Maafkan detail-detail yang mungkin kurang akurat secara urutan waktu, dikarenakan peristiwanya sudah terjadi cukup lama..☺️
Yuk..
#memetwit
@InfoMemeTwit
Tapi kadang lugunya gak kira-kira kami muridnya sering mengerjai beliau karena keluguannya.
Maafkan ya Pak..
Yang membuat gw sedikit kesal adalah dia baru cerita ketika kami sudah di akhir masa sekolah. Beliau bilang sengaja, kalau cerita lebih awal dia takut semua muridnya akan ketakutan.
Menurut pak Wasidi, pengendara mobil ini kadang suka mengajak anak-anak untuk ikut masuk ke dalam mobil.
~~
Kenapa begitu? Karena hari itu sekolah selesai lebih cepat dari biasanya, dikarenakan para guru akan mengadakan rapat.
Pada masa-masa itu, angkutan umum gak ada yg melewati dan memasuki kawasan ini, karena memang dilarang. Kalo sekarang tampaknya sudah boleh, jadi sudah gak terlalu sepi lagi.
Dengan tas gendong cukup besar di punggung, lengkap dengan topi merah putihnya, #briikecil dengan tampang lucunya menyusuri jalan kawasan industri yg siang itu sangat sepi.
Sebelah kiri jalan ada hutan kecil dengan pepohonan rindang yang dibawahnya beralas rumput liar.
Lingkungannya juga asri dan teduh, karena di pinggir jalan perumahan ditumbuhi pohon-pohon besar.
Ada satu orang teman sekelas yg tinggal di perumahan itu, Samsul namanya. Gw sering main ke rumah Samsul, karena memang letaknya gak terlalu jauh dari sekolah.
Di dalam taman, pohon-pohon rindang berdiri hampir di setiap sudutnya.
Sebegitu traumanya, sampai gw juga gak mau lagi main ke rumah Samsul, kalo gak terpaksa.
Kapan-kapan gw cerita tentang kejadian itu, bukan sekarang...
~~
Sebelah kanan jalan yang tengah gw susuri siang itu adalah tembok tinggi yang dibaliknya ada pabrik-pabrik.
Di ujung tembok ada pos keamanan yg letaknya tinggi di atas, yang pernah gw ceritakan di thread #briikecil sebelumnya.
Agak trauma melewatinya lagi setelah kejadian yg pernah gw alami. Tapi tetap aja, mata ini ingin melirik ke arah atas tempat pos itu berada. Pos yg gak terawat karena memang sudah sejak lama gak pernah difungsikan.
Terik panas sinar matahari gak mampu mengalihkan perasaan gw yang merasakan hal yang aneh, ada yang berbeda.
Ditambah dengan tiupan angin yang tiba-tiba berhenti.
Memperhatikan sekitar, memandang ke arah sekeliling, mencari keanehan yang mungkin sedang terjadi, dan luput dari perhatian.
Dan ternyata ada yg menarik perhatian...
Walaupun bercampur dengan fatamorgana, yang terjadi akibat suhu udara panas, dengan jelas gw dapat melihat ada mobil di kejauhan.
Mobil yg berjalan gak terlalu cepat menuju ke arah gw berdiri.
Mobil carry putih, dengan lampu bulat dan grill hitam. Kaca mobil gak gelap, terlihat bening, membuat gw dapat melihat cukup jelas ke dalam ketika mobil sudah benar-benar melintas di hadapan.
Keduanya melihat ke arah depan dengan tatapan kosong.
Setelahnya, mobil terlihat melaju menyusuri jalan itu, dan kemudian menghilang setelah berbelok ke arah kanan.
Normal kembali..
Tapi gw gak ambil pusing dengan kejadian aneh itu, dan malah langsung melanjutkan perjalanan pulang..
Gak terlintas sedikitpun keanehan ketika melihatnya, gw hanya menganggap mobil biasa yg sedang melintas.
Iya, karena saat itu memang gw belum tau apa-apa.
Padahal..
~~~
Kebanyakan gw melihatnya pada malam hari, bisa dihitung dengan jari satu tangan ketika gw melihatnya pada siang hari.
~~~
Waktu itu, seperti biasa gw pulang selepas Isya, kali ini dari rumah Samsul. Jalan pulang yang harus dilalui juga sama, lewat jalan industri yang sepi itu.
Tapi sebagai gantinya, gw harus melewati satu taman bermain beserta danaunya yg cukup menyeramkan, yang gw kasih kisi-kisinya di awal tadi.
~Suara apa Brii?
Nanti kapan-kapan gw cerita..
~~
Setelahnya, gw harus belok ke kiri dan memasuki jalan Industri yang sudah biasa gw dilalui itu.
Semakin cepatlah gw mengayuh pedal sepeda, menyusuri jalan aspal yang sudah sangat sepi itu.
Waktu terasa seperti berhenti, gak ada pergerakan angin sama sekali, dedaunan pada pepohonan terdiam, gak ada yang bergerak.
Tapi..
Ketika sepeda sedang melaju cukup kencang..
Gw melihat sesuatu,
Gw langsung memperlambat laju sepeda..
Gw ambil kesimpulan, kalau mereka kakak beradik..
Turun dari sepeda, gw memutuskan untuk menuntunnya sambil terus berjalan mendekati kedua anak itu.
Yang laki-laki berpakaian rapih, dengan kemeja lengan pendek yang bawahnya dimasukkan kedalam celana panjang kain berwarna gelap, rabut belah pinggir yang tersisir rapih.
Kedua anak itu tampak seperti akan menghadiri sebuah pesta atau acara pernikahan.
~~
Ketika sudah tepat berdiri di depan mereka, tanpa ada perasaan aneh atau takut sedikitpun, gw berhenti..
"Kami sedang menunggu papa mama menjemput.." jawab sang kakak datar tanpa senyum, dengan mata menatap ke arah gw.
Sang adik tetap menangis pelan sambil menunduk tanpa berkata apapun..
Gak ada hembusan angin, gak ada...
Hanya suara sesegrukan tangis pelan anak perempuan itu.
Ternyata, dari kejauhan terlihat ada mobil yang berjalan mendekat. Mobil itu berjalan dengan kecepatan sedang, melaju membelah gelapnya malam.
"Itu papa mama sudah datang..." ucap sang kakak memecah kesunyian.
Sang adik terlihat langsung berhenti menangis, dan muncul sedikit senyum mengembang pada wajahnya.
Masih orang yang sama yang duduk di belakang kemudi, seorang lelaki dewasa mengenakan jas berdasi, belum terlalu tua.
Di sebelahnya, duduk seorang ibu barbaju putih yang juga belum terlalu tua, dengan rambut panjangnya.
~~
"Oh...ternyata ini orang tua mereka" gumam gw dalam hati,
Kemudian kedua anak itu langsung masuk ke dalam mobil dan menutup pintu.
Gw lihat kedua anak itu melambaikan tangan ke arah gw dari kursi belakang..
Gw membalas lambaian tangan mereka..
Mobil menghilang setelah terlihat berbelok ke arah kanan,
Gw kembali menaiki sepeda dan mengayuhnya, melanjutkan perjalanan pulang..
~~~
Capek..
Minum dulu..
Stage three...!!!
Gw lupa alasannya apa, tapi waktu itu kebetulan gw gak membawa sepeda. Berangkat ke sekolah dengan berjalan kaki.
Seperti biasanya, kalau ke rumah Doni walaupun tujuan awalnya untuk mengerjakan tugas kelompok, pada akhirnya kami lebih banyak menghabiskan waktu dengan membaca komik.
...
Saat itu kelompok kami beranggotakan enam orang.
Kebetulan juga, empat teman gw yang lain rumahnya gak terlalu jauh dari rumah Doni, karena itulah mereka tenang-tenang aja ketika hari sudah mulai gelap.
Maka dari itulah, gw sudah mulai membereskan buku-buku dan perlengkapan lainnya, dan memutuskan akan pulang setelah maghrib.
...
Dan dimulailah perjalanan gw malam itu..
Perjalanan pulang yang akan gw ingat sepanjang hidup..
Jalan lurus yang cukup panjang, dengan trotoar yang rapih dan bersih pada kanan kirinya, gw berjalan di atas trotoar sebelah kiri jalan.
Jalan sepi itu harus gw lewati, karena memang gak ada jalan lain.
~~
Sepi..
Gw kembali melirik jam tangan, sudah mendekati jam delapan malam, dan gw belum juga merampungkan setengah perjalanan.
...
Suasana yang sudah beberapa kali gw rasakan ketika melintas di jalan itu..
Angin berhenti bertiup, pepohonan berhenti bergerak, waktu seperti berhenti berputar..
Hening..
Perasaan gak enak berubah menjadi rasa takut, gw langsung mempercepat laju berjalan.
Sesuatu akan terjadi beberapa saat lagi..
...
Gw langsung menghentikan langkah dan perlahan menoleh ke arah sumber cahaya..
Mobil berjalan dengan kecepatan sedang, menembus gelapnya malam, mendekat ke arah gw yang berdiri diam memperhatikan.
Mobil terlihat mengurangi kecepatan ketika semakin mendekat..
Dan berhenti tepat di hadapan..
"Kamu mau pulang kemana? Ini sudah malam.."
"Ramanuju bu..." jawab gw dengan polosnya.
"Nah, kebetulan, satu arah.., ayo naik kami antar pulang.." jawab ibu itu lagi,
Mereka tersenyum ke arah gw,
"Ayo naik.." Suara ajakan ibu itu membuyarkan lamunan gw yang diam dalam kebimbangan.
Beberapa detik kemudian, gw ambil keputusan untuk masuk ke dalam mobil..
~~
Di dalam mobil, gw memperhatikan sekitar. Bapak yang mengemudikan mobil mengenakan jas, ibu yang duduk di sebelahnya menggunakan baju putih.
Anak laki-laki dan perempuan itu pakaiannya persis seperti pakaian yang mereka gunakan pada waktu gw melihat mereka pertama kali.
Mereka berempat tampak berbaju rapih, layaknya orang yang akan menghadiri suatu pesta.
Gw semakin merinding ketika tiba-tiba mencium bau wangi, seperti wangi bunga, yang gw gak tau bunga apa pastinya.
Gw semakin merinding ketakutan..
😖
"Kamu ikut kami aja.." begitu katanya dengan suara datar..
Gw hanya terdiam gak bisa menjawab apa-apa..
Ketakutan..
Gw mual, pingin muntah..
Tangan menggenggan erat gagang pintu mobil yang terasa sangat dingin..
Gw gemetar ketakutan,
"Pak, saya turun di sini aja, itu jalan ke rumah saya.." ucap gw sambil menunjuk ke depan.
Bapak itu gak mengucapkan kalimat apapun..,
mereka semuanya tetap diam membisu..
"Terima kasih pak.."
Cepat-cepat gw membuka pintu dan turun dari mobil,
Langsung berlari masuk ke lingkungan kampung, tanpa berani melihat sedikitpun ke arah mobil itu lagi.
~~~
Kok rumah ramai sekali? Ada apa..?
"Brii.., kamu kemana ajaaaa.." suara ibu terdengar hampir menangis..
"Dari rumah Doni, kan tadi Brii udah bilang.." jawab gw yang semakin bingung.
Jam satu malam? Gw langsung melihat ke jam dinding..
Dan ternyata benar, waktu sudah menunjukkan jam satu tengah malam..
Gw ingat betul, ketika gw naik ke mobil putih itu, masih jam delapan malam, perjalanan mobil sampai ke jalan depan rumah kira-kira hanya 10 menit.
Tapi tiba-tiba gw sampa rumah jam satu malam..
Kok bisa?
Semua kebingungan mencari gw yang dianggap menghilang berjam-jam.
Ketika rumah sudah sepi, gw ceritakan semua yang baru aja gw alami ke bapak dan ibu.
Semuanya..
~~
Sebenarnya mereka berniat menghadiri sebuah pesta pernikahan di wilayah Anyer. Tapi sayangnya kecelakaan tragis menimpa mereka dalam perjalanan.
~~
~~
Sampai jumpa pada kisah-kisah gw yang lainnya..
Met bobo, semoga mimpi indah..
Salam
~Brii~