
Untung masih wfh :p
Tapi, setelah dipikir2..
"eh bener juga ya yang dia ngomong"
"actually not bad juga yang dia propose"
"gak salah sih, malahan bagus"
Kadang, ya kita pasti ngerasa gitu juga..
Sebuah kritik/rejection, bisa dilihat sebagai 'attack' atau 'hadiah', itu tergantung dari kitanya..
Sering gak kita berpikir kaya gini "Aku kayaknya gak layak deh untuk di posisi ini" atau "Aku kok kayaknya bodoh banget ya" ??
Pagi ini, gue mau bahas tentang bias yang namanya Dunning Kruger Effect, atau bahasa gaulnya "Impostor Syndrome"
A thread.
Jadi berdasarkan study dari Professor Dunning & Kruger, ternyata kadang kita itu suka 'overestimate' kemampuan kita padahal mungkin pengetahuan kita belum segitu dalamnya.
Dan ketika kita udah tau banyak hal, kita malah cenderung 'underestimate' kemampuan kita.
Makanya, kadang kita suka mikir ya "Ini orang kok PD banget ya padahal skill nya ya B aja"
Tapi, orang yang pinter and capable di bidangnya, justru rendah hati dan tidak sombong, malahan semangat belajarnya lebih tinggi daripada orang yang biasa aja.
Dalam hidup, kita pasti akan ada waktu untuk "menunggu".
Baik itu kerjaan, uang, pacar, usaha, partner dan lain sebagainya. Terus, bagaimana kita bisa 'menunggu' dengan benar?
3 prinsip yang perlu diingat ketika kita sedang menunggu.
Tapi sebelum itu, jangan lupa bantu untuk RT atau like thread ini. Karena mungkin teman2 di circle kalian bisa membaca dan terbantu dari threat ini. Because Sharing is Caring!
Gue percaya, yang namanya menunggu itu bukan 'pasif', tapi menunggu itu bisa menjadi sesuatu yang 'aktif'.
Justru kadang, ketika kita aktif melakukan sesuatu, kita jadi lupa kita sedang "menunggu", ya gak sih?
Bahkan, aktifitas yang lagi dilakukan bisa jadi goal baru.
Siang ini, gue ada ngobrol sama temen soal gimana fresh graduate bisa give good impression waktu di interview.. Mungkin ini bisa berguna buat temen2 yang lagi cari kerja..
Disclaimer : Ini pandangan gue personal dari sisi user yang interview ya.
Simak
Tapi sebelum itu, jangan lupa bantu untuk RT atau like thread ini. Karena mungkin teman2 di circle kalian bisa membaca dan terbantu dari threat ini. Because Sharing is Caring.
Udah siap belum buat denger?
(Tegang amat kaya mau lomba lari..😆)
Sebelumnya, wajar banget kalau teman2 ngerasa bingung atau gak tau mau ngapain pas lagi interview.
Tegang. Grogi. Salting. Keringetan. Mules.
Gue pun dulu juga ngerasa gitu pas pertama kali interview. Hahaha. Karena ya interview itu ibarat kaya mau dihukum guru/dosen kan? LOL