My Authors
Read all threads
#ceritahorror @Ceritahororr

«««« Perkampungan Ghaib di Rumahku »»»»»»»

Based on true story..

Sebenarnya sedikit ragu mau cerita ini. Entahlah...takut seperti dlu cerita soal pesugihan tetanggaku trus g lama jadi gak enak badan. Semoga saja kali ini mereka tak keberatan
Aku bercerita...

*tadi aku download gambar rumah dan aku edit kasih tulisan. Entah kenapa tulisannya jadi blurr...udh 2x aku coba ttp sama. Jd aku perbesar aja biar kelihatan. Jadi skit takut mungkin mereka tdk ingin dibicarakan. Tapi coba aku tulis kisahnya....
Cerita ini aku dan keluargaku sendiri yang mengalaminya. Mungkin diantara kalian, tanpa kalian sadari. Mereka sudah ada mendiami tanah itu dan membentuk suatu perkampungan. Tanpa kalin sadari....kalian hidup ditengah2 mereka. Sebuah perkampungan tak kasat mata.
Entah dari kapan dimulai. Tapi ini cerita menurut sudut pandangku. Panggil saja aku momo. Aku tinggal di kota kecil perbatasan jawa tengah dan jawa timur. Di desa di ujung kecamatan kota. Dari aku kecil orang tuaku bekerja sebagai buruh tani. Desaku dikelilingi persawahan.
Jadi hampir semua warganya dulu masih menjadi petani dan buruh tani. Keluargaku hidup sangat sederhana. Bisa dibilang miskin, karena dari aku Sd sampai SMk sekolah selalu menggunakan kartu keluarga miskin. Eh tapi bukan itu yg aku aku ceritakan ....
Ini maaih berhubungan dgn tetanggaku yg melakukan pesugihan. Kalian kalau sudah pernah membaca ceritaku "sundelbolong kembar" pasti ingat klo ibuku pernah ditawari pesugihan oleh ular berkepala banteng. Itulah awal mula teror yg terjadi dirumahku.
Sejak adikku lahir mungkin sekitar umur 2th dan aku masih SD mungkin kelas 2. Ibu sudah menyuruhku untuk belajar tidur sendiri. Waktu itu masih tidur ber4 dengan ayah ibu dan adikku. Katanya sih biar aku bisa mandiri.
Tapi aslinya aku benar2 anak penakut. Aku mohon2 pada ibu
Untuk tidur dengan mreka tapi malah kena omel. Yang katanya aku udah besar masak tidur sama ortu terus. Dengan hati yang berat aku mengikuti ibu ke ruangan sebelah dengan membawa jarik untuk selimut. Kamar baruku sebenarnya hanya disebelah tepatnya didepan kamar ibuku.
Hanya berbatas triplek saja....tapi yang membuatku takut bukan itu. Melainkan ranjang yg kupakai adalah ranjang bekas dipakai kakekku yang sudah meninggal. Pun ruangan kamarku 2x lebih lebar dibanding kamar ibuku. Hanya ada ranjang saja didalam kamar sisanya ruangan kosong
Jangankan anak kecil. Kita yg orang dewasa pasti berfikir macam2 disetiap sudut ruangan. Apalagi waktu itu setiap malam pasti lampu dimatikan. Hanya ada lampu 5watt yg menyala di luar kamar sebagai penerangan.

Malam itu aku sangat ketakutan. Gelap gulita...mataku tak henti
Menatap kemana mana. Seperti mencari sesuatu. Dada berdegup kencang sampai2 sesak sulit untuk bernafas. Entah apa yg aku fikir aku langsung menutupi seluruh tubuh dan muka menggunakan jarik. Dalam gelap dan pengap aku ketakutan, seperti banyak mata sedang menatapku didalam kamar.
Walaupun aku bersembuyi didalam selimut, tapi entah kenapa seakan2 aku bisa melihat seisi kamar. Entah makhluk apa saja yg sedang mengelilingiku. Aku sangat ketakutan....
"Mak...aku melu bobok sampean ya. Aku wedi mak"( ma, aku ikut tidur mama ya. Aku takut) kataku sambil teriak
"Emoh, latihan bobok dewe. Sampe rene titenono"(tidak boleh, latihan tidur sendiri. Sampai kesini awas saja) kata ibuku sambil sedikit mengancam supaya aku tetap mau belajar tidur sendiri.

Aku masih sangat ketakutan dikamar. Masih merasa banyak mata yang sedang melihatku
Di dalam gelap. Aku tidur mepet triplek(apasih bahasanya....pokonya tidur deket tembok) aku tidak berani tidur ditengah. Karena aku sering tidur miring takutnya tidur hadap tembok. Soalnya sampai sekarangpun masih parno. Takut2 tiba2 di belakang ada yg ngikut tidur bareng
Dibelakang. Dan akupun tertidur dengan perasaan takut...
Hari2 setiap malam aku jalani seperti itu. Tidur dalam ketakutan seperti ada banyak mata yg mengawasi. Sesekali karena tak kuat menahan takut aku langsung lari penyusul tidur dengan ibuku walaupun akhirnya kena omel.
Pernah juga minta gantu kamar yg lebih kecil. Cuma ada 1 ranjang kecil dan 1lemari kecil juga. Pikirku mungkin disini tidak diganggu. Tapi aku salah...

Malam itu seperti biasa tidur dengan lampu mati dan ruabgan gelap gulita. Aku masih mencoba tidur dengan sembunyi di dalam
Jarik/selimut. Entah jam berapa ketika sudah mulai mengantuk. Tiba2 aku mendengar suara seperti anak ayam.
"Pyik...pyik...pyik...."
Anak ayam siapa malam2 seperti ini ada dikebun(aku tiddur dikamar samping yg waktu itu di samping rumah pas...masih kebun cukup rindang
"Pyik...pyik...pyik..." suara itu kembali terdengar. Kadang serasa jauh...kdang trasa dekat sekali. Karena penasaran aku mengintip disela2 tembok yg dr anyaman bambu atau disebut gedek.

Aku mencoba mencari celah yg sedikit besar. Ketika mataku sudah bisa melihat keluar
Betapa kagetnya...ada sesosok wanita berambut panjang memakai gaun putih sedang berjalan disamping rumah.
" hihihi...hiii...hihihi...." suara tertawa khasnya.
Langsung aku kembali tidur dan bersembunyi dibalik selimut. Sangat ketakutan sampai2 selalu salah saat membaca doa.
Seperti biasa...aku tertidur dengan ketakutan. Sangat banyak hal yg aku alami, sampai2 terkadang aku terbiasa dengan ulah mereka.
Sangat sering aku tindihan , guling yg aku peluk berubah jadi pocong. Kuntilanak melayang diatasku atau genderuwo yg ikut tidur di belakangku.
Jangan dikira karena terbiasa aku tidak takut. Masih sangat kaget dan ketakutan. Pas kejadian takut banget karena pas ketindihan juga. Gak bisa gerak masih dinampakin kayak gitu pula. Waktu bisa gerak langsung lari keluar kamar. Kayak lagi dikejar hantu(lebih tepatnya habis lihat
Hantu) tapi ya nggak kapok buat tidur sendiri.

Oh ya kayaknya bukan aku saja yg sering diganggu. Jadi ortuku sudah berkali mendatangkan entah kyai entah orang pintar(dukun) buat kerumah untuk bikin pagar ghaib. Tapi gak pernah bertahan lama, gangguan itu datang lagi
Berkali kali rumahku sudah dipagari ghaib. Tapi gangguan itu masih tetap muncul. Malah yang paling sering perabotan dapur yang sangat sering hilang. Entah sendok,piring,gelas,panci pokonya sembarang yang ada di dapur. Sering nyari irus buat ngambil sayur dicari kemana2 tidak ada
Tiba2 sudah ada dimeja. Bahkan spon buat nyuci piring baru aja dipakai. Yg nyuci masih juga disitu...baru ditaruh ditinggal bilas mau buat gosok piring udh gak ada. Dicari2 sampai diacak2 tempat cucian. Ehhh....tau2 udah ditempatnya lagi.

Sampai kdang saking hafalnya sering
Di pinjam makhluk tak kasat mata jadi dibiarkan saja. Nanti juga balik sendiri. Tapi banyak nggak baliknya.

Belasan tahun kemudian...tepatnya sehabis lebaran 2019 kemarin. Ayahku mengeluh sakit dileher dan sakit untuk menelan ludah. Sudah dibawa kedokter tak kunjung sembuh.
Jadi ceritanya dr aku kecil kan ibuku sudah merantau ke pulau bali untu mencari nafkah. Sampai sekarang masih kerja disana. Jadi rumah sering kosong Berbulan2...apalagi sekarang aku sudah menikah dan ikut suami. Ayah ikut ibu merantau. Dan adikku jelas tidak berani tidur dirumah
Sendiri. Jadi tidur dirumah bude...rumahnya dibelakang rumahku jadi dekat kalau sewaktu2 mau pulang. Adikku sudah kerja. Jadi malam tidur dirumah bude, pagi pulang mandi ganti baju trus kerja. Pulang kalau malam ya langsung kerumah bude. Jadi dirumah jarang ditempati...
Nah terhitung terakhir aku kesana sebelum lebaran. Rumah sudah ditinggal 4bulanan lebih...biasanya dlu paling 2/3bln ibu sering pulang. Nah kemarin lumayan lama. Jadi rumah sangat kotor penuh debu dan jaring laba2 di langit2.

Kembali pada ayahku yang sakit.
Ceritanya ayah bersih2 rumah. Nah dibagian kamar mandi(oh ya rumahku sekarang sudah tembok jadi kamar mandi di dalam rumah)
Nah entah karena terlalu lama ditinggal. Walaupun kamar mandi sudah dikuras dibersihkan tapi setiap mandi badan selalu gatal2.

Masalah lain adalah lampu
Kamar mandi yang mati. Kamar mandi dan kamar adiku itu bersebelahan. Jadi jalur listrikya satu arah. Sama ayah diganti lampu, tapi nggak nyala. Anehnya lamu dimakar adikku nyala. Lalu dicoba ganti pakai lampu kamar adikku. Akhirnya nyala, tapi malah kamar adiku lampunya yg
Nggak nyala. Pusing ayahku ganti lampu copot kabel di otak atik. Akhirnya nyala semualah lamu kamar mandi dan kamar adikku.

Nah...diperkirakan ayahku sakit karena soal lamu dan kamar mandi. Saking sakitnya buat nelen ludah ngangat sakit berasa kayak ada yg nyekek leher ayah
Akhirnya atas saran kakak keponakan , dibawalah ayah kerumah orang pintar. Katanya ayah diikutin sama nenek2 tua bungkuk pakai tongkat mirip mak lampir. Diobatin lah ayahku awalnya udh mendingan. Tapi balik sakit lagi...

Balik lagi keorang pintar katanya itu nenek2 gak mau
Lepas. Beliau menyarankan memagari ghaib tapi harus pas weton e ayah. Dan wetone ayah masih sebulan lagi.

Akhirnya ibu ingat temannya juga punya kenalan orang pintar di jawa timur. Sebut saja pak Nur..
Di tlp lah sama ibuk suruh dateng kerumah.
Entah lupa hari apa. Pokonya hujan...sore2 menjelang magrip pal nur datang kerumah dijemput suami dari terminal.
Baru sampai teras tiba2 pak nur diam persekian detik...tapi sangat jelas pak nur berhenti sebentar sebelum masuk rumah.

Saat sudah duduk pun pak nur hanya diam dan
Senyum. Awalnya aku fikir ni orang kok aneh. Bener2 bisa ngobatin nggak?
Beberapa menit kemudian pak nur baru bicara. Beliau bercerita baru saja tiba mau masuk rumah, diteras pak nur sudah dicegat sama nenek2 itu. Nenek2 itu berusaha memasuki tubuh pak nur(ngajak berantem)
Katanya sih pak nur yg menang. Trus pak nur minta izin bersemedi atau apalah namanya di tempat sholat dirumah. Cukup lama mungkin 10menitan. Setelah itu memanggil ayah untuk diobati. Lama juga mungkin 15menitan.

Lalu pak nur memanggil ibu untuk diajak musyawarah. Aku dan adikku
Yang kepo ikut mendekat.
"Niki bapake mpun parah bu, mungkin mpun dangu leh ngetutne bapak",

Maaf ya lanjut besok. Batrai habis...
Mata udh mulai pedes...waktunya kelon sama anak. 😅😅😅😁😁😁
Maaf ya lama lanjutinnya. Anak rewel trus pas mau ngetik. Kemarin udh dpt setengah ngetiknya pas anak tidur. Ehhh...malah nangis. Kehapus semua jadinya.

"Pripun maksude pak?"(gimana maksudnya pak? Tanya ibu sedikit khawatir

"Niki koyoke bapak ketempelan sampun dangu, tapi
Ngeroso parahe nembe niki."(ini sepertinya bapak ketempelan sudah lama. Tapi ngerasa parahnya baru sekarang" jawab pak nur

"Kulo nyuwun kamar bu, tak ngge nonton kondisi omahe njenengan"(saya minta kamar bu, buat melihat kondisi rumah ini)

Ibupun memepersilahkan pak nur masuk
Ke kamar adikku yang dekat dengab kamar mandi. Pak nur masuk kekamar dan menutup pintu. Tak berapa lama, terdengar suara gentakkan kaki. 3x hentakan...dan terdengar suara pak nur. Lirih seperti merapal mantra atau sesuatu. Beberapa saat kemudian terdengar lagi hentakkan kaki yang
Sama...berulang sampai 3x.

Sesaat kemudian, pak nur membuka pintu. Meminta kami mendekat ke kamar.

"Niki wau kulo kas komikasi kaleh penunggu mriki. Sebenere omah mriki sampun dadi perkampungan. Masyaallah tibake penunggu paling enom sing ten mriki umure mpun atusan..
Niku sing paling enom. Dereng mbok mbokane, mbah mbahane..."(tadi saya sudah berkomunikasi sama penunggu disini. Sebebarnya disini sudah menjadi perkampungan. Penunggu disini paling mudan umurnya sudah ratusan tahun. Belum bapak ibu, dan mbah2nya)
Mendengar hal itu....antara takut, ngeri tapi seperti teringat sesuatu. Ahh..berarti dari dulu waktu aku kecil tidur sendiri dan merasa seperti banyak yang memperhatikan. Mungkin mereka dari kampung tak kasat mata sedang berkerumun melihatku. Atau barang2 dapur yang sering
Hilang mungkin dipinjam atau diambil mereka untuk memasak atau sekedar mengisi rumah. Tapi mereka benar2 tak mau modal. Ambil barang2 orang lain.
Itu hal pertama yang ku pikirkan.

"Mirki riyen e alas. Enten sumur jaman mbiyen ten pojokan. Mbiyen digunakne ngge sanjen tumbal
Ulo gede sirah banteng sing sampean weruhi niku siluman sing mangani tumbal(aku sempat bercerita tentang ibu yg didatangi ular) untung sampean nolak. Nak purun nggih mpun wassalam." (Disini dulunya hutan. Ada sumur dipojokan, dulu digunakan untuk persembahan tumbal. Ular besar
Yang mendatangi ibu, adalah perwujudan siluman yg memakan tumbal. Untung ibu tidak mau, kalau mau, mungkin ibuk sudah wassalam(meninggal)

"Terus pripun pak?" (Lalu gimana pak) tanya ibu cemas

"Wau sampun tak pindahi kabeh. Kulo pindah ten segoro kidul mriko. Tapi nggih jenenge
Mriki mpun kampung,deso. Nak sak omah mungkin mboten balik. Tapi wong sak ndeso dipekso kon pindah mesti mengke balik melih. Dadi sak derenge balik omahe sampean dipageri riyen mben mboten saget mlebet."(tadi sudah saya pindah semua. Saya pindah ke laut selatan. Tapi ya namanya
Disini sudah perkampungan. Kalau satu rumah mungkin tidak kembali. Tapi namanya memindah paksa orang(hantu) satu kampung. Pastu nanti balik lagi. Jadi sebelum balik sebaiknya rumah ibu dipagari ghaib)
"Nggih sae ne pripun mawon kulo manut pak"(baiknya gimana saja saya ikut saja pak) kata ibuk

"Wau kulo nggih kas nyabut pager enten 3. Riyen sampun pernah dipageri koyoke. Tapi nggih jebol" (ini tadi saya juga habis nyabut 3 pagar ghaib. Dulu pernah dipagari sepertinya. Tapi
Ya sudah rusak)

Tiba2 teringat dulu malan2 entah jam berapa. Ada beberapa lelaki datang kerumah. Rumah masih bertembok gedek, alas masih tanah. Mereka menggali tanah disetiap sudut rumah. Dan ditengah rumah dikubur sebuah kendi.
Itu mungkin salah satu pagar ghaib yang dimaksud
Pak nur. Dan itu sudah sangat lama. Mungkin 15tahun yg lalu.

"Niki mengke kulo pageri sementara. Soale sing sae leh mageri pas wetone bapak"(ini nanti sementara saya pagari ghaib, soalnya bagusnya pas weton bapak)

Akhirnya pak nur memberi 5 paku dan 4 bungkusan kecil.
Masing2 paku ditanam di 4 sudut2 batas tanah, 1 paku ditanam di tengah2 4batas tadi. Dan 4bungkusan masing2 ditanam di antara 2batas paku, 1 bungkusan ditanam tepat di depan pintu yg mengarah kerumah. Karena posisi rumah sudah dicor jadi 1 paku yg harus diletakkan di tengah
Sedikit susah menguburnya. Ibu meminta suamiku untuk menjebolnya. Tapi kata pak nur tidak usah merusak cornya. Karena ada bekas cor yg retak kata pak nur cukup dimasukkan saja disela2 cor yg retak. Nanti paku itu akan hilang sendiri. Mungkin pindah kealam ghaib.
Setelah pemagaran selesai pak nur memanggil kami lagi. Waktu itu posisi bapak sedang sholat. Suami jagaim anakku. Aku,ibuk sama adek mendekat.

"Niki kulo ajeng ngendiko. Sebenere mbak e sing niki enten sing nggondeli(nunjuk adekku)"kata pak nur

Seketika adikku langsung menjerit
"Hiii....sokor we . Kuntilanak atake"(hii...sukurin. mungkin kuntilanak) ejekku dengan nada bercnda.

"Opo sih mbake ki. Meden2i wae. Mosok tenanan tow pak?"(apa sih kakak itu, nakut2in aja. Masak sih pak? Beneran?) Adikku mencoba meyakinkan

"Nopo nggih pak?"(apa iya pak)
Tanya ibu juga penasaran.

"Tapi mengke nak tak omongi ampun wedi nggih."(tapi nanti jangan takut ya) kata pak nur, mungkin takut kalau adikku jadi parno.

"Sebenere enten kalih(2) sing ngetune sampean mbak. Sing kiwo mbah2 wedok. Sing seh tengen ulo"
#hororstory #threadhorror #memetwit #ceritaht

Menjeritlah adikku mendengar hal itu.

"Hla niku enten nopo pak kok ngetutne anak kulo?"(hla itu kenapa pak kok ngikut anak saya?)

"Nggih seneng kaleh mbake niki. Tapi nak mboten ndang di usir akibate fatal"
(Ya suka sama mbak e, tapi kalau tidak segera diusir nanti bisa fatal)

"Fatal pripun pak? Ndang diguak mawon pak wedi aku"(fatal gimana pak? Cepet dibuang, takuta saya) gerutu adikku

"Nggih nak kesuwen mengke sampean angel leh golek bojo. Ulone niki efeke ngadohne jodoh,
Nek mbah wedoke niki marai...pokok e intine mboten sae. "(Ya, kalau terlalu lama nanti mbaknya sulit dpt jodoh. Ular ini efeknya menjauhkan jodoh. Kalau nenek ini.....ya pokoknya itinya g bagus) jawab pak nur seperti enggan menceritakan. Mungkin memang sangat buruk efeknya.
Tak lama ibu meminta pak nur menetralisir tubuh adikku. Membuang apa yang berdampak negatif.

Pak nur berkata, apa yg menempel pada adikku membuatnya menjadi malas berinteraksi dengan yg lain dan memilih menyendiri dikamar.
Dan itu memang benar...adikku tak suka bersosialisasi
Bahkan dengan keluarga sendiri. Denganku kakaknya dan ortupun tak suka bercengkrama, atau sekedar mengobrol. Dia lebih suka menyendiri dikamar. Dengan dunianya...entah apa yg dilakukan.

Setelah selesai tiba2 adikku bercerita.

"Ndak bengi aku gak iso turu. Krungu suoro koyok
Enek kewan gremet nang tembok. Tapi tak coloki nganggo hp gak enek opo2. "(Tadi malam aku nggak bisa tidur. Dengar seperti ada binatang yg berjalan ditembok, waktu aku senteri pakai hp tapi tidak ada apa2)

"Niku salah siji penunggu sumur. Mlaku nggemet nang tembok. Biasane
Nak kulo ajeng teko mriki, bongso ngoteniku mpun reti. Dadi bengine sak derenge kulo teko ngei tondo")itu salah satu penghuni sumur. Berjalan merayap di dinding dengan cakar. Kalau saya mau datang biasanya mereka sudah merasa saya mau datang jadi memberi tanda. )
Adikku yg mendengar itu bergidik ngeri. Semalaman dia tidur dengan makhluk itu yg sedang mencakar2 tembok.

Aku mendengar itu...ya sedikit takut dan bersyukur. Takut anakku ikut diganggu. Dan bersyukur tidak diganggu. Tapi semua itu ternyata hanya angan2 saja..
Malam itu pak nur pamit pulang. Kami istirahat tidur dengan perasaan takut, takut mengingat apa yg dialami dan diceritakan pak nur tadi. Tapi juga lega...merasa semua sudah berakhir...

Tapi.. 2 hari setelah pak nur berkunjung kerumah. Bapak kambuh lagi sakitnya. Kami sekeluarga
Sepakat kali ini membawa bapak periksa kerumah sakit. Walaupun awalnya sudah periksa kedokter 2x dan kata dokter gejala radang tenggorokan.Tapi tak kunjung sembuh. Non medispun sudah diusahakan. Akhirnya bapak aku suruh periksa ke dokter THT. Sore itu bapak berangkat ke RS swasta
Dikotaku dengan suamiku. Tapi tiba2 suami tlp...katanya dokter tHt disana tidak berani mengambil tindakan. Karena termasuk penyakit membahayakan dan bapak dirujuk ke RSUD yg peralatannya lbh lengkap. Setelah di cek lab kata dokter bapak kena penyakit tetanus!!
Iya tetanus...!!! Aneh kan? Nginjek paku karatan atau besi karatan juga enggak kegores juga enggak. Tetanus dari mana coba? Itu yg aku dan keluarga pikir. Tapi ya sudahlah. Kami orang awam mungkin memang tidak tau menahu soal penyakit. Jadilah bapak malam itu opname.
Tapi anehnya saat dirumah sakit bapak terlihat sehat. Ngeluh leher sakit enggak, makan juga lahap bisa nelan makanan dan minuman. Pdhal waktu dirumah buat menelan air minum saja sakitnya minta ampun.

Beberapa hari berlalu. Kondisi bapak mulai membaik. Malam itu ibu,adik dan
Suami sedang dirumah sakit. Aku dirumah sendiri dengan anakku, yg waktu itu masih berumur 6 bulan. Suami kerumah sakit mengantar sesuatu.

Malam itu selepas magrip aku dan anakku sebut saja "gara" didepan tv. Aku menyuapinya makan malam. Saat itu aku merasa biasa saja, tidak
Takut atau berfikir aneh2. Selesai menyuapi dan mau memberi susu. Posisinya wakty itu gara aku pangku sambil duduk. Kepala berada di tangan kiri dan aku sedang menyusui. Selesai menyusu gara melihat tv masih dalam posisi tadi. Lalu dia melihat kepojok ruangan, beberapa detik
Tiba2 gara menyembunyikan mukanya diketiakku.

"Enten nopo le?"(ada apa nak?) Tanyaku sedikit gemas. Karena baru kali ini gara seperti itu.

Gara melihatku tersenyum. Tapi tiba2 diam dan melihat kembali kepojok ruangan. Dia menyembunyikan lagi mukanya beberapa saat melihatku
Melirik kepojokan lagi dan bersembunyi lagi.

"Enten nopo tow le? Enek opo nang kono?"(ada apa nak? Disana ada apa) dan seketika dadaku berdekup kencang, rasa takut menyeruak. Anakku yg tak pernah melakukan hal seperti itu, ada apa? Apa yg dia lihat yg aku tak lihat? Sampai2
Gara takut dan bersembunyi tak berani melihat.

Kulihat sekeliling ruangan. Entah kenapa suasananya sangat berbeda. Atau mungkin karena aku yg sedang ketakutan. Entah pandanganku mulai kabur atau memang mereka mulai mengerumuniku. Entahlah rasanya penglihatanku sedikit buram..
Aku langsung bangkit dan berlari keluar rumah. Mengambil kunci dan mencoba menutup pintu. Dadaku serasa mau meledak. Sangat ketakutan. Bukan padaku tapi pada anakku. Berani2nya mereka menampakkan diri pda anakku sampai dia takut.

Aku masih mencoba mengunci pintu tapi tidak bisa
Mungkin karena terlalu panik. lalu Aku mendengar suara adzan isya...
Aku mencoba menenangkan diri. Karena masih sore pikirku jadi tidak akan apa2. Dan dirasa sedikit tenang, aku mencoba mengkunci pintu. Dan langsung pergi kerumah bude yg letaknya dibelakang rumahku. Berjalan sedikit berlari menyusuri jalan yg sedikit remang...
Saat sudah sampai
Aku menceritakan apa yg terjadi pada bude. Bude memintaku untuk sementara tidur disana atau menunggu suamiku pulang.

Jam 10 lewat suamiku pulang. Aku bercerita semuanya...dan suamiku mencoba menenangkanku. Kami kembali kerumah dan tidur. Tapi karena aku masih ketakutan jadi
Semua lampu rumah aku nyalakan tak ada yg aku matikan. Aku tidur dengan perasaan cemas. Entah jam berapa aku terbangun, aku mengintip dibalik gorden jendela.(samping kamar dapur) gelap. Pdhal sebelum tidur aku menyalakan semua lampu.
Kulihat suamiku masih terjaga, kutanya apakah
Dia yg mematikan lampu. Tapi dia jawab tidak. Lalu...apakah lampu mati sendiri??
Aku menghiraukannya...

Pagi setelah subuh kami bangun. Dan anehnya saat kami bangun, lampu dapur sudah menyala.

Ah entah lah. Setidaknya mereka tidak mengganggu anakku.
Beberapa setelahnya bapak sudah pulang dari rumah sakit. Karena kondisi bapak yg sangat baik. Dua hari setelahnya aku dan suami pamit pulang ke rumah suami. Karena sudah 1bulan lebih dirumah ibu. Sebenarnya tak tega aku pulang karena bapak belum sembuh total.
Sampai dirumah ibu masih mengabari kondisi disana. Katanya bapak dirumah masih sering kumat sakitnya. Pdahal waktu dirumah sakit hampir 1minggu bapak tidak pernah mengeluh sakit. Tapi saat dirumah sakitnya kambuh lagi.

Akhirnya ibu kembali ke orang pintar pertama untuk mebuat
Pagar ghaib lagi. Dan ibu mencoba membawa bapak ke dokter syaraf. Setelah diberi resep alhamdulillah sakitnya juga tidak kambuh. Entah karena pagar ghaib atau memang bapak sakit syaraf dan sudah sembuh.

Yg pasti mereka penduduk kampung ghaib dirumahku kembali lagi.
Ibu dan bapak kembali bekerja ke bali. Dan adikku tidur dirumah bude lagi, dan rumah kembali kosong.

Peenah suatu hari adikku bercrita. Saat pulang kerja, dan mau pulang kerumah mengambil baju ganti lewat pintu dapur(pintunya sedikit rusak. Jadi kalau mau membuka harus sedikit
Diangkat keatas.) Pintu yg tadi pagi dikunci sudah terbuka. Bisa bayangkan? Apakah angin yg membukanya? Sambil di angkat tentunya😅

Masih banyak lagi sebenarnya ceritanya. Tapi nanti nggak habis2. Ya ceritanya cuma itu2 saja yg menurutku cuma keisengan semata.
Mereka yg katanya pak nur sudah dipindah ke laut selatan ternyata kembali lagi(kata teman ibuku yg punya kemampuan menerawang)
Beliau berpesan kalau rumah ingin bersih. Saat sudah di pindah penghuninya, rumah jangan sampai kosong lagi. Kalau kosong mereka akan datang lagi...
Sekian threadku yg mungkin sedikit mebosankan. Mohon maaf terjadi banyak kesalahan penulisan dan typo. Maklum aku emak2 yg meluangkan sedikit waktu sambil momong anak. 😅😅😅

Terima kasih..
Threadku selanjutnya, aku akan bercerita tentang "dia"....dia yg kupanggil "momo".
Dia yg mengikutiku sampai ke negara tetangga "Taiwan"...
Missing some Tweet in this thread? You can try to force a refresh.

Enjoying this thread?

Keep Current with ichigo_momomia

Profile picture

Stay in touch and get notified when new unrolls are available from this author!

Read all threads

This Thread may be Removed Anytime!

Twitter may remove this content at anytime, convert it as a PDF, save and print for later use!

Try unrolling a thread yourself!

how to unroll video

1) Follow Thread Reader App on Twitter so you can easily mention us!

2) Go to a Twitter thread (series of Tweets by the same owner) and mention us with a keyword "unroll" @threadreaderapp unroll

You can practice here first or read more on our help page!

Follow Us on Twitter!

Did Thread Reader help you today?

Support us! We are indie developers!


This site is made by just two indie developers on a laptop doing marketing, support and development! Read more about the story.

Become a Premium Member ($3.00/month or $30.00/year) and get exclusive features!

Become Premium

Too expensive? Make a small donation by buying us coffee ($5) or help with server cost ($10)

Donate via Paypal Become our Patreon

Thank you for your support!