Ini istilah bagi keluarga muda yg harus menanggung beban dua keluarga. Yakni biayai anak2nya yg masih kecil. Dan jg biayai orangtuanya yg sudah pensiun namun nggak punya tabungan/penghasilan lagi.
Knp terjadi? Krn bad financial planning.
Kasus sandwich generation banyak terjadi di tanah air. Mungkin anda sendiri mengalaminya dlm lingkungan keluarga besar Anda.
Survei memang menunjukkan mayoritas orang Indonesia tidak siap secara finansial hadapi pensiun.
Orang tua yg sdh pensiun dan tak punya persiapan finansial ini akhirnya bergantung pada anak2nya untk menjalani hidup.
Financial planning memang suka dihindari saat muda.
Keluarga muda yg jd sandwich generation akan hadapi tekanan finansial yg rada berat.
Pd satu sisi ia harus biayai pendidikan anak2nya. Di sisi lain ia harus membiayai orang tuanya (plus adiknya juga jika ada).
Akhirnya tak ada uang tersisa buat investasi masa depan....
Akhinya sang keluarga muda tadi juga nggak siap hadapi masa tua krn nol investasi.
Kelak dia juga akan alami jebakan yg sama : bergantung pd dukungan finansial anak2nya saat prnsiun. Ciptakan sandwich generation bagi anak2nya.
Lingkaran muram akan kembali terjadi.
Bagi Anda yg masih muda atau keluarga muda....siapkan masa depan finansial anda sejak hari ini.
Agar kelak saat usiamu sudah uzur, anda tak akan jadi beban finansial buat anak2mu.
Namun ada juga fenomena yg katakanlah bisa disebut sbg Hamburger Generation. Kalau yg ini arrinya : opa biaya hidup anak2nya meski sang anak sudah menikah.
Bahkan biaya sekolah cucu yg biaya opa-nya.
Krn si anak nggak setajir opa-nya.
Ada jg yg kayak gini.
Solusi untk hindari sandwich generation : edukasi orang2 agar lbh serius persiapkan dana atau aset produktif buat bekal hari tua.
Agar kelak saat pensiun tidak akan bawa beban finansial buat anak2nya .
Salah satu cara bagus buat persiapan pensiun. Punya aset produktif yg menghasilkan. Misal punya 10 kamar kos2an. Atau punya 2 ruko yg bisa disewakan.
Usaha kos2an pilihan yg nyaman buat orang tua. Risiko nggak banyak dan simpel urusnya.
Asal lokasi bagus, pasti laku.
Bagaimana agar bisa punya uang buat bangun usaha kos2an?
Ya nabunglah. Dikit demi dikit.
Bangun 1 unit sejak usia 40 thn. Hasilnya buat bangun lagi.
Pas usia 56 pensiun, bisa punya 10 - 15 unit. Cukup memadai buat jalanin hidup saat nggak lagi kerja krn usia tua.
Intinya sejak usia 35an sudah harus persiapan agar punya aset produktif yg bisa hasilkan passive income.
Agat kelak saat pensiun bisa hidup mandiri. Tak harus bergantung pd kiriman bulanan dari anak2nya.
Makin muda mulai persiapannya, makin bagus.
Earn more.
Save more.
Buy productive asset (not just purchase fucking expensive gadgets).
Create passive income
Take small action
Do it consistently
Be little bit richer
Be more grateful
• • •
Missing some Tweet in this thread? You can try to
force a refresh
Setelah Jepang, Korea Selatan jg mulai mengalami krisis jumlah penduduk.
Makin banyk anak muda Korea yg enggan menikah dan punya anak krn mahalnya beban biaya hidup. Sekarang makin banyak TK dan SD di Korea yg kekurangan murid.
Childfree Movement kian jd mainstream.
Maka untuk bujuk warganya agar mau punya anak, pemerintah Korsel berikan hadiah Rp 23 jutaan untuk setiap pasangan yg mau punya bayi.
Jepang dan Korsel makin kuatir jika jumlah penduduk mrka makin anjlok. China jg mulai was was.
Jumlah penduduk yg optimal itu amat penting bagi kemajuan bangsa.
Sebaliknya, kalau jumlah penduduk makin anjlok maka dampaknya buruk bagi laju ekonomi. Gak akan ada konsumen baru. Gak ada investasi baru.
Judulnya : Underprivileged Millenials : Being Young and Poor in Jakarta.
Selama ini kesannya kaum milenial itu mapan x suka nongkrong di kafe premium.
Wrong.
75% kaum milenial Jakarta lulusan SMP/SMA dan rata2 income hanya 2,5 jt/bln.
Kaum milenial kita tahu adlh anak2 muda yg lahir antara thn 1981 sd 1996.
Nah banyak anak2 muda Jakarta yg lahir di thn2 tsb hanya lulus SMP dan SMA saja.
Lalu kerja dlm bidang yg low skills and low paid jobs.
Dalam liputan itu dikisahkan dua anak muda.
Yg satu cowok namanya adit, hanya lulusan SMP. Usianya 22 thn. Kerja jd supir ekspedisi dg gaji hanya Rp 2,5 juta/bulan. Tinggal bersama 8 orang, kakak ipar, adik2 dan ortu dlm rumah yg sempit di Jakut.