Wallensky Profile picture
Dec 27, 2022 126 tweets 16 min read Read on X
Horor Series "Titisan Siluman Ular"

* part 12

---DARAH KEABADIAN (Bab 1)---

Lanjutan kisah hidup seorang manusia dengan iblis yang bersemayam dalam dirinya.

@Penikmathorror @HorrorBaca @IDN_Horor @ceritaht @bacahorror_id

#bacahorror #ceritahorror #threadhorror #horror Image
"Sekarang kamu dengar baik-baik. Selama 40 hari kamu akan jadi tawananku. Dan bila waktunya tiba, aku akan menyembelihmu lalu minum darahmu! Tapi kamu jangan khawatir, sebelum kamu mati, kamu akan rasakan surga dunia yang tak pernah kamu bayangkan!"

*******
Yudha menemukan lawan yang tangguh! Dia dibuat bertekuk lutut dan dipaksa melakukan perbuatan yang hina…
Segera posting bersambung di Twitter! Silahkan like, rt, atau tinggalkan jejak supaya nggak ketinggalan updatenya!

Yang mau nyimak di @karyakarsa_id bisa langsung klik link berikut ini:
karyakarsa.com/Wallensky/horo…
Horor series - Titisan Siluman Ular

(part 12)

DARAH KEABADIAN

Bab 1

---------------
Kupacu motor menembus jalan lengang. Hujan gerimis yang mendadak turun tak membuat laju motorku jadi melambat. Bayang-bayang kasur yang empuk jadi pemacu semangatku untuk segera sampai di kontrakan.
Malam ini, aku dalam perjalanan pulang seusai lembur yang melelahkan. Meski pak Yanto sang manajer memberiku keleluasaan dalam mengatur jam kerjaku sendiri, namun aku enggan memanfaatkannya.
Aku tak mau diistimewakan hanya karena pernah menolong keluarga pak Hermawan sang pemilik pabrik. Semua itu malah membuatku jadi risih. Aku hanya ingin jadi karyawan biasa dan diperlakukan sama seperti teman-temanku yang lain.
Sekilas kulirik jam tangan, nyaris tengah malam. Kupercepat laju motorku melibas jalanan sepi yang kian licin diguyur air hujan.
Namun ketika melintasi satu tikungan yang menurun, diriku terkejut saat melihat ada orang yang tergeletak di tepi jalan.

"Ya Allah! Dia kenapa?"
Kuhentikan motor lalu bergegas menghampirinya. Ternyata dia seorang gadis muda. Dan dia sepertinya pingsan. Namun diriku jadi terkesima begitu melihat wajahnya yang sangat mirip dengan Mayang Kemuning.
Kenapa dia? Apa jangan-jangan dia korban tabrak lari? Tapi tubuhnya tak sedikit pun terluka. Hanya pakaiannya saja yang nampak basah dan kotor.
Namun belum sempat apa-apa, tiba-tiba tengkukku merasakan sayatan sebuah benda yang amat tajam!
AAAH!

Teriakku kesakitan spontan berbalik badan! Tepat di belakangku, ada seorang lelaki berkumis tebal dengan tahi lalat besar di pipi kirinya yang berdiri dengan sebilah keris yang terhunus!
"Heh! Siapa kamu? Mau apa?" Tanyaku lantang sambil meraba tengkukku yang kini berdarah.
Namun dia tak menjawab. Dia masih berdiri tak bergeming sambil menyeringai. Diriku langsung siap pasang kuda-kuda. Aku curiga dia orang jahat. Dan gadis itu mungkin sudah jadi korbannya.
Lalu mataku tertuju pada keris yang ada di tangannya. Bisa kurasakan kekuatan yang amat besar terpancar dari benda tajam berlekuk itu.
Siap lelaki ini? Mau apa dia? Dari keris yang digenggamnya, aku sangsi kalau dia cuma perampok biasa. Benda hebat semacam itu terlalu aneh bila dijadikan senjata untuk merampok orang.
Tiba-tiba si gadis bangkit dan langsung berdiri lalu menghampiri lelaki itu. Aku makin heran. Ini pasti ada yang tak beres..
"Siapa kalian?" Tanyaku pada mereka. Namun lagi-lagi tak ada jawaban. Perasaanku jadi tak enak. Meski aku belum tau apa maksud mereka, namun firasatku mengatakan kalau aku ada dalam bahaya.
Lalu mendadak terasa ada hawa dingin yang menjalar di sekujur tubuh. Seiring dengan itu, tubuhku berangsur lemas seakan-akan kehilangan tenaga.
Kucoba kerahkan tenaga dalam untuk melawannya. Namun sia-sia. Ini kenapa? Rasa dingin itu pun kian hebat hingga membuat tubuhku jadi menggigil. Kepalaku pening, dadaku sesak, dan akhirnya diriku ambruk tak sadarkan diri...

*******
Aku terbangun di atas sehelai tikar jerami. Kepalaku sakit. Seluruh tulang dan sendi pun terasa ngilu.
Dalam posisi rebah, kuperhatikan sekeliling yang nampak gelap. Suasananya begitu sunyi. Hanya ada suara-suara binatang malam yang sayup terdengar disertai hawa dingin dan bau lembab dari lumut yang basah.

Aku di mana?
Otakku coba mengingat kembali apa yang telah terjadi sambil meraba tengkukku yang terasa perih.
Kupaksakan diri untuk bangkit lalu duduk di atas tikar. Sejenak diam coba memahami situasi. Hingga akhirnya diriku sadar kalau ternyata sedang berada dalam sebuah goa yang besar.
Kucoba mengatur napas untuk mengalirkan energi demi memulihkan diri. Tapi lagi-lagi tak bisa.
Akhirnya dengan sisa tenaga, kucoba berdiri lalu merambat pada dinding goa menuju lorong keluar. Namun sayup terdengar gema langkah kaki yang datang mendekat dari luar sana.
Tak lama kemudian, muncul lelaki berkumis tebal itu dengan kerisnya yang kini terselip di pinggang. Dia tersenyum sambil menatap tajam ke arahku.
"Hmm, rupanya kamu sudah siuman. Luar biasa. Daya tahan tubuhmu jauh lebih hebat dari dugaanku. Baguslah. Justru itu yang aku harapkan."
"Siapa kamu? Apa maksud semua ini?" Tanyaku sambil mempersiapkan ilmu pukulan pemusnah. Namun lagi-lagi tak bisa. Aliran tenagaku seolah menguap entah kemana.
Pria itu tersenyum. Dia seperti tau apa yang terjadi. "Tak ada gunanya kamu mengerahkan ilmu kesaktianmu. Semua itu hanya sia-sia. Selama 40 hari, kamu hanyalah pemuda biasa."
Astaga! Apa benar yang dikatakannya? Siapa lelaki ini sebenarnya?
Dia kembali tersenyum lalu menjawab seolah mampu membaca pikiranku.

"Aku Joyokusumo. Keturunan dari eyang Ronggo Lawe. Aku memang sengaja mencarimu demi menyempurnakan ilmuku. Dan tak lama lagi, aku akan jadi manusia hebat yang kekal dan abadi."
"Mencariku? Untuk sempurnakan ilmu? Apa maksudmu?"
"Aku sengaja mencarimu agar bisa minum darahmu! Darah manusia setengah siluman sepertimu akan membuatku hidup kekal. Tadinya aku memburu bayi siluman yang waktu itu kamu sembunyikan. Namun kini aku kehilangan jejaknya. Tapi dari pencarianku itu, aku malah menemukan dirimu."
Ya Allah! Jadi dia salah satu dari orang-orang yang waktu itu memburu Panji! Dan kini dia berbalik mengincar nyawaku!
"Heh Joyokusumo! Kamu pikir kamu bisa dengan mudah membunuhku? Ayo maju!" Teriakku menantangnya lalu ambil posisi siap tarung.
"Hahaha... Kamu pikir kamu bisa melawanku? Sebenarnya aku malas meladenimu, cuma buang-buang waktu. Kemampuan kita tak sebanding. Tapi baiklah, lagipula sudah lama aku tak berkeringat. Sekarang saksikan kehebatan Joyokusumo!"
Seusai bicara, Joyokusumo langsung maju dan melayangkan pukulannya! Diriku segera berkelit dan melancarkan serangan balasan. Namun aku merasa kalau gerakanku jadi lambat tak segesit biasanya.
Dalam beberapa jurus saja, aku mulai terdesak. Ilmu silat yang kupunya seakan tak ada artinya di hadapan lelaki ini. Dia dengan mudahnya menangkis bahkan beberapa kali mampu mendaratkan pukulannya tepat di tubuhku.
Aku pun kian terdesak. Hanya bisa berkelit dan menangkis. Namun satu hantaman keras di dada akhirnya membuatku langsung terpelanting menabrak dinding goa!

Brak!
Diriku terkapar meringis kesakitan sambil memegangi dada. Joyokusumo perlahan mendekat. Aku hendak bangkit, tapi tenagaku seolah habis tak tersisa.
Aku sadar kini dalam kesulitan. Segera kupanggil Ki Loreng demi meminta bantuan darinya.

"Ki Loreng, aku butuh bantuanmu."
Langsung terdengar auman keras yang menggema! Ki Loreng telah muncul di dekatku sambil menatap garang ke arah Joyokusumo!
Lelaki itu sempat kaget. Namun langsung sunggingkan senyuman yang mengejek.

"Eh, rupanya kamu punya kucing peliharaan ya? Ayo sini pus.. Biar kubikin sate sekalian!" Ucap Joyokusumo lalu menghunus keris yang terselip di pinggangnya.
Ki Loreng mengaum keras! Harimau besar jadi-jadian itu pun langsung lompat menerkam! Joyokusumo menyambutnya dengan sabetan keris yang langsung membuat Ki Loreng mengaum kesakitan lalu menghilang!

"Ki Loreng! Astaga!"
Diriku tak menyangka kalau Ki Loreng dengan mudahnya bisa dikalahkan. Joyokusumo menyeringai sinis lalu melirik ke arahku.
"Apa masih ada peliharaanmu yang lain? Ular? Buaya? Kuda? Atau Gajah barangkali? Suruh mereka datang!" Ucap Joyokusumo dengan angkuhnya.
Aku tak mampu menjawabnya. Dadaku masih terasa sesak. Kini tak ada cara lain. Segera kuhimpun tenaga dan konsentrasi agar bisa mengubah wujudku menjadi siluman ular.
Tapi lagi-lagi aneh. Dua titik hitam di bawah pusarku tak merespon seperti biasanya. Kini diriku hanya bisa duduk bersandar di dinding goa sambil meringis menahan sakit.
Joyokusumo mendekat. Dia lantas berdiri sambil mengacungkan kerisnya persis di hadapanku.
"Keris Welut Ireng warisan eyang Ronggo Lawe ini mampu memusnahkan segala mahluk halus dan siluman jadi-jadian di seluruh muka bumi ini. Kamu yang cuma tergores saja langsung tak bisa apa-apa. Kalau aku mau, aku bisa dengan mudahnya membunuhmu."
Aku cuma terdiam sambil memandangi keris itu. Bisa kurasakan tenagaku yang seolah tersedot oleh kekuatan magisnya. Kini diriku sadar, aku benar-benar ada dalam bahaya.
Akhirnya Joyokusumo menyelipkan kembali keris itu di pinggangnya. Dia lantas berjongkok lalu berkata persis di depan wajahku.
"Sekarang kamu dengar baik-baik. Selama 40 hari kamu akan jadi tawananku. Dan bila waktunya tiba, aku akan menyembelihmu lalu meminum darahmu. Tapi kamu jangan khawatir, selama kamu di sini, aku akan memberikan kenikmatan surga dunia yang tak pernah kamu bayangkan! Hahahaha.."
Setelah itu Joyokusumo pun pergi. Tinggal diriku yang langsung terkapar tak berdaya di atas lantai goa yang dingin.
Dadaku kian sesak hingga akhirnya muntah darah. Pukulan Joyokusumo rupanya mengandung tenaga dalam yang begitu hebat. Kepalaku sakit. Pandanganku memudar, lalu akhirnya gelap.

*******
Aku terbangun saat mencium aroma bunga melati yang amat menyengat. Mayang kemuning?
Segera kubuka mata dan langsung kaget saat melihat ada seorang gadis yang duduk bersimpuh di dekatku.
Tapi dia bukan Mayang Kemuning, melainkan gadis yang waktu itu kulihat terkapar di tepi jalan. Meskipun wajahnya amat mirip, namun belum mampu menandingi aura kecantikan Mayang kemuning.
"Siapa kamu?" Tanyaku pada gadis itu dengan nada sedikit ketus.
"Namaku Dinar. Aku diminta Joyokusumo untuk menjaga dan mengurusmu selama kamu ada di sini."
"Jadi kamu antek-antek lelaki gila itu?"
Dinar menggeleng cepat. Dia lantas menunduk dengan raut wajah yang jadi sedih.

"Aku bukan kaki tangannya. Semua ini kulakukan demi adikku. Joyokusumo menculik adikku. Lalu aku diminta untuk menuruti keinginannya kalau ingin adikku selamat."
"Astaga.. Kenapa kamu tidak lapor polisi saja?"

"Aku nggak berani. Joyokusumo mengancam akan membunuh adikku jika aku berani melakukannya."

"Ya Allah. Licik sekali orang itu."
Kemudian terdengar suara langkah kaki yang datang mendekat. Wajah Dinar berubah jadi ketakutan. Tanpa sadar gadis itu beringsut mendekat ke arahku.
"Hmm.. Sudah bangun kamu rupanya. Baru kena pukulanku saja, kamu langsung semaput semalaman begitu." Ucap Joyokusumo yang kini berdiri dengan angkuhnya.
Aku tak menjawab. Sebenarnya aku ingin kembali melawannya. Tapi begitu melihat keris Welut Ireng yang terselip di pinggangnya, aku berubah pikiran. Aku tak mungkin menghadapinya saat ini. Lagipula tenagaku belum sepenuhnya pulih.
"Heh gadis gembel! Mulai hari ini kamu tinggal di sini untuk menemaninya. Semua makanan dan minuman nanti akan ada yang mengantar. Dan ingat! Jangan sampai lupa untuk melakukan tugas utamamu." Ucap Joyokusumo kepada Dinar.
Mendengar lelaki itu berbicara dengan nada yang kasar, seketika darahku mendidih. Aku paling tak suka kalau ada wanita yang dikasari.
"Heh kumis lontong! Bisa-bisanya kamu bicara kasar seperti itu! Lihat saja, aku pasti akan menghajarmu nanti!"
"Hahaha... Anak siluman! Kenapa kamu yang marah? Apa urusanmu? Asal kamu tau, ada tugas khusus yang kuberikan pada gadis itu yang akan membuatmu senang! Bisa-bisa nanti malah kamu berterima kasih padaku!"
"Tugas khusus? Tugas khusus apa?" Tanyaku sembari melirik ke arah Dinar yang malah menunduk malu.
"Penasaran ya? Aku memang akan membunuhmu. Tapi setelah kamu mati, aku ingin punya darah siluman yang lain sebagai pelengkap. Jadi aku mau kalian berdua berhubungan badan sampai gadis itu hamil dan kelak melahirkan bayi siluman hasil hubungan kalian. Gimana? Jenius kan? Hahaha.."
Aku langsung terkejut! benar-benar tak menyangka kalau Joyokusumo bisa berpikiran sejauh itu. Dinar tetap menunduk tanpa berani menatap wajahku.

-----bersambung-----
"Gimana? Enak kan? Seperti yang kemarin aku bilang, sebelum kamu mati, aku akan memberikan kenikmatan dunia untukmu. Aku sengaja mencari gadis yang mirip dengan kekasih gaibmu itu sekalian dengan aroma melatinya, biar kamu bernafsu untuk menggaulinya." Ucap Joyokusumo lagi.
"Heh orang gila! kamu pikir kami binatang? Seenaknya saja minta kami kumpul kebo! Memangnya kalau kami menolak, kamu mau apa?"
"Dasar goblok! Dikasih enak malah marah! Terserah kamu lah! Aku punya segudang cara agar kalian mau melakukannya. Lihat saja nanti!"
Joyokusumo pun berbalik pergi. Saat dia lengah, aku pun segera ambil kesempatan untuk menyerangnya!
Terima ini!"

Teriakku lantang sambil melayangkan tinjuku ke arah kepalanya! Namun mendadak ada sebuah tangan besar dan berbulu yang menghantam tubuhku hingga terhempas ke tanah!

BUGH!
Joyokusumo spontan berbalik dan langsung tersenyum sinis. Di dekatnya, kini berdiri sosok Genderuwo bertubuh besar yang menyeringai memperlihatkan sepasang taringnya yang tajam!
"Memangnya semudah itu kamu bisa menyerangku? Nih! Kamu hadapi Genderuwo peliharaanku! Dan selama kalian ada di sini, dia akan menjaga kalian agar tak bisa kemana-mana. Hahahaha..."
Aku hanya bisa meringis kesakitan sambil menatap tajam ke arah Joyokusumo dan Genderuwo itu. Dinar yang jadi ketakutan hanya bisa meringkuk sambil menyembunyikan wajahnya tanpa berani melihat.
Joyokusumo pun berbalik pergi, tapi dia sempatkan diri menoleh sambil tersenyum.
"Oh iya, seluruh tempat ini sudah dijaga oleh barisan Genderuwo peliharaanku. Jadi tak akan ada manusia atau mahluk gaib yang bisa masuk, bahkan semut sekalipun! Jadi jangan harap akan ada yang datang untuk menolongmu."
Selesai bicara, Joyokusumo pun melangkah pergi meninggalkan diriku dan Dinar bersama Genderuwo besar yang tetap berdiri di sana mengawasi kami.
"Dinar? Kamu nggak apa-apa?" Tanyaku pada gadis itu yang masih meringkuk ketakutan menyembunyikan wajahnya.
"Aku takut! Apa Genderuwo itu masih ada?" Tanya Dinar tanpa berani menoleh.
"Masih. Tapi nggak apa-apa. Sepertinya dia hanya ditugaskan untuk menjaga. Dia tak akan melukai kita selama kita tidak memaksa untuk keluar."
Mendengar ucapanku, Dinar memberanikan diri menampakkan wajahnya. Namun dia kembali ketakutan dan langsung bersembunyi di balik punggungku ketika melihat Genderuwo itu menyeringai memperlihatkan taringnya!
Demi melihat hal itu, aku pun coba bersiasat untuk mengatasi situasi.

"Heh mahluk jelek! Memangnya kamu harus terus menampakkan wujudmu begitu? Kalau terus seperti itu, bagaimana bisa kami melakukan apa yang tuanmu inginkan?"
Mendengar ucapanku, Genderuwo itu menyeringai. Aku tak tau apakah dia mengerti atau tidak. Tapi tanpa diduga, sosok menyeramkan itu mendadak hilang!
Meski sosoknya telah hilang, namun aku masih bisa merasakan kehadirannya. Tapi tak mengapa. Untuk saat ini, situasi seperti ini masih lebih baik ketimbang tadi.
"Dinar, mahluk itu sudah pergi."

"Yang benar? Kamu jangan bohong." Jawab Dinar tak percaya masih sembunyi di balik punggungku.

"Iya. Coba kamu lihat dulu."
Dinar pun perlahan menampakkan wajahnya dari balik pundakku. Entah mengapa dadaku jadi berdebar-debar saat hembusan lembut napasnya menyentuh leherku disertai harum bunga melati yang semerbak tercium dari tubuhnya.
"Iya, dia sudah pergi. Apa kamu nggak mau coba keluar dari tempat ini?" Tanya Dinar.
Aku cuma menggeleng. Entah bagaimana harus mengatakannya. Dinar pikir mahluk itu sudah pergi. Padahal tanpa dia sadari, aku yakin mahluk itu masih ada di sini dan saat ini pasti sedang mengawasi kami.
"Nggak. Aku yakin mahluk itu langsung muncul kalau aku melangkah keluar. Nggak percaya? Coba kita buktikan."
Aku bangkit lalu melangkah menuju lorong keluar goa. Tapi baru beberapa langkah saja, mendadak terdengar raungan keras yang menggema menggetarkan seisi ruang.

GRRROOOAHH !
Dinar seketika pucat! Aku langsung coba menenangkannya. "Benar kan?" Ucapku berkelakar demi meredakan rasa takutnya.
"Lalu kita harus gimana?"

"Aku belum tau. Untuk saat ini, kita terpaksa berdiam di sini. Tapi kamu jangan takut. Aku pasti melindungimu kalau mahluk itu coba menyakitimu."
Mendengar ucapanku, Dinar nampak lebih tenang. Kucoba untuk mengalihkan perhatian dengan memulai obrolan sekaligus mencari tau tentang dirinya.
"Memang bagaimana ceritanya sampai Joyokusumo bisa menculik adikmu?"
"Namanya Putri. Dia baru kelas 3 SD. Kami anak yatim piatu. Putri diculik Joyokusumo sepulang sekolah. Tadinya aku sama sekali tak mengenal lelaki itu dan tak mengerti mengapa dia menculik Putri dan menjadikannya sebagai jaminan. Tapi sekarang aku tau apa maksudnya."
"Aku juga. Aku sama sekali tak mengenalnya sampai aku bertemu dengannya saat peristiwa kemarin malam. Manusia gila itu rupanya menempuh segala cara demi bisa mencapai tujuannya."
"Tadi dia bilang kalau kamu anak siluman? Apa maksudnya?"
Demi mendengar pertanyaan itu, aku pun jadi terdiam. Aku ragu untuk mengatakan yang sebenarnya pada Dinar.
Tapi mengingat kini Dinar sudah terlibat begitu jauh, aku pikir dia berhak tau. Akhirnya kuceritakan tentang siapa diriku. Dan sesuai dugaan, Dinar pun terbelalak kaget seolah tak percaya.
"Serius? Kamu nggak bercanda kan? Jaman seperti ini masih ada orang seperti kamu?"
"Iya. Dan rupanya Joyokusumo tau akan hal itu hingga dia menginginkan darahku."
"Tapi tampangmu kok biasa aja? Masa siluman ular ganteng begini?"
Aku cuma bisa tersenyum mendengar ucapan polosnya. Andai saja dia bisa melihatku berubah wujud, mungkin kata-kata tadi takkan terlontar dari bibirnya yang indah dan ranum.
Bibir indah dan ranum? Mikir apa sih aku ini?

Tapi harus kuakui, wajah Dinar benar-benar mirip Mayang Kemuning. Ingin sekali rasanya melihat Dinar ngomel-ngomel tak karuan agar kemiripannya bisa sempurna.
Namun aku tak mau pikiranku makin ngelantur. Aku pun coba mengalihkan perhatian agar tak semakin terbius oleh kecantikan wajah Dinar.
"Dinar. Aku mau semedi sebentar. Aku ingin coba menjalin rasa dengan pamanku yang ada di Karang Sewu."
Meski heran, Dinar mengangguk seolah paham. "Ya sudah. Kalau begitu aku tidur saja." Sahutnya lalu berbaring di atas tikar jerami.
Aku pun langsung duduk bersila. Memusatkan pikiran dan mata batin. Memohon petunjuk Yang Maha Kuasa.
Namun setelah sekian lama mencoba, usahaku sia-sia. Entah mengapa semua kemampuanku seakan musnah. Aku pun cuma bisa termenung memikirkan apa yang selanjutnya harus kulakukan.
Sejenak aku melirik Dinar yang sudah terlelap. Aku jadi kasihan padanya. Dia dan adiknya yang tak tau apa-apa harus jadi korban dari ambisi seorang maniak yang haus akan kejayaan.
Mataku jelalatan memandangi dinding goa yang berlumut. Terlihat ada beberapa lubang kecil di situ. Demi melihat hal itu, aku bagai mendapat ilham. Tapi apa bisa? Namun tak ada salahnya aku mencoba.
Kupusatkan konsentrasi untuk memanggil semua ular yang ada di tempat ini. Setelah beberapa saat, terdengar suara mendesis yang berasal dari salah satu lubang itu.

Berhasil!
Aku kegirangan ketika melihat ada beberapa ular yang bermunculan dari dalam lubang.

"Aku tak tau apakah kalian mampu. Tapi aku minta tolong kabari pamanku di Karang Sewu atau siapa pun untuk minta bantuan. Sekarang pergilah. Aku mengandalkan kalian."
Ular-ular kecil itu pun mendesis sebelum akhirnya pergi. Kini tinggal aku sendiri yang kelelahan hingga membuat mataku jadi mengantuk. Akhirnya kuputuskan untuk tidur dan berharap semoga besok tenagaku pulih kembali.

--Bersambung ke Bab 2-end--

• • •

Missing some Tweet in this thread? You can try to force a refresh
 

Keep Current with Wallensky

Wallensky Profile picture

Stay in touch and get notified when new unrolls are available from this author!

Read all threads

This Thread may be Removed Anytime!

PDF

Twitter may remove this content at anytime! Save it as PDF for later use!

Try unrolling a thread yourself!

how to unroll video
  1. Follow @ThreadReaderApp to mention us!

  2. From a Twitter thread mention us with a keyword "unroll"
@threadreaderapp unroll

Practice here first or read more on our help page!

More from @wallensky10

Nov 16, 2024
--- RAHASIA PRIYO ---

Bab 1

@Penikmathorror @HorrorBaca @IDN_Horor @ceritaht @bacahorror_id

#bacahorror #ceritahorror #threadhorror #horror Image
Sang iblis melambaikan tangan meminta Priyo untuk mendekat. Priyo menghela napas lalu melangkah memenuhi panggilan itu. Dalam hati dia panjatkan do'a-do'a, padahal dia tau apa yang dilakukannya takkan pernah direstui oleh Tuhan...

***
Kisah seorang lelaki yang memperjuangkan cintanya dengan cara yang tak benar.

Dia rela menduakan Tuhan,
Dia rela mengorbankan nyawa manusia,
Bahkan dia rela menggadaikan darah dagingnya sendiri.

Tapi ternyata itu semua tak cukup...
Read 74 tweets
Sep 15, 2024
SEKAR GEDANG

Bab 9 - end

@Penikmathorror @IDN_Horor @ceritaht @bacahorror Image
SEKAR GEDANG - Bab 9 (end)

***

Dalam situasi terdesak, Samsuri teringat dengan mbah kuncen. Sudah lama dia tak berkabar dengan lelaki tua itu. Samsuri lalu memutuskan untuk mengunjungi mbah kuncen sekedar silaturahmi sekaligus minta solusi.
Read 73 tweets
Aug 28, 2024
SEKAR GEDANG

Bab 8

@Penikmathorror @IDN_Horor @ceritaht @bacahorror Image
SEKAR GEDANG - Bab 8

***

Samsuri melirik Sri yang duduk manis bersanding dengannya di pelaminan. Hari ini, mereka resmi menjadi pasangan suami istri.
Read 86 tweets
Aug 9, 2024
SEKAR GEDANG

Bab 7

@Penikmathorror @IDN_Horor @ceritaht @bacahorror Image
SEKAR GEDANG - Bab 7

***

Samsuri termenung di ruang tamu. Sudah dua minggu Ninik dan bu Sopiah tak ada kabarnya. Kemana mereka? Samsuri benar-benar bingung dibuatnya.
Read 97 tweets
Jul 27, 2024
SEKAR GEDANG

Bab 6

@Penikmathorror @IDN_Horor @ceritaht @bacahorror Image
SEKAR GEDANG - Bab 6

***

Ninik terbangun saat mendengar adzan Subuh berkumandang. Dia kaget mendapati dirinya tidur di ranjang berhiaskan bunga-bunga bersama seorang lelaki yang berbaring di sampingnya.
Read 88 tweets
Jul 12, 2024
SEKAR GEDANG

Bab 5

@Penikmathorror @IDN_Horor @ceritaht @bacahorror Image
SEKAR GEDANG - Bab 5

***

Samsuri termenung, kepalanya tertunduk dalam-dalam. Lantunan ayat suci dari para jamaah pengajian di sekitarnya seolah terdengar sayup dan jauh. Dia memang membaur, tapi seperti ada di tempat lain.
Read 89 tweets

Did Thread Reader help you today?

Support us! We are indie developers!


This site is made by just two indie developers on a laptop doing marketing, support and development! Read more about the story.

Become a Premium Member ($3/month or $30/year) and get exclusive features!

Become Premium

Don't want to be a Premium member but still want to support us?

Make a small donation by buying us coffee ($5) or help with server cost ($10)

Donate via Paypal

Or Donate anonymously using crypto!

Ethereum

0xfe58350B80634f60Fa6Dc149a72b4DFbc17D341E copy

Bitcoin

3ATGMxNzCUFzxpMCHL5sWSt4DVtS8UqXpi copy

Thank you for your support!

Follow Us!

:(