Sinopsis
Tasbih Kosong adalah salah satu film horor yang mengangkat kisah nyata dari Sulawesi Selatan. Film ini menceritakan 2 orang pegawai kantor balai statistik yang bernama Asti (diperankan oleh Riskyana Hidayat) dan Umar (diperankan oleh Fritz Frederich).
Mereka ditugaskan untuk pembaruan data di sebuah desa terpencil. Namun siapa sangka kalau ternyata warga dari desa terpencil itu memiliki perjanjian dengan setan dengan menumbalkan manusia sebagai ritual utama mereka.
Review
Menurut gue, film ini bisa dibilang kurang seram tapi cukup mengagetkan.
KENAPA?
Karena scene penampakan setannya sedikit banget, guys. Jadi penonton dibuat kaget dengan backsound filmnya, dibandingkan saat setannya muncul.
Judulnya juga kurang sesuai dengan isi filmnya, karena scene tasbihnya juga dilihatinnya sedikit banget.
Lalu, dari segi visual, katanya kan film ini berlatar 1995-an ya, tetapi yang gue liat secara visual, wardrobe, dan colour gradingnya lebih terlihat seperti era 2000an.
Untuk alurnya,
Terlalu bertele-tele dan butuh waktu yang cukup lama untuk bisa sampai ke inti ceritanya. Dan juga banyak scene yang direkamnya nggak stabil alias goyang-goyang.
Walaupun begitu, film ini masih ada kerennya guys! Dengan keterbatasan dalam pembuatan film ini yang syuting di daerah terpencil, mereka masih berhasil bikin film yang bisa dikatakan layak untuk di tonton.
Rating pribadi untuk tingkat keseraman:
6/10✨
• • •
Missing some Tweet in this thread? You can try to
force a refresh
Sontak aku mengucapkan istigfar dan langsung melihat kebelakang. Mas Hadi kaget dengan kelakuanku yang terlihat sangat terkejut dan ketakutan dan ketika ku jelaskan apa yang kulihat ternyata Mas Hadi juga melihat perempuan tersebut.
Setelah sholat kami pun ke kamar dan tak lama Dedi dan Ujang pun masuk ke kamar di susul oleh Ratno.
Ketika aku ingin merapikan baju dan memasukan uang kembalian ke dompet, aku melihat tas ku sedikit berantakan seperti ada yang memasukan barangku dengan terburu-buru.
Aku melihat seperti buku catatan, boneka kayu (seperti jelangkung) yang dibalut selendang merah. Dan akupun langsung memanggil Ratno,
“No sini sebentar coba lihat apa ini”
Aku menunjukan barang yang aku temukan dan Ratno pun bereaksi sama denganku saat melihat benda yang kutemukan, dia pun mulai membaca buku catatan tersebut.
“Jo sebaiknya barang ini biar ku simpan saja jangan kasih tau yang lain takutnya malah menimbulkan kepanikan”,-
Sesampainya di rumah, Ratno dan Ujang langsung ngeriung di ruang tamu bersama yang lainya akupun langsung ambil wudhu dan langsung sholat Isya soalnya bila langsung ikut ngobrol sama yang lain di ruang tamu pasti bakal panjang, akhirnya jadi malas sholat karena sudah mengantuk.
Aku menyalakan lampu dan mulai mengambil wudhu, Baru saja membaca doa dan mencuci tangan tengkuk leherku kembali dingin dan sekujur tubuhku terasa merinding. Namun pada saat itu, aku mencoba untuk nggak menghiraukan.
Ternyata yang menepuk bahuku adalah mas Hadi dan memberitahukan bahwa material sudah datang dan dari tadi ujang memanggilku namun tidak ku gubris sama sekali.
Jujur seketika pikiranku sempat kosong saat melihat lemari tersebut padahal tidak berisikan apa-apa tapi yasudahlah mungkin hanya perasaanku saja.
Aku dan Ujang pun segera merapikan material sembari Mas Adi mengecek material yang datang apakah sesuai dengan kebutuhan kami.
Keesokan harinya setelah pamit, aku pun langsung bergegas ke Jakarta. Sampai di stasiun Senen, aku langsung di jemput oleh Ratno. Betapa bahagianya aku bertemu kawan lamaku ini dan aku cukup terkejut ketika melihat ratno yang agak kurusan.
Usut punya usut ternyata ratno juga baru cerai dengan istrinya beberapa bulan yg lalu. Jujur aku lumayan kaget saat mendengar Ratno sudah bercerai dan akupun segera mengalihkan pembicaraan karena tidak ada gunanya juga bila aku menanyakan kenapa hal tersebut bisa terjadi.