Thread by @zoelfick

Katanya, "Petugas keamanan itu bikin ibu-ibu terjatuh."

Reaksi capres tantrum, memarahi petugas. Alasannya, jangan halangi dia dengan rakyat.

Dalih ini dipercaya penganut paham nalar jungkir balik.

Kalau capres ini betulan tdk ingin terhalang dgn rakyat, ia takkan memilih gegayaan di mobil mewah saja.

Ia akan memilih turun, bertegur sapa, bersalaman. Kalau perlu berjalan beriringan dgn masyarakat.

Berdalih tak ingin dihalangi bersalaman dgn rakyat, tapi tetap di mobil mewahnya, ini cuma upaya mengibuli saja. Tidak lebih.

Toh ada banyak video lain yg memperlihatkan caranya bersalaman dgn rakyat, tapi justru kental ekspresi berisi pesan, "Jangan sentuh eyke lama-lama cyn!"

Ini salah satu bukti lain bgm karakter capres tsb dlm menghargai masyarakat. Tidak ada kesan menghargai sama sekali.

Namun dgn banyaknya bukti² ini tapi tetap saja ia dipuja², kita mau bilang apa?

Kewarasan mmg tidak bisa dipaksakan.

Kita sodorkan bukti demi bukti ketidakpantasan sosok 02 jadi pemimpin, respons yg ada cuma tudingan demi tudingan yg berujung, "Mahabenar capres abadi kami ini."

Bagi rakyat yg bernalar sehat, bgm cara seorang pemimpin dlm melihat orang2 di sekitarnya saja bisa teraba, ini calon pemimpin sebenarnya atau cuma tergila-gila jadi pemimpin saja.

Sebab pemimpin sebenarnya, takkan melihat rakyat sbg musuh. Sementara ini, petugas yg bekerja mengamankannya saja diperlakukan bak musuh.

Belum lagi gayanya di depan ulama, bukan rahasia, bgm ia menggebrak meja.

Namun ini juga dianggap sbg hal yang benar. Capres ini tidak pernah salah di mata mereka.

Kenapa bisa begitu, krn mata mereka mmg bukan mata yg benar2 terbuka.

Bayangkan saja, sikap belagu dipamerkan bertubi2 di banyak kesempatan pun tetap dianggap wajar. Akal sehat mana yg mewajarkan ini?

Masih ingat bgm ibu2 dibentak, cm krn dianggap mengusiknya pidato?

Masih ingat bgm ulama yg sedang berkumpul dibentak karena dinilai mengganggunya pidato?

Karakter begini mencerminkan figur yg terbiasa cuma ingin didengar tapi tidak mau mendengarkan.

Karakter begini cuma ingin dihargai, tetapi tak pernah belajar bgm menghargai.

Dengan karakter begitu lalu mau dipercayakan memimpin negeri ini?

Jika sebelum memimpin saja tdk bisa membuktikan mampu menghargai masyarakat biasa, ibu-ibu, ulama, jangan bermimpi ia mampu bikin negeri ini lebih berharga.

Ia hanya menjual nama ulama, tapi tidak benar2 menghargai ulama. Ini bs tercium dr bgm ia bersikap di depan ulama s.d bgm ia berbicara dgn ulama.

Ia hanya menjual nama emak-emak, tapi tdk benar2 menghargai perempuan. Ini terbukti dr bgm ia mencela ibu2 di bbrpa kesempatan, dari yg dituduh mengusik pidatonya s.d yang bercadar disangka intel.

Ia takkan benar2 bisa menghargai keringat abdi negara, toh petugas dr kepolisian yg mengawalnya pun dihardik dan dihina di depan umum.

Semoga saja, kalaupun mmg capres ini tergila-gila ingin jadi pemimpin, kita rakyat tidak perlu ikut gila.

Selamatkan akal sehat. Selamatkan kewarasan. Dengan cara menolak pemimpin yg tergila2 berkuasa, supaya kegilaan tdk menular ke mana-mana.