( Semua nama, tempat dan waktu didalam cerita ini disamarkan, Mohon maaf bila ada kesamaan ).
......
1985
Kamis malam
pukul 20.45 WIB.
Menurut cerita ayah, malam itu aku dilahirkan Setelah sekian lama ayah dan ibuku menantikan kelahiran buah hatinya.
Namun sayangnya, 3 bulan setelah kelahiranku, ibuku mengalami penyakit stroke yang membuatnya harus tetap berbaring diatas ranjang
dengan tidak sekalipun keluar dari kamarnya.
....
1990.
Waktu itu, usiaku baru saja menginjak umur 5 tahun, namun anehnya, aku sudah bisa melihat sesuatu yang seharusnya tidak bisa dilihat.
Di dalam rumah, aku sering sekali melihat perempuan cantik yang pada kenyataannya,
waktu itu dirumahku tidak ada orang lain selain aku, ayahku dan ibuku yang tidak pernah keluar dari kamarnya.
Dan karena waktu itu aku masih belum mengerti apakah itu makhluk halus, akhirnya sosok perempuan tersebut sering sekali mengajakku bermain
hingga menemaniku dikala aku hendak tidur siang.
.....
1995.
Ibuku yang sudah lama menderita karena penyakitnya, waktu itu akhirnya pergi untuk selama lamanya.
Malam itu, sebelum ibu meninggal, aku sempat melihat ada segerombolan orang berpakaian hitam dan putih
yang masuk kedalam rumahku dengan tidak sekalipun mengetuk pintu.
Namun karena kurasa mereka semua adalah teman ayahku, malam itu aku hanya diam sambil terus mengintipnya dari arah kamar tidurku.
Namun anehnya, beberapa saat setelah itu,
aku mendengar suara ibuku menjerit yang akhirnya ibukupun dinyatakan meninggal dunia karena penyakit yang telah dideritanya.
Dan disitu, aku sama sekali tidak lagi melihat kemana perginya segerombolan orang orang tersebut.
Bahkan, ketika aku mencoba menanyakannya kepada ayahku,
beliau nampak bingung dengan apa yang sudah aku ucapkan.
Hingga akhirnya, seiring berjalannya waktu, akupun kini tinggal berdua hanya bersama ayahku yang sepertinya beliau tidak ada lagi niatan untuk menikah kembali.
Selama hidup bersama ayah, aku jarang sekali keluar
dari rumah, karena saat itu, selain rumahku yang memang jauh dari pemukiman, bangunan rumahku memang terbilang sangat besar dengan tembok tinggi yang berdiri mengelilingi.
Dan setelah kepergian ibu, setiap harinya kini aku ditemani oleh mbok Darmi ketika ayahku pergi bekerja.
Mbok Darmi, adalah salah satu warga dikampungku yang memang kurang mampu.
Oleh ayah, beliau dipekerjakan untuk mengasuhku dan memasak secukupnya karena memang usia beliau sudah tidak lagi muda.
Kenapa ayah tidak mempekerjakan pembantu saja ?.
Benar,
Karena ayah sepertinya hanya ingin menolong mbok Darmi dan membantu agar beliau dapat bekerja dan tinggal dirumahku saja mengingat rumah beliau juga sudah bisa dikatakan jauh dari kata layak.
Selama bersama dengan mbok Darmi, beliau sempat beberapa kali mengatakan
jika aku adalah seorang anak ontang anting yang seharusnya diruwat.
Dan tidak hanya itu, mbok Darmi waktu itu sepertinya juga mengetahui jika aku mampu melihat sesuatu yang seharusnya tidak bisa dilihat.
" Yo ngeneki senengane betoro kolo ( ya seperti ini kesukaan batara kala ) "
Itulah kalimat yang sering sekali kudengar ketika mbok Darmi menyisir rambutku.
Bahkan, ketika beliau berbicara tentang kata ontang anting kepadaku, aku sempat menanyakan apa maksud perkataannya.
Namun bukannya memberi jawaban, beliau malah terlihat selalu tersenyum dan seraya memberi tanda jika semuanya akan baik baik saja.
" Kowe durung wayahe ngerti nduk, wes tenang wae, tak urusane, soal e bapakmu bolak balik tak kandani ora gelem percoyo.
( kamu belum saatnya mengerti nak, sudah tenang saja, semuanya biar saya yang urus, karena ayahmu sama sekali tidak percaya dengan semua ini ) " ucap mbok Darmi.
Dan mulai saat itulah, dirumahku sering sekali kulihat adanya kopi, dupa,
dan sebagainya yang kini kukenal dengan sebutan sesajen.
Dan tidak hanya itu, setiap weton ku tiba ( weton = hari lahir dalam perhitungan jawa ). Mbok Darmi selalu terlihat selamatan kecil yang dibagikan kepada warga yang ada disekitar rumah.
Semua kegiatan tersebut, tentu saja dilakukan tanpa sepengetahuan ayahku karena ayah, adalah orang yang memang sama sekali tidak percaya dengan hal hal yang berbau adat istiadat.
Hingga akhirnya, waktupun berlalu begitu saja.
Kini, aku sudah tumbuh dewasa, mbok Darmi yang semakin tua dengan ayahku yang kini sudah berhenti bekerja, membuat kami kini tinggal serumah bertiga.
Saat ini, sudah tidak ada lagi selamatan & sesajen yang biasanya sering dilakukan oleh mbok Darmi.
Hal itu tentu saja bukanlah tanpa alasan, karena selain mbok Darmi yang sudah sangat tua, kini ayahku juga selalu ada dirumah yang tentu saja, semua kegiatan yang berbau adat dan tradisi, waktu itu sudah tidak bisa dilakukan lagi.
Hingga akhirnya, semua cerita inipun terjadi.
Aku yang sebelumnya baik baik saja, waktu itu tiba tiba jatuh sakit entah kenapa.
Setiap maghrib menjelang, aku selalu mendengar suara aneh yang ada ditelinga ditambah rasa panas yang rasanya membakar bagian dada.
Dan tidak hanya itu, jika malam sudah mulai datang, aku selalu menggigil kencang dengan pundak yang juga terasa sangat berat seolah olah aku sedang ditunggangi oleh seseorang.
Mengetahui hal itu, semua pengobatanpun dilakukan oleh ayahku agar aku bisa sembuh seperti sedia kala.
Keluar masuk rumah sakit, waktu itu rasanya sudah menjadi rutinitas harian meskipun akupun juga tau, jika semua itu tidaklah ada hasilnya.
Bahkan, sejak aku sakit waktu itu, harta kekayaan yang dimiliki oleh ayahku benar benar habis digunakan untuk mengobatiku.
Tanah, kendaraan, emas dan sebagainya, waktu itu perlahan dijual satu persatu hingga akhirnya harta kekayaannya hanyalah tinggal rumah yang kutempati saat itu.
Disitu, ayahku terlihat sudah dalam keadaan terpuruk ditambah keadaanku
yang waktu itu sudah tidak lagi bisa bangun dari ranjangku.
Tubuhku kurus, rambutku rontok dengan nafasku yang sangat sulit kuhembuskan, membuat keadaanku waktu itu rasanya sudah tidak lagi bisa jika harus kuceritakan.
Hingga akhirnya, hari itupun tiba.
.....
Hari itu, sepertinya sudah menjadi hari terakhir ayah dalam mengupayakan kesembuhanku.
Uang dikantong ayah, hanya tinggal sepuluh ribu dengan kendaraan yang tersisa juga hanya satu, yaitu motor butut yang juga sepertinya sudah lama tidak digunakan.
" Bapak arep nang omah e pak Mangun yo nduk, bapak arep nyilih duwit nggo kowe, bapak moleh sesuk. Mengko lek ono opo opo, celuk en mbok mi ae yo
( ayah mau kerumah pak Mangun, mau pinjem uang buat pengobatan mu. Sepertinya ayah pulang besuk, nanti kalau ada apa apa, kamu panggil saja mbok Darmi ) " ucap ayahku hari itu sambil berpamitan pergi meninggalkanku.
Dan tanpa menjawab perkataan Ayah, waktu itu aku hanya diam
sambil menatap wajahnya dengan perlahan aku yang mulai meneteskan air mata.
Setelah kepergian ayah,akupun waktu itu tetap berbaring diatas ranjangku seorang diri dengan sesekali menoleh kekanan dan kekiri karena kutau, kamar mbok Darmi waktu itu terletak cukup jauh dari kamarku
Namun anehnya, belum lama setelah ayah pergi, waktu itu aku tiba tiba mendengar suara senandung jawa yang terdengar jelas bersumber dari dalam rumahku.
" Tak lelo....lelo..lelo.le dung "
Awalnya, aku mengira jika suara senandung tersebut adalah suara dari mbok Darmi,
namun karena setelah kudengar dengan lebih teliti lagi ternyata bukan suara dari mbok Darmi, akhirnya akupun perlahan berteriak meminta bantuan dengan perasaan yang tentu saja sudah mulai ketakutan.
" Mbok.....tolong " teriakku.
Namun sayangnya, bukannya mendapatkan jawaban,
waktu itu aku malah melihat sosok perempuan berpakaian khas jawa yang terlihat berjalan pelan mondar mandir didalam rumahku.
Mengetahui hal itu, akupun hanya bisa berteriak minta tolong namun tetap tidak bisa bangun dari tidurku karena waktu itu
aku masih merasakan sakit yang ada disekujur tubuhku.
" Mbok..tolong..... " ucapku perlahan dengan air mataku yang mulai menetes deras dipipiku.
Dan anehnya, tidak berhenti disitu saja, waktu itu pandanganku kembali teralihkan dengan adanya sosok laki laki kerdil berwajah rata
yang terlihat memanjat ke ranjang tempat aku tidur dengan sesekali menjilat jilati bagian kaki kanan dan kiriku.
Waktu itu, berteriakpun rasanya sudah tidak mungkin lagi kulakukan, aku benar benar diterror habis habisan oleh beberapa sosok yang akupun kesulitan jika harus
mengingatnya lebih dalam.
Yang jelas, waktu itu aku dibelai, dijilat, hingga diraba, oleh beberapa makhluk halus yang memiliki wajah yang sangat menyeramkan.
Namun untungnya, tidak lama setelah itu, aku tiba tiba mendengar suara mbok Darmi yang terlihat mengusir
semua makhluk halus tersebut dari kamarku.
Beliau terlihat sesekali berteriak kencang dengan diiringi suhu dikamar tidurku yang terasa dingin tidak karuan.
Dan anehnya, ketika aku melihat mbok Darmi masuk kedalam kamarku,
aku seperti tidak melihat mbok Darmi yang kukenal sebelumnya.
Mbok Darmi yang kukenal sebagai wanita tua dengan kain jarik lusuh yang selalu dikenakannya.
Waktu itu, beliau terlihat lebih muda 10 tahun sebelumnya.
Kulit yang sebelumnya terlihat keriput ditambah membungkuk ketika beliau berjalan.
Waktu itu juga sudah terlihat berbeda,
Kebaya cantik dengan tubuh tegapnya, Membuat aku sempat kebingungan apakah beliau adalah benar benar Mbok Darmi yang kukenal sebelumnya.
" Minggat o...( Pergi ) " teriak mbok Darmi sambil melemparkan taburan serbuk putih yang ada ditangannya.
Hingga akhirnya, setelah beberapa saat kemudian, gangguan yang kualamipun benar benar pergi dengan tidak adanya lagi sosok sosok yang sebelumnya kulihat menakutkan tersebut
Setelah beberapa saat kemudian, mbok Darmipun duduk di ranjang tempat aku berbaring dengan tangannya yang mulai perlahan memijiti bagian kaki dan tanganku.
" Mbok, " ucapku lemah.
Bukannya menjawab perkataanku, beliau malah terlihat tersenyum sambil terus memijiti kakiku.
Dan tidak lama setelah itu, akupun akhirnya terlelap dalam tidurku.
.....
Sekitar pukul 17.30, seperti biasanya, ketika maghrib tiba, akupun kembali terbangun dari tidurku karena aku mendengar suara aneh yang ada ditelingaku.
Suara tersebut, kini terdengar semakin menganggu
ditambah dadaku yang juga kembali terasa semakin terbakar.
Merasakan hal itu, tentu saja aku kembali menangis tersedu sedu dengan kini mbok Darmi yang sudah tidak lagi terlihat disisihku.
" Hiiiks hikss hiks "
Namun anehnya, belum lama setelah itu,
akupun kembali mendengar adanya suara yang sepertinya sedang masuk kedalam rumahku.
Suara tersebut, adalah suara pintu utama rumahku yang terdengar terbuka dengan diiringi suara gemerincing lonceng yang saat itu ikut terdengar perlahan.
" Kreeeekkkkk "
Mendengar hal itu,
akupun seketika berteriak karena kurasa, malam itu adalah ayahku yang masuk kedalam rumahku.
" Yaah..... " ucapku lesu.
Namun anehnya, bukannya mendapatkan jawaban, malam itu aku malah tiba tiba mencium aroma bunga melati yang sangat kuat dengan diiringi suara langkah kaki
yang juga terdengar dengan sangat jelas.
" Plek plek plek..."
Dan karena aku yang lagi lagi tidak mampu bangun dari tidurku, waktu itu aku hanya mampu menoleh kearah pintu kamarku yang waktu itu memang terbuka dengan sangat lebar.
Aku terus menatap kearah luar dengan diiringi jantungku yang kembali berdetak kencang karena suara langkah kaki yang kudengar tersebut, semakin lama sudah terdengar sangat semakin dekat.
Tapi anehnya, ketika langkah kaki yang kudengar tersebut seperti sudah berada
tepat didepanku, malam itu aku sama sekali tidak melihat adanya siapapun yang ada didalam rumahku.
Keadaan rumah malam itu benar benar tetap kosong melompong dengan hanya ada angin yang sesekali meniup kencang menerpa tubuhku.
Mengetahui hal itu, akupun memutuskan untuk kembali tidur dengan tidak berhenti membaca doa karena akupun tau, waktu itu aku sama sekali tidak bisa berbuat apa apa selain hanya berdoa kepada tuhan yang maha esa.
Dan puncaknya,
Ketika waktu sudah menunjukan sekitar pukul 23.30 malam, aku kembali mengalami gangguan yang mungkin tidak akan pernah bisa aku lupakan.
.....
Malam itu, aku terbangun karena perutku yang mulai lapar.
Karena mbok Darmi yang lagi lagi tidak mendengar teriakanku,
akupun mencoba meraih beberapa potongan buah yang berada dimeja yang terletak tidak jauh dari ranjangku.
Namun anehnya, masih beberapa saat aku mencoba meraih buah tersebut, tiba tiba aku merasakan ada seseorang yang menarikku hingga aku terjatuh dari ranjang.
Dan tidak hanya itu, ketika aku jatuh, malam itu aku tiba tiba sudah ditemani oleh sosok perempuan berwajah membusuk yang sesekali meraba pipi dan menjilati leher ku.
Mengetahui hal itu, akupun rasanya sudah tidak mampu lagi untuk kembali berteriak.
Tubuhku berat, nafasku sesak dan mataku berkunang kunang, membuat perasaanku waktu itu sudah tidak lagi bisa kujelaskan.
Hingga akhirnya, malam itupun aku sudah tidak lagi bisa mengingat apa yang terjadi selanjutnya.
Yang jelas, keesokan harinya, aku dibangunkan ayahku dengan wajah yang terlihat sangat khawatir dengan keadaanku.
Dan tidak hanya ayah, waktu itu aku juga melihat ada beberapa saudaraku yang berkumpul dirumahku dengan ditambah ada juga
tetangga kanan kiri yang terlihat ikut berkumpul menatapku.
Melihat hal itu, akupun seketika menangis tersedu sedu dengan rasa takut yang sudah tidak lagi bisa kutahan.
" Ayah, aku takut " tangisku sambil memeluk tubuh ayahku.
Namun anehnya, ketika aku menangis waktu itu, tiba tiba pandanganku teralihkan dengan adanya jenazah yang berbaring diruang tamu rumahku lengkap dengan kain putih yang sudah tertata rapi membalut seluruh tubuh jenasah itu.
" Loh siapa itu " ucapku kaget
" Mbok Darmi " jawab ayah singkat.
Mendengar hal itu, akupun seketika kembali menangis histeris dengan perasaan yang saat itu sudah campur aduk tidak karuan.
......
" Mbok Darmi sepertinya sudah meninggal beberapa hari yang lalu,
tubuhnya sudah berbau busuk " ucap salah satu saudaraku sambil menepuk tubuh ayahku.
Mengetahui hal itu, aku hanya bisa terus menangis tersedu sedu dengan kini aku yang kembali dibaringkan dikamar tidurku.
Dan singkat cerita, setelah kematian mbok Darmi,
dirumahku tiba tiba menggelar acara besar yang disitu juga ada sebuah pertunjukan wayang kulit yang setelah kuketahui, ternyata dirumahku sedang menggelar acara adat jawa yang disebut dengan Ruwatan yang sepertinya sengaja ditujukan kepadaku.
Dan setelah prosesi ruwatan telah selesai, beberapa bulan kemudian, aku perlahan berangsur angsur mulai membaik, dan tidak hanya kesehatan, perekonomian keluargakupun juga kembali membaik hingga akhirnya, setelah beberapa tahun kemudian,
aku dinyatakan sembuh total dari sakitku dan tidak lama setelah itu, akupun juga bertemu dengan laki laki yang kini menjadi suamiku.
.....
Akhir cerita, setelah kematian ayahku, kini rumah peninggalan ayahkupun akhirnya ku jual dengan aku yang berpindah tinggal dipusat kota yang berada jawa tengah.
Kini, aku sudah memiliki 2 buah hati kecil dengan tidak lagi mengalami gangguan seperti itu lagi meski terkadang mbok Darmi masih sering terlihat menampakkan diri.
....
Selesai..
.........
( Sejak kematian ibuku, aku sering melihat makhluk tak kasat mata mas. Dan saat itu, aku mulai menyadari jika aku mampu melihat semua itu. Namun sayangnya, akhirnya aku jatuh sakit, selama aku sakit,
aku benar benar diterror habis habisan oleh makhluk halus. Bahkan, aku juga merasakan jika sepertinya mereka tertarik kepadaku.
Hingga akhirnya, ayahkupun me Ruwat ku karena saran dari saudara saudaraku.
Dan hasilnya, aku kini sembuh dari penyakitku dan tidak lagi melihat makhluk halus yang sebelumnya selalu menampakan dirinya kepadaku. Menurut saudaraku, aku memang tergolong anak ontang anting yang dalam tradisi jawa, seharusnya anak sepertiku diruwat atau opsi yang lainnya,
ibuku harus melahirkan anak lagi agar aku tidak menjadi anak ontang anting. Karena kenapa, menurut kepercayaan keluargaku, anak ontang anting sepertiku jika tidak diruwat, akan menjadi anak yang sial, disukai makhluk halus, dan semacamnya.
Untuk itulah akhirnya aku diruwat dan masalah hidupku akhirnya berakhir ). Terang narasumber.
....
Dalam cerita kali ini, kami memang mendapat sebuah cerita yang berisikan sebuah terror menakutkan yang diakhiri dengan proses ritual Ruwatan yang pada akhirnya,
bisa menghentikan gangguan yang memang sudah dialami sepanjang hidupnya.
Namun disini, kami juga menekankan kembali jika semua yang terjadi didunia ini, sudah menjadi kehendak dari sang illahi.
Untuk itulah, marilah kita senantiasa terus berdoa dan mendekatkan diri agar kita dijauhkan dari segala mara bahaya.
Amin..
Terlepas dari itu semua, percaya atau tidak kembali kepada diri kita masing masing.
Semoga, dengan adanya cerita seperti ini, menjadi tambahan wawasan agar kita lebih berhati hati lagi dalam menjalani hidup.
Terimakasih teman teman, semoga cerita ini menemani hari hari kalian.
Sampai jumpa di cerita cerita kami selanjutnya.
• • •
Missing some Tweet in this thread? You can try to
force a refresh
" KULIAH MALAM "
( Semua nama, tempat dan waktu dalam cerita ini disamarkan. Mohon maaf jika ada kesamaan ).
.....
Kamis, pukul 19.00 malam.
Alarm kecil yang kuletakkan disamping ranjang kosku, waktu itu tiba tiba bergetar dan berbunyi dengan suara yang sangat keras.
" Kriiiiiiiiiinggggggg "
Mendengar hal itu, aku yang sebelumnya hanya sibuk mengotak atik ponselku, malam itu tentu saja seketika bersiap mengingat, bunyi alarm tersebut menandakan jika tepat 1 jam lagi, aku ada jadwal baru mata kuliah yang harus kulakukan.
( Semua nama dan tempat dalam cerita ini disamarkan, mohon maaf bila ada kesamaan ).
............
Entah bagaimana awalnya,
Sejak aku kecil, aku memang selalu takut jika harus melihat kearah bawah ranjang.
Karena kenapa,
Selain gelap, dibawah ranjang didalam fikiranku adalah sebuah tempat yang terlihat memang sangatlah menakutkan.
Bahkan, jika aku boleh menebak,
Mungkin disini kalian juga banyak yang memiliki fikiran yang sama denganku.
Bawah ranjang = Setan
....
"Pak sepertinya bapak akan menang, selisih suaranya sudah 3 ribu suara" ucapku pelan sambil berbisik ketelinga bapakku yang saat itu duduk tepat disampingku.
"Iyo nduk berdoa saja ya, semoga perjuangan kita membawa hasil" sahut bapakku dengan raut wajah yang terlihat cukup tenang.
( SEMUA NAMA DALAM CERITA INI DISAMARKAN, MOHON MAAF BILA ADA KESAMAAN ).
Benar, semua cerita ini terjadi ketika aku masih hobby mendaki gunung.
Pendakian yang awalnya sangat menyenangkan, malam itu perlahan berubah menjadi mencekam
ketika aku mengalami sebuah kejadian yang mungkin tidak akan pernah bisa aku lupakan.
.....
Masih sangat teringat jelas dikepalaku.
Sore itu, aku sampai dipuncak gunung tersebut hanya bersama 1 orang rekanku.
Bagi kalian yang belum pernah berkunjung ke gunung Kawi jawa timur.
Kalian wajib membaca thread ini.
Karena knp?
Kali ini kami akan membgikan pengalaman kmi ktk kami mengunjungi gunung kawi yang dikenal sebagai tempat pesugihan yg letaknya ada di kab. Malang Jawa timur tsb.
Waktu itu, kami memang sengaja mengunjungi tempt tersebut karena kami ingin menyelesaikan tulisan kami yang rencananya akan menjabarkan bagaimna cara mendapatkan pesugihan lewat jalur gunung kawi tersebut.