1) Bismillah...saya sedikit terusik dengan dbesarkannya isu radikalisme di Indonesia akhir-akhir ini. Kerap kali kata radikalisme itu sendiri mengalami pengaburan. Sebuah kata yang dilemparkan ke publik tanpa defenisi yang jelas. Membingunkan, bahkan “menyesatkan”. #radikalisme
2) runyamnya, kata radikalisme dipersempit seolah hanya di bidang agama. Dan lebih runyam lagi Seringkali tertuju pada kelompok agama tertentu. Akhirnya kata itu oleh sebagian kalangan dipolitisir untuk menekan pihak-pihak tertentu...kadang u/ tujuan politik. #radikalisme
3) kita tentunya sepakat bahwa rasikalisme itu memang musuh bersama. Dalam banyak hal radikalisme menjadi akan perpecahan, permusuhan bahkan kerusakan (fasaad). Karena secara mendasar radikalisme dilarang dalam agama. #radikalisme
4) masalahnya bisakah dihadirkan defenisi radikalisme yang jelas? Bukan sekedar melempar isu bukan untuk menyelesaikan masalah. Tapi justeru membuat masalah baru. Bahkan seolah dg pelemparan isu itu ada pengalihan isu besar lainnya. #radikalisme
5) radikalisme artinya melakukan sesuatu dengan melampaui batas-batas yang ada, termasuk batasan aturan. Dalam bahasa agama biasa disebut “i’tidaa” (melampaui batas). Dikenal juga dengan kata “tathorruf” (berlebihan). Jelas hal ini bukan hanya dalam bidang agama.
6) orang bisa radical dalam ragam aspek hidupnya. Bahkan dalam menyikapi ideologi kebangsaan juga bisa radikal. Ketika anda merasa paling benar, dan yg lain salah dalam memandang ideologi kebangsaan, maka boleh jadi itu radikal.
7) Karenanya sangat menyesatkan ketika kata radikalisme sekedar dikaitkan dengan isu agama. Apalagi ketika isu itu dilemparkan di saat terjadi “polarisasi” politik. Curiganya isu itu hanya menjadi alat u/ menekan lawan politik.
8) Hal lain yang mencurigakan adalah bahwa dalam UU disebutkan ada tiga ancaman bangsa yang mengkhawatirkan: komunisme, separatisme dan terorisme. Kok yang besarkan justeru sesuatu yang tidak jelas defenisinya? Bagaimana dengan acaman-ancaman lainnya?
9) Bahayanya pula di saat dunia internasional keenakan bernyanyi dengan radikalisme, justeru Indonesia membesarkannya. Jangan-jangan Indonesia justeru dimasukkan ke dalam kelompok negara-negara radikal?
10) Kalau itu terjadi maka berhasillah mereka yang mengingknkan bangsa ini lemah, bahkan hancur. Dan dengan lemahnya dan ha cur ya bangsa berarti bangsa Muslim terbesar dunia mengalami kehancurannya. Di balik itu ada pihak yang bertepuk tangan.
11) karenanya diingatkan agar jangan mudah terbawa arus isu. Apalagi memang belum tahu apa, bagaimana dan untuk apa sebuah itu dilemparkan. Jangan-jangan pengaburan isu lain. Atau memang dipakai untuk menarget mereka yang dianggap tidak sejalan/sekolompok.
12) Semoga Indonesia tetap pada Jati dirinya. Bangsa yang berpenduduk Muslim terbesar dunia. Tapi dengan karakter moderasi (wasathiyah) yang solid. Semoga setajam apapun perbedaan politik, tdk dijadikan dasar untuk saling merusak. Karena bisa saja barujung pada pelemahan bangsa.
13) Saya khawatir justeru tuduhan radikal ditujukan kepada mereka yang punya komitmen “amar ma’ruf dan nahi mungkar”. Semangat ini sejatinya menjadi salah satu esensi demokrasi. Dengannya terjadi koreksi terhadap kecenderungan korup kekuasaan. Karena memang power tend to corrupt.
@threadreaderapp unroll please
