, 33 tweets, 8 min read Read on Twitter
Pagi ini saya rasa saya dan teman-teman wartawan tidak cuma kehilangan seorang humas BNPB tapi juga kehilangan kawan baik yang selalu bisa diandalkan. Saya mau cerita sedikit tentang Pak Topo @Sutopo_PN

Panjang sih tapi sebenarnya.
Pertama kali ketemu Pak Topo itu waktu aada berita longsor di Ponorogo. April 2017, Bapaknya masih segar bugar. Saya masih cub reporter waktu itu, datang ke BNPB agak bingung.
Gedungnya ternyata tinggi soalnya. Anak kampung cem sy kalo ke gedung tinggi suka berasa intimidated sayatu. Naik lift aja masih suka mabok sayani.
Terus waktu awal presentasi (dan ternyata ini selalu dilalukannya disetiap press conference), di ppt halaman pertama dia langsung nunjukin nama lengkapnya, jabatannya sama nomer hapenya sekalian.
Dan ternyata dia serius. Lewat ponselnya Pak Topo sering sekali melayani pertanyaan wartawan via telpon atau WA text. Bahkan wartawan yang nomernya belum dia simpan.
Trus biasanya sebelum mulai perscon dia bikin disclaimer dulu:
"Tolong ya, saya ini kepala pusat data informasi dan humas BNPB, bukan kepala BNPB, tolong kalo nulis berita yang bener yaa.. Terus nomer HP sudah saya cantumkan, silahkan hubungi saya kalau ada yang kurang jelas."
Biasanya terus lanjut bilang: "Kalau mau dimasukkan ke grup WA bencana juga silahkan minta ke saya, nanti saya masukkan. Nanti kalau ada rilis-rilis seperti prescon hari ini akan saya kirim. Kalau mau, kasih emailmu juga nanti saya kirim ke email."
Wartawan-wartawan sayang banget sama Pak @Sutopo_PN, karena beliau tidak cuma memaparkan apa yang disiapkan staffnya (pejabat yang kek gini banyak, biasanya nanti bingung sendiri pas presentasi, trus ujung-ujungnya ntar si wartawan disuruh nanya lagi ke bawahannya)
Tapi dengan pak @Sutopo_PN sebagian besar proses prescon itu dia yang menyiapkan, dia yang menulis rilisnya, dia mengerti kondisi dan yang terjadi di lapangan, dia sangat paham tentang lingkungan, mitigasi dan kebencanaan.
Beliau juga bakal kirim rilis dulu yg di blast di semua akun sosial medianya dan grup2 WA beliau itu. Pokoknya kalau terjadi bencana&ada tulisan "Sutopo is typing…" di grup bencana, wartawan pasti sudah agak tenang karena artinya Pak @Sutopo_PN lagi bersiap mengabarkan sesuatu.
Kepada saya dia pernah bilang: "Jangan kira saya ni dapat rilis plek-plek seperti ini dr lapangan. Saya ini ya mesti kayak kamu, nelpon orang lapangan, ngumpulin data dulu, tanya info kesana kesini dulu, baru nulis beritanya."
"Itu saya yang bikin sendiri. Makanya biarkan saya nulis dulu. Kadang-kadang kalian ini ditengah saya nulis rilis di hape eh ditelpon. Kan ngganggu itu. Nanti kalau direject kamu marah, lha piye," lanjutnya.

Yha.. Maaf pak @Sutopo_PN, namanya juga wartawan pak :")
Tanggal 12 Februari tahun lalu Pak Topo sharing ke grup-grup beliau bahwa dokter bilang dia kena kanker paru stadium 4. Dia minta doa. Saya ingat beberapa minggu kemudian ada konpers di BNPB, saya datang, beliau sudah lebih pucat dan kurusan.
Waktu ngobrol habis preskon beliau bilang "Saya juga bingung wong saya ini tidak pernah merokok. Tapi ya namanya juga perjuangan hidup, harus dinikmati dan dijalani." Cerita beliau sih meski tidak merokok temen-temennya sering merokok disekitarnya. "Mungkin itu," kata beliau.
Semenjak itu beliau beberapa kali sharing di grup tentang sakitnya, minta doa. Kami bisa melihat betapa beliau semakin kurus hari demi hari, seragam coklat BNPBnya semakin hari semakin longgar. Tapi selain raganya yang semakin lemah, tidak ada yang berubah dalam pelayanannya.
Pak Topo itu kalau pas preskon sama wartawan suaranya selalu lantang dan jelas. Dan bagi saya, tidak ada yang berubah dari semangat menjelaskannya itu setelah ataupun sebelum kanker. Suaranya tetap lantang dan jelas. Tidak ada yang berubah.
stadium 4 juga masih rajin konpers kalau ada bencana. Waktu gempa&tsunami di Sulawesi hampir tiap hari ada konpers. Itu dia hampir tiap hari dtg utk update gempa ke wartawan. Selesai konpers jg masih harus melayani doorstop dan masih harus on-cam diwawancarai lagi sama anak TV.
Waktu wawancara buat artikel, Pak @Sutopo_PN "Buat berdiri itu sakit sekali mbak rasanya kalau preskon."
"Kenapa tidak duduk saja pak?" tanya saya.
"Saya kok selalu merasa kalau orang presentasi berdiri itu penjelasannya lebih mudah ditangkep ketimbang kalau duduk."
:"
Ditengah-tengah dunia perpolitikan dan pejabat-pejabat yang maunya "pokoknya saya dulu, pokoknya saya mesti yang pertama", Sutopo ini sebuah pengingat akan jiwa baik yang negeri ini rindukan. Dedikasinya dan kesetiannya pada pelayanannya itu menyentuh siapa saja yang ditemuinya.
Saya beberapa kali menghubungi pak @Sutopo_PN jam 9 malam lewat karena ada berita yang perlu dikonfirmasi. Dan beliau mengangkat telponnya dan dengan sabar memberi penjelasan pada saya..
I dont know if you can relate to my feeling at that time tapi ditengah deadline dan demand editor seperti itu, dan ada narasumber penting yang mau menjawab telpon…. Saya yang cuma wartawan biasa ini pengen peluk Pak Topo sambil teriak 'terimakasih pakkk. Tuhan Yesus berkatiii'.
Dan itu dirasakan semua wartawan, bukan cuma saya saja. Dia mudah sekali dihubungi. Dan untuk berita terkait kebencanaan yang wartawan dan masyarakat butuh kejelasan dengan cepat, peran Pak Sutopo itu sangat besar. We owe him a lot.
Makanya kami sayang bgt sama Pak @Sutopo_PN. Lewat bantuan teman-teman wartawan beliau bisa nelponan trus akhirnya ketemu Raisa hahaha. Wajahnya sumringah. Dan kami ikut senang beliau senang. Bisa dilihat senyum beliau ditwitter teman saya @kkahfi106
Terakhir kali saya menghubungi beliau itu waktu saa bertanya tentang banjir di Konawe tanggal 12 Juni. Saat itu Pak Topo masih menjawab panjang dan rinci. Itu 3 hari sebelum beliau pamit buat berobat ke China.
Update banjir Konawe itu update rilis terakhir beliau. Dari sekitar bulan Juni itu beliau udah minta maaf karena rilisnya ke wartawan udah mulai banyak typonya gitu, mungkin jemari Pak Topo mulai tidak kuat dipakai untuk mengetik panjang-panjang.
Pak Sutopo itu mengelola -yang saya tahu ya- ada setidaknya tujuh grup WA wartawan. Disitu dia share ppt konferensi pers dan rilis-rilis terkait bencana. Tadi pagi grup-grup itu penuh dengan wartawan yang mengucapkan duka cita atas perginya Pak @Sutopo_PN
Pak Topo itu satu-satunya admin di grup-grup bencana itu. Blio juga strict banget, kalau ada yang ngomongin hal-hal yang ngga berkaitan sama bencana di grup langsung diremove sama beliau :")
Sekarang Pak @Sutopo_PN sudah pergi, saya agak bingung nasib grup-grup itu bagaimana, karena yang admin selama ini cuma beliau seorang. Mungkin satu persatu kami akan left grup. Lalu Pak Topo jadi satu-satunya yang tertinggal di grup itu. Kok jadi sedih mikirnya..
"Sickness or death is in God’s hands, but while I’m still alive I still want to do my best to serve others,” he said to me on an interview for this article: thejakartapost.com/life/2018/08/1…
(tiba2 keminggris karena copas dari tulisan sendiri). Nulis thread aja malas, padahal Pak Topo melayani nulis rilis panjang-panjang di tengah sakitnya dengan sepenuh hati huhuhu.
Rest in Peace, Pak @Sutopo_PN. Selamat jalan. Terimakasih sudah melayani hingga menutup mata, terimakasih sudah mengajarkan kepada kami lewat perbuatan dan tutur katamu tentang melayani sesama dengan penuh keikhlasan.
Doa saya semoga Pak @Sutopo_PN disana jalannya sudah tidak sakit lagi, nafasnya tidak berat lagi, dan tidak ada yang gangguin nelpon malam-malam lagi yaa Pak. I love you, pak. You'll be missed. 🌻
Hai Sir @Sutopo_PN you slay the Monday's headline like a legend today :")

So many people love you, Pak Topo. You have touched many souls along the way. Thank you for lending us your Light. See you on the other side one day, Pak. 🌻

thejakartapost.com/news/2019/07/0…
Missing some Tweet in this thread?
You can try to force a refresh.

Like this thread? Get email updates or save it to PDF!

Subscribe to Gemma Holliani Cahya
Profile picture

Get real-time email alerts when new unrolls are available from this author!

This content may be removed anytime!

Twitter may remove this content at anytime, convert it as a PDF, save and print for later use!

Try unrolling a thread yourself!

how to unroll video

1) Follow Thread Reader App on Twitter so you can easily mention us!

2) Go to a Twitter thread (series of Tweets by the same owner) and mention us with a keyword "unroll" @threadreaderapp unroll

You can practice here first or read more on our help page!

Follow Us on Twitter!

Did Thread Reader help you today?

Support us! We are indie developers!


This site is made by just three indie developers on a laptop doing marketing, support and development! Read more about the story.

Become a Premium Member ($3.00/month or $30.00/year) and get exclusive features!

Become Premium

Too expensive? Make a small donation by buying us coffee ($5) or help with server cost ($10)

Donate via Paypal Become our Patreon

Thank you for your support!