#BangEn Profile picture
Dec 16 33 tweets 7 min read
"Kamu sudah sadar, Andi?"

Andi mengerjap-ngerjapkan matanya sejenak, menyesuaikan penglihatan yang terkena sinar matahari dari luar jendela kamar.

"Bik Nur?" ucapnya setelah menyadari orang yang berada di sampingnya. "Ibu ...? Di mana Ibu?"
"Tenanglah, ibumu ada di kamarnya, sedang didoakan sama Pak Ustad."

Dalam keadaan belum sadar sepenuhnya, Andi bangkit dari tempat tidur, berlari ke kamar sang ibu.
"Ustad! 7 hari ... Jin itu berkata nyawa Ibu tersisa 7 hari saja!" teriaknya dengan napas menggebu begitu tiba di depan kamar ibunya.

Ustad Arifin dan beberapa muridnya yang tengah melantunkan ayat suci, terdiam sejenak mendengarnya.
"Teruskan membaca, saya mau bicara dengan Andi dulu," perintah Ustad kepada para muridnya.

Pak Ustad berlalu meninggalkan kamar bersama Andi, dan berjalan menuju ke belakang rumah.
"Pak Ustad, waktu kita tidak banyak jika ingin Ibu selamat, jin yang merasuki tubuhnya berkata, hidup Ibu hanya tersisa 7 hari lagi," jelasnya dengan perasaan kalut dan putus asa.
Pak Ustad menghela napas perlahan, lantas berucap,
"Walau sebenarnya saya tak percaya dengan omongan makhluk tersebut, karena pada dasarnya yang tahu soal hidup dan mati hanya Allah semata, tetapi kita tak boleh berdiam diri begitu saja, karena jelas ada orang yang ingin ibumu celaka."

"Jadi apa yang harus saya lakukan, Ustad?"
Angin di pagi hari yang masih sunyi berembus perlahan, meniup daun-daun kering di halaman, bersama dengan suara ayam yang ramai berkerumun di bawah pohon.

"Ustad?" tanya Andi melihat kening Ustad mengerut menatap ayam-ayam tersebut.
Tanpa menjawab terlebih dahulu, Pak Ustad melangkah ke bawah pohon tempat ayam berada, dan diikuti oleh Andi yang penasaran.

Mereka serentak menutup hidung setibanya di bawah pohon tersebut.

"Bangkai?" tanya Andi.

"Ya! Masalahnya itu bangkai apa?"
Andi mengeluarkan ponselnya, menyalakan lampu senter, dan mengarahkannya ke sumber bau busuk tersebut.

Seonggok daging busuk dibungkus kain kafan putih di dalam lubang dekat pohon tengah dikerumuni oleh ayam-ayam,
mereka berlomba-lomba mematuknya seakan-akan bangkai tersebut hidangan lezat bagi mereka.

Susah payah Andi mengusir ayam-ayam tersebut, lantas mengambilnya dengan hati-hati.

"Tembuni!" seru Ustad mengenali benda tersebut.
Refleks, Andi melemparkan benda tersebut kembali ke tanah, lantas memuntahkan isi perutnya.

"Tunggu di sini!" pesan Pak Ustad yang kemudian mendekat ke arah tembuni tersebut.
Dari tempatnya berdiri, Andi melihat Ustad berjongkok dan membaca ayat-ayat suci ke benda tersebut. Namun, belum usai doanya, terdengar suara teriakan dari dalam rumah.

"Ibu?"

"Pergilah, jaga ibumu, saya akan mengurus benda ini terlebih dahulu!"
Tanpa banyak tanya, Andi berlari menuju rumah kembali, meninggalkan Pak Ustad sendiri bersama temuan mereka.
Tembuni dalam kain kafan tersebut bergetar setiap ustad membacakan doa, dan perlahan keluar asap, kemudian muncul api yang perlahan membakar hangus benda tersebut tanpa sisa, bersama itu juga terikan ibu Andi mereda.
"Alhamdulillah," ucap Ustad seraya menyapukan kedua tangan ke arah muka.

"Pak Ustad, kemarilah!" teriak Andi dari dalam rumah.

Baru saja membalikkan badan, terdengar suara tawa wanita dari arah semak-semak di belakangnya, suara tawa yang membuat bulu kuduk Ustad berdiri.
"Astagfirullah al-azim," ucap Ustad beristighfar tanpa menoleh, karena Andi kembali meneriaki namanya. Pasti ada sesuatu yang terjadi dengan ibunya, pikir Ustad.
Dengan langkah yang dipercepat Ustad berjalan kembali ke arah rumah, dan mengabaikan suara tawa yang semakin nyaring di telinganya.

"Apa yang terjadi? Kenapa baju ibumu penuh darah?" tanya Ustad terkejut.
"Kita harus bawa Ibu ke puskesmas sekarang juga Ustad! SEKARANG!" teriaknya panik! "LIDAH IBU NYARIS PUTUS!"

Sirene mobil  ambulans memecah keheningan pagi di desa, dari rumah Andi hingga menuju puskesmas, memancing rasa ingin tahu warga.
"Apa yang sebenarnya terjadi?" tanya Pak Ustad kepada Bi Nur saat duduk di ruang tunggu UGD.

Dengan tenangnya Bi Nur berkata. "Kak Sri menggigit lidahnya sendiri tadi!"
"Tadi?" gumam Ustad, dia lantas mengingat kembali saat membacakan ayat hingga bangkai berbungkus kafan tersebut lenyap. "Apa karena itu?"

Ustad berdiri, mengintip ke arah Andi yang menemani ibunya saat petugas melakukan tindakan medis di dalam UGD, melalui jendela.
Entah mengapa Ustad merasa hawa tiba-tiba berubah menjadi panas, padahal hanya ada dia dan Bi Nur di sana.

Ustad kembali mengintip ke dalam ruangan UGD lewat jendela, tetapi tak ada siapapun di dalam ruangan tersebut.
"Mereka sudah pindah ruangan?" tanya Ustad kepada Bi Nur tanpa menoleh.

"Belum ada satu orang pun yang keluar, mereka masih ada di dalam."

"Yang benar? Tapi saya tak melihat ada siapapun di sini," ucap Ustad lagi.

"Di sini juga tak ada orang lagi," jawab Bi Nur datar.
Ustad terdiam mendengar jawaban tersebut, firasatnya berkata ada yang tak beres, dan benar saja saat dia menoleh ke arah Bi Nur, tetapi yang dia dapati adalah sosok perempuan dengan wajah hancur, nyaris tak berbentuk, dan dipenuhi belatung, juga berbau busuk.
"Kenapa, Ustad?" tanyanya.

"Astagfirullah al-azim!" seru Ustad beristighfar lantas menutup mata, dan membukanya kembali setelah membaca doa.

"Ada apa, Ustad?"

"Alhamdulillah," ucapnya saat melihat orang yang berada di hadapannya kembali menjadi orang yang dia kenal.
"Ustad?" tegur Bi Nur kembali.

"Barusan, bukan sosok kamu yang saya ajak bicara," jelasnya.

"Lalu siapa?"

"Entah, tapi yang pasti dari golongan jin, sama seperti yang merasuki tubuh Bu Sri."

Bi Nur tertawa mendengarnya. "Apa seperti ini?"
"Astagfirullah al-azim!" teriak Ustad melihat Bi Nur kembali menjadi sosok itu lagi.

***

"Bagaimana ... Pak? Bagaimana keadaan Ibu?" tanya Andi kepada dokter yang bertugas di UGD pagi itu.
Ibunya telah selesai mendapatkan penanganan medis, terbaring di tempat tidur pasien dengan infus terpasang di tangan, dan alat bantu napas di area mulut dan hidungnya.
"Luka robek di lidahnya parah, tetapi untungnya masih bisa kami jahit, dan kita lihat perkembangannya beberapa jam ke depan, jika tidak ada perubahan, saya sarankan segera dibawa ke Rumah Sakit di Ketapang."

"Dokter!" teriak perawat wanita sambil menunjuk ke arah ibunya Andi.
Dokter dan Andi terkejut melihat Bu Sri sudah terduduk di tempat tidur.

"Su-ah dimu-ai, da-i se-kaang!" serunya lantas tertawa, tawa yang membuat bulu kuduk orang yang mendengarnya berdiri.

"S-s-sudah ... dimulai?" gumam Andi terbata-bata. "Hari pertama ...."

-Bersambung-

• • •

Missing some Tweet in this thread? You can try to force a refresh
 

Keep Current with #BangEn

#BangEn Profile picture

Stay in touch and get notified when new unrolls are available from this author!

Read all threads

This Thread may be Removed Anytime!

PDF

Twitter may remove this content at anytime! Save it as PDF for later use!

Try unrolling a thread yourself!

how to unroll video
  1. Follow @ThreadReaderApp to mention us!

  2. From a Twitter thread mention us with a keyword "unroll"
@threadreaderapp unroll

Practice here first or read more on our help page!

More from @Enrickohendaya1

Dec 17
"Pak Ustad! Pak Ustad!" panggil Andi berulangkali sambil menepuk pundak Ustad yang tertidur di kursi ruang tunggu, karena saking paniknya.

"Andi?" ucap Ustad saat membuka mata. "A-a-apa yang terjadi? Di mana Bi Nur?" tanyanya lagi setelah menyadari Bi Nur tak ada di dekatnya.
Read 35 tweets
Dec 15
Assalamualaikum. Selamat malam.

Seperti yang saya katakan di Tweet sebelumnya, Desa Setan akan mulai tayang seminggu sekali, karena kemarin sudah up, jadinya minggu depan lagi.

Kenapa?

Karena sudah hampir batas akhir bab yang boleh di-share oleh penerbit.
Sebagai selingan menunggu Desa Setan, saya bawa cerita horor saya lainnya, yakni TUJU.

Apa itu Tuju?

Ikuti kisahnya.
Read 43 tweets
Dec 13
"Yang perlu kalian ingat adalah, jangan sampai benang kalian terputus! Jika sampai itu terjadi, salah satu di antara kalian yang masuk ke dalam Padang 12, tidak akan pernah kembali!"
Read 54 tweets
Dec 12
Selamat Malam.

Desa Setan dikit lagi sampai batas bab yang dibolehkan penerbit untuj di-share, setelah itu bagi yang penasaran dan ingin membaca hingga tamat, solusinya hanya 2:

1. Beli novel cetaknya
2. Ikut give away-nya (jika nanti diadakan 😂)
Jangan bersedih bagi yang tidak bisa membeli, kalian bisa bantu share promo novelnya nanti, dan sebagai gantinya, saya akan menulis banyak cerita horor hingga tamat di sini.

Di bawah saya spill cover novel online saya yang berserakan di mana-mana.
TUJU

Kisah tentang santet yang mengerikan dari daerah Kalimantan Barat.
Read 4 tweets
Dec 11
Saat ini mereka sudah berada di rumah Pak Sugeng, duduk di teras rumahnya yang sederhana, dengan empat cangkir kopi panas yang disiapkan istri Pak Sugeng.
Read 49 tweets

Did Thread Reader help you today?

Support us! We are indie developers!


This site is made by just two indie developers on a laptop doing marketing, support and development! Read more about the story.

Become a Premium Member ($3/month or $30/year) and get exclusive features!

Become Premium

Don't want to be a Premium member but still want to support us?

Make a small donation by buying us coffee ($5) or help with server cost ($10)

Donate via Paypal

Or Donate anonymously using crypto!

Ethereum

0xfe58350B80634f60Fa6Dc149a72b4DFbc17D341E copy

Bitcoin

3ATGMxNzCUFzxpMCHL5sWSt4DVtS8UqXpi copy

Thank you for your support!

Follow Us on Twitter!

:(