Forensik, kegiatan medis yang berhubungan dengan jenazah manusia ini mungkin menjadi hal mengerikan bagi banyak orang. Kondisi jasad yang tidak lagi utuh, darah, isi perut dan lain lain menjadi hal yang tidak bisa dihindari dari pekerjaan ini.
Namun disisi lain, terdapat para dokter yang mengambil bidang ini sebagai spesialisasi mereka, satu diantaranya adalah dokter Stephanie, yang pada video terbaru RJL 5 diundang sebagai narasumber untuk membagikan kisah kisah yang mungkin diluar nalar dari profesinya itu.
Note : Seluruh detail lokasi, waktu dan identitas dari orang orang yang ditangani oleh dr Stephanie dan akan diceritakan pada thread ini dirahasiakan demi menghormati keluarga almarhum serta almarhum sendiri.
Salah satu kasus yang susah untuk dijelaskan secara logis pernah dr Stephanie alami saat ia menangani kasus meninggalnya seorang anak perempuan yang menghilang saat bermain dengan teman temannya di dekat rumah korban.
Terakhir kali anak itu terlihat saat mencoba bersembunyi di dekat jembatan yang dibawahnya terdapat aliran sungai, diketahui ia dan teman temannya sedang bermain petak umpet. Namun saat semua temannya sudah berkumpul dan ditemukan, korban justru tidak kunjung terlihat.
Setelah menunggu beberapa saat, teman temannya saat itu coba memeriksa ke rumah korban, barangkalo korban sudah lebih dahulu pulang. Namun orang tuanya menyebut korban belum pulang sejak terakhir izin bermain.
Akhirnya, korban dinyatakan hilang. Setelah melalui pencarian oleh warga dan petugas selama 3 hari, jenazah anak perempuan tersebut akhirnya ditemukan pada aliran sungai beberapa ratus meter dari rumahnya dengan keadaan yang sudah memprihatinkan.
Tubuhnya sudah mengembung, warna kulitnya sudah berubah kehitamab dan beberapa bagian kulitnya sudah mengelupas, ini diakibatkan lamanya tenggelam di sungai dan adanya kemungkinan ikan ikan yang menggigiti daging serta kulitnya.
Jenazah kemudian dibawa ke bagian forensik, tempat dr Stephanie, narasumber cerita ini, bertugas. Jenazah diserahkan kepada dokter untuk mengecek apakah penyebab kematian memang karena hanyut atau ada unsur pidana yang terjadi sebelum kematian korban.
Sebelum pemeriksaan dimulai, setelah jenazah masuk ke ruangan, tiba tiba saja ibu dari korban mendatangi dr Stephanie dengan membawa sebuah kotak boneka dan baju.
Ibu itu menyerahkan boneka dan baju itu kepada dokter sambil berpesan..
“Dokter, ini ada baju dan boneka yang anak saya udah lama banget pengen beli tapi baru terbeli sekarang. Mau minta tolong dikasihkan ke anak saya ya.. “
Dengan hati terenyuh, dokter Stephanie menerima boneka dan baju itu dan mengiyakan permintaan ibu tersebut.
Ketika di dalam ruangan, salah satu pendamping dr Stephanie memberinya informasi tentang orang tua korban.
Ibu yang menyerahkan boneka dan baju itu memang adalah ibu dari anak yang akan mereka periksa. Saat anak ini hilang, ibu itu mulai depresi dan benar benar kebingungan.
Ia segera membeli hal hal yang diinginkan sang anak dengan harapan anak tercintanya akan segera pulang dan bermain dengan boneka impiannya itu.
Menurut keterangan petugas itu juga, boneka tersebut sering ibu korban letakkan di ruang tengah menjelang maghrib dan sesekali ia peluk sambil mengatakan
“Adek.. adek ayo pulang.. ini udah mamah beliin bonekanya...” dan itu terjadi selama 3 hari pencarian sang anak.
Ketika kabar memilukan bahwa anaknya ditemukan dalam keadaan meninggal, ibu tadi hanya berkeinginan benda yang jadi impian anaknya ini bisa menemani sang anak di peti matinya..
Kembali ke proses autopsi, setelah diperiksa, baik dari segi luka luka di tubuh, pakaian dan serangkaian pemeriksaan lainnya, didapatkan kesimpulan bahwa anak perempuan itu memang meninggal karena tenggelam.
Karena tidak ditemukan kejanggalan apapun, jenazah kemudian dirapihkan kondisinya dan diganti bajunya dengan baju pemberian sang ibu tadi.
Dr Stephanie juga membuka boneka pemberian ibu tadi dari kotaknya dan menaruhnya sementara dalam posisi tidur di atas meja untuk nantinya disimpan di samping jenazah korban. Boneka tersebut adalah boneka plastik dengan beberapa aksesoris seperti sisir, pita rambut dan lain lain.
Namun saat sedang merapihkan baju korban, tiba tiba saja dari arah kanan terdengar bunyi sesuatu yang bergerak gerak.
Dr Stephanie dan teknisi yang menemaninya sempat menghentikan pekerjaannya sementara untuk mengecek sumber suara tersebut.
Saat dr Stephanie menoleh, tidak ada gerakan atau hewan apapun di belakangnya, hanya saja dr Stephanie menyadari satu hal.. boneka tadi, entah bagaimana caranya sudah dalam posisi duduk..
Dr Stephanie masih mencoba berpikir positif, mungkin tadi ia lupa kalau sebelumnya ia menaruh boneka dalam posisi duduk. Ia dan teamnya lalu meneruskan pekerjaan mereka.
Namun tidak berapa lama, suara yang sama kembali terdengar...
Sekali lagi dr Stephanie menoleh ke sumber suara dan tidak ada apapun disana.. tapi lagi lagi, boneka itu sudah dalam keadaan yg berbeda.. Posisinya masih duduk, tapi aksesoris sisir yg tadi dijejer di samping boneka tersebut, kini sudah ada di genggaman tangan boneka itu..
Para teknisi yang membantu dr Stephanie dan dr Stephanie sendiri saling tatap ketika menyadari hal ini. Namun memang ada banyak hal yang tidak bisa dijelaskan secara logika. Tidak ada yang menyentuh boneka itu daritadi karena semua teknisi bekerja di hadapan dokter.
Dr Stephanie kemudian melanjutkan pekerjaannya hingga selesai, dan kini hanya tinggal meletakkan boneka tadi di sisi jenazah sesuai permintaan ibundanya.
Namun saat akan diambil, ternyata boneka tadi sudah tergeletak jatuh di lantai.
Tapi saat dr Stephanie mengambilnya, boneka itu terlihat berbeda. Rambut boneka itu sudah rapi seperti baru disisir dan sudah terpasang pita di rambutnya. Hal yang tidak ada di rambut boneka itu sebelumnya..
Saat itulah dr Stephanie sadar, bahwa anak perempuan yang sudah terbujur kaku di hadapannya ini mungkin masih sangat ingin bermain. Apalagi mainan yang ada di sampingnya ini adalah mainan yang sudah sejak lama ia inginkan, dan baru ia dapat ketika ia sudah meninggal dunia.
Dr Stephanie lalu mengajak anak ini berbicara, suatu hal yang biasa ia lakukan kepada para pasiennya jika mendapati hal hal seperti ini..
“dek, ibu tau adek masih mau main ya?.. itu udah dibeliin boneka tuh sama mamah. Abis ini pulang dulu ya ke rumah mamah sama papa, terus adek ikhlas ya sama apa yang terjadi sama adek.. ibu akan mendoakan adek kok” ujar dr Stephanie sambil menaruh boneka itu di sisi jenazah.
Setelahnya, peti anak itu ditutup dan diserahkan ke rumah duka.
Satu hal yang langsung terpikirkan oleh dr Stephanie saat itu adalah, bagaimana cinta antara anak dan orang itu benar benar ada dan "sampai" meskipun keadaannya sudah terpisah seperti itu..
Itu baru satu diantara banyak kisah unik dan tidak terlupakan dari seorang dokter forensik, dr Stephanie selama masa karir berliau sejak tahun 2012 lalu hingga sekarang.
Saat diundang di RJL 5 – Fajar Aditya, ia juga membagikan kisah lainnya yang sulit rasanya untuk dijelaskan secara logis, seperti kasus jenazah mantan pemilik ilmu kebal, hingga permohonan maaf dari korban kecelakaan lalu lintas kepada ibunya..
Penasaran? Simak pengalaman lain dari dr Stephanie selengkapnya di video terbaru Youtube RJL 5 – Fajar Aditya yang berjudul
“DOKTER FORENSIK : MENYAMPAIKAN SUARA DARI MEREKA YANG SUDAH TIDAK BISA BERSUARA” dengan klik lini dibawah ini
• • •
Missing some Tweet in this thread? You can try to
force a refresh
Maaf ya menunggu lama, cerita akan kita mulai InsyaAllah malam ini, jam 20.00 wib. Silakan titip titip, like atau retweet dulu biar ga ketinggalan nanti malam
Bagi yg baru bergabung, part sebelumnya Bukit Orang Bunian bisa dibaca disini : Part 1-4
Terlepas dari absurdnya skrang, tau ga kalian kalo Depok itu udah merdeka duluan sejak 1714 dan bahkan pernah punya presiden sendiri?
Depok bahkan menolak bergabung dengan RI hingga terjadilah peristiwa Gedoran Depok pada Oktober 1945 oleh BKR untuk memaksa warga Depok tunduk.
Depok semula adalah tanah yang dimiliki oleh Cornelis Chastelein. Seorang pedagang sukses yang membeli banyak tanah disekitaran batavia guna dijadikan kebun. Dimulai dari Siringsing (Sekarang Srengseng Sawah), Tiang 17 (Cimanggis), dan Tiang 21 (Pancoran Mas).
Di lokasi lokasi ini kemudian Chastelein membentuk organisasi jemaat protestan bernama De Eerste Protestante Organisatie van Kristenen yang disingkat DEPOK. (dikutip dari tulisan Han Soedira "Depok Lama")
TRAGEDI TRISAKTI DAN GUGURNYA 4 MAHASISWA PAHLAWAN REFORMASI
Jakarta, 12 Mei 1998
utas sejarah
Mei 1998, merupakan bulan terakhir berkuasanya Orde Baru sebelum kepemimpinan 3 dekade itu lengser lewat peristiwa reformasi.
Namun reformasi tidak didapat dengan mudah dan begitu saja. Pada perjalanannya, ada banyak nyawa dan korban yang berjatuhan, baik sebelum maupun setelah reformasi itu terjadi.
Abbas berdiri kaku membiarkan tetesan ludah itu terus berjatuhan ke wajahnya. Ia sudah mencapai titik tertinggi ketakutannya. Ia tidak bisa bergerak ataupun sekedar berteriak.
Ga salah kayaknya kalo gw jadiin film ini satu di antara film film horror Indonesia terbaik
yang rilis 2022 lalu..
Review Qodrat
Horror religi yang dikemas mendebarkan, apik dan ngena, tanpa harus terkesan menggurui penontonnya! twitter.com/i/web/status/1…
Qodrat mengisahkan tentang seorang ustadz yang memiliki trauma karena gagal meruqyah anaknya hingga berakibat sang anak meninggal. Karena hal itu juga, ia dipenjara dan sempat depresi.
Bertahun berlalu, Qodrat kembali dan hendak hidup sebagai orang biasa.
Namun ia justru… twitter.com/i/web/status/1…
Hal yang menjadi nilai plus ini adalah bagaimana sinematografinya yang ada diatas rata-rata film horor tanah air. Beberapa efek visual yang ditampilkan dan shot-shot yang benar benar memanjakan mata tersebut pada scene scene crusial film in. hal ini yang bikin gw dan temen nonton… twitter.com/i/web/status/1…