Thread by @Mentimoen

Yg mengherankan dari seruan BTP untuk urusan Pemilu adalah, dia terlihat jelas memfokuskan pada PEMILIHAN anggota DPR/DPRD.

Dia sama sekali tidak menyodorkan pada para Ahoker siapa yg hrs dipilih untuk Pilpres.. Tidak ada sama sekali dukungan pada 01 ataupun 02.

Hal kedua yg bisa tersirat dari surat BTP terakhir adalah dia fokus pada partai, dan dia mengutip pemikiran Soekarno dlm proporsi yg cukup besar. Terlihat, dia akan tetap jadi politisi, mungkin dgn partai yg dianggap warisan Soekarno.

Pemilihan partai mmg wajar, kalo dia mau jadi politisi, berarti mmg hrs melalui jalur partai di Indonesia, dan dia hrs pilih salah satu.

Apa yg sy tangkap dari surat BTP ini bkn urusan seruan ga golput, tetapi seruan untuk mendukung partai yg akan dia join sbg kendaraan politik.

Terlihat BTP fokus pada DPR/DPRD, apakah dia berminat membersihkan seluruh Indonesia lewat DPR/DPRD? Hhmmmm..

Saya melihat kali ini dia tidak menaruh banyak harapan untuk badan eksekutif, jadi dia main dari pihak legislatif. Ya dia pernah jd anggota DPR, dia tahu mainan disono.

Saya juga berpikir, sdh ga penting siapa yg menang dlm Pilpres 2019, yg penting adalah DPR/DPRD bisa berfungsi sebagaimana mustinya dan dikuasai partai2 pendukung Pancasila.

Jadi eksekutif benar2 menghadapi oposisi yg serius di Dewan, pertempuran politik pindah ke jalur formal.

Selama ini pertempuran politik ada di grassroot. Itu sangat berbahaya, sangat memecah belah. Indonesia butuh normalisasi kehidupan politik, biarkan pertempuran di jalur formal. Krn itu tidak masalah kalo Presiden & Dewan dari kelompok yg sama sekali berbeda.

Kalo BTP bisa menjadi Ketum partai yg pancasilais, akan sangat berpengaruh, krn BTP selalu mengedepankan ideologi. Lihat tulisannya kutap kutip Soekarno terus. Itu berarti dia akan fokus pada target sebagai negarawan, bkn mengepankan politik dagang sapi (transaksional).