Restu Wiraatmadja Profile picture
May 22 202 tweets >60 min read Twitter logo Read on Twitter
SANTET KERANGKENG SUKMO (2)
“Serangan mematikan di Siti Pangaliran”
(Babad Keluarga Ningrat)

@bacahorror #ceritaseram #santet #ngiprikethek #bacahorror Image
Yang baru baca, alurnya dari ngipri kethek dulu, ya. Biar nanti nyambung ceritanya

Lanjut ke Si Danyang Lembah Jengges. Ikutin aja di situ sudah ada urutan part 1-8

Wait, beli makan dulu, yak! Yg kmren nungguin cerita ini, ayo siapin cemilan dll.
Bagian II
‘’ULAR BROTOSENO’’
Raden Sengkuni dengan bangganya memperlihatkan sesuatu yang ada pada dirinya terhadap orang-orang yang ada di sekitaran.
Baginya, memamerkan kemampuan terhadap orang-orang lemah adalah sebuah motivasi kepada para musuhnya untuk lebih kuat lagi dalam menghadapi orang-orang yang secara spiritual lebih dalam tahapannya.
‘’Kau masih sangat muda, raden muda. Kemampuan Pangaweruhmu masih belum bisa dikendalikan. Bagaimana jadinya, jika lowo (Kelelawar) yang ada di dalam diriku merenggut habis semua jiwa yang ada pada dirimu?’’ Tanya Raden Sengkuni kepada Raden Rahardian
Seluruh ruangan mendadak menjadi sangat panas. Tampaknya, salah satu kemampuan dari Raden Sengkuni juga bisa memadatkan suhu yang ada di dalam ruangan.
Itu berarti, jengges yang menjadi kekuatan utamanya adalah salah satu bagian dari kemampuan yang dimiliki oleh Raden Sengkuni itu sendiri.
Perlahan, raden suropto mendekati Raden Rahardian. Ia lebih memilih jalan cepat untuk menyelesaikan semuanya agar Raden Artonegoro bisa dibebaskan dengan cepat.
Raden Suropto membisiki sesuatu ke telinga Raden Rahardian yang berisi,
‘’Raden Muda, tidurlah sejenak. Kita akan cepat membawa Bapakmu pergi dari sini. Jika tidak, kemungkinan besar semua jiwamu akan disedot habis oleh siluman lowo.’’ Ucap Raden Suropo
Setelah dirinya mengucapkan kalimat tersebut, raden suropto segera memukul bagian tengkuk Raden Rahardian tubuhnya ambruk.
Hal ini membuat Raden Artonegoro sedikit terkejut. Dia bahkan tidak mengetahui sedikit rencana yang sedang dijalankan oleh Raden Suropto agar bisa kabur dengan cepat dan menghindari pertumpahan darah.
‘’Apa yang kau – ‘’ Ucap Raden Artonegoro
‘’Kang Mas Sengkuni, silahkan dimulai ritualnya. Kami tidak ingin berlama-lama di tempat ini. Rasanya, kami seperti terpanggang di dalam sebuah oven.’’ Ucap Raden Suropto
Raden Sengkuni tertawa mendengar aksi penyerahan Raden Rahardian kepadanya tanpa adanya drama sedikit pun.
Baginya, langkah yang di ambil oleh Raden Suropto sangatlah tepat. Akan tetapi, dia tidak menyadari akan hal yang disinyalir sebagai bagian dari rencana Raden Suropto itu sendiri.
Dengan cepatnya, raden sengkuni segera menyeret tubuh Raden Rahardian. Ia kemudian meminta kepada yang lainnya untuk keluar dari ruangan agar ritual itu segera dilakukan.
Raden Suropto mengikuti perintah yang diarahkan oleh Raden Sengkuni. Walau terbilang sangat sulit, tetapi dirinya tidak bisa melakukan apapun kecuali memperkecil permasalahan dengan segala sesuatu yang ada.
Di sela-sela Raden Sengkuni akan melakuakan sebuah ritual belah raga, raden artonegoro segera mendekati Raden Suropto. Dia ingin menanyakan apa yang sedang dilakukannya sampai-sampai harus merelakan Raden Rahardian ke tangan Raden Sengkuni.
‘’Apa yang kau lakukan, kang mas? Mengapa kau membiarkan Rahardian untuk melakukan ritual tersebut? Bagaimana jika kemampuan pangaweruhnya diambil? Kita semua bisa tamat!’’ Jelas Raden Artonegoro
Dengan tegasnya, raden suropto menjelaskan apa rencananya agar semua cepat selesai tanpa mengorbankan apa yang dimaksud oleh Raden Artonegoro yaitu kemampuan pangaweruh milik Raden Rahardian.
‘’Dengarkan aku, arto. Aku tahu apa yang kau takutkan selama ini. Namun, anakmu memiliki sesuatu yang tidak dimiliki oleh kita. Dari dalam tubuhnya, terdapat sebuah seorang petapa yang sudah hidup dalam zaman kerajaan terdahulu.’’ Jelas Raden Sengkuni
Setelah Raden Suropto menjelaskan hal tersebut, raden artonegoro menjadi paham mengapa pamannya ini sengaja melakukan hal tersebut kepada Raden Rahardian.
Kemungkinan besar, kemampuan pangaweruh tidak akan bisa diambil oleh Raden Sengkuni. Ini disebabkan, sesuatu yang memang sudah berada di dalam tubuh Raden Sengkuni sendiri sudah memperhitungkan hal tersebut.
‘’Apa jadinya jika kemampuan Pangaweruh akan diambil oleh Raden Sengkuni?” Tanya Raden Artonegoro kepada Raden Suropto terkait dengan resiko yang akan terjadi jika kemampuan pangaweruh tersebut direbut.
Raden Suropto mengambil sebuah koin yang berada di dalam kantong jasnya. Ia kemudian menunjukkan kepada Raden Artonegoro terkait dengan perumpamaan dari kemampuan pangaweruh yang akan diambil dari empu atau pemiliknya.
‘’Ibarat koin ini, kemampuan pangaweruh sendiri memiliki sebuah penggambaran yang berbeda.’’ Jelas Raden Suropto
Ia kemudian melemparkan koin itu ke atas lalu dibiarkan terjatuh ke lantai. Terciptalah sebuah bebunyian gemrincing yang dihasilkan dari koin tersebut. Bukan hanya itu saja, koin tersebut juga memiliki dua pilihan dalam perannya.
‘’Ada dua kemungkinan jika kemampuan pangaweruh tersebut diambil. Pertama, kemampuan tersebut akan merenggut seseorang yang bukan pengguna turunannya. Kedua, pengguna aslinya akan mengalami sakit-sakitan hingga ajal tiba.’’ Jelas Raden Suropto
Dengan begitu, ada dua kemungkinan yang mungkin saja terjadi jika kemampuan pangaweruh tersebut jatuh kepada Raden Sengkuni.
1. Bisa saja, raden sengkuni akan mendapatkan apa yang dia mau dan dia juga bisa memberikan resiko yang berat bagi Raden Rahardian sendiri.
Dengan dilakukannya sebuah ritual belah raga, hal ini memungkinkan adanya kerentanan dalam tubuh Raden Rahardian sendiri. Jika itu terjadi, raden rahardian bisa saja meninggal dunia karenanya.
1. Jika memang kemampuan pangaweruh tersebut diambil paksa oleh seseorang yang bukan pengguna asli atau memang dia yang masih memiliki garis keturunan, maka akan berakibat fatal bagi orang tersebut.
Bisa saja, orang tersebut akan mendapatkan tulah dengan hal yang mengerikan. Seperti yang sudah disebutkan oleh Raden Suropto, kemampuan pangaweruh akan merenggut tubuhnya sendiri.
Raden Artonegoro memahami apa yang menjadi sebuah batasan yang akan dilakukan oleh orang-orang yang memiliki kemampuan tersebut dan orang-orang yang berkeinginan untuk memiliki kemampuan tersebut.
Bisa dibilang, segala sesuatu memiliki resikonya tersendiri. Dan untuk Raden Suropto, dia sepertinya sudah memperhitungkan hal tersebut dalam-dalam.
‘’Tenanglah, arto. Semuanya akan baik-baik saja. Jika kau ingin menang, cobalah ketahui strategi musuhmu. Namun, jangan sampai dirimu juga tidak memiliki sebuah strategi untuk bisa mendapatkan apa yang kau inginkan kembali.’’ Jelas Raden Suropto
Kini, raden artonegoro seperti melihat seseorang yang sudah dikenalnya dulu. Raden Suropto benar-benar memiliki figur yang sama seperti Kang Waris.
Dia benar-benar memberikan nasihat-nasihat serta solusi yang baik untuk segala sesuatu yang akan di hadapinya di masa yang akan datang.
Selama ritual tersebut berlangsung, mereka berdua tidak bisa melakukan apapun dikarenakan seluruh penjaga dari Raden Sengkuni benar-benar telah menjaganya hingga mereka tidak bisa melakukan apapun.
Sampai akhirnya, setelah setengah jam lamanya, raden sengkuni keluar dari ruangan tersebut. Ia langsung menatap wajah Raden Artonegoro dengan tatapan yang tidak biasa.
‘’Anakmu memang hebat, arto. Dia masih kuat. Seharusnya, dia sudah mati dan tidak bisa melakukan apapun begitu aku renggut kemampuan pangaweruhnya.’’ Ejek Raden Sengkuni
Raden Artonegoro hanya terdiam. Ia kemudian dipersilahkan oleh Raden Sengkuni untuk membawa Raden Rahardian dan dipersilahkan juga untuk meninggalkan pabrik bawang.
Saat dimana Raden Artonegoro buru-buru untuk masuk ke dalam ruangan, ia terkejut saat mendapati Raden Rahardian dalam keadaan yang sangat mengenaskan.
Wajahnya sudah memucat dengan kedua tangan yang terikat oleh sebuah tali tambang. Kedua kakinya dibiarkan menekuk dan kepalanya dibiarkan mendongak ke bagian langit-langit ruangan.
Raden Artonegoro meneteskan air matanya. Ia tidak rela jika Raden Rahardian benar-benar dalam keadaan yang tidak baik-baik saja. Namun untuk sekarang, raden artonegoro hanya memprioritaskan keselamatannya. Dia tahu, dia yang sekarang tidak memiliki apapun.
Jika dia nekat untuk memerangi Raden Sengkuni dan para sekutunya, itu sama saja bagi dirinya dan juga yang lainnya untuk menyetorkan nyawanya kepada Raden Sengkuni dan komplotannya.
Raden Artonegoro segera menggotong tubuh Raden Rahardian dan membawanya keluar dari ruangan. Sedangkan Raden Suropto, dirinya sudah meminta kepada Raden Sengkuni untuk mengantarkannya kembali ke tempat semula.
Hal itu pun disetujui oleh Raden Sengkuni. Hanya saja, ada sesuatu yang memang sudah dipikirkan oleh Raden Sengkuni terkait dengan langkah yang sedang direncanakan oleh Raden Suropto.
‘’Aku tidak tahu apa yang sedang kau rencanakan, ular brotoseno. Akan tetapi, jika kau bermain-main denganku, aku tidak akan tega untuk mengikat sukmamu.’’ Jelas Raden Sengkuni
Dengan bangganya, raden suropto menantang balik apa yang menjadi sebuah peringatan keras untuk dirinya sendiri.
‘’Silahkan, kang mas raden. Sebenarnya, dalam hidup ini hanya ada dua macam manusia. Dia adalah seorang pecundang atau dia adalah orang yang siap mati di medan perang.’’
Kalimat itu menjadi penutup bagi mereka semua. Raden Suropto segera meminta kepada Raden Artonegoro untuk membawa Raden Rahardian pergi meninggalkan pabrik bawang.
Asal Mula Siti Pangaliran
Dahulu, sebelum orang-orang Belanda mulai merusak semua lahan para rakyat yang sengaja menyembunyikan diri dari segala perintah dan keinginannya terhadap tanam paksa, mereka semua berlari ke sebuah tempat yang disebut sebagai Siti Pangaliran.
Dilihat dari tempatnya, siti pangaliran adalah sebuah tempat biasa yang merupakan desa tempat bersembunyinya para pejuang yang ingin bertahan hidup dengan cara menjalankan kegiatan spiritual dan menyebarkan agama islam secara menyeluruh.
Akan tetapi, ada seorang penghianat yang berasal dari siti pangaliran yang sengaja membocorkan terkait dengan sebuah persembunyian para perjuang.
Karena hal tersebut, terciptalah sebuah pertumpahan darah yang begitu besar. Banyak para pejuang yang tewas akan peristiwa tersebut. Tidak sedikit penyiksaan yang dialami oleh anak kecil dan para wanita.
Beberapa dari mereka yang masih perawan diperkosa secara bergilir. Lalu, anak kecil dipaksa untuk membawa bebatuan besar agar tubuhnya cepat lelah lalu meninggal dunia.
Karena itulah, siti pangaliran menjadi tempat berdarah bagi orang-orang yang dahulu pernah berjuang untuk memperjuangkan kehidupannya.
Sampai suatu ketika, ada seorang ulama besar yang memang sedang melakukan pelarian, beliau akhirnya mendatangi siti pangaliran karena sebuah perintah dari leluhurnya.
Olehnya, siti pangaliran disulap menjadi sebuah lokasi yang secara tempat dan penempatannya tidak bisa diketahui oleh orang-orang yang memang memiliki niat jahat.
Akan tetapi, langkah dari ulama tersebut ternyata diketahui oleh orang-orang Belanda. Hal ini disebabkan, orang yang dulunya berkhianat hingga menyebabkan pertumpahan darah tersebut kembali memberitahu kepada orang-orang belanda.
Dalam percakapannya, salah satu petinggi Belanda tersebut menanyakan kepada seorang penghianat yang diketahui bernama Beniqto.
‘’Beniqto! Waar is de geleerde genaamd Umar?’’
(Beniqto! Dimanakah seorang Ulama yang bernama Umar itu?)
Ternyata, ulama yang disebut-sebut sebagai orang yang mampu menutupi siti pangaliran dari orang-orang yang memiliki niat jahat bernama Haji Umar.
Pertanyaan itu membuat Beniqto menjadi kepala besar. Dia bahkan meminta penawaran khusus kepada Petinggi Belanda tersebut.
‘’Hoeveel gulden wilt u mij betalen, meneer?’’
(Berapa gulden yang ingin Anda bayarkan kepada saya, Tuan?)
Dengan wajah yang kesal, petinggi belanda itu menyuruh kepada salah satu bawahannya untuk mengambil sebuah kantung kecil berisikan sebuah koin gulden yang menjadi mata uang khusus saat itu.
‘’Vertel de exacte locatie. Ik geef je tweeduizend gulden of als er iets misgaat, staat je hoofd op het spel.’’
(Beritahu lokasinya yang tepat. Aku berikan dua ribu gulden atau jika ada kesalahan, kepalamu yang akan menjadi taruhannya)
Beniqto menyetujui itu. Ia pun kemudian memberitahu terkait dengan lokasi yang menjadi sebuah tempat persembunyian dari seorang ulama yang benar Haji Umar.
‘’Hij verstopte zich in een plaats genaamd ''Siti Pangaliran.''
(Dia bersembunyi di sebuah tempat yang bernama ''Siti Pangaliran’’)
Tanpa berlama-lama, petinggi dari Belanda tersebut segera mengerahkan pasukannya untuk menuju ke sebuah tempat yang disebut dengan nama ‘’Siti Pangaliran’’.
Beniqto menjadi penghubung antara orang-orang Belanda yang menginginkan tubuh dari Haji Umar dengan tempat yang dimaksud sebagai Siti Pangaliran tersebut.
Sepanjang perjalanan, mereka bernyanyi dan memeriahkan aksi sebelum penangkapan. Kali ini, mereka akan menumpaskan semua orang-orang yang memang menentang segala titah yang diberikan oleh Pemerintahan Belanda saat itu.
Namun ternyata, isu dan rumor akan kedatangan seorang penghianat yang bernama Beniqto serta orang-orang Belanda untuk menyerang Siti Pangaliran sudah diketahui oleh Haji Umar sendiri.
Dia pun menyuruh salah satu warga untuk menyamar sebagai seorang nelayan tepat di hadapan gerbang dari Siti Pangaliran.
‘’Nanti, bawa jaring ikan lengkap dengan perlengkapan lainnya. Jika ada rombongan orang-orang yang menanyakan Siti Pangaliran, belokkan arahnya.’’ Ucap Haji Umar
Warga tersebut mengangguk paham. Ia kemudian segera mengambil segala perlengkapan yang disinyalir mirip seperti seorang nelayan.
Setelah membawa semua perlengkapan yang dibutuhkan, warga tersebut langsung berdiam diri tepat di hadapan sebuah gerbang sembari menunggu rombongan para pasukan Belanda yang ingin menyerang Siti Pangaliran.
Sedangkan Haji Umar, dia masuk ke dalam kamarnya lalu melaksanakan sholat rua roka’at untuk meminta dibuatkan tabir khusus yang menutupi Siti Pangaliran.
Tabir yang dimaksud adalah sebuah penghalang yang nantinya membuat para rombongan dari orang-orang Belanda tidak bisa mengenali daerah yang dia tuju.
Dan benar saja, satu jam kemudian, datanglah sebuah mobil khusus pengangkut para tentara Belanda dan terhenti tepat di hadapan seorang warga.
Beniqto yang menjadi orang pertama yang meyakini jika tempat yang ia singgah ini adalah Siti Pangaliran, tiba-tiba dia terkejut saat melihat bagian belakang dari seorang warga yang menyamar menjadi nelayan tersebut berubah menjadi sebuah lautan yang luas.
Para tentara Belanda menanyakan kepada Beniqto terkait kevalidan dari tempat atau lokasi yang disebut Siti Pangaliran. Beniqto pun menanyakan hal ini kepada seorang warga yang sedang memegangi jaring dengan kepala yang menunduk ke arah bawah,
‘’Dimanakah Siti Pangaliran berada?” Tanya Beniqto
‘’Siti Pangaliran? Di sini tidak ada sebuah desa yang bernama Siti Pangaliran.’’
‘’Tidak! Aku yakin! Tempat ini dulunya Siti Pangaliran. Bagaimana mungkin tempat ini berubah drastis menjadi sebuah lautan yang luas?’’
Beniqto hanya memegangi kepalanya saat itu. ia tidak bisa berkata apa-apa selain mempertanyakan tempat yang baru saja ia singgahi.
Dalam kepalanya, beniqto memuat berbagai pertanyaan yang menurutnya cukup aneh untuk dipertanyakan.
‘’Bagaimana bisa sebuah daerah yang dahulunya adalah pedesaan kini berubah drastis menjadi sebuah lautan yang luas? Siapakah orang yang membuat tabir dan menutupi pandangannya?”
Sekali lagi, beniqto meyakinkan warga tersebut. Namun, tidak ada hasil yang benar-benar menyajikan jika tempat tersebut adalah sebuah desa yang bernama Siti Pangaliran.
Setelah memikirkan berbagai macam hal, beniqto dan para tentara Belanda pun kembali lagi dengan penuh penyesalan. Sedangkan warga tersebut, dia hanya bisa menunggu di sana sampai berbunyinya suara adzan ashar.
Dan setelah adzan ashar berbunyi, tempat yang ada di belakangnya, kini berubah kembali menjadi sebuah Desa yang bernama ‘’Siti Pangaliran.’’
Begitulah kira-kira terkait dengan sebuah desa keramat yang disebut dengan Siti Pangaliran. Nasib yang tragis pun akhirnya menimpa kepada Beniqto.
Dia akhirnya mendapatkan hukuman resmi dari petinggi Belanda. Nyawanya menjadi taruhan yang sebelumnya sudah menjadikan perjanjian di antara keduanya.
Hingga saat itulah, banyak kepercayaan yang menjadi saksi akan kekeramatan dari sebuah desa yang bernama Siti Pangaliran.
Untuk siapa saja yang memang memiliki niat jahat dan hati yang kotor ketika ingin memasuki desa ini, maka yang akan dia dapatkan adalah hanya lautan luas yang tidak berujung tanpa ada sebuah desa yang membatasinya.
Keputusan yang tepat yang di arahkan oleh Raden Suropto benar-benar mumpuni. Ia membawa Raden Rahardian ke Siti Pangaliran dan membiarkan Raden Artonegoro untuk meyakinkan kepada keluarganya akan keselamatan dari Raden Rahardian yang berada di Siti Pangaliran.
Keinginan ini menjadi sebuah keputusan terakhir bagi Raden Suropto ketika mendapati ambisi dari Raden Sengkuni yang menginginkan sebuah kemampuan dari Raden Rahardian sendiri.
Kemampuan Pangaweruh yang diminati oleh banyak orang sangat diyakini sebagai kunci kemenangan dari orang-orang yang menginginkannya.
Mereka dengan mudahnya akan menjadikan para pejabat sebagai budaknya dengan memiliki kemampuan pangaweruh tersebut. Para pejabat pemerintah yang tunduk kepadanya akan dengan segan memberikan apapun yang diinginkan oleh orang yang memiliki kemampuan tersebut.
Dengan begitu, kemampuan ini akan dijadikan ladang bisnis bagi orang-orang yang menjadikan kemampuan ini sebagai penentu masa depan bagi para pejabat pemerintah yang haus akan kekuasan. Karena itulah mengapa Raden Sengkuni sangat menginginkan kemampuan ini.
Jika dia berhasil mendapatkannya dengan sempurna, maka, dia akan dengan mudahnya untuk mengambil semua peran dari para pejabat pemerinta yang meragukan akan masa depannya.
Satu Minggu setelah Raden Rahardian berada di Siti Pangaliran.
Sudah satu minggu lamanuya semenjak Raden Rahardian dialihkan ke Siti Pangaliran.
Dia juga baru sempat siuman setelah satu minggu lamanya berada di tempat yang asing dan tidak ia kenali sama sekali. Wilayah yang kali ini dijejaki oleh Raden Rahardian bernuansa pesantren.
‘’I—ini? Aku dimana?’’
Di sebuah kamar yang kosong lengkap dengan banyaknya kitab-kitab yang berjajar di sebuah tumpukan meja, raden rahardian kebingungan. Dia terbangun dengan mengenakan pakaian berwarna putih lengkap dengan sarung layaknya orang baru melaksanakan sholat.
Raden Rahardian tidak mengingat apapun lagi. Yang dia ingat adalah tatkala dirinya diseret oleh Raden Sengkuni lalu tubuhnya terangkat ke langit-langit kamar. Setengah sukmanya sudah diambil oleh Raden Sengkuni demi mendapatkan kemampuan Pangaweruh yang diinginkannya.
Raden Rahardian tidak mengingat apapun semenjak itu. Bahkan setelah dia siuman, dia hanya bisa terkejut dengan nuansa baru yang dirasakannya saat ini. Dirinya seperti berada di sebuah tempat baru yang memungkinkan adanya hal-hal lain yang belum dia ketahui sebelumnya.
Dengan perasaan yang tidak menentu, raden rahardian pun mencoba untuk mengetahui terkait tempatnya sekarang. Ia kemudian berjalan keluar kamar untuk melihat sekitaran.
Betapa terkejutnya Raden Rahardian tatkala dirinya keluar dari kamar, dia melihat banyak sekali orang dengan mengenakan kopiah, sarung dan baju koko bagi para pria. Sedangkan untuk yang wanita, mereka mengenakan hijab dan pakaian yang sangat tertutup.
‘’A—aku dimana?”
Tidak berselang lama, pundak Raden Rahardian ditepuk dari belakang. Ia langsung menoleh sekaligus mengarahkan bonggeman mentah sebagai pelindung diri.
‘’Eit, eit! Sabar dong Raden Muda.’’ Ucap Mas Krishna
‘’Mas Krishna. Aku kira tadi siapa.’’ Jawab Raden Rahardian
‘’Bagaimana kondisi tubuh kamu? Sudah aman, kah?’’
‘’Sudah lumayan, mas. Tapi, aku merasa ada sesuatu yang menghilang dari tubuhku. Entah mengapa, aku seperti melihat sesuatu yang akan terjadi di masa depan.’’
Mas Krishna terkejut mendengar kalimat itu. Itu menandakan, kemampuan pangaweruh yang dimiliki oleh Raden Rahardian belum sepenuhnya sirna. Bisa jadi, kemampuan tersebut menolak terhadap Raden Sengkuni dan membiarkan dirinya mengendap di tubuh Raden Rahardian.
‘’Kamu yakin itu penglihatanmu di masa depan?” Tanya Mas Krishna
‘’Aku yakin, mas. Aku melihat ada seseorang yang diikat di alam lain. Lalu, di belakangnya, terdapat 7 orang dengan pakaian yang bermacam-macam. Namun, ada satu hal yang aku takuti.’’
‘’Apa itu?”
‘’Mereka memiliki seorang petinggi yang aura jahatnya sangat kental. Melebihi Raden Angkoro dan juga Raden Sengkuni.’’
‘’Apakah orang tersebut termasuk dari bagian yang tujuh?”
‘’Tidak, mas. Dia berbeda sendiri.’’
Mas Krishna terdiam sejenak. Ia mencoba untuk menyimpulkan sesuatu yang mungkin saja masih ada kaitannya dengan hal yang belum dia ketahui. Menurutnya, apa yang dimimpikan oleh Raden Rahardian memang benar adanya.
Sempat tersindir juga dengan apa yang dikatakan oleh Raden Sengkuni sebelumnya bahwa dirinya memiliki banyak relasi penuh terkait dengan orang-orang yang memiliki kanuragan hitam.
Bisa dipastikan, ada seseorang yang memiliki kemampuan lebih besar melebihi kemampuan dari Raden Angkoro dan juga Raden Sengkuni
‘’Mari kita bahas ini bersama dengan Kang Mas Suropto.’’
‘’Kang Mas Suropto? Bapak dan Ibu dimana, mas?’’
‘’Kita sedang berada di Siti Pangaliran. Sementara waktu, kau harus dilarikan ke sini mengingat dengan ambisi dari Raden Sengkuni yang menginginkan tubuhmu sepenuhnya.’’
Lanjut jam 9 malam, ya. masih lumayan panjang ...
‘’Jadi? Ritual di pabrik bawang itu?”
‘’Benar. Kau baru saja mengalami pembelahan raga. Sukmamu diambil olehnya. Tujuannya untuk menghindari hal yang serupa. Tenang saja. tempat ini dilindungi oleh tabir yang menutupi semuanya. Orang-orang yang terkecualikan tidak akan masuk.’’
‘’Orang-orang terkecualikan?”
‘’Kelak kau akan tahu tentang Siti Pangaliran.’’
Mas Krishna segera mengantarkan Raden Rahardian ke tempat dimana Raden Suropto berada.
Ternyata, raden suropto sendiri adalah salah satu bagian dari orang-orang yang berada di sebuah pesantren yang sekarang menempati Desa Siti Pangaliran. Pesantren di desa ini sangat banyak. Sampai-sampai, setiap rumah yang dijejaki di lokasi ini hampir memiliki pesantren.
Dan lokasi pesantren yang ditinggali oleh Raden Suropto beserta dengan Mas Krishna adalah sebuah lokasi yang berdekatan dengan pepohonan lebat. Konon, gerbang dari tabir di Siti Pangaliran tersebut berada di dekat pesantren yang berlokasi di pepohonan lebat.
Jika gerbang ghaib tersebut bocor atau terbuka, niscaya, akan banyak demit yang menyerang pesantren.
Tatkala dimana Raden Rahardian mendatangi Raden Suropto, momen yang sangat tepat saat itu Raden Suropto sedang sendirian. Dengan begitu, akan ada banyak hal yang mungkin saja diceritakan oleh Raden Suropto terkait dengan kejadian yang baru-baru saja terjadi saat itu.
‘’Kang Mas Suropto, raden muda kita sudah siuman.’’ Ucap Mas Krishna
‘’Weh, raden muda. Bagaimana dengan tubuhmu? Merasa lebih membaik kah?” Tanya Raden Suropto
‘’Lumayan, kang mas raden.’’
‘’Kemari duduk. Aku ingin berbicara denganmu.’’
Mas Krishna tahu, kini giliran Raden Suropto untuk memiliki waktu berdua bersama dengan Raden Rahardian.
Sepertinya, raden suropto benar-benar sangat menyayangi Raden Rahardian. Dia juga adalah orang yang bertanggung jawab atas tragedi yang baru saja menimpanya.
‘’Anu, kang mas raden. Benarkah sudah 7 hari tubuh saya terkapar?’’ Tanya Raden Rahardian
‘’Benar. Sudah 7 hari tubuhmu hanya terkapar di tempat tidur. Itu adalah hal yang wajar karena setengah sukma dari tubuhmu sudah diambil oleh Raden Sengkuni.’’
Raden Suropto menatap wajah Raden Rahardian dengan penuh kekhawatiran. Ia takut jika efek dari ritual tersebut belum juga usai. Dengan begitu, raden rahardian akan perlahan digerogoti oleh sesuatu yang mungkin saja ditanamkan oleh Raden Sengkuni.
‘’Lalu? Tempat ini. Mengapa aku dilarikan ke tempat ini? Kapan Ibu, bapak dan yang lainnya akan menjemputku, kang mas?” Tanya Raden Rahardian
‘’Untuk sekarang, kau berada di sini. Sangat tidak aman kau berada di luaran. Yang aku takutkan, raden sengkuni kembali berulah. Kini, orang yang menjadi incaran adalah dirimu, raden muda.’’
‘’Incaran? Karena kemampuan pangaweruhku?’’
‘’Benar. Namun, itu bukanlah tujuan utama mereka. Tujuan utama mereka adalah membuatmu berbelot (memiliki sifat berontak) terhadap keluargamu. Lalu, kau akan dipaksa untuk menjadi bagian dari orang-orang timur.’’
Entah mengapa, raden rahardian sendiri terkejut terkait dengan pernyataan yang diberikan oleh Raden Suropto terkait dengan ambisi-ambisi yang diinginkan oleh Raden Sengkuni pasca kekalahan Raden Angkoro 15 tahun silam.
Sebenarnya, mengapa Raden Sengkuni menginginkan Raden Rahardian untuk ikut serta dalam hal semacam itu dan menginginkannya berbelot dari keluarga ningrat? Apakah peran dari Raden Raharadian sendiri sangatlah penting?
‘’Lalu? Mengapa mereka mengambil kemampuan Pangaweruh? Jika mereka ingin menjadikanku berpihak kepadanya, mengapa mereka tidak menyanderaku?’’ Tanya Raden Rahardian
Raden Suropto tersenyum. Ia kemudian meletakkan tangan kanannya ke bagian dada Raden Rahardian. Sepertinya, ada sesuatu yang belum dikethaui oleh Raden Rahardian sendiri terkait dengan penjaganya yang selama ini menjadi momok menakutkan bagi Raden Sengkuni.
‘’Di dalam tubuhmu yang kecil, terdapat sesuatu yang besar. Penjagamu membuat Raden Sengkuni tidak berani menyanderamu. Sama halnya ketika Raden Angkoro ingin mengambil adikmu. Dia tidak mampu. Maka dari itulah mereka mengambil sesuatu yang kau miliki secara bertahap.’’
Apa yang baru saja dikatakan oleh Raden Suropto benar adanya. Memang, raden sengkuni mengincar tubuh dari Raden Rahardian.
Namun untungnya, raden rahardian masih bisa terjaga berkat sesuatu yang melindunginya sama seperti halnya Aisyah yang dilindungi oleh penjaga yang berasal dari trah utara
‘’Karena itulah aku meminta izin kepada Bapakmu untuk membawa tubuhmu ke Siti Pangaliran. Sehingga, kau masih memiliki waktu untuk membuat tubuhmu kembali normal.’’ Ucap Raden Suropto
Raden Rahardian hanya terpaku diam. Kedua tangannya menggenggam kuat seperti ingin membalaskan dendam kepada orang-orang yang memang menginginkan sesuatu yang bukan miliknya. Namun dia sadar, dia yang sekarang bukanlah apa-apa.
Raden muda ini harus mempelajari banyak hal termasuk berguru kepada Raden Suropto terkait pengendalian kemampuan pangaweruh yang dimilikinya.
‘’Kang Mas Raden … ‘’
‘’Ada apa, raden muda?’’
‘’Apakah aku bisa mempelajari ilmu kanuragan seperti halnya orang-orang yang memiliki Kanuragan?’’
‘’Tunggu dulu. Apa tujuanmu mempelajari keilmuan tersebut?”
‘’Aku tahu, langkahku sedikit berbeda aku masih teringat akan seseorang yang telah menjagaku dulu. Dia tewas saat berusaha melindungiku. Andaikan saat itu Bapak mau mempergunakan ilmu kanuragannya, mungkin saja, mas jaja tidak meninggal dunia karenaku.’’
Raden Rahardian masih teringat akan kematian dari Jaja yang menjadikan luka dalam seumur hidupnya. Baginya, ditinggalkan oleh seseorang yang telah melindunginya adalah luka yang memiliki jangka waktu lama untuk diobati.
Karena itulah, raden rahardian berkeinginan untuk mempelajari kanuragan kepada Raden Suropto.
‘’Tapi, apakah kau mampu, raden muda?’’
‘’Insya Allah, kang mas. Selama aku bisa menjadikan semuanya aman, aku akan melakukan apapun.’’
‘’Baiklah. Namun, untuk mendapatkan kanuragan tersebut, kau harus berendam di sebuah sungai yang bernama Sungai Resik.’’
‘’Sungai Resik?’’
‘’Sungai yang sangat sakral. Orang-orang yang memiliki keturunan darah jawa dilarang untuk berendam di sungai tersebut. Namun, jika kau mampu, kau akan mendapatkan sebuah kanuragan yang mampu menaklukan demit yang berada di sungai tersebut.’’
Di Siti Pangaliran, terdapat sungai yang konon katanya memiliki sebuah pantangan aneh. Konon, orang-orang yang memiliki darah jawa, mereka tidak boleh berendam di sungai tersebut. Karena itulah sungai ini disebut sungai resik.
Sungai yang bersih dari orang-orang jawa. Untuk alasannya tersendiri, sungai tersebut dihuni oleh sesosok demit berbentuk kuda dengan kepala manusia. Orang-orang di desa siti pangaliran menyebutnya sebagai Demit Kala Jaran.
‘’Penunggu sungai resik ini adalah Demit Kala Jaran. Demit yang memiliki tubuh seekor kuda dan berkepala manusia. Konon katanya, jika mendengar suara dari langkah demit ini, kita tidak diperbolehkan menengok atau melihat tubuhnya.’’ Jelas Raden Suropto
‘’Memangnya kenapa jika kita melihatnya?’’
‘’Kita akan mati dengan tubuh terdiam terpaku seperti membatu.’’
Raden Rahardian terkejut mendengar penjelasan tersebut.
Dia bahkan baru mengetahui terkait dengan kisah demit penunggu sungai yang sering digadang-gadang sebagai tempat mencari kanuragan.
Pantas saja, banyak orang yang menghindari hal tersebut karena penunggu dari sungai itu sendiri termasuk dari bagian demit yang sudah menempati Siti Pangaliran jauh sebelum seorang ulama yang bernama Haji Umar menempati tempat tersebut.
‘’Namun jangan khawatir, raden muda. Aku yakin, dengan kemauan dan tekadmu yang kuat, kamu akan mendapatkan apa yang kau inginkan. Kamu hanya perlu untuk bersabar untuk mendapatkan apa yang kau inginkan.’’ Jelas Raden Suropto
Raden Rahardian memahami apa yang baru dikatakan oleh Raden Suropto. Menurutnya, pangkal utama dari segala keinginan adalah kesabaran. Dengan memiliki sifat tersebut, kita akan dengan mudhnya mendapatkan apa yang diinginkan.
Peran dari Raden Suropto sendiri di pesantren itu adalah sebagai pengajar. Dia yang sudah sejak dulu mendalami keilmuan agama menjadikannya sebagai orang yang mengetahui terkait dengan jalan hidup yang dipilihnya.
15 tahun bukanlah waktu yang sebentar bagi Raden Suropto untuk mempersiapkan semuanya. Dia sudah menjadikan Siti Pangaliran sebagai tempat pelariannya dan juga sebagai pusat pembelajaran bagi Raden Muda untuk kedepannya.
Bagi Raden Suropto, siti pangaliran adalah sebuah tempat yang sangat aman.
Bahkan untuk orang semacam Raden Sengkuni dan juga Raden Angkoro sendiri, mereka berdua tidak akan bisa menembus tabir yang ada di pesantren di sekitaran Siti Pangaliran karena disinyalir semuanya tertutupi oleh gerbang ghaib yang sulit untuk ditembus.
Sementara itu …
Raden Sengkuni merasa jika tubuhnya ada yang tidak beres. Dia merasa masih kurang dengan apa yang dia inginkan. Baginya, untuk menyempurnakan setengah tubuhnya yang sudah ia korbankan kepada Raden Angkoro sangatlah mahal dan tidak ternilai.
Karena itulah, dia menginginkan sesuatu yang lebih dari kehidupan Raden Angkoro yang sudah dia bangkitkan kembali demi ambisinya yang akan segera terbentuk jika kemampuan pangaweruh tersebut sudah jatuh kepadanya.
Kali ini, raden sengkuni menuju ke ruangan Raden Angkoro. Dengan mudahnya, dia meminta kepada Raden Angkoro untuk melakukan sesuatu terhadap apa yang dia inginkan.
‘’Angkoro … ‘’ Ucap Raden Sengkuni
‘’Siap, kang mas raden. Apa ada yang perlu aku lakukan.’’
‘’Bagus, angkoro. Kau sudah mengetahui siapa tuanmu saat ini.’’
Raden Sengkuni meninggikan nada bicaranya. Baginya, menjadikan Raden Angkoro sebagai bawahannya adalah sebuah keajaiban yang sangat langka.
Bahkan, dengan menjadikannya sebagai budak, kini, raden sengkuni telah menyadari akan kedigdayaannya.
‘’Saat ini, aku membutuhkan kemampuan pangaweruh. Jagad ini (Negeri ini) dipimpin oleh beberapa orang-orang yang memiliki kanuragan hitam. Tuan kita semua (Petinggi dari Keluarga Ningrat berdarah rengget) menginginkan kemampuan yang lebih.
Akan tetapi, aku mencoba untuk melakukan apa yang aku inginkan. Jika dengan mendapatkan Raden Muda itu membuatku mampu mengalahkannya, maka, petinggi ningrat (Berdarah rengget) akan mampu menguasai pemerintahan di negeri ini.’’
Raden Angkoro hanya terdiam. Dahulu, ambisinya semenggebu-gebu layaknya seperti Raden Sengkuni, namun, semenjak saudaranya yaitu Raden Jogopati gugur di medan perang dan kekalahannya yang disusul akan hancurnya ritual ngipri kethek,
raden angkoro memilih untuk diam tanpa melakukan apapun.
‘’Sekarang, aku minta kepadamu untuk melakukan satu hal.’’ Jelas Raden Sengkuni
‘’Apa itu, kang mas raden?’’
‘’Kabarnya, saudara tidak sedarahmu itu (Raden Suropto) membawa Raden Muda ke Siti Pangaliran. Aku penasaran dengan tempat yang konon disebut-sebut sebagai tabir terbesar di jagad ini.
Bahkan, petinggi dari Belanda saja tidak bisa menemukan tempat yang ditutupi oleh gerbang ghaib tersebut.’’
‘’Siti Pangaliran?’’
‘’Sebuah tempat rahasia bagi orang-orang ningrat terdahulu yang melarikan diri dari kejaran Belanda.’’
Raden Angkoro langsung mengingat akan tempat tersebut. Dulu, saat dimana dirinya ingin melakukan ritual ngipri kethek, dirinya mengetahui tempat itu karena sebagai tempat dari pelarian saudara tirinya, raden suropto.
Kini, tempat tersebut adalah tempat keinginan yang diinginkan oleh Raden Sengkuni untuk bisa mendapatkan apa yang dia inginkan yaitu kemampuan pangaweruh milik dari Raden Muda.
‘’Akan tetapi, untuk membobol tempat tersebut, kita membutuhkan seseorang dari sana agar bisa bekerja sama bersama dengan kita. Apakah kau tahu siapa orang yang mampu menjadikannya sebagai orang suruhan nantinya?”
Raden Angkoro tersenyum. Dia disebut sebagai ularnya Brotoseno. Tentu saja, hal ini terlalu mudah baginya untuk bisa menciptakan apa yang diinginkan oleh Raden Sengkuni. Dia sudah memperkirakan target yang tepat untuk bisa membuka akses masuk dari Siti Pangaliran.
‘’Aku tahu siapa orang yang tepat untuk membuka akses dari Siti Pangaliran.’’
‘’Tidak heran jika mulutmu sangat berbisa, angkoro.’’
‘’Serahkan itu padaku.’’
Rencana dari Raden Angkoro menjadi sebuah rencana besar agar dirinya bisa menyukseskan keinginan dari Raden Sengkuni. Akan tetapi, dibalik tunduknya dia kepada Raden Sengkuni, ternyata, ada sesuatu yang diinginkannya lewat impian yang sengaja digerilyakan.
Raden Angkoro ingin mendapatkan sesuatu yang ada pada diri Raden Sengkuni. Mengingat kemampuannya sudah sangat layu, raden angkoro ingin mendapatkan kemampuan pangaweruh yang diinginkan oleh Raden Sengkuni juga.
Jika dirinya bisa mendapatkan kemampuan tersebut, tentu saja, dia akan mendapatkan sebuah sebutan yang pantas dari Petinggi Ningrat (Berdarah Rengget) yang saat ini masih menguasai negeri dan menundukkan para pemerintahan
Malam itu, langit berwarna gelap gulita. Tidak seperti biasanya, cahaya bintang dan bulan redup total. Suara bising dari burung gagak terus menghantui daerah di sekitaran Desa Siti Pangaliran.
Seperti biasanya, raden suropto menyuruh Mas Krishna untuk menyampaikan pesan kepada Raden Artonegoro.
Akan tetapi, saat perjalanan pulang menuju Siti Pangaliran, mas krishna dihadang oleh seekor monyet yang tengah duduk di tengah jalan yang saat itu sekitaran jalan benar-benar sangat sepi dan gelap gulita.
‘’Kethek?’’ Tanya Mas Krishna
Dia pun perlahan mendekati kethek (monyet) tersebut. Akan tetapi, saat dimana dirinya ingin mengusir monyet tersebut, tiba-tiba, terdengar suara monyet-monyet lainnya yang seakan-akan sedang mengincar dan menyuduti Mas Krishna.
Mas Krishna sontak terkejut. Ia kemudian mencoba untuk melarikan diri akan tetapi, langkahnya dihadang oleh seorang pria berjubah hitam yang sudah mengamatinya dari kejauhan.
‘’Bagaimana kabarmu, krishna?’’ Ucap pria asing yang menyapanya dengan wajah tertunduk
‘’Ka—au? Jangan-jangan.’’
Pria asing itu membuka penutup kepalanya. Ia kemudian memperlihatkan wajahnya yang salah satu bagian matanya ditutupi oleh penutup khusus guna menutupi kecacatan salah satu matanya.
‘’Raden Angkoro!”
‘’Rupanya kau masih ingat, krishna.’’
‘’Bagaimana kau tahu akan tempat ini?’’
‘’Apakah kau lupa? Dulu, aku adalah orang yang kau takuti sehingga kau melarikan diri untuk mempelajari tentang manuskrip keluarga-keluarga ningrat di masa lampau. Dan kini, kau lepas tangan seolah-olah kau tidak lagi takut kepadaku?”
Raden Angkoro sengaja menggertak Mas Krishna agar dirinya takut akan apa yang menjadi langkah terakhirnya dan berusaha membuatnya tertunduk agar bisa menuruti apa yang diinginkannya. Namun ternyata, mas krishna tidak memerlukan hal tersebut.
Dia bahkan berani tertawa di hadapan Raden Angkoro dengan nyalinya yang sangat besar.
‘’Hahaha! Bukankah waktu sangat berputar cepat, angkoro?”
‘’Sial, kau menertawaiku karena aku yang sekarang lebih lemah?’'
‘’Dulu, aku memang takut akan ritual ngipri kethekmu. Akan tetapi, semenjak aku tahu jika setelah kau dibangkitkan kemampuanmu menjadi layu, kini, aku tidak akan gentar untuk bisa merobohkan tubuhmu dan berlutut kepadaku saat ini juga.’’
Mas Krishna sebenarnya sengaja mempermainkan kalimat tersebut. Sejatinya, dia sangat takut. Dia bahkan tahu jika Raden Angkoro memiliki kemampuan yang di atas rata-rata manusia normal.
Akan tetapi, dia sengaja mengatakan hal tersebut agar Raden Angkoro merasa termakan akan perkataannya tersebut.
‘’KAU TAHU, KRISHNA? APA TUJUANKU SEBENARNYA MENDATANGIMU SAAT INI?’’
Tiba-tiba, suara dari Raden Angkoro menjadi lebih berat. Tubuhnya juga perlahan membesar disertai dengan tumbuhnya banyak bulu berwarna hitam yang menyelimuti seluruh tubuhnya.
Tanpa disadari, mas krishna telah membuat Raden Angkoro selangkah menjadi lebih menakutkan dengan merubah dirinya sebagai Siluman Kethek Ireng (Monyet Hitam)
‘’Sial!” Ucap Mas Krishna
Dia tidak punya pilihan lain kecuali melarikan diri dari Raden Angkoro yang belum sepenuhnya sempurna menjadi Kethek Ireng. Mas Krishna mencoba sekuat tenaga untuk bisa menggapai Siti Pangaliran karena di tempat itulah dirinya merasa aman.
Akan tetapi, belum juga dirinya sampai ke Siti Pangaliran, tiba-tiba, tubuh Mas Krishna terdiam bagaikan batu saat mendapati sosok Siluman Kethek Ireng itu sudah berada di hadapannya sekarang.
‘’Ang—koro??’’
‘’YEN AWAKMU PINGIN SELAMET, TURUTKE TITAHKU.’’
(JIKA TUBUHMU INGIN SELAMAT, IKUTI PERINTAHKU)
‘’Titahmu?’’
Tiba-tiba, muncul sebuah kabut yang menutupi SIluman Kethek itu. Tidak berselang lama, raden angkoro keluar dari pekatnya kabut tersebut sembari memberikan uluran tangan kepada Mas Krishna.
‘’Jadilah sekutuku, krishna! Bukakan akses Siti Pangaliran. Dengan begitu, hidupmu akan selamat dan kau akan terhindar dari kematianmu saat ini.’’
Part-3 akan update pada tanggal 16 mei 2023. Di part ini, peperangan akan dimulai antara orang-orang ningrat. Yang mau baca duluan bisa klik link di bawah ini

karyakarsa.com/Restuwiraatmad…

• • •

Missing some Tweet in this thread? You can try to force a refresh
 

Keep Current with Restu Wiraatmadja

Restu Wiraatmadja Profile picture

Stay in touch and get notified when new unrolls are available from this author!

Read all threads

This Thread may be Removed Anytime!

PDF

Twitter may remove this content at anytime! Save it as PDF for later use!

Try unrolling a thread yourself!

how to unroll video
  1. Follow @ThreadReaderApp to mention us!

  2. From a Twitter thread mention us with a keyword "unroll"
@threadreaderapp unroll

Practice here first or read more on our help page!

More from @RestuPa71830152

May 17
LUWANG MAYIT - BISIKAN KEMATIAN
(Dimana suara bisikan itu berbunyi, di situ dia berada)

#malamjumat #ceritaseram #pesugihan #ngunduhjiwo #luwangmayit
@bacahorror #bacahorror Image
Yang mau baca duluan, klik link di bawah ini, ya. Update Jam 8 malam.

karyakarsa.com/Restuwiraatmad…
Cerita ini adalah kelanjutan dari cerita Ngunduh Jiwo
Read 52 tweets
May 8
DISANTET OLEH MANTAN PACAR SENDIRI

A Thread
Kejadian ini merupakan sebuah pengadaptasian sosial yang di alami oleh salah satu orang bernama Wati saat diriya disantet oleh mantan pacarnya sendiri hingga berujung maut.
Wati merupakan seorang karyawati di salah satu perusahaan di Jawa Barat. Ia memiliki seorang pacar bernama Arif. Awal-awal mereka berpacaran, tidak ada satu pun kendala atau masalah. Keduanya masih dalam kisah percintaan yang sama seperti yang lainnya.
Read 48 tweets
Apr 7
SANTET KERANGKENG SUKMO (1)
“Serangan mematikan di Siti Pangaliran”
(Babad Keluarga Ningrat)

@bacahorror #ceritaseram #santet #ngiprikethek #bacahorror Image
Lanjutan dari cerita ini, ya.
Yang belum baca, baca dulu ya.
Bagian I
‘’PENANGKAPAN RADEN RAHARDIAN’’
Reuni itu adalah pertemuan pertama kalinya setelah 15 tahun lamanya pasca tragedi Ngipri Kethek.
Read 127 tweets

Did Thread Reader help you today?

Support us! We are indie developers!


This site is made by just two indie developers on a laptop doing marketing, support and development! Read more about the story.

Become a Premium Member ($3/month or $30/year) and get exclusive features!

Become Premium

Don't want to be a Premium member but still want to support us?

Make a small donation by buying us coffee ($5) or help with server cost ($10)

Donate via Paypal

Or Donate anonymously using crypto!

Ethereum

0xfe58350B80634f60Fa6Dc149a72b4DFbc17D341E copy

Bitcoin

3ATGMxNzCUFzxpMCHL5sWSt4DVtS8UqXpi copy

Thank you for your support!

Follow Us on Twitter!

:(