CERITA SISKA Profile picture
Apr 16 59 tweets 9 min read
CERITA HOROR
TUMBAL PENAMBANG PASIR

BASED ON TRUE STORY

A THREAD

@bacahorror #bacahoror #horor #threadhorror #tumbal

*** Image
Selamat sore dan salam sejahtera utk kalian semua. Semoga yg sedang menjalankan ibadah puasa masih tetep diberi kesehatan ya oleh Allah SWT.

Cerita ini bakalan aku up hari Minggu, besok ya. Hehe, mau up skrng lagi belum sempet. Ditunggu, tweet bakalan lanjut besok, habis magrib.
Cerita ini diangkat dari kisah nyata. Sebuah keluarga penambang di daerah jawa timur yang selalu melakukan ritual khusus untuk mengawali mengambil pasir.

Sesuai janji akan diteruskan hari ini maka cerita ini berawal sebagai berikut :
Batang rokok yang dihisap oleh waluyo tak henti-hentinya keluar. Pandangan matanya masih fokus dan terpanah dengan tingkah laku sabirin.

Waluyo dengan serius memandangi mereka dari kejauhan.
Kemudian suara mbok wisto, pemilik warung kopi yang sedang disinggahi waluyo membuatnya kaget.

“Enek opo sih yo ? kok eram tenan lek nyawang keluargane birin. Bocah² kae wes lakone ngunu kui.” Ucap mbok wisto santai sambil mengaduk kopi panas disebuah cangkir.
(Ada apa sih yo ? Kok serius bgt kalau melihat keluarga [birin = sabirin]. Anak² itu sudah bertingkah seperti itu.)

Waluyo yg mendengar ucapan mbok wisto lantas langsung tersenyum. Nampak, tatapan waluyo meremehkan tindakan yg dilakukan oleh keluarga sabirin di sebrang sana.
“Laiyo mbok, wong kok nyleneh. Lakone koyok ngunu kui opo oleh wangsit soko dhayang e tah yokopo ? Lek uduk wong sugeh, Mosok mampu mbeleh sapi papat trus didum-dum sak penak e.” Jawab waluyo.
(Laiya mbok, orang kok bertingkah laku aneh. Tingkahnya kayak begitu itu apa dapat wangsit dari hantunya atau bagaimana ? Kalau bukan orang kaya,  masak ya mampu motong empat sapi trus dikasihkan seenaknya.)
Mbok wisto hanya tersenyum mendengar perkataan waluyo. Sabirin memang terkenal sebagai orang kaya didesanya. Namun, warga merasa aneh dengan apa yang didapat oleh keluarga sabirin.
Banyak yang menduga bahwa sabirin dan keluarganya melakukan pesugihan dan setiap tahunnya selalu memberikan tumbal.

Memang, sampai saat ini masih belum terlihat tumbal manusia yang dipersembahkan. Warga juga tidak melihat keluarga sabirin ada yang tiba-tiba meninggal.
Jadi, hal yang menyebutkan bahwa sabirin melakukan pesugihan untuk penambangan besarnya itu masih sebatas kabar dari mulut ke mulut saja. Selebihnya warga tidak bisa menuduh keluarga mereka melakukan pesugihan sampai diluar batas.
Cerita berganti pada suasana keluarga sabirin yang sedang khidmat dalam semedinya.

Terlihat sabirin yang duduk didepan tengah menunduk dan membaca ayat-ayat khusus entah itu apa.

Janet melihat bapaknya yang sedang konsentrasi memimpin ritual menyenggol lengan istrinya.
"Sampek jam piro iki ngadep gunung model ngene ?" Tanya janet lesu.
(Sampai jam berapa ini menghadap gunung dgn posisi seperti ini ?)

Putri yang saat itu juga duduk dan memejamkan mata akhirnya terkejut dengan suara janet.
"Kamu jangan brisik, nanti kalau ayah tahu bisa marah loh mas..."

Tiba-tiba sabirin berdiri dan menoleh ke belakang dan melihat anggota keluarganya yang mengikuti ritual tersebut.

"Sudah ketemu jawabannya. Ayo, segera dipotong sapinya dan segera dibagikan." Ucap sabirin jelas.
Semua anggota keluarga yang ikut saat itu kemudian berdiri dan melaksanakan perintah sabirin.

Sabirin termenung dan menatap ke arah gunung. Kemudian memejamkan mata. Janet melihat ayahnya yang selalu begitu setelah proses ritual hanya bisa heran.
Mengapa ayahnya memilih melakukan hal-hal seperti ini di tempat terbuka ? Ditempat dia dan para pekerjanya menambang pasir ?

Kenapa tidak menggelar acara resmi saja dengan mengundang warga kampung agar bisa merasakan kesakralan dan kemurnian dari hasil rejekinya ?
Kemudian sabirin menoleh ke arah janet secara tiba-tiba. Melihat anaknya seorang diri disana, akhirnya sabirin melambaikan tangan. Memeberi isyarat kepada janet untuk mendekat kepadanya.

Janet yang melihat ayahnya melambaikan tangan, kemudian bergegas menghampirinya.
"le nanti kepala sapinya kamu kubur diarea sana ya.." ucap sabirin yg menunjuk suatu area di ujung.

Janet yang terkejut dengan perintah ayahnya hanya bisa mengangguk pelan. Ini pertama kalinya dirinya mengubur kepala sapi. Biasanya dia tidak ikut campur selain hanya ikut duduk.
Biasanya, kepala sapi itu ada orang tertentu yang mengubur. Bukan anggota keluarga, melainkan beberapa orang yang bekerja kepada mereka.

Benar saja janet merasa ketakutan, lantaran ini adalah tugas pertamanya dari sang ayah yg disuruh mengubur empat kepala sapi.
Janet mengambil gerobak kayu yang memang sudah tersedia disana. Kemudian mendorongnya kearah dimana empat kepala sapi itu diletakkan.

Setelah sampai, janet memperhatikan kepala sapi itu dengan aneh...
Entah, apakah hanya perasaannya saja melihat darah dari kepala sapi itu tdk mengalir ke tanah atau memang darah itu sudah meresap ke tanah.

Janet hanya heran, karena kepala sapi itu diletakkan diatas batu dan batu tersebut tidak nampak terlumuri darah setetespun.
Janet menengok ke kanan dan ke kiri, suasana sudah sepi. Bahkan tak terlihat satu orangpun yang masih berada disana.

Janet mulai mengangkut kepala sapi itu ke dalam gerobak kayu yang dia bawa. Namun, hal mengejutkan terjadi.
Nampak seorang perempuan bungkuk berkalung ular sedang memperhatikannya dari jarak yang tidak jauh.

Janet kaget dan memperhatikan lagi, perempuan itu hilang seketika. Dia mulai clingak-clinguk dan memperhantikan lagi area sekitar situ.
Tidak salah sepertinya, dia melihat sosok perempuan tua yg memperhatikannya tadi.

Namun, anehnya kemana perginya sosok tersebut ? Janet melewatinya dan meneruskan mengangkut kepala sapi itu dan segera menguburnya.
Saat membawa kepala sapi tersebut, janet merasa dibuntuti oleh seseorang. Namun, saat melihat sekitar hanya dia seorang diri yang sedang berada disana.

Dirasa cukup aneh dan membuat dirinya merasa merinding, janet dengan tenang meneruskan berjalan dan
segera mungkin menyelesaikan perintah ayahnya.

Tiba-tiba terdengar suara lirih dan serak dikupingnya yang berkata :

"seng mbok gowo iku pangananku. Getih seng dikorbano gawe dunyomu."

(Yang kamu bawa itu makananku. Darah yang dikorbankan untuk duniamu [hartamu])
Mendengar suara tak beraga itu janet semakin takut dan merinding. Akhirnya, dia mempercepat langkah kakinya dan segera sampai di tempat yang dia tuju.

Setelah sampai, janet segera mungkin mulai menggali tanah dan mulai segera mungkin untuk mengubur kapala sapi tersebut.
Janet memindahkan kepala sapi tersebut ke dalam tanah. Tiba-tiba tangannya mulai geli dengan gerakan sesuatu.

Saat dilihat, alangkah terkejutnya janet daat melihat di beberapa jarinya terdapat makhluk kecil yang bergerak dengan pelan.
Janet jingkat dan terkejut. Lantaran yang bergerak itu adalah belatung. Tidak hanya satu, melainkan beberapa belatung.

Kemudian janet melihat kepala sapi yang sudah berada di depannya. Ternyata empat kepala sapi tersebut sudah dipenuhi oleh belatung.

Janet terkejut dan heran..
Mengapa kepala sapi yg baru saja dipotong bisa dipenuhi oleh belatung dalam beberapa menit ?

Tanpa berpikir panjang, janet langsung menggali tanah dan mengubur empat kepala sapi tersebut dan kemudian segera pergi.

Ketika sampai di rumah warga, janet mencuci tangan dikran umum.
Kebetulan waluyo berjalan melewatinya. Berhentilah waluyo lantaran dia melihat si janet sedang mencuci tangan dan kakinya dipingir jalan.

"Net, laopo awakmu ? Wes mari a ritual e ? Oleh wangsit opo ??" Gurau waluyo kepada janet.
(Net, sedang apa kamu ? Sudah selesai kah ritualnya ? Dapat pesan apa ??)

Janet hanya melempar wajah datar dan memperhatikan waluyo dengan wajah yang sedikit bingung.

"Ngomong opo yo yooo, ndang o rabi kono cek ora ngalor ngidul ra nemu arah." Balas janet.
(Bicara apa yo yoo, cepatlah menikah sana biar tidak ke utara keselatan tidak menemukan arah.)

Waluyo yang melihat janet berwajah pucat menjadi penasaran. Dia tidak tampak seperti biasanya.

Wajah janet seperti mayat hidup. Nampak lesu dan seperti bukan janet seperti biasanya.
Pertemuan waluyo dan janet hanya berlalu begitu saja. Janet yang merasa kurang enak badan setelah mengubur kepala sapi itu segera pulang.

Dirumah, istrinya sudah menunggu kedatangannya yang mana sudah merasa khawatir lantaran janet kembali lama sekali.
"Dari mana mas ? Wajahmu kok pucet sekali ?" Tanya istrinya.

Janet hanya melewati pertanyaan istrinya dan bergegas ke arah dapur dan mengambil segelas air putih.

Janet meminum air tersebut dan tiba-tiba seperti terhantam benda keras dipunggungnya.

Seketika janet berubah..
Dia nampak kesetanan. Tertawa tidak jelas dan mengeluarkan air liur yang sangat banyak dari mulutnya.

Istrinya yang mengetahui keadaan janet saat itu langsung teriak histeris. Memanggil semua keluarganya.

Bola mata janet terlihat putih. Tangannya mencakar-cakar tanah.
Janet tak sadarkan diri, sudah dipastikan bahwa janet sudah kesurupan. Beberapa warga yg mendengar jeritan istri janet segera menghampiri.

Nampak pak sabirin juga langsung berlari mendengar anak mantunya menjerit tidak karuan.

Dia khawatir, jika dia akan melahirkan dan tdk
Diketahui orang. Namun rupanya, anak mantunya tidak ada apa-apa. Malah sabirin terkejut melihat janet yang sudah terlihat menakutkan.

Sabirin dengan cepat mengambil tiga batang dupa dan menyalakannya. Sabirin paham, pasti yang masuk kedalam raga anaknya adalah bau rekso.
"Ngapunten mbah, niki anak e, Sabirin. Wonten pesen nopo dugi jenengan ? Kok sampek mlebet teng rogo putro kulo ?" Tanya sabirin pelan.

(Mohon maaf mbah, ini anakmu, sabirin
Ada pesan apa dari mbah ? Mengapa sampai masuk kedlam raga putra saya ?)
"biriiiiiiinnnnn, anakku. Awakmu tak dawuhi ojo sampek nutup dalan lawasku !!! Aku kate liwaat birinnn....!!! Tapi dalanku mbok tutup !!!! Aku murkoo birinnn... Awakmu ora matuhi aturanku !!!" Ucap sosok yang memasuki tubuh janet.
(Birin, anakku. Kamu kubilangi jangan sampai menutup jalan lamaku ! Aku mau lewat birin ! Tapi jalanku kamu tutup !! Aku murka birin.. kamu tidak mematuhi aturanku !)

Sosok itu terlihat sangat marah. Sampai dengan santainya sosok yang memasuki raga janet itu memecahkan gelas dan
Kemudian memakan pecahan kaca dari gelas itu. Istrinya yang melihat janet kesurupan itu kemudian pingsan.

Warga dan sanak saudara yang melihatnya kemudian menolong dan membawa istri janet kedalam kamar.

Sabirin masih belum bisa mencerna dengan omongan bau rekso tersebut.
Tiba-tiba janet terlempar ke arah tembok dengan keras. Tubuhnya kemudian tersadar dan merasakan dakit luar biasa dari punggung dan mulutnya.

Dengan darah yg masih mengalir pelan dari mulutnya,
janet kebingungan melihat warga sekitar dan juga ayahnya yang melihat dirinya begitu khawatir.

Janet masih merasa kesakitan dan kemudian segera dibantu ayahnya untuk berdiri.

Setelah kejadian tersebut, entah mengapa sabirin menjadi kepikiran.
Jalan apa yang dikatakan oleh sosok tersebut. Tiba-tiba, suara naryo memutus lamunannya sore itu.

"Kang, ayoooo... Sudah ditunggu sama anak-anak. Waktunya nambang !!! Pesanan pasir Alhamdulillah sedang melimpah kang, sayang kalau gak segera dikerjakan." Ucap naryo dari sebrang.
Kemudian sabirin dengan pelan pengambil pecinya dan berangkat mengikuti naryo.

Janet dan istrinya kemungkinan tidak ikut lantaran kejadian kemarin yang pasti membuat kesehatan janet harus pulih dahulu.

Hari ini hanya beberapa orang dari keluarga dan beberapa org pekerja.
Sore itu nampak seperti pada umumnya, aktifitas menambang masih sama seperti kemaren lusa.

Sabirin masih melamun dengan perkataan sosok yang masuk kedalam raga janet. Ditengah lamunannya, dari kejauhan nampak seorang perempuan yang berdiri mematung sedang memperhatikan dirinya.
Sabirin menyipitkan mata dan mencoba melihat sekali lagi, sepertinya ada yang aneh dengan perempuan itu.

Sabirin dengan penasaran kemudian berdiri dan memandangi sosok tersebut sekali lagi.

Ternyata, sosok perempuan yang dilihatnya membawa seekor ular yang dililit dilehernya.
Sabirin yang kaget bukan main hanya memperhatikan secara tajam tingkah laku perempuan tersebut.

Dirinya melihat beberapa ornag yabg berdiri didekat sosok perempuan itu hanya melewatinya saja, seperti tidak ada sosok itu disana.
Kemudian, perempuan itu memberi isyarat dari ayunan tangan kanannya bahwa sabirin disuruh segera pergi.

Namun, sabirin masih belum tau maksud dari isyarat perempuan itu. Hingga tiba-tiba kepulan asap tebal dan juga gemuruh datang secara tiba-tiba.
Sabirin panik dan juga kebingungan saat itu. Lantaran, kepulan asap yang dilihatnya berasal dari panasnya lahar yang sedang berjalan cepat dan deras kearah tambangannya.

Sabirin mulai berteriak dan pekerja serta saudaranya yang berada dibawah tidak mendengar teriakannya.
Sabirin menyuruh naryo yang saat itu diatas untuk memberi kabar ke bawah lantaran lahar sedang berjalan menuju arah tambangannya.

Naryo yang juga ikut panik kemudian secara cepat mengambil kunci sepeda motor dan tancap gas ke bawah.
Beberapa penambang pasir segera berjalan ke atas, namun beberapa tidak bisa secara cepat berjalan ke atas.

Hingga lahar sudah dekat dan tanpa bisa dihindari, beberapa pekerja dan juga beberapa penambang yang masih saudara sabirin tersapu oleh panasnya lahar.
Tidak ada yang bisa dia lakukan selain menunggu lahar teraebut hilang dan selesai.

Setelah lahar menyapu para pekerja dan saudaranya, sabirin tanpa basa-basi dan juga mengulur waktu. Dirinya segera mungkin melihat kondisi dibawah.
Sungguh sangat memprihatinkan, lantaran beberapa pekerjanya yang tewas tersapu lahar sudah tidak bisa dikenali lagi.

Hingga saat dirinya berjalan kesalah satu kendaraan yang separuh sudah tertutup abu lahar, sabirin semakin tidak percaya dengan apa yang dia lihat..
Truk yang dia kenali, sangat-sangat dikenali menjadi saksi ganasnya lahar panas yang membunuh keluarganya, salah satunya pemilik truk yang berada didepannya.

Nampak terlihat sepasang kepala yang sedikit hangus bersandar disofa truk dengan mata yang sedikit melotot.
Ya, mereka berdua tidak lain adalah janet dan istrinya yang tengah hamil menjadi salah satu korban saat itu.

Sabirin tertunduk lemas tak berdaya, lantaran anaknya menjadi salah satu korban ganasnya lahar yang datang tanpa aba² tersebut.
Hingga sabirin menyadari sekali lagi, kemudian mengingat petuah dari sosok yang kemaren masuk kedalam raga janet.

Sabirin telah melakukan kesalahan yang mana jalan lahar yang semestinya menjadi tempat lewatnya lahar panas ditutup olehnya lantaran keegoisannya selama ini.
Sekian cerita dari tumbal penambang pasir ini. Tidak ada unsur kesengajaan dalam penyebutan nama maupun tempat.

Selamat malam dan semangat membaca.
Sekian dan salam horor.

SELESAI.

• • •

Missing some Tweet in this thread? You can try to force a refresh
 

Keep Current with CERITA SISKA

CERITA SISKA Profile picture

Stay in touch and get notified when new unrolls are available from this author!

Read all threads

This Thread may be Removed Anytime!

PDF

Twitter may remove this content at anytime! Save it as PDF for later use!

Try unrolling a thread yourself!

how to unroll video
  1. Follow @ThreadReaderApp to mention us!

  2. From a Twitter thread mention us with a keyword "unroll"
@threadreaderapp unroll

Practice here first or read more on our help page!

More from @siskanoviw

Feb 22
Cerita Pendek Horor
Based on true story

Tentang keganasan sebuah santet yang dinamakan santet brojo yang menghantam satu keluarga.

#bacahorror
#bacahoror @bacahorror #threadhorror #Thread

*** Image
Dalam satu rumah itu ada 5 orang yaitu kholil (bapak), yuli (ibu), rohma (anak pertama), ganjar (kedua) dan saleh (terakhir).

Mereka adalah salah satu keluarga yang pernah mengalami kejadian tragis. Dimana mereka itu terkena santet.
Aku tahu ya, karena memang saat itu aku menyaksikan langsung sakit yang mereka idap saat itu aneh-aneh.

Hingga, moment ketika si rohma kerasukan sebuah jin yang memang diutus untuk mengirim santet tersebut.

Baru diketahuilah bahwa santet tersebut bernama santet brojo.
Read 55 tweets
Jun 14, 2021
PATOK SEWU
Based on True Story
Kejadian yang terjadi pada tahun 1999.

Penulis @siskanoviw
Upload : Senin, 14 Mei 2021

@bacahorror @IDN_Horor
#bacahorror #bacahoror #bacathreadhoror Image
Hiduplah sebuah keluarga yang mana sangat kaya raya dan begelimang harta.

Keluarga tersebut dikepalai oleh seorang lelaki yang sangat angkuh dan juga sombong.

Pak broto, beliau adalah orang terpandang didesanya.
Pak broto memiliki sawah dan kebun yang sangat banyak. Bahkan hampir sebagian tanah didesanya itu miliknya.

“Pak, ini kopinya. Tadi ada pak lamin kesini.” Ucap istrinya yu ngatinah.

Ngatinah istri broto juga memiliki sikap yang angkuh dan sombong.
Read 35 tweets

Did Thread Reader help you today?

Support us! We are indie developers!


This site is made by just two indie developers on a laptop doing marketing, support and development! Read more about the story.

Become a Premium Member ($3/month or $30/year) and get exclusive features!

Become Premium

Don't want to be a Premium member but still want to support us?

Make a small donation by buying us coffee ($5) or help with server cost ($10)

Donate via Paypal

Or Donate anonymously using crypto!

Ethereum

0xfe58350B80634f60Fa6Dc149a72b4DFbc17D341E copy

Bitcoin

3ATGMxNzCUFzxpMCHL5sWSt4DVtS8UqXpi copy

Thank you for your support!

Follow Us on Twitter!

:(