Profile picture
Brii.. @hantu_33
, 78 tweets, 12 min read Read on Twitter
Gw lahir dan besar di Cilegon (Banten), kota perindustrian yg letaknya agak di ujung barat pulau Jawa. Di kota inilah masa kecil gw tertempa lumayan keras.

#bismillah
#memetwit
@InfoMemeTwit
Beruntung, gw punya Bapak yg "raja tega", beliau mengajarkan untuk kuat dalam hal apapun, termasuk menghadapi ketakutan2 akan hal2 mistis.

Beberapa kali gw dibiarkan untuk menghadapi dan melawan sendiri ketakutan2 yg ada, baik itu hal yg nyata maupun yg ghoib.
Mungkin sebagian besar teman2 sudah tau, kalau daerah Banten cukup kental dengan hal2 yg mistis. Tapi emang benar begitu adanya, gw yg mengalami sendiri.

Tapi gak tau ya kalo sekarang, karna sudah cukup lama sudah gak menetap disana lagi.
Nah, kali ini gw mau ajak teman2 semua untuk balik ke masa2 sebelum Milenial.

Gw akan cerita tentang pengalaman yg gw alami ketika masih SD, sekitar tahun 90an.

Memang udah lama banget, tapi kurang lebih gw masih ingat detail kejadiannya.

~~~~~~~
Sejak SD kelas satu, gw udah gak pernah diantar jemput sekolah, sudah dibiarkan pulang dan pergi sendiri. Perjalanan dari rumah ke sekolah sekitar 50 menit berjalan kaki.

Waktu itu gw bersekolah di SD swasta, yg dimiliki oleh yayasan dari perusahaan paling besar di Cilegon.
Kelas satu dan kelas dua, masih aman. Karna masih berjalan kaki pulang pergi berdua dengan Kakak, yg kebetulan sekolah di tempat yg sama.

Ketika kelas tiga, gw mulai pulang pergi sendirian, karna Kakak sudah lulus SD dan melanjutkan sekolah di tempat lain.
Disinilah petualangan2 seru dimulai...

Oh iya, SD tempat gw sekolah ini termasuk sekolah yg cukup elit pada masa itu, hampir semua yg bersekolah di situ adalah anak2 yg orang tuanya punya jabatan penting di perusahaan besi Baja terkenal. Atau minimal pengusahalah ortunya.
Mereka juga rata2 tinggal di perumahan2 elit yang letaknya gak terlalu jauh dari sekolah, kalaupun rumahnya jauh, mereka pasti diantar pulang pergi menggunakan kendaraan pribadi.

Tapi belakangan, sekolah menyediakan Bus khusus antar jemput murid2 sekolah itu.
Nah, gw sedikit berbeda, Bapak gak bekerja di pebrik Baja, masih satu grup sih, tapi sedikit beda kasta.

Keluarga juga gak kaya2 amat, tapi cukuplah. Rumah kami gak tinggal di komplek perumahan elit sebagaimana teman2 sekolah lain.

Kami tinggal di kampung, Ramanuju namanya.
Karna itulah, setelah Kakak sudah melanjutkan sekolah SMP, gw jarang banget punya teman untuk pulang dan pergi ke sekolah, hampir selalu sendirian.
Jalur perjalanan pulang pergi sekolah ada dua.

Yg pertama adalah jalur normal, jalannya menyusuri trotoar yg bersih dan cukup lebar. Trotoar ini berada di sisi jalan industri, yg bukan termasuk jalan umum, jadi jalanannya relatif sepi.

Jalur yg aman..
Nah, jalur kedua ini yg agak berbeda. Jalur ini lebih singkat waktu perjalanannya di banding jalur yg pertama. Karna jaraknya lebih pendek.

Jadi, kalo lewat jalur yg kedua ini gw akan sampai di sekolah/rumah lebih cepat. Tapi...
Tapi jalur ini agak menyeramkan. Harus melewati jalan setapak rerumputan, menyusuri jalan pada sisi tembok tua pabrik baja.

Di pinggir2 tembok itu ada kawat berduri yg ditumbuhi semak belukar dan rumput liar. Di sisi lainnya banyak pohon2 besar dan rindang.
Mungkin boleh disebut hutan kecil.

Yg membuat semakin seram, sebelum memasukinya ada peringatan tertulis yg menempel pada tembok jalan masuknya, yg berbunyi "Hati2, banyak ular berbisa"
Dan memang benar, di situ banyak ular yg berseliweran. Apalagi kalau pagi atau sore menjelang malam. Setiap lewat, dapat dipastikan gw bertemu ular, minimal satu ekor, dengan berbagai ukuran.

Diharuskan amat sangat berhati2 dalam berjalan, ngeri..
Masih dalam pembahasan jalur kedua, ada bagian jalan dimana gw harus melintas di depan mulut gorong2 yg agak besar dan gelap.

Gorong2 ini berbentuk lingkaran, terbuat dari besi tebal. Kalau diperhatikan, panjangnya lebih dari 20meter.
Tampaknya itu adalah saluran pembuangan limbah pabrik yg berada di balik tembok, tapi sepertinya sudah gak berfungsi sepenuhnya, karna gw gak pernah lihat ada limbah yg mengalir keluar.

Hanya ada air kotor yg mengalir bersama sampah.
Bagian jalan yg ada gorong2 ini rerumputan dan semak belukarnya paling rimbun, mungkin karna selalu dalam keadaan basah dan lembab

Begitu rimbunnya, kalau kita gak perhatikan benar2, maka gak akan terlihat ada mulut gorong2 di situ. Hampir tertutup sepenuhnya.
Gorong2 ini gak terlalu besar. Waktu itu kalau gw masuk, harus sedikit menundukkan kepala.

Dari awal gw udah merasakan kalau ada yg aneh dengan gorong2 ini, tapi gak pernah terlalu peduli.

Sampai nanti pada suatu hari ada peristiwa yg mengharuskan gw masuk kedalamnya.

~~~~~
Waktu itu kelas empat SD.

Jam 5.30, gw sudah rapi dan siap berangkat. Dengan seragam merah putih, tas gendong besar, dan termos terselempang di depan.

Sebelum berangkat sekolah, Bapak selalu berpesan "Lewat trotoar aja, jangan lewat tembok pabrik.."

"Iya Pa.." jawab gw nurut.
Tapi seringkali pada akhirnya gw gak nurut omongan Bapak, dan tetap melewati jalur dua. Jalur yg Bapak menyebutnya "jalur tembok pabrik".

Walaupun gw udah tau, jalur itu cukup menyeramkan. Ya karna gw ingin sampai di sekolah lebih cepat.
Sekitar 15 menit berjalan kaki dari rumah, sampailah gw di "pintu masuk" jalan tembok pabrik.

Gw harus meloncati selokan selebar sekitar satu meter untuk mulai memasukinya.
Sepanjang yg gw ingat, jarang banget gw melihat orang lain di jalur ini, entah yg berpapasan maupun yg searah tujuan.
Gw hampir selalu sendirian melewatinya.
Oh iya, gw selalu menyembunyikan batang kayu yg cukup panjang di sisi selokan. Ketika gw masuk, kayu panjang itu selalu gw bawa, berguna untuk menghalau ular2 yg akan gw temui.
Setelah melewati selokan dan batang kayu sudah di tangan, gw akhirnya memasuki jalan itu.

Seperti biasa, pagi itu gw sendirian, sama sekali gak ada orang lain. Hanya suara burung2 kecil dan suara sepatu Kasogi kesayangan yg bergesekan dengan rumput yg basah karna embun pagi.
Itu bukan kali pertama, sebelum2nya sudah sering lewat situ. Titik yg paling bikin gw deg2an adalah ketika gw melewati mulut gorong2. Beberapa kali gw dengar suara2 aneh yg bersumber dari dalamnya.

Jalan setapak agak menurun dan semak belukar semakin lebat ketika mendekatinya.
Seringkali gw mendengar suara "kresek...kresek..", seperti ada yg beraktifitas dibalik semak belukar, di mulut gorong2 itu.

Gw berfikir mungkin itu ular, atau binatang lainnya. Setelah itu biasanya gw langsung mempercepat laju jalan, dan pergi menjauh.
~~~~~~
Pagi itu gw jalan seperti biasa, tetap dengan batang kayu panjang di tangan kanan.

Setelah beberapa menit, sampailah gw pada spot yg paling gw takuti, mulut gorong2..
Jalannya menurun dan agak licin. Harus extra hari2. Mulut gorong2 tepat berada di sebelah kiri ketika gw melewatinya.

Entah kenapa, kali itu gw sangat tertarik untuk melirik ke arah situ. Lubang yg hampir tertutup sepenuhnya oleh semak belukar yg ada di sekelilingnya.
Gw berhenti, karna gw mendengar suara "kresek..kresek" lagi. Gw arahkan pandangan ke gorong2.

Dari dulu penasaran, itu suara apa sih "kresek...kresek"..

Dengan hati2, gw coba lebih dekat ke mulut gorong2. Semakin penasaran, karna suara itu semakin tinggi intensitasnya.
Setelah sudah cukup dekat, gw coba untuk menyingkirkan semak belukar yg hampir menutupi mulutnya, dengan batang kayu yg gw bawa dari awal.

Gw buka pelan2, suara "kresek...kresek" itu semakin jelas terdengar..
Setelah benar-benar terbuka, gw malah mendengar suara lain yg keluar dari dalam..

"Heh...heh..heh..!" Kira2 seperti itu suaranya..seperti suara perempuan.

Kemudian disusul dengan suara cekikikan pelan "hihihi.."

Tanpa pikir panjang gw langsung lari terbirit2 ketakutan.

~~~~~~
Sedari kecil gw sudah dibiasakan oleh orang tua untuk selalu datang lebih awal dalam hal apapun, apalagi urusan sekolah. Kalau masuk kelas jam 7.30, biasanya gw sudah duduk manis di dalam kelas jam 6.30.

Jadi, seperti biasa, pagi itu sekitar jam 6.30 gw sudah sampai di sekolah.
SD tempat gw sekolah ini memiliki lingkungan yg asri. Punya fasilitas Lapangan olahraga beralas rumput yg luas dan tempat upacara yg bersih berlantai semen. Pohon2 besar mengelilingi bangunan sekolah.

Jaman gw sekolah dulu jalan raya yg ada didepannya belum jadi jalan umum.
Yg bikin agak seru, ada sungai agak besar yang mengalir di belakang sekolah. Tapi sungai ini agak menyeramkan apabila datang musim penghujan, airnya mengalir sangat deras.
Di belakang sekolah juga ada hutan kecil, melintas di tengahnya sungai yg tadi gw ceritakan.

Nah, di hutan kecil ini ada jembatan besi yang digunakan untuk menyeberang melintasi sungai.
Ada cerita2 seram mengenai jembatan besi yg panjangnya kira2 20meter ini,

Kalau dilihat fisiknya, jembatan ini memang menyeramkan. Waktu itupun umurnya sudah cukup tua. Sebagian besar besinya sudah berkarat.

Nanti kapan2 gw ceritakan khusus mengenai jembatan besi ini.
Balik bahas tentang SD lagi ya..

Bangungan SD ini mengikuti kontur tanah yg meninggi. Ruangan kelas satu berada di paling bawah/rendah, kelas enam berada di paling atas/tinggi.

Waktu itu gw kelas 4A, yg ruangan kelasnya menghadap ke sebuah taman kecil.
Taman kecil terbuka ini berbentuk segi empat dengan kursi tembok disekelilingnya, kursi panjang dan lebar.

Tempat kami duduk dan bercengkrama di luar jam sekolah.
Seperti pagi2 sebelumnya, ketika gw sampai, lingkungan sekolah masih sepi. Benar2 ga ada orang terlihat. Dan gw langsung berjalan ke arah ruang kelas.
~~~~
"Hmmm..., ada Ibu itu lagi" gumam gw dalam hati.

~Ibu siapa Brii..?

Sejak gw kelas satu, beberapa kali gw melihat seorang perempuan setengah baya, berkebaya dan bersanggul, yg sedang duduk di taman depan kelas. Gak setiap hari gw melihatnya, hanya sesekali.
Gw harus melintas depan dia kalau mau masuk ke dalam kelas, dan tentu saja harus bertegur sapa..

"Selamat pagu Bu.." sapa gw sambil tersenyum.

"Selamat pagi Brii.." jawab si ibu dengan ramah.

Gw langsung menuju tempat duduk untuk meletakkan tas di laci kolong meja.
Kalau kelas masih sepi, biasanya gw keluar dan ngobrol dengan ibu itu sebentar. Biasanya beliau menanyakan kabar gw dan keluarga.

Ya itu tadi, Ibu itu hanya muncul sesekali saja, gak setiap hari.
Tapi anehnya, Dia selalu menghilang apabila sekolah sudah mulai ramai. Sering gw penasaran, Ibu itu kemana? Gw mencarinya sekeliling sekolah, gak ketemu.

Tapi ibu itu pernah muncul pada malam hari. Malam ketika sekolah mengadakan acara perkemahan.
Gw lihat dari kejauhan dia berdiri sendirian di halaman belakang sekolah, gw mengenalinya.

Sadar ketika gw melihatnya, ibu itu melambaikan tangan. Gw melambai balik ke arahnya.
Pernah juga gw lihat ibu itu ketika ada acara buka puasa dan tarawih bersama di sekolah. Kadang dia duduk di bangku taman, kadang dia berdiri di halaman belakang.

Dan seperti biasa, beliau gak pernah terlihat lagi apabila sekolah sudah dalam keadaan ramai.
Gw pernah menceritakan mengenai beliau dengan ke ortu di rumah.

"Itu ibu yg berdagang di warung samping sekolah Brii, kalau sekolah sudah ramai dia kembali ke warungnya" begitu kata Ibu, coba menjelaskan.

Ah..gw pernah cari ke warung2 itu, tapi gak pernah ketemu.

~~~~~
Masih di hari yg sama,

Sekolah selesai jam satu siang, tapi gw gak langsung pulang. Main dulu ke rumah teman yg dekat dengan sekolah.

Gw pulang pada jam lima sore, dan memutuskan untuk lewat jalur pinggir tembok pabrik yg menyeramkan itu. Karna pingin cepat sampai rumah.
Padahal gw masih ingat betul, paginya ada suara2 yg membuat gw ketakutan dari dalam gorong2. Tapi tetap nekat, dan ada rasa penasaran juga, itu suara apa.

Tetap dengan batang kayu panjang ditangan, gw mulai memasuki kawasan itu.
Sore itu matahari sudah mulai redup, ditambah banyaknya pohon rindang di sepanjang jalan, semakin membuat keadaan bertambah gelap.

Hingga tibalah saat yg gw takutkan, melintasi mulut gorong2..

Pelan2 gw melintasinya, karna hari sudah mulai gelap.
Ketika sudah berada persis di depan mulut gorong2, tiba2 gw mendengar suara "kresek...kresek" lagi, kali ini lebih keras.

Saat itu gw memutuskan untuk mengikuti rasa penasaran, dan mengarahkan pandangan ke sumber suara, yaitu gorong2 gelap itu.
Gw berjalan mendekat. Dengan batang kayu yg ada di tangan, gw coba menyingkirkan semak belukar yg menghalangi mulut gorong2.

Pelan2 dan hati2 gw semakin mendekat, lubang gorong2 itu terlihat gelap.
Tiba2 terdengar suara "heh...heh..!" Seperti pagi tadi. Awalnya gw mau langsung lari dari tempat itu, tapi urung karna rasa penasaran yg lebih besar.

Pelan2 gw mulai memasuki gorong2 gelap itu dengan agak menunduk. Bagian bawahnya basah karna ada air limbah yg mengalir kecil.
Suara "heh...heh..!" Itu semakin keras terdengar ketika seluruh badan gw sudah berada di dalam gorong2. Tetapi tetap gw gak bisa melihat apa2, karna gelapnya.

Suasana semakin gelap ketika gw sudah berada sekitar dua meter di dalam.

Dan tiba2...
Ketika mata sudah terbiasa di dalam gelap, gw melihat ada mahluk yg berbentuk manusia, hitam legam, rambut panjang, mata melotot.

Dia jongkok menghadap ke arah gw, kami berjarak hanya sekitar tiga meter.

Gw yakin itu bukan manusia..

😖😖😖
Di kanan kirinya gw lihat seperti ada sepasang mata yg berwarna merah menyala. Gw gak tau mahluk apa lagi itu..

😖😖😖

Dan "hihihihi..." mahluk itu tertawa cekikikan..

Gw langsung balik badan, dan lari keluar.

Terus berlari sampai gw menemukan jalan raya.
Sesampainya di rumah, gw ceritakan semua yg baru gw alami ke Bapak dan Ibu.

"Kan udah Papa bilang, jangan lewat jalan itu, km gak nurut sih.." ucap Bapak, dengan nada khawatir.

"Iya Pa..., aku kapok.., gak akan lewat situ lagi" 😢
Sampai sekarang gw gak tau pasti mahluk apakah itu, karna sejak saat itu gak pernah lewat jalur situ lagi, gw lebih memilih memutar lewat jalan yg ramai.

Beberapa tahun kemudian, jalur itu benar2 ditutup oleh pihak pabrik, jadi restricted area. Entah apa alasannya.
~~~~~
Kira2 satu tahun berikutnya, ketika gw sudah duduk di kelas lima. Pramuka di sekolah mengadakan acara camping, waktu itu biasa disebut Persami (perkemahan sabtu minggu).
Acara kemah ini rutin dilaksanakan satu tahun sekali.

Salah satu acara sekolah yg sangat malas gw ikuti..☹️
Tapi untungnya, pihak sekolah gak pernah lagi mengadakan jurit malam.

~ Knapa begitu Brii..?

Yg gw dengar dari cerita Kakak, beberapa tahun sebelumnya ada peristiwa menakutkan yg terjadi ketika jurit malam.

Nanti kapan2 gw cerita detailnya mengenai hal ini..
~~~~
Acara kemah dilakukan di lapangan rumput depan sekolah, jadi gak terlalu jauh dari gedung sekolah.

Acarapun dimulai..

~~~~

Sekitar jam 10 malam, setelah acara api unggun selesai, gw pingin pipis.

Toilet berada di dalam sekolah, jadi gw harus berjalan sedikit untuk ke sana.
Toilet favorit gw adalah yg letaknya di sebelah ruang guru, agak tersembunyi. Toilet itu berhadapan langsung dengan taman kecil yg ada kursi tembok di sekelilingnya.

Di seberang taman adalah ruang kelas 5A, ruang kelas gw.
Setiap malam, ruang2 kelas dibiarkan dalam keadaan gelap, hanya lampu2 taman dan beranda yg menyala.

Setelah sampai, gw langsung masuk toilet dan pipis.

Setelah selesai gw pun langsung keluar dari dalam toilet..
Gw kaget, karna ketika gw melihat ibu berkebaya sedang duduk di kursi pinggir taman depan kelas.

Jarak kami hanya sekitar 10 meter, dipisahkan oleh taman.

Ibu itu duduk membelakangi gw, beliau menghadap ke pintu kelas yg gelap gulita.
"Ngapain ibu itu malam2 duduk sendirian..?" Dalam hati gw bertanya2.

Gw berencana langsung ke lapangan perkemahan, awalnya..

Tapi tiba2 Ibu itu menoleh ke arah gw, dan..

"Brii..." Ibu itu memanggil..
Tanpa ragu, gw langsung datang menghampiri tanpa ada perasaan takut atau apapun. Karna sebelum2nya sudah beberapa kali bertemu dan berbincang singkat dengannya.

"Ibu ngapain malam2 di sini?" Tanya gw penasaran.

Ibu itu hanya tersenyum, gak mengucapkan sepatah katapun.
Gw hanya diam berdiri di hadapannya, menunggu jawaban..

Ibu itu tetap diam dan hanya tersenyum,

Masih ingat sampai sekarang, gw mencium bau wangi semerbak ketika berada di dekatnya.

Lama kami saling diam gak berkata apa2. Sampai sampai tiba saat beliau menjulurkan tangannya..
Pelan2 gw menyambut uluran tangannya..

#memetwit
Sampai tiba2 "Brii....!"

Suara pak Wasidi dari kejauhan mengagetkan gw, dan langsung menoleh ke arah sumber suara.

Ketika gw menoleh balik ke arah semula, ternyata Ibu itu udah gak ada.
😖

Gw langsung berjalan ke arah Pak Wasidi,
"Km dari mana Brii...?"

"Pipis Pak..." jawab gw,

"Bapak khawatir, km sudah satu jam tidak ada di perkemahan"

Satu jam? Kok lama sekali? Perasaan gw cuma hitungan menit berada di toilet.

"Iya Pak..., maaf Pak, gak akan lagi2"
Pak Wasidi adalah wali kelas gw sejak kelas empat, sampai gw lulus SD pun tetap beliau wali kelasnya. Satu dari sekian banyak guru gw yg paling baik..😢

Semoga Pak Wasidi sekarang masih dalam keadaan sehat dan bahagia..aamiin.

~~~~~~
Setelah peristiwa di acara kemah itu, sesekali gw masih bertemu dan berbincang sebentar dengan Ibu berkebaya itu pada pagi hari.

Tetap dengan kebiasaannya, beliau menghilang setelah sekolah sudah ramai.

Gw semakin terbiasa dengan perilakunya.

~~~~~~
Singkat cerita, satu tahun berikutnya gw lulus.

Masih ingat banget, pada suatu sore, bertempat di lapangan sekolah, gw dan beberapa teman sekelas ngobrol santai dengan Pak Wasidi.

Kami saling bercerita tentang kesan2 bersekolah disitu, Pak Wasidi juga menyampaikan isi hatinya.
Obrolan santai yg masih gw ingat sampai sekarang 😢

Dan akhirnya Pak Wasidi cerita tentang ke-angker-an gedung sekolah.

"Karna kalian sudah lulus semua, dan ini adalah hari terakhir di sini, maka Bapak akan cerita rahasia yg cukup seram.." beliau membuka omongan dengan senyum.
Gw dan teman2 menyimak dengan serius,

"Pernah ada seorang Ibu2 yg bekerja di sekolah ini, beliau tugasnya bersih2 lingkungan sekolah dan membantu guru2"

"Tapi sayangnya, Ibu itu ditemukan meninggal di dalam toilet. Ketika sedang bekerja, beliau terkena serangan jantung"
Gw langsung bertanya, "Ibu itu selalu berkebaya dan bersanggul ya Pak?"

"Iya.., dan setelah meninggal beliau kadang masih terlihat di sekitar sekolah. Guru2 di sini memanggil dengan sebutan hantu kebaya, Brii pernah melhat?"

Gw langsung terdiam dan gak berkata apa2 lagi..
😖
Berikutnya pak Wasidi bercerita tentang mobil carry putih Ghoib, yg kadang melintas di jalan raya yg ada di depan sekolah.

~ Mobil Carry putih ghoib Brii..?

Iya, gw punya pengalaman juga dengan mobil itu, kapan2 gw cerita..
Gak malam ini..☺️
Cukup sekian dulu #memetwit kali ini ya, semoga bisa diambil hikmahnya, dan jangan ikuti yg jeleknya.

Mohon maaf kalau masih ada kekurangan dalam penyampaian..

Met bobo dan mimpi indah..

Salam
~Brii~
Missing some Tweet in this thread?
You can try to force a refresh.

Like this thread? Get email updates or save it to PDF!

Subscribe to Brii..
Profile picture

Get real-time email alerts when new unrolls are available from this author!

This content may be removed anytime!

Twitter may remove this content at anytime, convert it as a PDF, save and print for later use!

Try unrolling a thread yourself!

how to unroll video

1) Follow Thread Reader App on Twitter so you can easily mention us!

2) Go to a Twitter thread (series of Tweets by the same owner) and mention us with a keyword "unroll" @threadreaderapp unroll

You can practice here first or read more on our help page!

Did Thread Reader help you today?

Support us! We are indie developers!


This site is made by just three indie developers on a laptop doing marketing, support and development! Read more about the story.

Become a Premium Member and get exclusive features!

Premium member ($3.00/month or $30.00/year)

Too expensive? Make a small donation by buying us coffee ($5) or help with server cost ($10)

Donate via Paypal Become our Patreon

Thank you for your support!