#bismillah
#memetwit
@InfoMemeTwit
Beberapa kali gw dibiarkan untuk menghadapi dan melawan sendiri ketakutan2 yg ada, baik itu hal yg nyata maupun yg ghoib.
Tapi gak tau ya kalo sekarang, karna sudah cukup lama sudah gak menetap disana lagi.
Gw akan cerita tentang pengalaman yg gw alami ketika masih SD, sekitar tahun 90an.
Memang udah lama banget, tapi kurang lebih gw masih ingat detail kejadiannya.
~~~~~~~
Waktu itu gw bersekolah di SD swasta, yg dimiliki oleh yayasan dari perusahaan paling besar di Cilegon.
Ketika kelas tiga, gw mulai pulang pergi sendirian, karna Kakak sudah lulus SD dan melanjutkan sekolah di tempat lain.
Oh iya, SD tempat gw sekolah ini termasuk sekolah yg cukup elit pada masa itu, hampir semua yg bersekolah di situ adalah anak2 yg orang tuanya punya jabatan penting di perusahaan besi Baja terkenal. Atau minimal pengusahalah ortunya.
Tapi belakangan, sekolah menyediakan Bus khusus antar jemput murid2 sekolah itu.
Keluarga juga gak kaya2 amat, tapi cukuplah. Rumah kami gak tinggal di komplek perumahan elit sebagaimana teman2 sekolah lain.
Kami tinggal di kampung, Ramanuju namanya.
Yg pertama adalah jalur normal, jalannya menyusuri trotoar yg bersih dan cukup lebar. Trotoar ini berada di sisi jalan industri, yg bukan termasuk jalan umum, jadi jalanannya relatif sepi.
Jalur yg aman..
Jadi, kalo lewat jalur yg kedua ini gw akan sampai di sekolah/rumah lebih cepat. Tapi...
Di pinggir2 tembok itu ada kawat berduri yg ditumbuhi semak belukar dan rumput liar. Di sisi lainnya banyak pohon2 besar dan rindang.
Yg membuat semakin seram, sebelum memasukinya ada peringatan tertulis yg menempel pada tembok jalan masuknya, yg berbunyi "Hati2, banyak ular berbisa"
Diharuskan amat sangat berhati2 dalam berjalan, ngeri..
Gorong2 ini berbentuk lingkaran, terbuat dari besi tebal. Kalau diperhatikan, panjangnya lebih dari 20meter.
Hanya ada air kotor yg mengalir bersama sampah.
Begitu rimbunnya, kalau kita gak perhatikan benar2, maka gak akan terlihat ada mulut gorong2 di situ. Hampir tertutup sepenuhnya.
Dari awal gw udah merasakan kalau ada yg aneh dengan gorong2 ini, tapi gak pernah terlalu peduli.
Sampai nanti pada suatu hari ada peristiwa yg mengharuskan gw masuk kedalamnya.
~~~~~
Jam 5.30, gw sudah rapi dan siap berangkat. Dengan seragam merah putih, tas gendong besar, dan termos terselempang di depan.
Sebelum berangkat sekolah, Bapak selalu berpesan "Lewat trotoar aja, jangan lewat tembok pabrik.."
"Iya Pa.." jawab gw nurut.
Walaupun gw udah tau, jalur itu cukup menyeramkan. Ya karna gw ingin sampai di sekolah lebih cepat.
Gw harus meloncati selokan selebar sekitar satu meter untuk mulai memasukinya.
Gw hampir selalu sendirian melewatinya.
Seperti biasa, pagi itu gw sendirian, sama sekali gak ada orang lain. Hanya suara burung2 kecil dan suara sepatu Kasogi kesayangan yg bergesekan dengan rumput yg basah karna embun pagi.
Jalan setapak agak menurun dan semak belukar semakin lebat ketika mendekatinya.
Gw berfikir mungkin itu ular, atau binatang lainnya. Setelah itu biasanya gw langsung mempercepat laju jalan, dan pergi menjauh.
~~~~~~
Setelah beberapa menit, sampailah gw pada spot yg paling gw takuti, mulut gorong2..
Entah kenapa, kali itu gw sangat tertarik untuk melirik ke arah situ. Lubang yg hampir tertutup sepenuhnya oleh semak belukar yg ada di sekelilingnya.
Dari dulu penasaran, itu suara apa sih "kresek...kresek"..
Dengan hati2, gw coba lebih dekat ke mulut gorong2. Semakin penasaran, karna suara itu semakin tinggi intensitasnya.
Gw buka pelan2, suara "kresek...kresek" itu semakin jelas terdengar..
"Heh...heh..heh..!" Kira2 seperti itu suaranya..seperti suara perempuan.
Kemudian disusul dengan suara cekikikan pelan "hihihi.."
Tanpa pikir panjang gw langsung lari terbirit2 ketakutan.
~~~~~~
Jadi, seperti biasa, pagi itu sekitar jam 6.30 gw sudah sampai di sekolah.
Jaman gw sekolah dulu jalan raya yg ada didepannya belum jadi jalan umum.
Nah, di hutan kecil ini ada jembatan besi yang digunakan untuk menyeberang melintasi sungai.
Kalau dilihat fisiknya, jembatan ini memang menyeramkan. Waktu itupun umurnya sudah cukup tua. Sebagian besar besinya sudah berkarat.
Nanti kapan2 gw ceritakan khusus mengenai jembatan besi ini.
Bangungan SD ini mengikuti kontur tanah yg meninggi. Ruangan kelas satu berada di paling bawah/rendah, kelas enam berada di paling atas/tinggi.
Waktu itu gw kelas 4A, yg ruangan kelasnya menghadap ke sebuah taman kecil.
Tempat kami duduk dan bercengkrama di luar jam sekolah.
~~~~
~Ibu siapa Brii..?
Sejak gw kelas satu, beberapa kali gw melihat seorang perempuan setengah baya, berkebaya dan bersanggul, yg sedang duduk di taman depan kelas. Gak setiap hari gw melihatnya, hanya sesekali.
"Selamat pagu Bu.." sapa gw sambil tersenyum.
"Selamat pagi Brii.." jawab si ibu dengan ramah.
Gw langsung menuju tempat duduk untuk meletakkan tas di laci kolong meja.
Ya itu tadi, Ibu itu hanya muncul sesekali saja, gak setiap hari.
Tapi ibu itu pernah muncul pada malam hari. Malam ketika sekolah mengadakan acara perkemahan.
Sadar ketika gw melihatnya, ibu itu melambaikan tangan. Gw melambai balik ke arahnya.
Dan seperti biasa, beliau gak pernah terlihat lagi apabila sekolah sudah dalam keadaan ramai.
"Itu ibu yg berdagang di warung samping sekolah Brii, kalau sekolah sudah ramai dia kembali ke warungnya" begitu kata Ibu, coba menjelaskan.
Ah..gw pernah cari ke warung2 itu, tapi gak pernah ketemu.
~~~~~
Sekolah selesai jam satu siang, tapi gw gak langsung pulang. Main dulu ke rumah teman yg dekat dengan sekolah.
Gw pulang pada jam lima sore, dan memutuskan untuk lewat jalur pinggir tembok pabrik yg menyeramkan itu. Karna pingin cepat sampai rumah.
Tetap dengan batang kayu panjang ditangan, gw mulai memasuki kawasan itu.
Hingga tibalah saat yg gw takutkan, melintasi mulut gorong2..
Pelan2 gw melintasinya, karna hari sudah mulai gelap.
Saat itu gw memutuskan untuk mengikuti rasa penasaran, dan mengarahkan pandangan ke sumber suara, yaitu gorong2 gelap itu.
Pelan2 dan hati2 gw semakin mendekat, lubang gorong2 itu terlihat gelap.
Pelan2 gw mulai memasuki gorong2 gelap itu dengan agak menunduk. Bagian bawahnya basah karna ada air limbah yg mengalir kecil.
Suasana semakin gelap ketika gw sudah berada sekitar dua meter di dalam.
Dan tiba2...
Dia jongkok menghadap ke arah gw, kami berjarak hanya sekitar tiga meter.
Gw yakin itu bukan manusia..
😖😖😖
😖😖😖
Dan "hihihihi..." mahluk itu tertawa cekikikan..
Gw langsung balik badan, dan lari keluar.
Terus berlari sampai gw menemukan jalan raya.
"Kan udah Papa bilang, jangan lewat jalan itu, km gak nurut sih.." ucap Bapak, dengan nada khawatir.
"Iya Pa..., aku kapok.., gak akan lewat situ lagi" 😢
Beberapa tahun kemudian, jalur itu benar2 ditutup oleh pihak pabrik, jadi restricted area. Entah apa alasannya.
~~~~~
Acara kemah ini rutin dilaksanakan satu tahun sekali.
Salah satu acara sekolah yg sangat malas gw ikuti..☹️
~ Knapa begitu Brii..?
Yg gw dengar dari cerita Kakak, beberapa tahun sebelumnya ada peristiwa menakutkan yg terjadi ketika jurit malam.
Nanti kapan2 gw cerita detailnya mengenai hal ini..
~~~~
Acarapun dimulai..
~~~~
Sekitar jam 10 malam, setelah acara api unggun selesai, gw pingin pipis.
Toilet berada di dalam sekolah, jadi gw harus berjalan sedikit untuk ke sana.
Di seberang taman adalah ruang kelas 5A, ruang kelas gw.
Setelah sampai, gw langsung masuk toilet dan pipis.
Setelah selesai gw pun langsung keluar dari dalam toilet..
Jarak kami hanya sekitar 10 meter, dipisahkan oleh taman.
Ibu itu duduk membelakangi gw, beliau menghadap ke pintu kelas yg gelap gulita.
Gw berencana langsung ke lapangan perkemahan, awalnya..
Tapi tiba2 Ibu itu menoleh ke arah gw, dan..
"Brii..." Ibu itu memanggil..
"Ibu ngapain malam2 di sini?" Tanya gw penasaran.
Ibu itu hanya tersenyum, gak mengucapkan sepatah katapun.
Ibu itu tetap diam dan hanya tersenyum,
Masih ingat sampai sekarang, gw mencium bau wangi semerbak ketika berada di dekatnya.
Lama kami saling diam gak berkata apa2. Sampai sampai tiba saat beliau menjulurkan tangannya..
Suara pak Wasidi dari kejauhan mengagetkan gw, dan langsung menoleh ke arah sumber suara.
Ketika gw menoleh balik ke arah semula, ternyata Ibu itu udah gak ada.
😖
Gw langsung berjalan ke arah Pak Wasidi,
"Pipis Pak..." jawab gw,
"Bapak khawatir, km sudah satu jam tidak ada di perkemahan"
Satu jam? Kok lama sekali? Perasaan gw cuma hitungan menit berada di toilet.
"Iya Pak..., maaf Pak, gak akan lagi2"
Semoga Pak Wasidi sekarang masih dalam keadaan sehat dan bahagia..aamiin.
~~~~~~
Tetap dengan kebiasaannya, beliau menghilang setelah sekolah sudah ramai.
Gw semakin terbiasa dengan perilakunya.
~~~~~~
Masih ingat banget, pada suatu sore, bertempat di lapangan sekolah, gw dan beberapa teman sekelas ngobrol santai dengan Pak Wasidi.
Kami saling bercerita tentang kesan2 bersekolah disitu, Pak Wasidi juga menyampaikan isi hatinya.
Dan akhirnya Pak Wasidi cerita tentang ke-angker-an gedung sekolah.
"Karna kalian sudah lulus semua, dan ini adalah hari terakhir di sini, maka Bapak akan cerita rahasia yg cukup seram.." beliau membuka omongan dengan senyum.
"Pernah ada seorang Ibu2 yg bekerja di sekolah ini, beliau tugasnya bersih2 lingkungan sekolah dan membantu guru2"
"Tapi sayangnya, Ibu itu ditemukan meninggal di dalam toilet. Ketika sedang bekerja, beliau terkena serangan jantung"
"Iya.., dan setelah meninggal beliau kadang masih terlihat di sekitar sekolah. Guru2 di sini memanggil dengan sebutan hantu kebaya, Brii pernah melhat?"
Gw langsung terdiam dan gak berkata apa2 lagi..
😖
~ Mobil Carry putih ghoib Brii..?
Iya, gw punya pengalaman juga dengan mobil itu, kapan2 gw cerita..
Gak malam ini..☺️
Mohon maaf kalau masih ada kekurangan dalam penyampaian..
Met bobo dan mimpi indah..
Salam
~Brii~