NitNot ❘ Profile picture
Feb 28 49 tweets 10 min read
ORANG POLITIK SEBAIKNYA PAHAM GEOPOLITIK
.
.
.

Bukan melulu terkait sensitif dan maka kudu hati-hati, ini lebih terkait dengan rumitnya masalah itu ditinjau dari banyak perspektif dengan masing-masing aspek memiliki banyak simpul tak mudah diurai.
Ajakan mendukung Rusia dengan alasan bahwa Barat dengan AS sebagai motor di balik semua permasalahan ini jelas terlalu dangkal. Pun mendukung Ukraina karena Rusia dianggap telah melanggar hukum Internasional tentu juga tak semudah kita berucap.
Dan maka, bisa dibilang, tak banyak politisi kita berani bicara perkara itu secara terbuka.
Tak terdengar suara lantang apalagi berasal dari tebak-tebakan demi memanfaatkan peristiwa itu sebagai panggungnya. Padahal, itu adalah wilayah politik. Wilayah dimana banyak kubangan dibuat demi trik dan intrik.
.
.

Mereka seolah tak punya nyali untuk bicara masalah pelik itu.
Serius, ini bukan perkara mudah. Siapa pun mencoba berbicara perang Ukraina melawan Rusia pasti akan terjebak pada esensi tak mudah dicerna. Selalu akan muncul sanggahan berdasar data dan entah kenapa itu seakan mementahkan kembali narasi yang kemarin tampak sudah matang.
Pun pada sikap resmi pemerintah, hati-hati pemerintah Indonesia dalam menyatakan posisi politiknya, itu seolah justru semakin mempertegas bahwa ini bukan perkara mudah.

"Bukankah itu peristiwa invasi terhadap sebuah negara berdaulat?"
Coba tanya pada China, Kuba atau pada Venezuela, tak satupun dari tiga negara itu melihat apa yang dilakukan Rusia adalah invasi.
Alasannya sangat sederhana, Donetsk dan Luhansk adalah sekutu Rusia dan ketika keduanya terancam, bukankah wajib hukumnya bagi Rusia membantu sekutunya tersebut?
.
.

"Tapi bukankah Donetsk dan Luhansk adalah bagian dari Ukraina?"
Kata siapa? Bila ukurannya adalah PBB belum mengakuinya, bukankah sejak 1945 hingga 1949 PBB juga belum mengakui adanya sebuah negara bernama Indonesia? Tapi Mesir, Vatikan, Palestina hingga Arab Saudi dan Yaman telah mengakuinya.
Fakta bahwa PBB baru mengakui kemerdekaan Indonesia pada 28 September 1950, itu bukan berarti bahwa Kemerdekaan Indonesia adalah tanggal 27 Desember 1949 seperti anggapan Belanda saat penyerahan kedaulatan Belanda kepada Indonesia pada Konferensi Meja Bundar.
Bahwa kemudian pada 16 Agustus 2005 Belanda baru mengakui Kemerdekaan Indonesia adalah sesuai catatan kita yakni 17 Agustus 1945, bukankah cerita ini dapat dijadikan rujukan?
Bagi Rusia, Donetsk dan Luhansk adalah negara merdeka dan Putin sebagai Presiden Rusia telah memberi pengakuan pada dua negara itu sejak 21 Februari 2022. Di sana juga hadir Kuba, Venezuela, Nicaragua dan Suriah sebagai entitas sebuah negara yang juga turut memberi pengakuan itu.
Artinya, menurut versi Rusia, dan berangkat dari aturan hukum internasional, Rusia tak melakukan invasi. Mereka hanya melakukan apa yang juga dilakukan banyak negara pada sekutunya ketika minta bantuan.
Faktanya, dua negara itu sudah memiliki pemimpinnya masing-masing. Denis Pushilin, terpilih tahun 2018 bagi Republik Rakyat Donetsk dan Leonid Pasechnik adalah pemimpin wilayah Luhansk.

"Jadi AS dan sekutunya justru yang bersalah?"
Ketika pemahaman mereka bahwa PBB tak pernah mengakui Donetsk dan Luhansk sebagai negara merdeka dan dua wilayah itu hingga saat ini adalah bagian dari Ukraina, adakah sikap AS dan banyak negara menganggap Rusia melakukan invasi adalah salah? Jelas TIDAK.
Kita bisa berdebat panjang tentang itu. Tak bijak mencari pembenaran hanya dari satu sisi.

Itu baru kita bicara ketika harus ditinjau dari sisi hukum internasional. Itu belum kita bicara sejarah. Keduanya telah selalu bersama sejak ratusan tahun.
Putus, sambung, putus lagi dan kemudian sambung lagi telah mereka jalani sejak ratusan tahun yang lalu.
.
.
Sejarah Ukraina dapat kita rujuk pada hadirnya negara Rus Kiev pada tahun 882. Pada abad 10 dan 11, Rus Kiev bahkan pernah tercatat sebagai negara terbesar dan terkuat di Eropa. Rus Kiev meletakkan dasar bagi jatidiri kebangsaan Ukraina dan Rusia.
Ekspansi Mongol ke Rus Kiev pada abad ke-13 M telah menghancurkan negara tersebut. Rus Kiev mengalami hancur total pada 1240.
Pada tahun 1917 Republik Rakyat Ukraina
sempat berdiri namun segera berubah menjadi Republik Sosialis Soviet Ukraina pada 1919 dan itu hanya berselang dua tahun dengan berdirinya Republik Soviet Rusia yang diproklamasikan 9 November 1917. Kelak pada 1922 Uni Soviet berdiri.
Uni Soviet didirikan pada tanggal 30 Desember 1922 dengan anggota RSFS Rusia, RSFS Transcaucasia, RSS Ukraina, dan RSS Belorussia.
Ketika Nazi menyerang Uni Soviet pada 1941 kemerdekaan sempat mereka deklarasikan namun bergabung lagi dengan Uni soviet ketika negara itu berhasil mengalahkan Jerman.
Uni Soviet bubar, lebih tepat karena sebab persekutuan itu bangkrut dan bukan karena kalah perang. Itu membuat celah lahirnya banyak negara baru di Eropa Timur. Pada 24 Agustus 1991 Ukraina mendapatkan kemerdekaan.
Dan maka, wajar ketika pembubaran Uni Soviet itu bersyarat. Hal itu diungkap oleh Henry Kissinger Mantan Menteri Luar Negeri Amerika dalam salah satu tulisannya.

>>>>
Dia menyatakan bahwa sebelum Uni Soviet bersama Pakta Warsawanya bersedia bubar, Rusia bersyarat adanya jaminan negara-negara anggota yang kelak akan merdeka yakni Estonia, Latvia, Lithuania,
Bélarusia, Ukraina, Rumania dan Bulgaria harus tetap dikosongkan dari senjata strategis sebagai buffer-zone.
.
.

Dan syarat tersebut, dikemudian hari ternyata tak mereka penuhi.
Faktanya, kini di Lithuania ada 500 pasukan AS dan 1.100 pasukan NATO, di Polandia ada 1.060 pasukan NATO dan 5.400 pasukan AS, di Romania ada 4.000 pasukan NATO dan 1.000 pasukan AS, dan di Bulgaria ada 200 pasukan NATO dan 200 pasukan AS.
Konon, Ukraina katanya juga ingin bergabung dengan Nato dalam persekutuan Eropa Barat. Adakah ini tak pantas membuat Rusia marah?

"Trus karena alasan itu maka boleh hajar negara tetangga gitu?"
Ketika pada tahun 1962 Amerika Serikat harus intervensi Kuba, alasan keamanan wilayah atau unsur Strategis Geopolitik adalah apa yang mengemuka.
Fidel Castro yang menggulingkan rezim militer sayap kanan Jenderal Fulgencio Batista di mana dia didukung AS terjadi pada 1 Januari 1959. Itu membuat AS khawatir. Jarak negara Kuba dan AS terlalu dekat. Sepelemparan batu saja.
Apalagi fakta bahwa Fidel Castro pro Soviet. Itu tak bisa diterima. Pemerintahan Eisenhower dan Kennedy berusaha menggulingkannya.

Bukankah cerita ini mirip dengan kejadian di Ukraina pada 2014 silam?
Massa anti pemerintah Ukraina berhasil melengserkan presiden Ukraina yang pro-Rusia, Viktor Yanukovych.

Tak cukup dengan itu, revolusi itu juga membuka keinginan Ukraina bergabung dengan Uni Eropa dan NATO.
Amerika pada 17 April 1961 langsung bertindak dengan mengerahkan sekitar 1.500 pemberontak Kuba yang didukung dan dipersenjatai. Pasukan itu mendarat di pantai selatan Kuba di Teluk Babi.
Dimulai dengan pengeboman yang dilakukan oleh pesawat-pesawat pembom AS, mereka melakukan perang demi penggulingan Castro.
Operasi itu gagal. Akibat kegagalan ini, Direktur CIA Allen Dulles, Wakil Direktur CIA Charles Cabell, dan Wakil Direktur Operasi Richard Bissell dipaksa mengundurkan diri.
Fakta bahwa Amerika Serikat telah mensponsori serangan ke Teluk Babi membuat Perdana Menteri Uni Soviet, Nikita Khrushchev marah.
Pada bulan September 1962, kepada Presiden Amerika Serikat John F. Kennedy, Nikita Khrushchev menyatakan bahwa setiap serangan berikutnya terhadap Kuba akan dinilai sebagai tindakan perang.
Kegilaan Soviet terjadi. Uni Soviet menempatkan rudal-rudal berukuran sedang yang dilengkapi dengan hulu ledak nuklir di Kuba.
Rudal-rudal tersebut jelas adalah ancaman bagi AS. AS pun marah dan mengerahkan kapal-kapal perang berikut pesawat-pesawat pembomnya mengepung Kuba. Perang Dunia III hampir saja terjadi di sana.
Bukankah hal yang sama kini juga dirasakan oleh Rusia ketika Presiden Ukraina yang pro barat Volodymyr Zelensky ingin bergabung dengan Nato dan kelak rudal-rudal Nato terpasang di Ukraina dan itu hanya masalah waktu?
Ya, rumit permasalahan terkait konflik kedua negara itu membawa terlalu banyak peristiwa yang tak mudah dicarikan siapa benar siapa salah.

"Trus gimana sebaiknya Indonesia bersikap?"
Bila ada politisi berani berbicara terkait hal sangat rumit itu, di sana ada muncul nama Budiman Sudjatmiko. Pada akun twitternya, bukan hanya berani, bahkan dia sangat aktif memberikan pandangannya.
Hati-hati caranya membuat analisa, dia tak ingin terjebak dengan mendukung salah satu pihak. Itu terlihat dengan jelas saat dia berungkap bahwa ada 4 kacamata yang dipakai oleh 4 kalangan utk melihat problem internasional itu.
Kacamata Kemanusiaan biasanya akan digunakan oleh awam, sisi Ideologis dipakai oleh para pejuang, Hukum internasional dipilih oleh para diplomat dan
Strategis geopolitik digunakan oleh pemimpin politik.
Artinya, dia secara realistis berungkap bahwa setiap kacamata memiliki pemakai yang berbeda. Ini jelas akan memberi persepsi yang berbeda pula.
Apakah kemudian cara pandangnya benar, itu terungkap ketika berita tentang Israel yang mengutuk Rusia dengan menyatakan bahwa Rusia melakukan pelanggaran berat, kacamata ke 4 terdeteksi benar digunakan oleh pemimpin politik.
"Spt kubilang dalam politik internasional, realisme tak terkait benar salah semata. Ini sudut pandang yg ditentukan posisi GEOGRAFI politik. Dari sudut pandang moral, Israel tak berhak berstatement spt ini. Tp realisme berkata lain" cuitnya.
Bila pada peristiwa sulit ini tak banyak politisi berani berbicara, tidak dengan politisi smart ini. Dia terus bersuara agar kita tak terjebak untuk mendukung salah satu pihak dengan menyudutkan pihak lain hanya karena kacamata sempit kita.
Orang politik, sebaiknya paham geopolitik. Supaya saat dipercaya memimpin bangsa besar ini gak jadi obyek mainan kekuatan2 besar dunia
.
.
.
________
Ilustrasi diambil dari banyak sumber.

• • •

Missing some Tweet in this thread? You can try to force a refresh
 

Keep Current with NitNot ❘

NitNot ❘ Profile picture

Stay in touch and get notified when new unrolls are available from this author!

Read all threads

This Thread may be Removed Anytime!

PDF

Twitter may remove this content at anytime! Save it as PDF for later use!

Try unrolling a thread yourself!

how to unroll video
  1. Follow @ThreadReaderApp to mention us!

  2. From a Twitter thread mention us with a keyword "unroll"
@threadreaderapp unroll

Practice here first or read more on our help page!

More from @Leonita_Lestari

Feb 26
BUKAN SOAL MOBIL |anda tak mampu mencapai kecepatan itu, aturan yang ada tak memberi izin. Pada ruas jalan tol, kecepatan maksimal diizinkan adalah 100 km/jam. Di atas batas kecepatan itu anda akan dianggap melanggar dan sanksi menanti. Image
Itu batasan pertama. Itu batasan yang dengan mudah dapat dilanggar dengan banyak alasan yang dapat diperdebatkan. Soal sanksi, itu nilai relatif dan tak sama pada setiap orang.
Batasan kedua, biasanya terkait keamanan anda sendiri. Entah karena faktor mobil atau kondisi jalan, pada kecepatan 160 km/jam misalnya, anda mulai berpikir ulang untuk injak gas lebih dalam lagi. Anda mulai berhitung nyawa. Nalar mulai mengambil alih.

"Batasan ke tiga?" Image
Read 18 tweets
Feb 25
PERANG, WAJAH SURAM MANUSIA
.
.
.
.

Waktu bukan sekadar jarum jam yang terus berputar tanpa henti. Waktu, di sana ada makna uang, kesempatan dan hingga karya yang terus bergulir tanpa ujung demi mengukir makna hidup yang tiada hentinya.
Waktu hanya menjadi pengikat dan kemudian mengungkung kebebasan kita manakala kita jatuh pada makna menunggu. Menanti perintah atau komando.

Kebebasan waktu, hanya terjadi pada orang yang mampu memberikan segala karya, cipta, dan karsanya bagi semua.
Dan kebebasan waktu itu sekarang ada pada kita. Karya dan karsa Indonesia sebagai Presidensi G20 dinanti oleh dunia.
Read 50 tweets
Feb 24
SEBAIKNYA KITA BERDOA SAJA
.
.
.
.

Bila ada salah satu negara dari Eropa Barat yang akan segera merespon perkembangan di Ukraina, bukan mustahil itu adalah Jerman. Jerman bagian timur secara geografis sangat dekat dengan Ukraina dan hanya berjarak Polandia di timurnya. Image
Dan benar, di utara, Jerman langsung melakukan antisipasi dan dikabarkan telah bersiap memimpin 1.610 pasukan. Itu terdiri dari personil tentara Jerman, Norwegia dan Latvia.
Kepada Presiden Latvia Egils Levits, Kanselir Jerman Olaf Scholz berkata, Jerman punya hak untuk berperang. Pernyataan itu dia katakan pada 17 Februari 22 saat menyertai 350 pasukan dari negaranya bergabung dengan pasukan Nato yang terpusat di negara itu. Image
Read 25 tweets
Feb 23
KAREL DOORMAN PUN MENYELINAP PERGI.
.
.
SEPERTI DI UJUNG SENJA KITA MASIH TERUS BERDEBAT MENCARI JAWAB DAN SESEKALI MELIRIK PADA RUMPUT YANG BERGOYANG. SIAPA TAHU DI SANA ADA JAWABNYA.
.
.
.
.
Janjinya, sesuai kesepakatan dalam Konferensi Meja Bundar tahun 1949, konon Belanda akan kembali bicara soal Papua barat. Bukan setahun atau dua tahun, bahkan hingga 10 tahun kemudian niat itu tak pernah mereka wujudkan.
Presiden Soekarno pun marah. Ide mengambil paksa beliau gaungkan. Menjadi masalah, negara ini tak memiliki alutsista memadai bagi pengambilan paksa tersebut.

Pilihan pertama, pada AS lah kita utarakan niat untuk membeli alutsista..
Read 39 tweets
Feb 23
Berdasarkan Kidung Panji-Wijayakrama, pasukan Yuan kemungkinan sempat menjarah desa Tuban dalam perjalanan mereka menuju Singasari.

Pasukan yang mana?
Sebelumnya, pasukan Yuan tercatat sempat berhenti di Ko-lan atau Pulau Belitung pada bulan Januari 1293. Pada Februari 1293, Ike Mese dan salah seorang komandan bawahannya berangkat terlebih dahulu untuk membawa perintah Kaisar mereka ke Singasari.
Pasukan utama dibawah Ike Mese itu lalu berlayar ke Karimunjawa, dan dari sana mereka berlayar ke Tuban.

Mereka membagi pasukan menjadi dua bagian. Pasukan pertama akan turun ke darat dan pasukan yang kedua tetap menggunakan perahu.
Read 4 tweets
Feb 20
DI LAUT ARMADA MONGOL BUKAN LAWAN SEIMBANG PELAUT NUSANTARA
.
.
.

Ketika lebih dari 500 kapal dan 40.000 pasukan harus dikerahkan oleh Dinasti Mongol saat menginvasi Jepang namun pada invasinya di Nusantara
mereka justru harus perlu menerjunkan armada kapal perangnya hingga jumlah mencapai 1.000 kapal namun pasukan yang disertakannya hanya 20 hingga 30 ribu saja, ini tentu terkait strategi.
.
.

Ini terkait dengan kelebihan lawan yang berbeda-beda yang akan mereka hadapi kelak.
Dan terkait strategi perang, pada saat itu, Mongol adalah jagonya. Buktinya adalah Eropa Timur meliputi Rusia, Ukraina, Polandia, Bulgaria, hingga Asia Tengah dan Asia dimana China, India hingga Pakistan mereka gulung dalam satu libasan saja pada perang yang mereka kobarkan.
Read 51 tweets

Did Thread Reader help you today?

Support us! We are indie developers!


This site is made by just two indie developers on a laptop doing marketing, support and development! Read more about the story.

Become a Premium Member ($3/month or $30/year) and get exclusive features!

Become Premium

Don't want to be a Premium member but still want to support us?

Make a small donation by buying us coffee ($5) or help with server cost ($10)

Donate via Paypal

Or Donate anonymously using crypto!

Ethereum

0xfe58350B80634f60Fa6Dc149a72b4DFbc17D341E copy

Bitcoin

3ATGMxNzCUFzxpMCHL5sWSt4DVtS8UqXpi copy

Thank you for your support!

Follow Us on Twitter!

:(