Sang Penulis Profile picture
Dec 25, 2022 42 tweets 8 min read Read on X
"Assalamualaikum ...," ucap seorang wanita yang baru saja turun dari motornya.

"Wa'alaikumsalam," balas Andi.

"Maaf agak lama, tadi saya siapin obat-obat dulu, persiapan jika Bu Sri membutuhkannya," jelasnya sambil menunjukkan kotak obat.
"Terima kasih ... maaf juga saya sudah merepotkan."

Dian tersenyum. "Tidak masalah."

Andi mengeluarkan ponsel dan melihat jam di layarnya.
"Baiklah, kalau begitu saya pergi dulu. Tolong jagakan Ibu sampai saya pulang, dan jika ada sesuatu yang tak bisa kamu tangani, cepat hubungi saya," pesan Andi. "Oh, ya! Tadi infus Ibu tak sengaja terbuka, saya mau pasang kembali, tapi tidak tahu."

"Tak sengaja?" tanya Dian.
"I-iya ... tak sengaja tersenggol oleh saya sampai lepas," ucap Andi berbohong, dia tak ingin Dian takut jika tahu apa yang menimpa ibunya tadi.

"Baik, jangan khawatir, akan saya pasangkan lagi," balas Dian.
Ucapan Dian membuat Andi sedikit tenang, dan meringankan hatinya untuk meninggalkan rumah.
Malam kian larut, suasana desa pun kian hanyut dalam kesunyian. Sesekali Andi mendapati tatapan penasaran dari warga yang masih duduk di teras rumah, juga dari warga yang berada di pos ronda.
"Mau ke mana Andi malam-malam begini?" celetuk salah satu warga yang ada di pos ronda, dan mendapatkan gelengan kepala dari yang lain sebagai jawaban.

"Tapi dari arah yang dia ambil ...," ucap yang lainnya tersadar akan arah yang Andi tuju.
"Pak Ujang?" terka mereka hampir serempak.

Sementara Andi sudah memasuki pekuburan terbengkalai yang merupakan halaman rumah Pak Ujang. Lampu redup di teras rumah Pak Ujang menyambut kedatangannya.
Andi berdiri tepat di depan rumah Pak Ujang saat ini. Selama di perjalanan otaknya tak henti-hentinya meyakinkan hati, bahwa apa yang dia lakukan sekarang sudah benar, bahkan saat ini pun hatinya masih belum yakin sepenuhnya.
Sunyi, teramat sunyi, seperti tak ada kehidupan sama sekali di dalamnya, tetapi Andi yakin apa yang dicarinya ada di dalam sana.

Andi melangkah perlahan, menapaki tangga dari kayu yang sudah agak lapuk, menuju ke teras.
Tangannya mengetuk pintu kayu tiga kali. Siap tak siap dia sudah kepalang tanggung, tak mungkin kembali meski hatinya masih membisikkan untuk pergi.

"Andi?" tanya Pak Ujang dari dalam rumah.
Andi tak merasa terkejut jika kehadirannya sudah diketahui, malah itu membuktikan dugaan awalnya benar, bahwa Bi Nur ke sini untuk memperingatkan Pak Ujang, masalah motor Bi Nur yang tidak terlihat, mungkin dia sudah pulang, pikir Andi.

"Ya!" jawab Andi singkat.
"Ada apa tengah malam begini ke sini?" tanya Pak Ujang lagi masih tanpa membukakan pintu.

"Anda pasti sudah tahu."

Hampir lima menit Andi menunggu jawaban, tetapi tak kunjung tiba.

"Apa Anda sepengecut ini sampai tak menginginkan saya masuk?" pancing Andi.
Suara tawa dari tuan rumah terdengar, diiringi suara langkah mendekat ke pintu.

"Aku hanya sedang sibuk membereskan rumah untuk menyambut tamu tak diundangku," balas Pak Ujang yang sudah berdiri di hadapan Andi tanpa terhalang pintu lagi. "Silakan masuk!"
Tatapan Andi sudah jauh menelisik ke dalam rumah, mendahului raganya yang masih berdiri di depan palang pintu.
Pak Ujang tersenyum melihat tingkah laku Andi. "Jika kau mencari sesuatu, bukankah lebih baik jika masuk ke dalam? Atau ... kaulah yang pengecut?" goda Pak Ujang memancing.

Andi tersenyum kecut, mendapati sarkasnya berbalik kepadanya.
"Baiklah jika tuan rumah sudah mempersilakan."

Andi melangkah ke dalam, ke rumah seorang dukun yang bisa saja membahayakan dirinya.

"Jadi ... siapa yang kau cari?" tanya Pak Ujang tanpa basa-basi setelah menutup pintu.
"Kau juga pasti sudah tahu!" tukas Andi yang tengah memeriksa seisi rumah yang tak besar itu tanpa sungkan.

Pak Ujang tertawa. "Sudah menemukannya?"

"Di mana kau menyembunyikannya?" geram Andi yang sudah tak memikirkan sopan santun kepada yang lebih tua lagi.
"Siapa?" tanya Pak Ujang sambil tetap tertawa.

"Kau tahu siapa yang kumaksud!" seru Andi dengan mata melotot, dan tanpa sadar tangannya sudah mencekik leher Pak Ujang sekuat tenaga.

Jangankan tertawa, bicarapun sekarang Pak Ujang tak mampu.
Wajah merah Pak Ujang membuat Andi tersadar, dan melepaskan cekikannya.

Tawa Pak Ujang kembali pecah.

"Betapa sopannya tamuku ini," sindir Pak Ujang.
Andi yang sudah dikuasai amarah, tambah panas mendengar ucapan si dukun tersebut, dan melayangkan pukulan ke wajah si dukun dengan penuh kesadaran.
"Aku bisa lebih sopan lagi kepadamu! Mungkin kau memang punya ilmu hitam, tetapi dari segi fisik, aku masih unggul!" seru Andi sambil menunjuk ke arah Pak Ujang yang terjatuh ke lantai setelah menerima pukulannya.
Cairan berwarna merah terlihat di wajah Pak Ujang sekarang, darah yang keluar dari hidung dan bibirnya yang pecah karena pukulan Andi.

"Katakan di mana kau menyembunyikan Pak Ustad?"

Pak Ujang menyeka darahnya dengan lengan kanan, lantas berdiri kembali.
"Sepertinya aku tak bisa bermain-main lagi denganmu. Dan memang aku kalah dari segi fisik, tetapi ilmu hitamku bukan hanya sebatas kata 'mungkin', dan jika kau ingin merasakannya, maka rasakan sekarang!" teriaknya dengan mata meletot dan tawa yang tertahan.
Andi yang berdiri cukup jauh dari Pak Ujang, merasakan ada sebuah tangan tak terlihat yang mencekiknya, dan mengangkat tubuh Andi hingga melayang-layang di udara.
"Haruskah kubunuh kau sekarang?" tanya Pak Ujang dengan geramnya. "Hari ini aku sudah diancam dua kali oleh kecoa seperti kalian! Betapa tidak tahu diri!"

Andi menendang-nendang udara, mencoba melepaskan tangan tak terlihat yang mencekiknya, tetapi sia-sia.
"Selamat tinggal, Andi ...."

Belum sempat melancarkan aksi terakhirnya, terdengar suara ketukan di pintu rumah.

"Sialan, kau membawa teman?"

Andi yang tak dapat menjawab, terkulai pasrah.

"Pak Ujang!" panggil orang yang berada di balik pintu.

"Pak RT?"
Mendadak tubuh Andi jatuh menghempas lantai, menimbulkan suara yang cukup nyaring hingga terdengar oleh si tamu.

"Pak Ujang, suara apa itu? Bisa buka pintu?"
Pak Ujang menatap Andi yang tergeletak kepayahan di lantai. "Kali ini kau masih selamat, tetapi jika berani-berani datang ke sini kembali dengan lancangnya, kupastikan kau mati,
dan jika kau mengadukan kepada mereka apa yang kulakukan, nyawa ibumu tak akan sampai di hari ketujuh!" ancam si dukun. "Cepat bangun!"

Andi yang kini sadar diri, segera bangkit dengan susah payah, dan mengikuti langkah Pak Ujang ke arah pintu.
Dia bukan tandingan Pak Ujang, di kepalanya terus terngiang-ngiang akan kenyataan tersebut selama melangkah.

"Ada apa Pak RT malam-malam begini bertamu?" Pak Ujang bertanya setelah membuka pintu.
"Eh, begini, tadi ada warga yang melihat Andi menuju ke sini, dan motornya ada di situ," tunjuk Pak RT ke arah motor Andi. "Apa Andi memang ada di dalam?"
Pak Ujang tersenyum. "Iya, ada, tetapi kenapa sampai dicari ramai-ramai begini, ya?" tanya Pak Ujang kembali melihat bukan hanya Pak RT yang ada.

"Emmm ... Ibunya! Kami mencari karena ibunya kambuh lagi," ucap Pak RT beralasan.
"Ibu? Ada apa dengan Ibu? Kenapa Dian tidak ...," ucapan Andi tertahan begitu melihat tatapan Pak RT. Andi tahu itu hanya alasan agar mereka bisa membawa Andi pulang tanpa dicurigai oleh Pak Ujang.

"Nah, benar ada!" seru Pak RT.
"Iya, dia tadi datang ke sini mencari Pak Ustad, dia baru saja mau pulang karena tak menemukannya," kilah Pak Ujang.

"Mencari Pak Ustad?"

"Iya, Pak, tapi mungkin saya salah mengira beliau ada di sini," ucap Andi sambil berkedip memberi kode.
Pak RT mengangguk. "Baiklah, kalau begitu ayo kita pulang sama-sama, ibumu perlu pertolongan secepatnya. Kami pamit dulu Pak Ujang," ucap Pak RT.

Andi, Pak RT, dan warga yang berada di pos ronda tadi pun pergi meninggalkan kediaman Pak Ujang.
"Kamu tidak apa-apa?" tanya Pak RT khawatir saat bermotor beriringan dengan Andi.

"Saya tidak apa-apa, Pak, terima kasih," ucapnya berbohong, dia tak ingin ibunya mati, ancaman Pak Ujang benar-benar membuatnya gentar, bahkan saat ini pun tubuhnya bergetar hebat.
"Jika saja Pak RT tak datang, mungkin aku sudah mati," batinnya.

-Bersambung-
Bantu RT dan love, ya. Makasih. 😁🙏

• • •

Missing some Tweet in this thread? You can try to force a refresh
 

Keep Current with Sang Penulis

Sang Penulis Profile picture

Stay in touch and get notified when new unrolls are available from this author!

Read all threads

This Thread may be Removed Anytime!

PDF

Twitter may remove this content at anytime! Save it as PDF for later use!

Try unrolling a thread yourself!

how to unroll video
  1. Follow @ThreadReaderApp to mention us!

  2. From a Twitter thread mention us with a keyword "unroll"
@threadreaderapp unroll

Practice here first or read more on our help page!

More from @Enrickohendaya1

Feb 21, 2023
Assalamualaikum. Selamat malam.

Mohon maaf baru sempat melanjutkan. Kemarin 1 mingguan saya sakit ISPA, jadi enggak bisa konsen mikirin alur cerita. Juga saya sudah mulai promosi novel Desa Setan yang akan mulai Open PO tanggal 23 Februari sampai 9 Maret nanti.

Langsung saja.
Ustaz Arifin dan Dian tiba di desa. Kemunculan mereka membuat heboh warga, sebab kabar tentang Ustaz Arifin disekap oleh Pak Ujang sudah tersebar sejak pagi.

"Jadi semua itu benar, Pak?" tanya Pak Karyo, mereka kini tengah berbicara di ruang tamu rumah Ustaz Arifin.
Read 41 tweets
Feb 4, 2023
Udah nonton series From? Kalau belum silakan nonton bagi pecinta film horor-fiksi ilmiah-misteri.

From berkisah tentang sebuah kota yang bisa dimasuki tetapi tak bisa ditinggalkan. Masalahnya bukan hanya di sana, tetapi mereka yang ada di dalamnya diteror sosok hantu/monster
-yang hanya keluar saat hari sudah mulai malam.

Mereka yang ada di dalamnya bertahan hidup dengan mengurung diri di rumah yang sudah dalam perlindungan jimat saat malam hari. Jika mereka melakukan itu, mereka akan aman. Namun apakah semudag itu? Tentu tidak!
Sosok hantu/monster itu menjelma menjadi seseorang yang kita kenal, sayangi, cintai, dan mereka akan memengaruhi pikiran kita untuk membuka pintu atau jendela agar mereka bisa masuk lalu menyantap kita dengan sadis.

Serie ini berjumlah 10 episode dan sepertinya akan ada season 2
Read 6 tweets
Feb 1, 2023
TUJU
(BAB 11: sAng pembisik)

Izin tag, ya! 😁

Alhamdulillah akhirnya bisa melanjutkan kembali cerita ini.

@Penikmathorror @HorrorBaca @IDN_Horor @ceritaht @ceritaserem @bacahorror_id @bacahorror_id @threadhororr

#bacahorror #ceritahorror
#threadhorror #horrortwt Image
Jangan lupa untuk retweet, love, dan komentarnya, karena itu sangat berarti.

Terima kasih. 😁🙏
Pak Ujang tertawa melihat keterkejutan Andi, terlebih melihat wajah kasihannya melihat sang ibu yang sedang dirasuki makhluk utusannya.
Read 35 tweets
Jan 19, 2023
TELAGA WARNA

Alhamdulillah akhirnya buku antologi bersama Gol A Gong sampai di tangan, buku yang berisi kumpulan fiksi mini dari banyak penulis yang rata-rata guru di Indonesia.
Sebenarnya sudah sampai tanggal 18 Desember tahun lalu, hanya saja dikirimnya ke alamat orang tua di kabupaten, dan baru sempat dikirim ke saya kemarin.

Menurut saya harganya cukup murah, karena masa Open PO kemarin hanya dibanderol di harga 80-an dengan jumlah halaman 300-an.
Akan tetapi, yang terpenting bukan harganya, tetapi banyak cerita yang bisa dibaca, dan banyak pesan di dalamnya.
Read 5 tweets
Jan 9, 2023
Assalamualaikum. Selamat malam.

Terima kasih sudah membaca dan mendukung cerita Desa Setan sejauh ini. Jujur saya sangat tak menyangka responnya akan seperti ini, dari akun Twitter saya yang sepi dan hanya punya 49 follower selama 2 tahun, akhirnya hampir mencapai 700 follower.
Setelah ini saya akan fokus melanjutkan cerita TUJU hingga selesai, dan akan saya TAMATKAN DI SINI sebagai ungkapan terima kasih kepada kalian.

Bab ini jadi bab terakhir yang boleh saya bagikan, jika kalian penasaran dengan nasib Retno & Wawan, tunggu presalenya bulan depan. 😁
Read 36 tweets
Jan 6, 2023
TUJU
(BAB 10: sebAb)

Izin tag, ya! 😁

(Cerita ini masih draft awal, setelah tamat nanti akan direvisi)

@Penikmathorror @HorrorBaca @IDN_Horor @ceritaht @ceritaserem @bacahorror_id @bacahorror_id @threadhoror

#bacahorror #ceritahorror
#threadhorror #horrortwt Image
Sebelum mulai, saya mau memberitahukan bahwa perjalanan menuju Desa Setan akan segera dilakukan bulan depan. Jadi, siapkan uang untuk membeli tiketnya! 😁👍🏻 Image
Read 35 tweets

Did Thread Reader help you today?

Support us! We are indie developers!


This site is made by just two indie developers on a laptop doing marketing, support and development! Read more about the story.

Become a Premium Member ($3/month or $30/year) and get exclusive features!

Become Premium

Don't want to be a Premium member but still want to support us?

Make a small donation by buying us coffee ($5) or help with server cost ($10)

Donate via Paypal

Or Donate anonymously using crypto!

Ethereum

0xfe58350B80634f60Fa6Dc149a72b4DFbc17D341E copy

Bitcoin

3ATGMxNzCUFzxpMCHL5sWSt4DVtS8UqXpi copy

Thank you for your support!

Follow Us!

:(