Cerita ini, adalah sebuah cerita yang cukup berkesan bagi kami,
Karena selain proses penyelesaiannya yang cukup lama, cerita ini benar-benar sebuah cerita yang sangat berbeda dari cerita-cerita yang sudah Lakon Story bagikan sebelumnya.
Disini, selain terror yang sebenarnya telah dialami oleh semua warga desa, akhirnya kami berhasil menyelesaikannya dari sudut pandang yang berbeda.
Dan benar,
Cerita ini adalah untuk pertama kalinya kami membagikannya dari sudut pandang orang ketiga karena kamipun tau, salah satu narasumber kami dalam cerita ini memang bukanlah manusia, melainkan makhluk tak kasat mata.
Hal itulah yang akhirnya membuat cerita ini tidak bisa kami tuliskan dari sudut pandang orang pertama seperti biasanya.
Meskipun demikian, kami berharap jika kalian tetap bisa memahami isi cerita dan mengerti apa yang sebenarnya ingin kami sampaikan.
Bismillhirohmanirrohim.
" MENIKAH DENGAN SETAN "
(Ost Radio Tua Kuntilanak Narsih)
1. " Saya sering sekali sih mas lihat pak Gito ngomong dan tertawa tawa sendiri, kebetulan rumah saya kan tidak jauh dari rumahnya, jadi saya tau hampir setiap hari beliau terlihat ngobrol seorang diri seperti yang sedang mas lihat saat ini ".
2. " Saya pernah denger pak Gito mendesah seperti orang yang sedang berhubungan intim. Tapi masalahnya, kita semua juga tau kalau pak Gito tinggal dirumahnya hanya seorang diri ".
3. " Pak Gito itu orang kurang Waras sih mas " 4. " Pak Gito 2 minggu sampai satu bulan sekali belanja diwarung saya. Sekali belanja, biasanya langsung banyak, beli beras, mie instan, minyak goreng dan yang lainnya.
tapi yang saya tau, dia gak pernah beli gas elpiji karena sepertinya dia masaknya masih menggunakan tungku kayu, bukan kompor. Dan setiap belanja, dia selalu beli minyak fanbo, dupa dan telur ayam jawa. "
5. " Pak Gito itu orang yang nikah sama makhluk halus, masyarakat sini menyebutnya menikahi Peri "
6. " Kalau memang hidup sendirian, kok aku sering nyium bau masakan enak ya kalau pas berangkat ke ladang, kan rumah pak Gito memang letaknya deket dengan jalan mau ke arah ladang "
7. " Dirumah pak Gito Saya pernah melihat perempuan, tapi tua banget "
8. " Pengetahuan pak Gito tentang budaya jawa sangat dalam, saya pernah ngobrol dengannya ".
9. " Pak Gito pernah meninggal tapi tidak sempat ketauan warga dan dia hidup lagi "
10. " Dirumah pak Gito saya pernah lihat banyak sekali orang, tapi saya gak ada yang kenal, mereka semua berpakaian hitam "
11. " Cerita tentang pak Gito memang bisa dikatakan sebagai cerita kelam didesa ini. Dengan selesainya cerita pak Gito, waktu itu kami kehilangan salah satu pemimpin terbaik yang ada didesa ini.
12. " Pak Gito dulunya adalah Dalang mas, menurut informasi yang saya peroleh, dulu katanya dia menjalin hubungan dengan Sinden dan penarinya. Tapi sayangnya, Sinden dan penarinya meninggal terkena Santet "
Ucapan itu, hanya secuil dari kesaksian warga tentang bagaimana dulu kehidupan pak Gito yang memang terbilang cukup aneh.
Sebuah rumah kecil yang menurut warga dulunya terletak tepat disalah satu ujung desa, menjadi sebuah rumah yang cukup menyeramkan yang dimana tetangga terdekatnya, berjarak kurang lebih sekitar 100m jauhnya.
Dirumah tersebut, konon hanya dihuni oleh laki laki paruh baya yang jika kutebak, laki laki tersebut berusia 60 - 65 tahun.
Setiap harinya, laki laki yang dipanggil dengan nama pak Gito tersebut, sibuk mencari kayu bakar dihutan untuk memenuhi kebutuhan sehari harinya.
Dan pak karyo, adalah orang pertama yang mengaku menyadarai jika ada yang salah dengan diri pak Gito.
Meski semua warga menganggap jika pak Gito adalah orang yang kurang waras, tapi pak Karyo berbeda pendapat.
Hal itu dikatakannya tentu saja bukanlah tanpa alasan, karena malam itu, pak Karyo melihat semuanya dengan mata kepalanya sendiri.
Akhir Oktober.
.....
Malam itu, seperti biasanya, Pak Karyo mendapat jatah Ronda malam yang salah satu tugas utamanya adalah berkeliling kampung untuk memastikan jika lingkungannya tetap dalam keadaan baik baik saja.
Namun sayangnya, ketika pak Karyo melintas tepat didepan rumah pak Gito, dari kejauhan pak Karyo melihat dengan mata kepalanya sendiri, ada seorang perempuan yang terlihat baru saja menutup pintu utama rumah pak Gito.
Mengetahui hal itu, pak Karyo yang merasa curiga dengan siapa perempuan tersebut, tentu saja seketika berjalan mendekati rumah pak Gito seraya berfikir jika pak Gito selama ini telah menyembunyikan perempuan didalam rumahnya.
Tapi anehnya, ketika pak karyo masih sampai di teras rumah pak Gito, malam itu pintu utama rumah pak Gito tiba tiba sudah dibuka dari dalam oleh pak Gito dan pak Gitopun terlihat sudah berdiri dengan menatap wajah pak Karyo dengan tatapan yang kurang mengenakkan.
" Kate lapo, wes bengi ngidepi omah e uwong, te maling a. ( Mau ngapain, sudah malam kok mengendap-endap dirumah orang. Mau mencuri ya ) " ucap pak Gito kencang dengan tubuhnya yang terlihat tidak mengenakan pakaian sama sekali.
Mengetahui hal itu, pak Karyopun seketika terkejut bukan main hingga berbicaranya terpatah patah.
" Anu..aku maeng ketok ono wong wedok ndek omahmu,. Sopo iku, kok ra enek laporan nang RT lek arep nginep, wong asing kudune laporan RT
( Anu...saya tadi lihat ada perempuan dirumahmu. Siapa itu, kok gak ada laporan ke pak RT kalau ada orang asing yang mau menginap. Orang luar daerah harusnya ada laporan RT ) " ucap pak Karyo jelas.
" Uwong kok uripe mek ngurusi urusane uwong. Nyo mlebuo delok en dewe..ono wong e ta gak ndek omahku..
( orang kok hidupnya ngurusi urusan orang terus, sini masuk, lihat sendiri, ada orangnya apa enggak dirumahku. Dirumahku gak ada siapa siapa) " ucap pak Gito sambil tiba-tiba menunjuk kearah pak Karyo
Mengetahui hal itu, pak Karyopun seketika terkejut, tubuhnya bergetar dengan langkah kakinya yang juga terlihat kesulitan digunakan.
Bagaimana tidak, pak Gito yang sebelumnya dikenal sebagai orang yang kurang waras, malam itu benar benar terlihat sangat normal dengan tidak sedikitpun menunjukan tanda-tanda bahwa dia sedang mengalami gangguan jiwa.
" Yo bukane ngono, wong aku ncen ketok ono wong wedok,. ( Ya bukannya begitu, tapi aku memang melihat ada perempuan didalam rumahmu ). Ucap pak Karyo terpatah patah.
Mendengar hal itu, pak Gito yang sebelumnya hanya berdiri diam, malam itu seketika perlahan mendekati tubuh pak Karyo dan membisikan sebuah ucapan yang mungkin tidak akan pernah bisa pak Karyo lupakan.
" Lek kepingin slamet, kowe mulih wae. Ojo katek balik rene, awakmu wes di incer bojoku. Bojoku rupane gak seneng mbek awakmu.
( Kalau ingin selamat, kamu pulang saja. Jangan coba-coba kembali kesini, kamu sudah diincar oleh istriku. Istriku sepertinya gak suka sama kamu ) " bisik pak Gito sambil membelai kepala pak Karyo sembari seperti memberi sebuah peringatan.
Disitu, pak Karyo mengaku seolah tidak lagi bisa melangkahkan kakinya. Tubuhnya bergetar dengan nafasnya yang juga sulit untuk dihembuskan.
Dan naasnya, belum selesai pak Gito memberikan peringatan, dari arah dalam rumah pak Gito, pak Karyo melihat adanya sosok perempuan tinggi berambut panjang dengan wajahnya yang juga terlihat sangat hancur.
Sosok perempuan tersebut, berjalan pelan kearah pak Karyo dengan langkah kakinya yang juga terlihat cukup tenang.
Dan tidak berhenti disitu saja, pak Karyopun juga masih ingat jika sosok perempuan tersebut benar-benar sangatlah menyeramkan.
Matanya melepuh, tubuhnya tinggi besar dengan tangan kirinya yang juga terlihat membengkok, sudah cukup membuat pak Karyo saat itu benar-benar sangatlah ketakutan.
Keringatnya yang sudah tidak berhenti keluar dengan tubuhnya yang juga terus terusan bergetar, membuat pak Karyo saat itu sudah pasrah dengan semua keadaan yang sedang ada didepannya.
Dan puncaknya, semua kengerian itu berakhir dengan tepukan tangan pak Gito kearah pundak pak Karyo sambil memerintahkan agar pak Karyo segera pergi dari rumahnya.
" Wes moleh o ( sudah pulang saja ) " ucap pak Gito sambil menepuk pundak pak Karyo
Malam itu, pak Karyo seketika berlari terbirit birit dengan sesekali terjatuh karena jalanan yang ada didepan rumah pak Gito memang sangat gelap dengan tidak ada satupun penerangan yang terlihat menerangi.
....
Sesampainya dirumah, pak Karyo seketika menceritakan apa yang sudah dialaminya kepada istrinya tentu saja dengan perasaan penuh syukur karena pak Karyo masih bisa pulang kembali kerumahnya dengan keadaan baik baik saja.
" Bukk....buk...pak Gito tibak e guduk wong edan. ( Bu, bu, pak Gito ternyata bukan orang yang kurang waras ) " ucap pak Karyo kepada istrinya.
" Loh maksud e ( loh, maksudnya ) " jawab istri pak Karyo dengan nada yang sedikit terkejut.
" Aku iki maeng eroh ono wong wedok ndek omah e pak Gito, terus pas tak parani, pak Gito moro-moro ono ndek ngarepku mbe mendelik. Wes pokok e serem, pikiranku gak penak buk.
( Kan aku tadi lihat ada perempuan dirumah pak Gito. Dan setelah kudatangi, pak Gito tiba-tiba sudah ada didepanku dengan matanya yang melotot. Pokoknya serem. Fikiranku jadi gak enak nih bu ) " ucap Pak Karyo menjelaskan.
Setelah kejadian malam itu, pak Karyopun sudah tidak berani lagi melewati Rumah pak Gito dengan hanya sesekali menceritakan kejadian yang dialaminya dengan rekan rekannya ketika mereka sedang berkumpul bersama.
Dan singkat cerita, akhirnya kesaksian dari pak Karyo menjadi sebuah cerita lokal yang memang telah ramai dikalangan masyarakat didaerah tersebut.
Bahkan, setelah kejadian yang pak Karyo alami. Ada beberapa warga yang mengaku melihat penampakan perempuan hingga anak kecil yang terlihat bermain main diarea rumah pak Gito.
Dan tidak hanya itu, waktu itu kehidupan pak Gito bisa dibilang semakin terisolasi dengan semakin tidak adanya warga yang berani mengunjungi.
.....
Dan singkat cerita, waktupun berlalu begitu saja.
Hari ini, adalah tepat sekitar 10 tahun sejak cerita dari pak Karyo tersebut mulai tersebar.
Hasil pemilihan kepala desa didaerah tersebut, memutuskan Prapto keluar sebagai pemenang dan terpilih menjabat sebagai kepala desa yang baru didaerah itu.
Berbekal ilmu pengetahuan yang sangat mumpuni yang dia bawa dari kota, rupanya mempengaruhi pemerintahan desa tersebut yang sebelumnya cukup ketinggalan jaman, di bawah kepemimpinan Prapto, waktu itu banyak sekali mendapatkan perubahan.
Ditambah, sosok Prapto yang memang masih sangat muda dengan pemikiran yang lebih fresh tentu saja membuat kondisi daerah tersebut kini bisa dikatakan lebih maju daripada daerah daerah lainnya yang memang terkesan masih primitif dan lebih mengutamakan adat dan budaya.
Dan tidak butuh waktu lama, dibawah pemerintahan Prapto, jalanan yang sebelumnya rusak, waktu itu seketika menjadi bagus dengan sekarang akses dari luar daerah menjadi semakin lancar.
Hal itu, tentu saja membuat perekonomian didesa tersebut semakin kuat karena pintu dari daerah luar, seolah olah juga seketika terbuka.
Kini, Desa tersebut bisa dikatakan sudah cukup ramai meskipun letak desa berada jauh dari kota.
Hingga akhirnya,
Semua cerita inipun terjadi.
Masalah tersebut, sepertinya menjadi masalah pertama dan terakhir bagi Prapto selama dia menjabat sebagai kepala desa didaerah tersebut.
Meski berdampak besar bagi perubahan desa, tanpa disangka sangka, masa pemerintahan Prapto hanya bisa bertahan sebentar saja karena kenapa,
Benar sekali,
Dia telah berani mengusik pak Gito.
Semua ini, berawal dari rencana pembangunan jalan yang rencananya akan kembali dibangun Prapto untuk memudahkan warga desa.
Jalur kearah ladang yang sebelumnya memang sangat rusak, ternyata menjadi proyek selanjutnya yang memang sudah direncanakannya
" Jadi pembangunan jalan dan pelebaran kali ini akan kita fokuskan kearah persawahan, kearah makam desa dan yang terakhir kearah sumber desa " ucap Prapto yang waktu itu memimpin rapat yang diselenggarakan didesanya.
" Baik pak, semuanya berjalan lancar, progres pembangunannya sudah mencapai 75% " ucap salah satu staf desa yang waktu itu memang bertanggung jawab atas proyek pembangunan tersebut.
" Bagus, target saya tahun ini sudah bisa selesai, tolong usahakan ya, agar pas musim panen nanti, para warga sudah bisa menikmati jalan barunya dan mereka bisa dengan mudah membawa hasil panenannya pulang kerumah " sahut Prapto mantap.
" Tapi mohon maaf pak, khusus jalur yang kearah persawahan, kami mengalami sedikit kendala. Imbasnya, pembangunan jalur tersebut sampai sekarang belum juga dilanjut prosesnya " sahut staf tersebut.
" Loh kenapa ? " Sahut Prapto "
" Jadi begini pak, rencana pembangunan jalan kearah sawah tersebut, ternyata melewati rumah pak Gito. Pak Gito adalah orang kurang waras yang memang sangat dijauhi oleh warga.
Karena selain berbahaya, menurut mereka banyak kejadian aneh yang pernah dialami oleh warga ketika berurusan dengan pak Gito.
Akhirnya para pekerja pun takut dan tidak berani melanjutkan proyek jalannya " terang salah satu staf lain yang kebetulan waktu itu juga berada disatu ruangan bersama Prapto.
" Rumahnya yang mana, besuk saya coba mediasi dengan orangnya, bila perlu saya akan carikan rumah pengganti untuk beliau agar tidak menganggu proses pembangunan jalan kita " ucap Prapto jelas.
" Orangnya sakit jiwa pak, jangankan menjenguk, mendekat saja semua warga tidak ada yang berani, termasuk saya. Menurut cerita yang beredar, pak Gito hidup dengan kuntilanak " sahut para staf desa.
" Jaman sudah berganti kok masih terlalu percaya setan sih. Menghormati boleh, tapi menuruti jangan. Sudah, besuk biar saya kunjungi sendiri saja rumahnya.
Katanya orangnya sedang sakit, kalau gak dijenguk gimana. Nanti kalau ada apa apa, yang repot juga desa kan. Ngomong ngomong apa Pak Gito Punya Saudara atau bagaimana ? " sahut Prapto
Mendengar hal itu, semua staf terlihat diam membisu seraya memberi tanda jika mereka sama sekali tidak tau menau soal silsilah keluarga pak Gito.
Siapa pak Gito, siapa saudaranya dan darimana dia berasal, dari pihak desapun sama sekali tidak mengetahui.
Yang mereka tau, pak Gito adalah penduduk desa yang hidup sudah sejak dahulu kala.
Mengetahui hal itu, Prapto merasa terheran heran hingga akhirnya, tanpa lama lama lagi, sepulang dari kantor tempat dia bertugas,
dia seketika mengunjungi langsung rumah pak Gito seorang diri karena menurutnya, bagaimanapun caranya, masalah pak Gito harus segera diatasi.
Waktu itu, jam tangan Prapto menunjukan pukul 17.30, sebelum pulang kerumahnya, Prapto mampir kerumah pak Gito seorang diri karena semua stafnya mengaku tidak ada yang berani menemani.
Sepeda motor yang dia kendarai ketika hendak mengunjungi rumah Pak Gito, waktu itu juga tiba tiba mati tepat dijalan yang berjarak hanya sekitar 50 meter dari rumah pak Gito.
Mengetahui hal itu, diapun segera membiarkan sepeda motornya berhenti dipinggir jalan begitu saja dan memutuskan untuk mengunjungi rumah pak Gito dengan berjalan kaki.
Sesampainya didepan rumah pak Gito, Prapto pun seketika meresa keheranan dengan bentuk rumah pak Gito yang sudah terlihat mulai rusak tidak karuan.
Dan tidak berhenti disitu saja, meja kursi depan rumah yang terlihat sudah berserakan, sudah menjadi bukti jika rumah tersebut sepertinya sudah tidak layak lagi untuk digunakan.
" Ya allah, rumah sampai seperti ini bahaya kalau tetap dihuni. Nanti kalau ada gempa terus rumahnya roboh pasti akan memakan korban." Fikir Prapto dengan mulai mengetuk pintunya perlahan.
" Assalamualaikum. Pak Gito. " Teriak Prapto.
" Pak. Pak Gito...assalamualaikum pak..kulo pak Lurah " teriak Prapto sambil sesekali mengintip kearah dalam rumah melalui celah celah lubang yang ada di jendela rumah pak Gito.
Hingga akhirnya, setelah beberapa lama memanggil, akhirnya pintu rumah pak Gito pun terdengar sedang dibuka kuncinya dari dalam dan setelah pintu terbuka, Prapto untuk pertama kali melihat sosok pak Gito langsung didepan matanya.
Bersambung
Part 2 end..
Cerita ini di @karyakarsa_id sudah tamat dan bisa kalian baca dalam bentuk full story sampai selesai.
Akan lebih menarik jika sebelum membaca cerita ini kalian sudah membaca cerita radio tua dan kuntilanak narsih karena cerita ini berhubungan langsung dengan ke dua cerita tersebut
Garis cerita radio tua memang cerita yang menurut kami sangat berkesan dan wajib kami tuntaskan sampai akar akarnya..demi menyelesaikan semuanya kami rela melakukan segalanya. ☺️🙏..
Dan anehnya, belum selesai aku melihat semua keanehan itu, tiba-tiba pandanganku teralihkan dengan suara panggilan yang terdengar sedang memanggil-manggil namaku dari arah luar rumahku.
"Mbak.....mbak Sukma.." teriak suara tersebut yang setelah kudengar lebih teliti lagi,
@bacahorror_id
....
Cerita pendaki datang bulan versi Novel, benar-benar berbeda dengan versi thread yang ada di akun twitter Lakon Story.
Karena kenapa, di versi novel ini, kami mengajak kalian untuk ikut melihat dan merasakan lebih jauh apa yang waktu itu dilihat oleh tokoh Intan yang semuanya, tentu saja tidak ada didalam versi thread.
Narasumber cerita ini melibatkan pelaku langsung, beberapa saksi hingga tetua desa yang ada tepat di kaki gunung tersebut.
Jika diajak mengenang kembali pengalaman waktu itu, tentu saja aku masih bisa dg jelas mengingatnya.
Karena selain sangat menyeramkan, sejak adanya pengalaman tersebut, hingga saat ini, aku tetap memegang teguh budaya adat yg ada dipulau kalimantan maupun yang ada dipulau jawa.
Hal itu tentu saja bukanlah tanpa alasan, karena asal kalian tau, cerita yang ku alami dalam kurun waktu kurang lebih selama 5 tahun tersebut, akhirnya benar-benar merubah perilaku dan kebiasaan hidupku hingga saat ini.
" RUMAH LINGSIR "
( Semua Nama Dalam Cerita Ini Disamarkan, Mohon maaf bila ada kesamaan ).
Perkenalkan namaku Reno, aku adalah seorang pemuda paruh baya yang bekerja di Pabrik Textil yang ada diluar kota.
Bekerja disebuah pabrik yang jauh dari tempat tinggal asalku, tentu saja membuat aku harus mengontrak rumah agar aku tidak wara wiri mengingat jarak Rumahku dan tempat kerjaku memang sangatlah jauh.
Dan demi menghindari biaya sewa rumah yang tinggi,
" KULIAH MALAM "
( Semua nama, tempat dan waktu dalam cerita ini disamarkan. Mohon maaf jika ada kesamaan ).
.....
Kamis, pukul 19.00 malam.
Alarm kecil yang kuletakkan disamping ranjang kosku, waktu itu tiba tiba bergetar dan berbunyi dengan suara yang sangat keras.
" Kriiiiiiiiiinggggggg "
Mendengar hal itu, aku yang sebelumnya hanya sibuk mengotak atik ponselku, malam itu tentu saja seketika bersiap mengingat, bunyi alarm tersebut menandakan jika tepat 1 jam lagi, aku ada jadwal baru mata kuliah yang harus kulakukan.