«««« Perkampungan Ghaib di Rumahku »»»»»»»
Based on true story..
Sebenarnya sedikit ragu mau cerita ini. Entahlah...takut seperti dlu cerita soal pesugihan tetanggaku trus g lama jadi gak enak badan. Semoga saja kali ini mereka tak keberatan
*tadi aku download gambar rumah dan aku edit kasih tulisan. Entah kenapa tulisannya jadi blurr...udh 2x aku coba ttp sama. Jd aku perbesar aja biar kelihatan. Jadi skit takut mungkin mereka tdk ingin dibicarakan. Tapi coba aku tulis kisahnya....
Tapi aslinya aku benar2 anak penakut. Aku mohon2 pada ibu
Malam itu aku sangat ketakutan. Gelap gulita...mataku tak henti
"Mak...aku melu bobok sampean ya. Aku wedi mak"( ma, aku ikut tidur mama ya. Aku takut) kataku sambil teriak
Aku masih sangat ketakutan dikamar. Masih merasa banyak mata yang sedang melihatku
Hari2 setiap malam aku jalani seperti itu. Tidur dalam ketakutan seperti ada banyak mata yg mengawasi. Sesekali karena tak kuat menahan takut aku langsung lari penyusul tidur dengan ibuku walaupun akhirnya kena omel.
Malam itu seperti biasa tidur dengan lampu mati dan ruabgan gelap gulita. Aku masih mencoba tidur dengan sembunyi di dalam
"Pyik...pyik...pyik...."
Anak ayam siapa malam2 seperti ini ada dikebun(aku tiddur dikamar samping yg waktu itu di samping rumah pas...masih kebun cukup rindang
Aku mencoba mencari celah yg sedikit besar. Ketika mataku sudah bisa melihat keluar
" hihihi...hiii...hihihi...." suara tertawa khasnya.
Langsung aku kembali tidur dan bersembunyi dibalik selimut. Sangat ketakutan sampai2 selalu salah saat membaca doa.
Sangat sering aku tindihan , guling yg aku peluk berubah jadi pocong. Kuntilanak melayang diatasku atau genderuwo yg ikut tidur di belakangku.
Oh ya kayaknya bukan aku saja yg sering diganggu. Jadi ortuku sudah berkali mendatangkan entah kyai entah orang pintar(dukun) buat kerumah untuk bikin pagar ghaib. Tapi gak pernah bertahan lama, gangguan itu datang lagi
Sampai kdang saking hafalnya sering
Belasan tahun kemudian...tepatnya sehabis lebaran 2019 kemarin. Ayahku mengeluh sakit dileher dan sakit untuk menelan ludah. Sudah dibawa kedokter tak kunjung sembuh.
Kembali pada ayahku yang sakit.
Nah entah karena terlalu lama ditinggal. Walaupun kamar mandi sudah dikuras dibersihkan tapi setiap mandi badan selalu gatal2.
Masalah lain adalah lampu
Nah...diperkirakan ayahku sakit karena soal lamu dan kamar mandi. Saking sakitnya buat nelen ludah ngangat sakit berasa kayak ada yg nyekek leher ayah
Balik lagi keorang pintar katanya itu nenek2 gak mau
Akhirnya ibu ingat temannya juga punya kenalan orang pintar di jawa timur. Sebut saja pak Nur..
Di tlp lah sama ibuk suruh dateng kerumah.
Baru sampai teras tiba2 pak nur diam persekian detik...tapi sangat jelas pak nur berhenti sebentar sebelum masuk rumah.
Saat sudah duduk pun pak nur hanya diam dan
Beberapa menit kemudian pak nur baru bicara. Beliau bercerita baru saja tiba mau masuk rumah, diteras pak nur sudah dicegat sama nenek2 itu. Nenek2 itu berusaha memasuki tubuh pak nur(ngajak berantem)
Lalu pak nur memanggil ibu untuk diajak musyawarah. Aku dan adikku
"Niki bapake mpun parah bu, mungkin mpun dangu leh ngetutne bapak",
Maaf ya lanjut besok. Batrai habis...
Mata udh mulai pedes...waktunya kelon sama anak. 😅😅😅😁😁😁
"Pripun maksude pak?"(gimana maksudnya pak? Tanya ibu sedikit khawatir
"Niki koyoke bapak ketempelan sampun dangu, tapi
"Kulo nyuwun kamar bu, tak ngge nonton kondisi omahe njenengan"(saya minta kamar bu, buat melihat kondisi rumah ini)
Ibupun memepersilahkan pak nur masuk
Sesaat kemudian, pak nur membuka pintu. Meminta kami mendekat ke kamar.
"Niki wau kulo kas komikasi kaleh penunggu mriki. Sebenere omah mriki sampun dadi perkampungan. Masyaallah tibake penunggu paling enom sing ten mriki umure mpun atusan..
Itu hal pertama yang ku pikirkan.
"Mirki riyen e alas. Enten sumur jaman mbiyen ten pojokan. Mbiyen digunakne ngge sanjen tumbal
"Terus pripun pak?" (Lalu gimana pak) tanya ibu cemas
"Wau sampun tak pindahi kabeh. Kulo pindah ten segoro kidul mriko. Tapi nggih jenenge
"Wau kulo nggih kas nyabut pager enten 3. Riyen sampun pernah dipageri koyoke. Tapi nggih jebol" (ini tadi saya juga habis nyabut 3 pagar ghaib. Dulu pernah dipagari sepertinya. Tapi
Tiba2 teringat dulu malan2 entah jam berapa. Ada beberapa lelaki datang kerumah. Rumah masih bertembok gedek, alas masih tanah. Mereka menggali tanah disetiap sudut rumah. Dan ditengah rumah dikubur sebuah kendi.
Itu mungkin salah satu pagar ghaib yang dimaksud
"Niki mengke kulo pageri sementara. Soale sing sae leh mageri pas wetone bapak"(ini nanti sementara saya pagari ghaib, soalnya bagusnya pas weton bapak)
Akhirnya pak nur memberi 5 paku dan 4 bungkusan kecil.
"Niki kulo ajeng ngendiko. Sebenere mbak e sing niki enten sing nggondeli(nunjuk adekku)"kata pak nur
Seketika adikku langsung menjerit
"Opo sih mbake ki. Meden2i wae. Mosok tenanan tow pak?"(apa sih kakak itu, nakut2in aja. Masak sih pak? Beneran?) Adikku mencoba meyakinkan
"Nopo nggih pak?"(apa iya pak)
"Tapi mengke nak tak omongi ampun wedi nggih."(tapi nanti jangan takut ya) kata pak nur, mungkin takut kalau adikku jadi parno.
"Sebenere enten kalih(2) sing ngetune sampean mbak. Sing kiwo mbah2 wedok. Sing seh tengen ulo"
Menjeritlah adikku mendengar hal itu.
"Hla niku enten nopo pak kok ngetutne anak kulo?"(hla itu kenapa pak kok ngikut anak saya?)
"Nggih seneng kaleh mbake niki. Tapi nak mboten ndang di usir akibate fatal"
"Fatal pripun pak? Ndang diguak mawon pak wedi aku"(fatal gimana pak? Cepet dibuang, takuta saya) gerutu adikku
"Nggih nak kesuwen mengke sampean angel leh golek bojo. Ulone niki efeke ngadohne jodoh,
Pak nur berkata, apa yg menempel pada adikku membuatnya menjadi malas berinteraksi dengan yg lain dan memilih menyendiri dikamar.
Dan itu memang benar...adikku tak suka bersosialisasi
Setelah selesai tiba2 adikku bercerita.
"Ndak bengi aku gak iso turu. Krungu suoro koyok
"Niku salah siji penunggu sumur. Mlaku nggemet nang tembok. Biasane
Aku mendengar itu...ya sedikit takut dan bersyukur. Takut anakku ikut diganggu. Dan bersyukur tidak diganggu. Tapi semua itu ternyata hanya angan2 saja..
Tapi.. 2 hari setelah pak nur berkunjung kerumah. Bapak kambuh lagi sakitnya. Kami sekeluarga
Beberapa hari berlalu. Kondisi bapak mulai membaik. Malam itu ibu,adik dan
Malam itu selepas magrip aku dan anakku sebut saja "gara" didepan tv. Aku menyuapinya makan malam. Saat itu aku merasa biasa saja, tidak
"Enten nopo le?"(ada apa nak?) Tanyaku sedikit gemas. Karena baru kali ini gara seperti itu.
Gara melihatku tersenyum. Tapi tiba2 diam dan melihat kembali kepojok ruangan. Dia menyembunyikan lagi mukanya beberapa saat melihatku
"Enten nopo tow le? Enek opo nang kono?"(ada apa nak? Disana ada apa) dan seketika dadaku berdekup kencang, rasa takut menyeruak. Anakku yg tak pernah melakukan hal seperti itu, ada apa? Apa yg dia lihat yg aku tak lihat? Sampai2
Kulihat sekeliling ruangan. Entah kenapa suasananya sangat berbeda. Atau mungkin karena aku yg sedang ketakutan. Entah pandanganku mulai kabur atau memang mereka mulai mengerumuniku. Entahlah rasanya penglihatanku sedikit buram..
Aku masih mencoba mengunci pintu tapi tidak bisa
Saat sudah sampai
Jam 10 lewat suamiku pulang. Aku bercerita semuanya...dan suamiku mencoba menenangkanku. Kami kembali kerumah dan tidur. Tapi karena aku masih ketakutan jadi
Kulihat suamiku masih terjaga, kutanya apakah
Aku menghiraukannya...
Pagi setelah subuh kami bangun. Dan anehnya saat kami bangun, lampu dapur sudah menyala.
Ah entah lah. Setidaknya mereka tidak mengganggu anakku.
Akhirnya ibu kembali ke orang pintar pertama untuk mebuat
Yg pasti mereka penduduk kampung ghaib dirumahku kembali lagi.
Peenah suatu hari adikku bercrita. Saat pulang kerja, dan mau pulang kerumah mengambil baju ganti lewat pintu dapur(pintunya sedikit rusak. Jadi kalau mau membuka harus sedikit
Masih banyak lagi sebenarnya ceritanya. Tapi nanti nggak habis2. Ya ceritanya cuma itu2 saja yg menurutku cuma keisengan semata.
Beliau berpesan kalau rumah ingin bersih. Saat sudah di pindah penghuninya, rumah jangan sampai kosong lagi. Kalau kosong mereka akan datang lagi...
Terima kasih..
Dia yg mengikutiku sampai ke negara tetangga "Taiwan"...