Kejadian ini merupakan sebuah pengadaptasian sosial yang di alami oleh salah satu orang bernama Wati saat diriya disantet oleh mantan pacarnya sendiri hingga berujung maut.
Wati merupakan seorang karyawati di salah satu perusahaan di Jawa Barat. Ia memiliki seorang pacar bernama Arif. Awal-awal mereka berpacaran, tidak ada satu pun kendala atau masalah. Keduanya masih dalam kisah percintaan yang sama seperti yang lainnya.
Namun ketika memasuki bulan ketiga mereka berpacaran, orang tua Wati meminta kepada Arif untuk segera menikahi Wati. Alasannya adalah agar hubungan mereka bisa segera halal dan menjadi pasangan yang sah.
Akan tetapi, saat itu Arif belum siap di karenakan dirinya masih banyak tuntutan dari keluarganya sendiri Alhasil, orang tua Wati pun meminta kepada Arif untuk tidak berhubungan lagi kepada Wati sampai benar-benar dirinya siap untuk menikahi Wati.
Arif merasa aneh dengan pola pikir orang tua Wati yang tidak sesuai dengan jalan hidupnya.
Orang tua Wati juga meminta mahar yang sangat besar. Karena memang sudah sangat mencintai Wati, arif pun meminta kesempatan kepada orang tua Wati agar bisa menikahinya. Orang tua Wati pun mengabulkan permintaan Arif.
Arif diberi waktu 2 bulan agar bisa mengumpulkan mahar untuk bisa menikahi Wati. Dengan hati yang masih kecewa, arif tetap harus bekerja agar bisa menikahi Wati.
Dirinya juga rela lembur seharian agar bisa mengumpulkan mahar yang ditetapkan oleh kedua orang tua Wati terhadap dirinya.
Bulan pertama saat Arif mengumpulkan mahar masih berjalan lancar, Arif juga tampak bersemangat saat dirinya mengumpulkan sedikit demi sedikit pundi-pundi uang.
Namun tidak bagi bulan kedua. Arif merasakan kehancuran saat dirinya mengetahui kalau Wati ternyata telah dilamar oleh seseorang. Wati dilamar oleh seseorang yang kebetulan lebih mapan dari Arif sendiri. Hati Arif sangat hancur mengetahui pemberitaan itu.
Bahkan dirinya tidak bisa berbuat apa-apa. Tubuhnya berasa mati seketika, jiwanya menjadi hampa dan semangat pun semakin redup. Pengkhianatan yang dilakukan oleh kedua orang tua Wati memberikan luka mendalam bagi Arif sendiri.
Karena merasa sudah dipermainkan, arif pun langsung mendatangi keluarga Wati dan meminta penjelasan terkait pertunangan Wati dengan orang lain. Saat Arif menemui kedua orang tua Wati,
dirinya sudah tak berdaya saat melihat jari manis Wati telah diselipkan cincin yang menandakan pengikatan dirinya terrhadap orang lain. Arif sendiri meminta kepada Wati untuk menjelaskan hal tersebut.
Namun Wati hanya terdiam. Ia bahkan tidak bisa menjawab segala pertanyaan yang dilontarkan Arif kepada dirinya.
Alhasil, orang tua Wati meminta kepada Arif untuk meninggalkan serta mengikhlaskan Wati karena memang Wati sudah dilamar oleh orang lain.
Lelaki mana yang ikhlas ketika wanita pujaannya telah diambil oleh orang lain akibat pengkhianatan yang dilakukan oleh orang tua si wanita itu.
Arif masih berdiri di hadapan rumah Wati sambil membawakan uang mahar yang diminta oleh kedua orang tua Wati sebagai bentuk perjanjian mahar yang telah disepakatinya. Air mata Arif menetes secara perlahan.
Hatinya dipatahkan oleh pengkhianatan yang dilakukan oleh Wati dan juga kedua orang tuanya. Makian serta cacian terus dilontarkan dari mulut orang tua Wati kepada Arif yang memang belum mampu untuk menikahi Wati.
Bahkan orang tua Wati menyebutkan jika dirinya hanya menginginkan menantu yang mapan agar bisa hidup berkecukupan. Semua perkataan dan hinaan yang dilontarkan oleh keluarga Wati pun direkam oleh Arif.
Ia sendiri tidak bisa melakukan apapun selain membalaskan dendam terhadap pengkhianatan yang telah dilakukan oleh Wati serta kedua orang tuanya.
Arif berusaha untuk menegakkan kepalanya, melanjutkan hidupnya namun ia tidak akan lupa terhadap apa yang dilakukan oleh Wati terhadap dirinya.
Cinta yang sudah bersemi, kini berubah menjadi dendam yang begitu mengerikan. Di hadapan Wati dan juga orang tuanya, arif bersumpah akan membalaskan dendam dan membuat Wati hidup dalam penderitaan.
Arif juga bersumpah untuk tidak memaafkan seluruh keluarga Wati walau sampai sujud di hadapannya sekali pun. Karena dalam prinisip Arif, orang yang telah berkhianat adalah orang yang telah menciptakan kejahatan dalam dirinya sendiri. Arif pun pergi meninggalkan rumah Wati.
Keluarga Wati yang mendengar hal itu hanya bisa terdiam seribu bahasa. Mereka menganggap jika yang dikatakan oleh Arif hanyalah omong kosong belaka.
Sudah hampir tiga bulan semenjak hubungan Arif dan Wati terputus, wati sendiri merasa tidak ada sesuatu yang membuatnya takut. Kini ia telah memiliki seseorang lelaki yang mampu menjaganya tiap saat. Orang tua Wati sangat bahagia dengan keadaannya yang sekarang.
Lelaki yang menjadi tunangan Wati ternyata lelaki yang cocok menurut kedua orang tua Wati. Lelaki itu bernama Tomo.
Dia merupakan Salah seorang karyawan perusahaan besar yang ada di daerah Jawa Barat juga. Semua keinginan yang diinginkan oleh orang tua Wati pun dapat dipenuhi oleh Tomo.
Tepat di malam minggunya, tomo mengajak Wati untuk menuju ke sebuah restoran terkenal yang ada di daerah sekitar.
Setelah mereka makan malam dan mengobrol panjang lebar, mereka berdua pun memutuskan untuk pulang. Mereka berdua sangat menikmati suasana tersebut sampai-sampai lupa waktu hingga larut pagi.
Tepat jam 2 pagi di mereka pulang ke rumah. Namun, dalam perjalanan pulang Wati melihat sesuatu aneh yang berada di pinggiran jalan. Ia melihat ada seorang wanita dengan mengenakan gaun putih sedang menyebrang secara sembarangan di jalanan yang sedang ramai-ramainya kendaraan.
Sontak saja hal ini membuat Wati panik hingga motor yang dikendarai oleh Tomo terjatuh ke pinggir jalan tersebut. Wati terseret beberapa meter dari lokasi motor itu terjatuh.
Kedua kaki Wati terluka karena bergesekan dengan aspal jalanan itu. Berbeda dengan Wati, justru Tomo yang paling parah. Kepalanya membentur aspal hingga terjadilah pendarahan yang begitu hebat.
Kendaraan yang berada di sekitaran langsung berhenti dan orang-orang secara berbondong-bondong turun ke jalan untuk membantu Wati dan juga Tomo. Wati menangis saat itu karena melihat keadaan tunangannya yang sudah sekarat. Alhasil, tomo pun dilarikan ke rumah sakit.
Dalam perjalanan menuju rumah sakit, wati menggenggam tangan Tomo yang sudah melemah. Nafas Tomo juga sudah makin memberat. Darah dari kepalanya juga terus mengucur deras.
Hingga akhirnya, dalam perjalanan menuju rumah sakit, tomo pun meninggal dunia. Dengan meninggalnya tomo, wati teringat akan seseorang yang pernah ia sakiti yaitu Arif.
Selama berhari-hari, wati tidak mau makan dan yang diingatnya adalah sosok arif, mantannya. Tubuhnya menjadi kurus. Seiring berjalannya waktu, wati terkena penyakit aneh.
Di bagian punggungnya keluar benjolan aneh berwarna merah. Namun benjolan itu akhirnya menyebar ke bagian perut dan pahanya. Bukan hanya itu, wati juga seringkali termenung dan menyendiri di dalam kamar sembari mengucapkan nama ‘’Arif’’ Ia juga kadang berteriak-teriak sendiri
seperti orang gila. Keluarga Wati pun akhirnya membawa Wati ke salah kyai di dekat rumahnya. Tujuannya adalah agar Wati bisa disembuhkan dari ingatan Arif yang masih melekat di dalam pikiran Wati saat itu. Kyai itu menyebutkan bahwa Wati disantet oleh seseorang terdekat Wati.
Dan ternyata orang itu adalah orang yang memiliki kenangan dalam hidup lain yang tak lain dan tak bukan adalah mantan dari Wati sendiri yang bernama Arif. Kyai itu meminta kepada keluarga Wati untuk meminta maaf kepada Arif sebelum Wati semakin parah.
Pada akhirnya, keluarga tidak memiliki jalan lain selain membawanya ke rumah sakit gila. Namun, tidak ada tanda-tanda dari kesembuhan yang dialami oleh Wati. Bahkan bisa dibilang, wati semakin parah.
Tubuhnya semakin kurus, benjolan itu tidak pernah hilang walau menggunakan berbagai macam obat sekali pun. Sudah berobat ke sana kemari ternyata tidak ada tanda-tanda kesembuhan dari Wati. Hingga akhirnya, wati meninggal dunia.
Meninggalnya Wati membuat keluarga merasa kehilangan. Mereka juga merasa bersalah terhadap apa yang mereka lakukan terhadap kisah percintaan Wati dengan Arif dan memaksa Arif untuk menikahinya, namun ketika Arif sudah berjuang dan siap untuk menikahi Wati,
justru keluarga Wati mengkhianati Arif Alhasil, atas kejadian ini, keluarga Wati merasa terpukul dan menjadi bahan pelajaran. Tidak disangka, arif menjadi sosok ketiga dari kehidupan Wati dan berakhir dengan cara yang sangat mengenaskan.
Cok! Dari cerita barusan, gua pengen ngasih sedikit gambaran. Bayangin dah, kalo semisal di kehidupan kalian ada pengganggu dan terror mematikan dari #sosokketiga
Gua baru aja lihat poster dan trailer dari film #sosokketiga yang bener-bener bikin gua emosi banget sama tuh pelakor. Rasanya, pengen gua pelintir palanya dan cubit ginjalnya sampai bengkak. Brengsek, emang!
Gimana gak kesel coba, film ini bener-bener relate banget sama thread pendek yang gua tulis ini.
Dan uniknya, film ini mengangkat akan betapa brengsek dan bajingannya #sosokketiga yang menjadi pusat konflik dan pembuat terror yang mematikan. Serius, cok! ini film bakal pecahin semua permasalahn dunia perpelakoran yang bakal rilis di tanggal 22 Juni 2023.
• • •
Missing some Tweet in this thread? You can try to
force a refresh