Thread by @AlaricSensei

( Exorcism Class — Classroom V ; 3rd F )

Al memasuki kelas yang sudah ramai oleh para murid. "Selamat malam."

Ia segera berjalan menuju meja guru dan menaruh barang bawaannya.

"Bagaimana kabar kalian hari ini?" Ucapnya sambil berjalan ke depan kelas.

"Yang belum makan jangan lupa makan ya, kalian harus mandiri jangan mau diingatkan terus." Ia sedikit bergurau.

"Kabar saya baik juga. Kita langsung ke materi saja ya. Hari ini kita akan membahas tentang tokoh exorcist terkenal. Tapi sebelum itu saya ingin tahu, siapa saja tokoh exorcist yang kalian tahu?"

"Tidak ada nih?"

Al berjalan ke depan papan tulis ‘Gabriele Amorth’

"Pastor Gabriele Amorth dilahirkan pada tanggal 1 Mei 1925 di Modena, Italia Utara, sebagai anak dan cucu pengacara."

"Di kemudian hari, sementara saudara laki-lakinya mantap memilih profesi sebagai hakim, Gabriel yang mengambil kuliah hukum di universitas akhirnya memilih untuk menjawab panggilannya menjadi seorang imam Katolik."

"Dalam sebuah wawancara, beliau menyebutkan bahwa sejak usia 15 tahun, beliau tahu itu adalah panggilannya yang sesungguhnya. Devosinya yang teristimewa adalah kepada Santa Perawan Maria."

"Selama bertahun-tahun juga, beliau menjadi editor majalah Madre di Deo (Bunda Allah). Apabila dia mendengar orang mengatakan, “Kalian orang-orang Katolik terlalu menghormati Maria,” maka dia akan menjawab, “Kita tak akan pernah cukup menghormatinya.”"

"Pada mulanya, dia tak mengerti sama sekali tentang exorcism–dia bahkan tak pernah memikirkannya–hingga pada tanggal 6 Juni 1986, Kardinal Poletti, yang pada waktu itu menjabat sebagai Vikaris Roma, meminta Gabriele Amorth untuk menemuinya."

"Pada waktu itu di Roma ada seorang exorcist terkenal, satu-satunya, yaitu Pastor Candido; tetapi beliau sakit-sakitan dan Kardinal Poletti memintanya untuk menjadi asistennya.

Dia belajar segalanya, dan Pastor Candido adalah guru yang hebat."

"Segera saja dia menyadari betapa banyak pekerjaan yang harus dilakukan dan betapa sedikit exorcist yang ada untuk melakukannya.

Sejak hari itu, Gabriele Amorth meninggalkan semuanya dan membaktikan diri sepenuhnya pada exorcism."

"Lalu Gabriele Amorth pun menulis sebuah buku berjudul ‘An Exorcist Tells His Story’ atau ‘Seorang Eksorsis Menceritakan Kisahnya' (Translate Indonesia)"

"Di dalam buku tersebut terdapat banyak sekali informasi tentang exorcism dan hal yang berkaitan. Seperti:

1. Buku dengan pendekatan Kristosentris (berpusat pada Kristus) yang sungguh Katolik

—

—
2. Kumpulan gambaran dan penjelasan yang jujur (tidak dikurangi atau dilebihkan) mengenai Iblis, roh-roh jahat, dan aktivitas mereka
3. Buku ini tidak memiliki satu fokus khusus, melainkan menyentuh hampir semua aspek demonologi, mulai dari kodrat Allah, malaikat, dan setan;

—

—bentuk dan ciri-ciri aktivitas setani; teori-teori exorciam mendasar—apa itu, siapa yang dapat melakukannya, kapan harus dilakukan, dan bagaimana harus dilakukan; sakramentali untuk melawan setan; kesaksian-kesaksian; dan masih banyak lagi."

"Gabriele Amorth pun menyebutkan bahwa proses exorcism sama dengan film berjudul "The Exorcist", namun ada beberapa yang dilebih-lebihkan. Jika kalian ingin tahu gambarnya seperti apa, boleh nonton film tersebut atau bisa juga membeli buku karya beliau."

Al melirik ke arah jam di pergelangan tangan kirinya. "Waktunya sudah lebih 6 menit ternyata. Kelas saya bubarkan, jika ada yang ingin ditanyakan boleh tinggalkan catatan di meja guru."

(Reply tweet ini)

"Selamat malam, hati-hati di jalannya."

—End Class