Yuk, bahas soal demit. Entah kenapa saya sendiri selalu suka dengan sosok ini. Beberapa cerita yang saya dapatkan, ternyata sosok “BANASPATI” sudah ada ratusan tahun yang lalu.
Di Indonesia sendiri memiliki berbagai macam ragam suku dan budaya yang pasti memiliki sebuah cerita. Disetiap daerah bahkan memiliki legenda atau mitos yang berbau mistis. Salah satunya adalah sosok Banaspati.
Banaspati sendiri konon memiliki bentuk dan rupa yang menyerupai bola api terbang atau sosok manusia yang diselimuti oleh api yang berkobar dibagian tubuhnya.
Banyak rumor yang menyebutkan bahwa sosok ini dipercaya memiliki kekuatan yang luat biasa dan sebagai media untuk mengirimkan santet.
Tapi ternyata sosok Banaspati, juga kerap ditemukan dalam relief candi-candi di wilayah Jawa. Pada umumnya bentuk atau gambar Banaspati sering ditemukan di atas ambang pintu masuk Candi.
Mengutip dari beberapa sumber salah satunya dari jurnal Universitas Udayana, sosok Banaspati ini sering digambarkan pada relief dengan bentuk kedok kepala raksasa.
Mengutip dari laman Kemdikbud, Banaspati juga dikenal sebagai sosok penjaga hutan. Banaspati atau kala (sebutan di Jawa Tengah) digambarkan di ambang atas pintu candi dengan harapan agar menjadi penangkal pengaruh jahat yang hendak masuk kedalam candi.
Banaspati dipercayai memiliki dua wujud, yakni berbentuk menyerupai bola api yang hidup diantara pohon-pohon besar di hutan dan yang satunya berbentuk manusia api.
Konon katanya sosok Banaspati ini memiliki ukuran segenggaman tangan orang dewasa, tetapi jika saat menghantui korbannya dan si korban merasa ketakukan. Ukuran dari Banaspati akan membesar.
Lewat buku Myth and Symbols in Indian Art and Civilization, Heinrich Zimmer menjelaskan bahwa mitologi tersebut mengkisahkan mengenai satu tokoh Raja Raksasa bernama Jalandara yang memiliki sifat kejam yang sakti mandraguna.
Pada satu ketika, Jalandara meminta salah satu bawahannya yang bernama Ruhu untuk bertandang ke tempat tinggal Siwa. Dia ditugaskan untuk menghancurkan daerah serta kewibawaan dewa tertinggi di jagat raya, yakni Dewa Siwa.
Serangan yang dilakukan oleh Ruhu ini membuat Dewa Siwa murka. Dari satu titik antara alis dan keningnya muncul satu makhluk yang memiliki kekuatan sangat dahsyat yakni Banaspati. Kemudian ia ditugaskan untuk membasmi Ruhu.
Setelah bisa menghabisi musuhnya, ternyata makhluk yang tercipta dari Dewa Siwa ini tanpa henti memakan segala sesuatu yang ditemuinya. Hingga Dewa Siwa menyadari adanya masalah baru, dan segera memerintahkan supaya sang raksasa sakti ciptaannya segera memakan tubuhnya sendiri.
Perintah Siwa langsung dilakukan, hingga Siwa berkata “Sejak saat ini engkau anakku bernama Kirtimukha dan aku nobatkan engkau untuk menjaga istanaku, engkau tinggal diambang pintuku, engkau akan termasyur. -
- Barang siapa yang masuk tanpa menyembahkan mu mereka tidak akan mendapatkan rahmatku” Semantara itu dalam Budaya Indonesia, Banaspati diyakini merupakan salah satu sosok yang mengadopsi ilmu hitam pada masa kerajaan Majapahit.
Ia memiliki garis keturunan dari siluman bangsa api dan menjadi salah satu raja lautan. Ketika banaspati memimpin bangsa siluman, banyak sekali manusia yang menjadi korban dari keganasannya.
So gimana menurut kalian?
Bagi yang belum baca series horor yuk baca dulu kisah bima dkk, sudah tersemat di index bagi yang mau baca versi ebook bisa mampir ke link berikut. Terimakasih
Saat kita merasa sakit tentu kadang kita bakal pergi ke dokter untuk berobat dan berharap bisa sembuh setelahnya. Namun bagaimana jika justru dokter yang kita datangi malah membuat kondisi kita memburuk dan mengakibatkan kematian.
Sebuah kasus yang cukup menggemparkan di Inggris kala itu. Harold Shipman seorang dokter yang menyalah gunakan posisinya untuk membunuh pasien dengan suntikan yang mematikan.
Spoiler
“WHUAHAHAH” terdengar suara Kromosengkono gembira, sedang Pak Arif merasa benar-benar bahagia melihat itu. “MODAR KOE KABEH” (mati kamu semua) ucap Kromosengkono.
“Ra mungkin, ora mungkin” (Tidak mungkin, tidak mungkin) ucap Dewi terlihat shock melihat benda yang ada di tangan Bima.
KI Ganang juga mundur beberapa langkah, keterkejutannya membuat dirinya tidak bisa mengatakan apa-apa dalam beberapa saat.